Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini bangsa indonesia telah menyongsong visi kesehatan 2010
yakni mengutamakan penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan
mengikuti perkembangan Iptek dan upaya kesehatan diharapkan agar memberi
manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat masyarakat, serta di
laksanakan penuh tanggung jawab dan lebih mengutamakan peningkatan
pemeliharaan
peningkatan
dan
kesehatan
dan
pencegahan
penyakit.
Untuk
mendapatkan
pengalaman
nyata
dalam
Bagi Perawat
Merupakan
bahan
evaluasi
tentang
kemampuan
asuhan
D. Sitematika Penulisan
BAB I
BAB II : Tinjauan teori yang meliputi konsep medik yang terdiri dari
pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi,
pemeriksaan diagnostik, perawatan dan pengobatan. Konsep
keperawatan yang terdiri dari pengertian proses keperawatan,
tujuan proses keperawatan, tahap-tahap proses keperawatan, dan
penjabaran kasus keperawatan.
BAB III : Tinjauan kasus yang dilaksanakan langsung pada klien.
BAB IV : Pembahasan, membahas antara teori dan praktek
BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
Laporan Pendahuluan
Diabetes Melitus
1. Konsep Medik
a. Pengertian
Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik yang disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kroonik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah.
(Brunner dan Suddarth ).
b. Etiologi
1) DM Tipe I
- Kelaianan fungsi atau jumlah sel-sel beta yang bersifat genetik
- Gangguan
sistem
mengembangkan
imunitas,
respon
pembentukan
auto
imunitas
antibodi
abnormal
akan
sel-sel
pulau
langerhans.
- Faktor
glukenik
dan
peningkatan
procavitas
pada
terjadinya
arterosklerosis.
2. KONSEP KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktek keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problemsolving yang memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interversonal dan
ditujukan untuk kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap yang seguensial dan berhubungan: Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.
2. Tujuan Proses Keperawatan
Tujuan proses keperawatan adalah untuk membuat suatu kerangka
konsep berdasarkan kebutuhan individual dari klien, keluarga, dan masyarakat
dapat terpenuhi. Proses keperawatan adalah suatu tahap desain tindakan yang
ditujukan
untuk
memenuhi
tujuan
keperawatan
yang
meliputi
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan individu.
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien diabetes melitus adalah :
a
Status kesehatan saat ini meliputi keluhan utama dan riwayat keluhan
utama.
2.
Pemeriksaan fisik
a) Sistem persarafan
Pusing, pening, kesemutan, kejang, letargi, gangguan memory,
sakit kepala, disorientasi dan koma
b) Sistem penginderaan :
Mata
Hidung
Telinga
c) Sistem pencernaan :
Mual muntah, anoreksia, penurunan berat badan, bising usus, nyeri
tekan abdomen.
d) Sistem pernafasan:
Frekwensi pernafasan, kekurangan O2, pola nafas, bentuk toraks,
bunyi nafas.
e) Sistem kardiovaskuler
Tachicardi,
disritmia,
nadi
menurun,
hypertensi
postural,
pergerakan jantung
6. Sistem endokrin
Pembesaran tyroid, keadaan kulit, GDS.
7. Sistem perkemihan
Poliuri, distensi kandung kemih, resiko hipovolemia, urine encer,
nocturia.
8. Muskuloskeletal
Kekuatan otot, pergerakan terbatas, lemah, tonus otot menurun
9. Sistem integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, ulkus pada kaki, turgor kulit
jelek.
2.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien diabetes
mellitus adalah :
a. Infeksi berhubungan dengan pertahanan selular tidak adekuat.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
c. Perubahan sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa.
d. Kelelahan berhubungan dengan penurunan energi metabolik.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin.
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
3. Perencanaan
Diagnosa I
10
jumlah
kalori
atau
nutrien
yang
tepat,
11
3. Auskutasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen atau perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan
keadaan puasa sesuai dengan indikasi
4. Beri makanan cair yang mengandung zat makanan nutrien dan elektrolit
dengan segera, jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pemberian
cairan melalui oral.
5. Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makanan ini sesuai dengan
indikasi
6. Kolaborasi mengenai pemeriksaan gula darah
7. Kolaborasi dalam pemberian diit dan pola makanan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
Rasional :
1. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan
utilisasinya)
2. Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan
makanan, kerjasama ini dapat di upayakan setelah pulang.
3. Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
menurunkan motilitas atau fungsi lambung
4. Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi
gastrointestinal baik
5. Meningkatkan rasa keterlibatannya : memberikan informasi pada keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
12
6. Analisa di tempat tidur terhadap gula darah lebih kuat dari pada memantau
gula dalam urine yang tidak cukup akurat untuk mendeteksi fluktuasi
kadar gula darah
7. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik
Diagnosa III : Perubahan sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa.
Kriteria Hasil : Mempertahankan tingkat mental biasanya, mengenali dan
mengompensasi adanya kerusakan sensori.
Intervensi :
1. Panggil nama pasein, orientasikan kembali sesuai dengan kbutuhannya
misalnya tempat terhadap tempat orang dan waktu.
2. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup atau tanpa
terganggu.
3. Pantau nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas.
4. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi berpindah tempat dan
sebagainya.
5. Tingkat partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas pasien sehari-hari
sesuai yang dapat ditoleransi.
Rasional :
1. Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat
aktivitas meskipun pasien sangat lemah.
2. Mencegah kelelahan yang berlebihan.
13
14
15
3.
4.
5.
6.
Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan pnuh perhatian
dan selalu ada untuk pasien
2. Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat dan
cara untuk melakukan makanan di luar rumah.
3. Buatlah jadwal latihan dan aktivitas identivikasi hubungan penggunaan
insulin yang perlu menjadi perhatian
4. Instruksikan pentingnya pemeriksaan secara rutinpada kaki dan perawatan
kaki tersebut. Demonstrasikan cara untuk merawat luka
16
17
5. Evaluasi
Akhir dan proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
yang telah ditentukan berdasarkan keakuratan kelengkapan dan kualitas data.
Proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan format SOAP.
18