You are on page 1of 15

VEKTOR

Besaran Vektor dan Skalar


Dalam pembahasan sebelumnya, mengenai Besaran dan Satuan, anda sudah mempelajari
besaran Fisika, seperti besaran pokok dan besaran turunan. Dalam bab (halaman blog)
ini, anda saya ajak untuk memahami kelompok besaran Fisika lainnya, yaitu Besaran
Vektor dan Besaran Skalar.

Besaran Skalar
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya
menyebut angka (nilai) nya saja, misalkan 25 cm Demikian pula, saat anda membeli dan
menimbang satu keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang
menunjukkan massa mangga tersebut, misalkan 4 kg.
Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga merupakan
besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak
memiliki arah.
Contoh besaran Skalar yaitu, panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume,
enegi potensial, usaha, potensial listrik, energi listrik dan lainsebagainya.

Besaran Vektor
Jika sebuah mangga yang anda beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda, yang
semula diam, kemudian terjatuh. Apa yang anda amati? Buah mangga tersebut jatuh
kearah lantai, yang disebabkan oleh Gravitasi Bumi (Gaya). Pada gerak mangga, dari
keadaan diam bergerak dengan kecepatan yang terus bertambah dengan arah kebawah
hingga menyentuh lantai. Dari kejadian tersebut, kita dapat menyebutkan bahwa, besaran
Gaya dan besaran Kecepatan merupakan besaran Vektor, yaitu besaran yang memilik
nilai dan arah.
Vektor dapat dituliskan dalam huruf kecil dan besar, atau dengan dua huruf seperti
berikut :

Operasi Vektor :
Dalam penggunaan Vektor, dua buah vektor atau lebih dapat dijumlah, dikurang,
dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini disebut Operasi vektor.
Penjumlahan
dan
pengurangan
Vektor.
Menjumlahkan dan mengurangkan Vektor dapat ditempuh dengan cara (metode) Jajaran
Genjang, Segitiga dan Segi banyak (Polygon)

besaran vektor
Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok
lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran-besaran seperti massa, jarak, waktu
dan volum, termasuk besaran skalar, yakni besaran yang hanya memiliki besar atau nilai
saja tetapi tidak memiliki arah. Sedangkan besaran seperti perpindahan, kecepatan,
percepatan dan gaya termasuk besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki besar (atau
nilai) dan juga memiliki arah.
Bagaimana membedakan besaran skalar dan vektor ?
Jika saya mengatakan massa sebuah batu adalah 400 gram, pernyataan ini sudah cukup
bagi anda untuk mengetahui semua hal tentang massa batu. Anda tidak membutuhkan
arah untuk mengetahui massa batu. Demikian juga dengan besaran waktu, suhu, volume,
massa jenis, usaha, kuat arus listrik, tekanan, daya dll.
Ada beberapa besaran fisika yang tidak dapat dinyatakan dengan nilai atau besarnya saja.
Misalnya ketika saya mengatakan bahwa seorang anak berpindah sejauh 10 meter, maka
pernyataan ini belum cukup. Anda mungkin bertanya, ia berpindah ke mana ? apakah ke
arah utara, selatan, timur atau barat ? Demikian juga apabila anda mengatakan bahwa
anda mendorong meja dengan gaya sebesar 100 N. Kemana arah dorongan anda ? nah,
besaran yang demikian disebut besaran vektor, di mana memerlukan pernjelasan
mengenai besar dan arahnya. Contoh besaran vektor adalah perpindahan, percepatan,
impuls, momentum dll. Selengkapnya akan anda pelajari pada pokok bahasan yang
berkaitan dengan besaran tersebut.
Bagaimana Menyatakan Suatu Vektor ?
Dalam fisika, akan selalu membantu jika digambarkan diagram mengenai suatu situasi
tertentu, dan hal ini akan semakin berarti jika berhubungan dengan vektor. Pada diagram,
setiap vektor dinyatakan dengan tanda panah. Tanda panah tersebut selalu digambarkan
sedemikian rupa sehingga menunjuk ke arah yang merupakan arah vektor tersebut.
Panjang tanda panah digambarkan sebanding dengan besar vektor.
Sebagai contoh, pada gambar di bawah dilukiskan suatu vektor gaya (F) yang besarnya
40 N (N = Newton, satuan gaya) dan berarah 30o utara dari timur atau 30o terhadap
sumbu x positif. Besar vektor F = 40 N dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm. Ini

berarti skala yang dipilih adalah 1 cm = 10 N atau 4 cm = 40 N.


