Professional Documents
Culture Documents
DERMATOLOGI
PEMFIGOID BULOSA
Disusun oleh:
Suci Mayangsari Riskana
1161050190
Dosen Pembimbing:
Dr. Vitalis Pribadi, M.Kes, SpKK
TINJAUAN PUSTAKA
PEMFIGOID BULOSA
A. Definisi
Pemfigoid Bulosa (PB) adalah penyakit umum autoimun kronik yang ditandai
oleh adanya bula subepidermal pada kulit. Penyakit ini biasanya diderita pada orang tua
dengan erupsi bulosa disertai rasa gatal menyeluruh dan lebih jarang melibatkan mukosa,
tetapi memiliki angka morbiditas yang tinggi. Namun presentasinya dapat polimorfik dan
dapat terjadi kesalahan diagnosa, terutama pada tahap awal penyakit atau di varian
atipikal, di mana bula biasanya tidak ada. Dalam kasus ini, penegakan diagnosis PB
memerlukan tingkat pemeriksaan yang tinggi untuk kepentingan pemberian pengobatan
awal yang tepat. Antigen target pada antibodi pasien yang menunjukkan dua komponen
dari jungsional adhesi kompleks-hemidesmosom ditemukan pada kulit dan mukosa.
Pemfigoid Bulosa (PB) ditandai oleh adanya bula subepidermal yang besar dan
berdinding tegang, dan pada pemeriksaan imunopatologik ditemukan C3 (komponen
komplemen ke-3) pada epidermal basement membrane zone, IgG sirkulasi dan antibody
IgG yang terikat pada basement membrane zone. Kondisi ini disebabkan oleh antibodi
dan inflamasi abnormal terakumulasi di lapisan tertentu pada kulit atau selaput lendir.
Lapisan jaringan ini disebut "membran basal." Antibodi (imunoglobulin) mengikat
protein di membran basal disebut antigen hemidesmosomal PB dan ini menarik sel-sel
peradangan (kemotaksis).
B. Etiologi
PB adalah contoh dari penyakit yang dimediasi imun yang dikaitkan dengan
respon humoral dan seluler yang ditandai oleh dua self-antigen yaitu antigen PB 180
(PB180, PBAG2 atau tipe kolagen XVII) dan antigen PB 230 (PB230 atau PBAG1.
Etiologi PB adalah autoimun, tetapi penyebab yang menginduksi produksi
autoantibodi pada Pemfigoid Bulosa masih belum diketahui. Sistem imun tubuh kita
menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri, virus atau zat asing yang berpotensi
membahayakan. Untuk alasan yang tidak jelas, tubuh dapat menghasilkan antibodi untuk
suatu jaringan tertentu dalam tubuh. Dalam Pemfigoid Bulosa, sistem kekebalan
menghasilkan antibodi terhadap membran basal kulit, lapisan tipis dari serat
menghubungkan lapisan luar kulit (dermis) dan lapisan berikutnya dari kulit (epidermis).
Antibodi ini memicu aktivitas inflamasi yang menyebabkan kerusakan pada struktur kulit
dan rasa gatal pada kulit. Tidak ada penyebab khusus yang memicu timbulnya PB, namun
beberapa faktor dikaitkan dengan terjadinya PB. Sebagian kecil kasus mungkin dipicu
obat seperti furosemide, sulphasalazine, penicillamine dan captopril. Suatu studi kasus
menyatakan obat anti psikotik dan antagonis aldosterone termasuk dalam faktor pencetus
Pemfigoid Bulosa.
Belum diketahui apakah obat yang berefek langsung pada sistem imun, seperti
kortikosteroid, juga berpengaruh pada kasus Pemfigoid Bulosa. Sinar ultraviolet juga
dinyatakan sebagai faktor yang memicu PB ataupun memicu terjadinya eksaserbasi PB.
Beberapa faktor fisik termasuk suhu panas, luka, trauma lokal, dan radioterapi dilaporkan
dapat menginduksi PB pada kulit normal.