Aturan Penulisan Vektor
Dalam menuliskan vektor, apabila anda menggunakan tulisan tangan, lambang suatu
vektor umumnya ditulis dengan huruf besar dan di atasnya perlu ditambahkan tanda
panah, misalnya :
Untuk buku cetak, lambang vektor ditulis dengan huruf besar yang dicetak tebal,
misalnya F. Untuk besar vektor, apabila kita menggunakan tulisan tangan maka besar
suatu vektor ditulis dengan tanda harga mutlak, misalnya :
Untuk buku cetak, besar vektor ditulis dengan huruf miring, misalnya F

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok
lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran-besaran seperti massa, jarak, waktu
dan volum, termasuk besaran skalar, yakni besaran yang hanya memiliki besar atau nilai
saja tetapi tidak memiliki arah. Sedangkan besaran seperti perpindahan, kecepatan,
percepatan dan gaya termasuk besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki besar (atau
nilai) dan juga memiliki arah.
Bagaimana membedakan besaran skalar dan vektor ?
Jika saya mengatakan massa sebuah batu adalah 400 gram, pernyataan ini sudah cukup
bagi anda untuk mengetahui semua hal tentang massa batu. Anda tidak membutuhkan
arah untuk mengetahui massa batu. Demikian juga dengan besaran waktu, suhu, volume,
massa jenis, usaha, kuat arus listrik, tekanan, daya dll.
Ada beberapa besaran fisika yang tidak dapat dinyatakan dengan nilai atau besarnya saja.
Misalnya ketika saya mengatakan bahwa seorang anak berpindah sejauh 10 meter, maka
pernyataan ini belum cukup. Anda mungkin bertanya, ia berpindah ke mana ? apakah ke
arah utara, selatan, timur atau barat ? Demikian juga apabila anda mengatakan bahwa
anda mendorong meja dengan gaya sebesar 100 N. Kemana arah dorongan anda ? nah,
besaran yang demikian disebut besaran vektor, di mana memerlukan pernjelasan
mengenai besar dan arahnya. Contoh besaran vektor adalah perpindahan, percepatan,
impuls, momentum dll. Selengkapnya akan anda pelajari pada pokok bahasan yang
berkaitan dengan besaran tersebut.
Bagaimana Menyatakan Suatu Vektor ?
Dalam fisika, akan selalu membantu jika digambarkan diagram mengenai suatu situasi

tertentu, dan hal ini akan semakin berarti jika berhubungan dengan vektor. Pada diagram,
setiap vektor dinyatakan dengan tanda panah. Tanda panah tersebut selalu digambarkan
sedemikian rupa sehingga menunjuk ke arah yang merupakan arah vektor tersebut.
Panjang tanda panah digambarkan sebanding dengan besar vektor.
Sebagai contoh, pada gambar di bawah dilukiskan suatu vektor gaya (F) yang besarnya
40 N (N = Newton, satuan gaya) dan berarah 30o utara dari timur atau 30o terhadap
sumbu x positif. Besar vektor F = 40 N dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm. Ini
berarti skala yang dipilih adalah 1 cm = 10 N atau 4 cm = 40 N.
Aturan Penulisan Vektor
Dalam menuliskan vektor, apabila anda menggunakan tulisan tangan, lambang suatu
vektor umumnya ditulis dengan huruf besar dan di atasnya perlu ditambahkan tanda
panah, misalnya :
Untuk buku cetak, lambang vektor ditulis dengan huruf besar yang dicetak tebal,
misalnya AB. Untuk besar vektor, apabila kita menggunakan tulisan tangan maka besar
suatu vektor ditulis dengan tanda harga mutlak, misalnya :
|AB|.
Untuk buku cetak, besar vektor ditulis dengan huruf miring, misalnya F

Besaran Vektor
Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk
besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan lain-lain. Sebuah
vektor digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah yang mempunyai titik tangkap
(titik pangkal) sebagai tempat permulaan vektor itu bekerja. Panjang garis menunjukkan
nilai vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor itu bekerja. Garis yang melalui
vektor tersebut dinamakan garis kerja.
Penulisan sebuah simbol besaran vektor dengan menggunakan huruf tegak dicetak tebal,
misalnya vektor AB ditulis AB. Selain itu, dapat pula dinyatakan dengan huruf miring
dengan tanda panah di atasnya, misalnya vektor AB ditulis
.
Besar (nilai) sebuah vektor dinyatakan dengan huruf miring AB. Selain itu dapat pula
dituliskan dalam garis mutlak, yaitu dua garis tegak sejajar, pada kedua sisi notasi vektor,

misalnya, besarnya vektor AB = AB = |AB|.


1. Menggambarkan Vektor dalam Bidang Datar (dalam Dua Sumbu)

Pada bidang datar, vektor mempunyai dua komponen yaitu pada sumbu
dan sumbu y. Sebuah vektor dapat saja mempunyai satu komponen bila
vektor tersebut berada pada salah satu sumbu x atau y
Komponen vektor adalah vektor-vektor yang bekerja pada saat yang
bersamaan sehingga menghasilkan satu vektor dengan arah tertentu
(resultan). Oleh karena vektor tergantung pada besar dan arah, maka
vektor tersebut dapat dipindahkan titik tangkapnya asal besar dan
arahnya tetap.
Penulisan matematis A dapat ditulis dalam komponen-komponennya:
A = Ax + Ay; A merupakan jumlah dari komponen-komponennya.
v Cara lain untuk menuliskan vektor, yaitu:
ektor pada bidang datar xoy dengan
adalah arah vektor terhadap
sumbu x
Di mana: Ax dan Ay menunjukkan besar (harga) vektor pada masing-masing komponen
sumbu x dan sumbu y, sedangkan i dan j adalah vektor satuan pada masing-masing
komponen sumbu x dan sumbu y. Vektor satuan adalah vektor yang besar/harganya satu
satuan; vektor ruang yang telah diuraikan ke sumbu x(i), sumbu y(j), dan sumbu z(k).
Dikatakan vektor satuan karena besar vektor = |i| = |j| = |k| = 1. Misalnya, vektor A
mempunyai komponen sumbu x(Ax), pada sumbu y(Ay), dan sumbu z(Az ), maka vektor
A dapat ditulis dalam lambang vektor:

Panjang vektor A adalah:

2. Penjumlahan Vektor

Jumlah vektor segaris

Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang


komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponenkomponen vektor pembentuknya. Dengan kata lain untuk
menjumlahkan dua buah vektor adalah mencari resultan.
Untuk vektor-vektor segaris, misalnya vektor A dan B dalam posisi
segaris dengan arah yang sama seperti tampak pada gambar disamping,
maka resultan (jumlah) vektor dituliskan: R = A + B

a. Penjumlahan Vektor Menggunakan cara Jajar Genjang


Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan metode jajaran genjang
sebagai berikut:
a. titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan memindahkan titik tangkap A
ke titik tangkap B, atau sebaliknya;
b. buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya;
c. tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah diagonal
jajaran genjang.
Gambar disamping menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan
menggunakan persamaan, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua
vektor tersebut.
Persamaan diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga
dihasilkan:

Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:

R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika lancip. Sementara itu, adalah sudut
terkecil yang dibentuk oleh A dan B. Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi
setelah mengetahui besarnya, kita perlu menentukan arah dan resultan vektor tersebut.
Arah R dapat ditentukan oleh sudut antara R dan A atau R dan B.Misalnya sudut
merupakan sudut yang dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus pada
segitiga OPR akan diperoleh:

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut dapat diketahui.


a. Penjumlahan Vektor Menggunakan cara Segitiga
Metode segitiga merupakan cara lain untuk menjumlahkan dua vektor, selain
metode jajaran genjang. Dua buah vektor A dan B, yang pergerakannya
ditunjukkan gambar (a) disamping kanan, akan mempunyai resultan yang
persamaannya dituliskan: R = A + B
Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua
pada ujung vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan
titik pangkal vektor pertama dengan ujung vektor kedua.
Pada Gambar (b) disamping kiri, pergerakan dimulai dengan vektor B dilanjutkan
engan A, sehingga diperoleh persamaan: R = B + A
Sehingga, A + B = B + A
Hasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penjumlahan vektor bersifat komutatif.

Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:


a) pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya,
b) hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan
resultan kedua vektor tersebut,
c) besar dan arah vektor R dicari dengan aturan cosinus dan sinus.

Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah vektor,
resultannya dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya, penjumlahan
tiga buah vektor A, B, dan C seperti ditunjukkan pada gambar disamping. Pertamatama jumlahkan vektor A dan B yang akan menghasilkan vektor V. Selanjutnya, vektor
V tersebut dijumlahkan dengan vektor C ehingga
dihasilkan resultan R:
R = (A + B) + C = V + C

Dapat dilakukan juga dengan cara lain yaitu dengan menjumlahkan vektor B dan C
untuk menghasilkan W, yang kemudian dijumlahkan dengan vektor A, sehingga
diperoleh resultan R, yaitu:
R = A + ( B + C) = A + W
Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode
poligon (segi banyak).

3. Pengurangan Vektor
Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah
satu vektor mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya, vektor A dan B, jika
dikurangkan maka: A - B = A + (-B). Di mana, (-B) adalah vektor yang sama dengan B,
tetapi berlawanan arah.
4. Penguraian vektor secara analisis.
Untuk keperluan penghitungan tertentu, kadang-kadang sebuah vektor yang terletak
dalam bidang koordinat sumbu x dan sumbu y harus diuraikan menjadi komponenkomponen yang saling tegak lurus (sumbu x dan sumbu y). Komponen ini merupakan
nilai efektif dalam suatu arah yang diberikan. Cara menguraikan vektor seperti ini disebut
analisis. Misalnya, vektor A membentuk sudut terhadap sumbu x positif, maka
komponen vektornya adalah:

Besar (nilai) vektor A dapat diketahui dari persamaan:

Sementara itu, arah vektor ditentukan dengan persamaan:

1. BESARAN VEKTOR DAN BESARAN SKALAR


Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar contoh besaran massa,
panjang, waktu masing-masing memiliki nilai saja yaitu misal 5 kg, 6 m, 7 menit.
Sedangkan besaran yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor contoh besaran
kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik ke utara, 6 Newton ke timur. Besaran vektor
dinotasikan dengan huruf di atasnya ada anak panah atau huruf dicetak tebal sedangkan
huruf tanpa cetak tebal adalah nilai (besar) vektor. Lambang besaran vektor yaitu anak
panah dimana panjang ruas gasir menunjukan nilai vektor dan anak panah menunjukan
arah vektor.

Gb1. Besaran vektor (a). notasi (b) lambang


Perhatikan Gb1 (b) di atas bagaimana Vektor F1 dan F2? Betul, arah sama tetapi
panjang tidak sama berarti vektor F1 dan F2 searah dan beda nilai. Dua vektor dikatakan
sama jika besar dan arah sama. Vektor dapat dipindah asal besar dan arah tidak
berubah.

2. KOMPONEN VEKTOR

An1. Komponen vektor

Vektor yang tidak berada pada sumbu koorninat dapat diuraikan menjadi komponen
penyusunnya. Perhatikan Animasi1 di atas. Vektor V dapat di uraikan menjadi komponen
penyusun Vx dan Vy atau Vx = V Cos dan Vy = V Sin maka dapat ditulis:
V = Vx + Vy (vektor)
v2 = vx2 + vy2 (besar vektor)

3. PENJUMLAHAN VEKTOR
An2. Resultan dan komponen vektor
Pada prinsipnya menjumlahkan dua vektor atau lebih adalah menyambungkan vektor satu
ke ujung vektor yang lain maka jumlah vektor (resultan vektor) adalah tarik garis lurus
dari pangkal sampai ke ujung vektor yang disambung-sambungkan tersebut. Menentukan
nilai vektor adalah menentukan panjang ruas garis vektor tersebut secara geometri dan
trigomometri.