C. Manifestasi Klinis
a. Fase Non Bulosa
Manifestasi kulit PB bisa polimorfik. Dalam fase prodromal penyakit nonbulosa,
tanda dan gejala sering tidak spesifik, dengan rasa gatal ringan sampai parah atau dalam
hubungannya dengan eksema, papula dan atau urtikaria, ekskoriasi yang dapat bertahan
selama beberapa minggu atau bulan. Gejala nonspesifik ini bisa ditetapkan sebagai satusatunya tanda-tanda penyakit.
b. Fase Bulosa
Tahap bulosa dari PB ditandai oleh perkembangan vesikel dan bula pada kulit
normal ataupun eritematosa yang tampak bersama - sama dengan urtikaria dan infiltrat
papula dan plak yang kadang-kadang membentuk pola melingkar. Bula tampak tegang,
diameter 1 4 cm, berisi cairan bening, dan dapat bertahan selama beberapa hari,
meninggalkan area erosi dan berkrusta. Lesi seringkali memiliki pola distribusi simetris,
dan dominan pada aspek lentur anggota badan dan tungkai bawah, termasuk perut.
Perubahan post inflamasi memberi gambaran hiper- dan hipopigmentasi.
Keterlibatan mukosa mulut diamati pada 10-30% pasien. Daerah mukosa hidung
mata, faring, esofagus dan daerah anogenital lebih jarang terpengaruh. Pada sekitar 50%
pasien, didapatkan eosinofilia daerah perifer. Perjalanan penyakit biasanya ringan dan
keadaan umum penderita baik. Penyakit PB dapat sembuh spontan (self-limited disease)
atau timbul lagi secara sporadik, dapat generalisata atau tetap setempat sampai beberapa
tahun. Rasa gatal kadang dijumpai, walaupun jarang ada. Kebanyakan bula ruptur dalam
waktu 1minggu, tidak seperti pemfigus vulgaris, ia tidak menyebar dan sembuh dengan
cepat. Bula yang pecah menimbulkan erosi yang luas dengan bentuk tidak teratur, namun
tidak bertambah seperti pada Pemfigus Vulgaris.
c. Lesi kulit
Eritema, papul atau tipe lesi urtikaria mungkin mendahului pembentukan bula.
Bula besar, tegang, oval atau bulat mungkin timbul dalam kulit normal atau yang eritema
dan mengandung cairan serosa atau hemoragik. Erupsi dapat bersifat lokal maupun
generalisata, biasanya tersebar tapi juga berkelompok dalam pola serpiginosa dan
arciform. Lesi PB yang menyembuh tidak meninggalkan jaringan parut, tetapi dapat
menimbulkan hiperpigmentasi.
d. Tempat Predileksi
Aksila, paha bagian medial, perut, fleksor lengan bawah, tungkai bawah.
harus melakukan Biopsi kulit dan titer antibodi serum untuk membedakannya. Biopsi
sangat penting untuk membedakan penyakit - penyakit ini karena mempunyai prognosis
yang tidak sama.
a. Histopatologi
Kelainan yang dini pada Pemfigoid Bulosa yaitu terbentuknya celah di perbatasan
dermal-epidermal, bula terletak di subepidermal, sel infiltrat yang utama adalah eosinofil.
b. Imunologi
Pada pemeriksaan imunofluoresensi terdapat endapan IgG dan C3 tersusun seperti
pita di BMZ (Base Membrane Zone). Pewarnaan Immunofluorescence langsung (IF)
menunjukkan IgG dan biasanya juga C3, deposit dalam lesi dan paralesional kulit dan
substansi intraseluler dari epidermis.
F. Diagnosa Banding
a. Pemfigus Vulgaris (PV)
Adalah sebuah penyakit autoimun yang serius, dengan bulla, dapat bersifat akut
ataupun kronis pada kulit dan membran mukosa yang sering berakibat fatal kecuali
diterapi dengan agen imunosupresif. Penyakit ini adalah prototype dari keluarga /
golongan pemfigus, yang merupakan sekelompok penyakit bula autoimun akantolitik.
Gambaran lesi kulit pada pemfigus vulgaris didapatkan bula yang kendur di atas kulit
normal dan dapat pula erosi. Membran mukosa terlibat dalam sebagian besar kasus.
Distribusinya dapat dibagian mana saja pada tubuh. Pada pemeriksaan histopatologi,
terlihat gambaran akantolisis suprabasalis. Pada pemeriksaan imunopatologi, diperoleh
IgG dengan pola interseluler.