Menjumlahkan lebih dari dua vektor akan lebih mudah dengan menguraikan menjadi
komponen pentusun vektor.
An3. Resultan dan uraian vektor
Vektor B dapat diuraikan menjadi vektor Bx = B Cos dan By = B Sin vektor C
diuraikan menjadi Cx = C Cos dan Cy = C Sin sedang vektor A hanya Ax, Ay = 0. Atau

menentukan panjang ruas garisnya, jika 1 skala pada animasi 3 bernilai 1 satuan akan di
dapat:

http://www.tz-fisika.net Full Animation Physics


Tz-fisika.net - Full Animation Physics

Menggambar Penjumlahan atau


selisih dua buah vektor dengan metode segitiga
Misalkan dua orang anak mendorong sebuah benda dengan vektor gaya masing-masing
sebesar F1 dan F2, seperti ditunjukkan diagram di bawah. Ke arah mana benda itu akan
pindah ? tentu saja benda tersebut tidak berpindah searah F1 atau F2. dalam kasus seperti
itu, maka benda tersebut berpindah searah dengan F1 + F2. Operasi ini disebut jumlah
vektor.

Cara menggambar jumlah dua buah vektor adalah dengan metode segitiga. Pertama,
gambar vektor F1 berupa tanda panah. kedua, gambar vektor kedua, F2, dengan
pangkalnya berhimpitan dengan ujung vektor pertama, F1. ketiga, jumlahkan kedua
vektor, dengan menggambar vektor resultan (F1 + F2), dari pangkal vektor F1 menuju
ujung vektor F2. selesai. Proses ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Cara menggambar selisih vektor pada dasarnya sama dengan menggambar penjumlahan
dua vektor. Sebagai contoh, sebuah vektor F1 dan vektor F2 nilainya seperti tampak pada
diagram di bawah. Berapa selisih kedua vektor tersebut ? misalnya F3 adalah selisih
vektor F1 dan F2, maka dapat kita tulis F3 = F1 F2 atau F3 = F1 + (-F2). Hal ini
menunjukkan bahwa selisih antara vektor F1 dan F2 sama saja dengan penjumlahan
vektor F1 dan vektor -F2. tanda minus hanya menunjukkan bahwa arah -F2 berlawanan
dengan F2. Bingung ? silahkan baca terus biar paham.

Bagaimana menggambar selisih vektor F1 dan F2 ?


Pertama, gambar terlebih dahulu tanda panah yang melambangkan vektor F1. kedua,
gambar vektor -F2. vektor -F2 besarnya sama dengan F2, hanya arahnya berlawanan.
(Lihat dan bandingkan gambar di bawah dan di atas). Ketiga, gambar tanda panah
vektor resultan F3, di mana pangkal vektor F3 berimpit dengan pangkal vektor F1 dan
ujung vektor F3 berimpit dengan ujung vektor -F2. Berimpit itu artinya menempel, atau
apalah terserah kamu. Selesai.

Gampang to ? masih ga mudeng ? ulangi dari awal, bacanya pelan2 biar ngerti. Kalau
sudah paham, lanjut, next mission..
Menggambar Penjumlahan lebih dari 2 Vektor dengan metode Poligon

Poligon itu artinya segi banyak/banyak segi. Gimana, dah siap belum ? sekarang tarik
napas panjang.
Sebelumnya, kita belajar menggambar 2 vektor dengan cara segitiga. Bagaimana jika
kamu disuruh menggambar resultan atau jumlah vektor yang lebih dari 3 ?
Misalnya kamu berpindah sejauh 4 meter, vektor A (lihat gambar di bawah), lalu kamu
berpindah lagi sejauh 3 meter, vektor B. Karena hobimu jalan-jalan, maka kamu pindah
lagi sejauh 2 meter, vektor C. karena suka jalan-jalan maka kamu dihukum pacarmu
(aneh ya) untuk menggambar vektor perpindahanmu tadi. Loncat ke bawah.

untuk menggambar vektor resultan/hasil penjumlahan lebih dari 2 vektor, maka kamu
tidak bisa menggunakan metode/cara segitiga. Kenapa? Cari tahu sendiri ya, kan dah
besar. Kamu harus menggunakan metode poligon/segi banyak. Caranya, pertama, gambar
vektor A. kedua, gambar vektor B, di mana pangkal vektor B berimpit/nempel dengan
ujung vektor A (lihat gambar di bawah). Ketiga, gambar vektor C di ujung vektor B.
caranya seperti menggambar vektor B. terakhir, gambar vektor D sebagai vektor
resultan/hasil, dimana pangkal vektor D nempel dengan pangkal vektor A dan ujung
vektor B nempel dengan ujung vektor C. selesai

Kalo masih bingung, baca, sambil lihat gambar. Guampang to ? mission complete
lanjut.

Menggambar Penjumlahan 2 atau Lebih vektor dengan metode


Jajaran Genjang.
Selain menggambar penjumlahan vektor dengan metode/cara segitiga dan poligon, kita
juga bisa menggunakan metode jajaran genjang. Kalau metode segitiga khusus untuk dua
vektor dan metode poligon khusus untuk lebih dari dua vektor, maka metode jajaran
genjang untuk menggambar penjumlahan dua vektor atau lebih. Bagaimana menggambar
penjumlahan dua vektor atau lebih menggunakan cara jajaran genjang ?

Misalkan dua orang anak mendorong sebuah benda dengan vektor Gaya masing-masing
sebesar F1 dan F2, seperti ditunjukkan diagram di bawah. Ke arah mana benda itu akan
pindah ?

untuk menggambar penjumlahan dua vektor, lakukan sesuai langkah2 di bawah ini.
Pertama, gambar vektor F1 menggunakan tandah panah (lihat gambar di bawah). Kedua,
gambar vektor F2, di mana pangkal/buntut berimpit/nempel dengan pangkal/buntut
vektor F1. ketiga, gambar vektor resultan, F3 (F1 + F2), di mana pangkal vektor F3
nempel dengan pangkal vektor F1 dan F2, sedangkan ujung vektor F3 nempel dengan
titik temu garis putus-putus dari kedua ujung vektor F1 dan vektor F2 (sambil lihat
gambar, biar tidak bingung).

Menggambar penjumlahan lebih dari 2 vektor menggunakan metode jajaran genjang.


Misalnya kamu berpindah sejauh 4 meter seperti vektor A (lihat gambar di bawah), lalu
kamu berpindah lagi sejauh 3 meter seperti vektor B. Karena hobimu jalan-jalan, maka
kamu pindah lagi sejauh 2 meter seperti vektor C. karena suka jalan-jalan maka kamu
dihukum pacarmu (aneh ya) untuk menggambar vektor perpindahanmu, tapi kali ini
dengan metode jajaran genjang. Bagaimanakah ?

Untuk menggambar penjumlahan lebih dari 2 vektor, lihat petunjuk berikut ini. Pertama,
gambar vektor A menggunakan tandah panah (lihat gambar di bawah). Kedua, gambar
vektor B, di mana pangkalnya berimpit/nempel dengan pangkal/buntut vektor A. ketiga,
gambar vektor C, di mana pangkalnya berhimpit dengan pangkal vektor A dan B.
keempat, buat garis putus-putus tegak lurus dari ujung vektor A dan B sampai kedua garis
putus-putus tersebut bertemu, Vektor D (buat garis satu2, kalo kamu kidal+, pake aja
dua tanganmu sekalian, hehe). Kelima, tarik garis dari pangkal vektor A,B dan C
menuju titik temu garis putus-putus yang sudah kamu buat tadi (jangan lupa lihat
gambar ya). Keenam, buat lagi garis putus2 tegak lurus dari titik temu vektor A dan B
dan dari ujung vektor C sampai kedua garis putus2 tersebut bertemu. Nah, sekarang tarik

garis lurus dari pangkal vektor A, B dan C menuju titik temu garis putus2 yang baru saja
kamu buat, Vektor Resultan (R). Garis terakhir tersebut adalah vektor resultannya.

You might also like