Gambar: Pemphigus vulgaris. Erosions and flaccid bullae pada kulit normal.
b. Pemfigus Foliaseus (PF)
Adalah bentuk superfisial penyakit pemfigus dengan akantolisis pada lapisan
granulosum epidermis. Lesi kulit pada pemfigus foliaseus berupa krusta dan adakalanya
berupa vesikel yang kendur. Membran mukosa jarang terlibat. Distribusi lesinya pada
bagian tubuh yang lebih terbuka dan bagian tubuh yang memiliki banyak kelenjar
sebasea. Pada gambaran histopatologi, terlihat gambaran akantolisis pada stratum
granulosum. Pada pemeriksaan imunopatologi diperoleh IgG dengan pola intraseluler.7
c. Pemfigus vegetans (PVeg)
Memberikan gambaran lesi berupa plak granulomatosa, dan adakalanya terdapat
vesikel di pinggiran lesi. Membran mukosa terlibat pada sebagian besar kasus. Distribusi
lesi pada daerah intertriginosa, daerah perioral, leher, kepala dan aksila. Pada
pemeriksaan histopatologi, terlihat gambaran akantolosis suprabasal dan abses-abses
intraepidermal yang berisi eosinofil. Pada pemeriksaan imunopatologi, didapatkan hasil
seperti Pemfigus vulgaris.
d. Epidermolisis Bulosa (EB)
Adalah sebuah penyakit bula subepidermal kronik yang berkaitan dengan
autoimunitas pada kolagen tipe II dalam fibrin pada zona membrane basal. Lesi kulit
berupa bula yang berdinding tegang dan erosi, gambaran noninflamasi ataupun
menyerupai pemfigus bulosa, Dermatitis herpetiformis, atau Dermatosis IgA linear.
Membran mukosa terlibat pada kasus yang parah. Distribusi lesinya sama dengan
Pemfigoid Bulosa. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan bula subepidermal. Pada
pemeriksaan imunopatologi diperoleh IgG linear pada zona membrane basal.
dan agen steroid setelah remisi klinis tercapai. Kasus ringan mungkin hanya memerlukan
kortikosteroid topikal. Methrotrexate mungkin digunakan pada pasien dengan penyakit
berat yang tidak dapat bertoleransi terhadap prednison. Dosis prednisolon 40-60 mg
sehari, jika telah tampak perbaikan dosis di turunkan perlahan - lahan. Sebagian kasus
dapat disembuhkan dengan kortikosteroid saja. Terapi steroid sistemik biasanya
diperlukan, tetapi tidak seperti Pemfigus, dimungkinkan untuk menghentikan terapi ini
setelah 2 sampai 3 tahun. Dosis awal 60-100 mg prednisolon atau setara harus secara
bertahap dikurangi ke jumlah minimum yang akan mengendalikan penyakit ini.
Azatioprine juga berpotensi memberikan efek samping yang buruk seperti prednison.
Suatu kajian menjelaskan jika glukokortikoid sistemik diberikan pada penderita dengan
dosis tinggi tanpa dilakukan tapering selama 4 minggu, kombinasi dengan azatioprine
kurang memberi manfaat tetapi sebaliknya penderita harus menanggung efek samping
obat tersebut. Pada penderita lanjut usia dengan gejala yang tidak progresif, obat
imunosupresif ini bisa digunakan pada terapi awal tanpa dikombinasikan dengan
prednison. Glukokortikoid sistemik biasanya diperlukan pada penderita dengan gejala
yang berat dan progresif supaya penderita bisa ditangani dengan cepat. Efek pemakaian
glukokortikoid sistemik sangat cepat yaitu hanya beberapa hari.
Terapi dosis tinggi metilprednisolon intravena juga dilaporkan efektif untuk
mengontrol dengan cepat pembentukan bula yang aktif pada Pemfigoid Bulosa. Sulfon
mungkin efektif pada setengah pasien dengan Pemfigoid Bulosa. Tidak banyak pasien
yang berespon terhadap dapson.
a. Umum
-
Diet TKTP
b.
Sistemik
-
Dapat
diberikan
gabungan
prednison
dengan
imunosupresan lain
-
c.
Topikal
-
Antibiotik topikal
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Status
Alamat
Pekerjaan
Pendidikaan terakhir
Suku
Agama
: Tn. Y
: Laki-laki
: 63 tahun
: Menikah
: Jalan Jengki Cipinang Asem RT 012 No: 22
: Satpam
: SMP
: Ambon
: Kristen
ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada hari Kamis, 19 Mei 2016 pukul 09.30 WIB di Poliklinik
Kulit RSU UKI
A. Keluhan Utama
: Timbul gelembung berisi cairan pada seluruh tubuh
B. Keluhan Tambahan
: terasa nyeri bila disentuh dan kadang terasa gatal
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSU UKI dengan keluhan
timbul gelembung-gelembung berisi cairan pada seluruh tubuh, terutama pada
bagian dada, perut, ketiak, tangan, leher, dahi, kelopak mata, lipat paha dan
punggung. Gelembung berisi cairan berwarna kuning kemerahan, besarnya 0,5
cm4 cm Keluhan tersebut dirasakan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan diawali dengan munculnya beberapa bintik-bintik merah, disertai
rasa gatal pada daerah dada 2 bulan yang lalu, kemudian lama kelamaan timbul
gelembung-gelembung berisi cairan pada tempat terseut, keluhan bertambah berat
dan gelembung meluas ke bagian tubuh yang lain. Keluhan dirasakan tiba-tiba,
dan pasien baru pertama kali mengeluhkan hal seperti ini. Keluhan bertambah
berat jika gelembung tersentuh dan pecah, hingga menimbulkan luka mengelupas
yang terasa nyeri. Untuk meringankan keluhan 2 minggu SMRS pasien sudah
berobat ke klinik dokter umum dekat rumahnya dan diberikan obat minum serta
salep / obat oles (pasien lupa nama obat), namun keluhan tidak ada perbaikan.
Terkadang pasien berusaha memecahkan gelembung tersebut sendiri dengan
menggunakan lidi kayu yang menyebabkan luka baru. Selain itu pasien juga
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Kesadaran
Keadaan umum
: Compos Mentis
: Tampak Sakit Ringan
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
:140/80mmHg
: 88 x/menit
: 18 x/menit
Suhu
Berat badan
Tinggi badan
: 36,8 C
: 55 kg
: 168cm
Status generalis
Kepala
: Normochepali, rambut hitam, distribusi merata, tidak ada kelainan kulit
Mata
: Konjungtiva : tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Pupil
: 3mm/3mm, bulat, isokor, ditengah
Telinga
: Lapang (+), sekret (-), tidak ada kelainan kulit
Hidung
: Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit
Mulut
: Bibir tidak kering, caries dentis (-), faring hiperemis (-)
Leher
: KGB tidak teraba membesar
Thorax
:
Inspeksi
: Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi
: Fremitus vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi
: Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
: Bunyi nafas dasar : Vesikular , Ronki -/- . Mengi -/Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Gambar efloresensi
Regio Thorakal dan Abdomen
Regio Colli
dan
hiperpigmentasi
Regio Inguinal
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V.
DIAGNOSIS KERJA
Pemfigoid Bulosa
VI.
DIAGNOSIS BANDING
1. Pemfigus Vulgaris
2. Dermatitis Herpetiformis
VII.
VIII.
Prognosis
Ad Vitam
Ad Sanationum
Ad Fungsionum
Ad Kosmetikum
: Dubia ad bonam
: Dubia ad malam
: Dubia ad bonam
: dubia ad malam
PENATALAKSANAAN
A. Non medikamentosa
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasien, mulai dari penyebab
sampai tatalaksananya.
Menjelaskan kepada pasien untuk tirah baring
Menjelaskan kepada pasien untuk diet tinggi kalori tinggi protein dan
kuku.
Menjelaskan untuk tidak mandi terlebih dahulu dalam beberapa hari
B. Medikamentosa
Sistemik :
IVFD : NS 0,9% I kolf / 24 jam
Perawatan kulit
1. Kompres terbuka dengan NaCL 2x/hari, selama 5-10 menit
Ceftriaxone Injeksi 1x 1 gr
Methylprednisolon injeksi 62, 5 mg/ml
Histrine 1x10 mg
Topikal :
Antibiotik
: Gentamicin cream 3 x1 ue
IX.
RESEP
R/
Ceftriaxone Inj.
SImm
No. I
R/
No. X
R/
Methylprednisolon Inj
SImm
No. I
R/
Gentamicin cream
S 3 dd u.e
No. I
Nama : Tn. Y
Usia : 63 Tahun
X.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Sanationum
Ad Fungsionum
Ad Kosmetikum
: Dubia ad bonam
: Dubia ad malam
: Dubia ad bonam
: dubia ad malam
PEMBAHASAN
Pemfigoid Bulosa (PB) adalah penyakit umum autoimun kronik yang ditandai
oleh adanya bula subepidermal pada kulit. Penyakit ini biasanya diderita pada orang tua
dengan erupsi bulosa disertai rasa gatal menyeluruh dan lebih jarang melibatkan mukosa,
Pemfigoid Bulosa (PB) ditandai oleh adanya bula subepidermal yang besar dan
berdinding tegang, Kondisi ini disebabkan oleh antibodi dan inflamasi abnormal
terakumulasi di lapisan tertentu pada kulit atau selaput lendir. Lapisan jaringan ini disebut
"membran basal." Antibodi (imunoglobulin) mengikat protein di membran basal disebut
antigen hemidesmosomal PB dan ini menarik sel-sel peradangan (kemotaksis).
Pada kasus di dapatkan seorang pasien laki-laki, berusia 63 tahun, datang dengan
keluhan timbul gelembung-gelembung berisi cairan pada seluruh tubuh, terutama pada
bagian dada, perut, ketiak, tangan, leher, dahi, kepala, lipat paha dan punggung.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinik, dan pemeriksaan yang
dilakukan.
Anamnesis
Teori
-Mengenai Lesi yang terjadi pada daerah -Dari
anamnesis
Kasus
didapatkan
berisi
cairan
timbul
pada
fleksor lengan bawah, tungkai bawah. Tidak seluruh tubuh, terutama pada bagian dada,
mengenai mukosa,
-lesi awalnya berupa eksema, papula dan atau - Awalnya keluhan diawali dengan munculnya
urtikaria, dengan rasa gatal ringan sampai beberapa bintik-bintik kemerahan disertai rasa
parah yang dapat bertahan selama beberapa gatal pada daerah dada 2 bulan yang lalu,
minggu atau bulan. perkembangan vesikel dan kemudian lama kelamaan timbul gelembungbula pada kulit normal ataupun eritematosa gelembung berisi cairan pada tempat tersebut,
yang tampak bersama - sama dengan urtikaria Gelembung berisi cairan berwarna kuning
dan infiltrat papula dan plak yang kadang- kemerahan, besarnya 0,5 cm4 cm keluhan
kadang membentuk pola melingkar. Bula bertambah berat dan gelembung meluas ke
tampak tegang, diameter 1 4 cm, berisi cairan bagian tubuh yang lain
bening, dan dapat bertahan selama beberapa
hari
- Lesi yang telah pecah meninggalkan area - Keluhan bertambah berat jika gelembung
erosi dan berkrusta.
- PB adalah contoh dari penyakit yang -Tidak di dapatkan adanya faktor predisposisi
dimediasi imun yang dikaitkan dengan respon yang memicu timbulnya pemfigoid bulosa
humoral dan seluler
disangkal.
Riwayat
asma
basal kulit, Antibodi ini memicu aktivitas disangkal. Orang terdekat / keluarga dengan
inflamasi yang menyebabkan kerusakan pada keluhan yang sama disangkal. Keluhan pusing
struktur kulit dan rasa gatal pada kulit. Tidak (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-),
ada penyebab khusus yang memicu timbulnya keluhan pada telinga (-), mual (-), muntah (-),
PB.
STATUS DERMATOLOGI
Teori
Distribusi : regional, generalisata
Distribusi
Kasus
: Generalisata
: kepala, dada, perut, leher,
ketiak, lipat paha, Aksila, paha bagian medial, ketiak, lipat paha, tungkai bawah
perut, fleksor lengan bawah, tungkai bawah.
Lesi
plak
diatasnya
terdapat
Bula besar, tegang, oval atau bulat mungkin vesikel dan bula tegang multiple dengan dasar
timbul dalam kulit normal atau yang eritema eritem, tersebar diskret, bula berisi cairan
dengan dasar eritema dan mengandung cairan jernih kekuningan, diameter bula 1-4 cm,
serosa atau hemoragik. Bula tampak tegang, sebagian besar bula telah pecah membentuk
diameter 1 4 cm. Erupsi dapat bersifat lokal erosi dan krusta.
maupun generalisata, biasanya tersebar tapi Makula,
patch
hipopigmentasi
dan
menimbulkan hiperpigmentasi.
Bula yang pecah menimbulkan erosi yang luas
dengan bentuk tidak teratur
Pada kasus ini dipikirkan diagnosis banding yaitu Pemfigus Vulgaris dan
Dermatitis Herpetiformis.
Definisi
Diagnosa Banding
Pemfigus Vulgaris
Dermatitis Herpetiformis
sebuah penyakit autoimun Adalah erupsi pruritus yang
yang serius, dengan bulla, kronis, rekuren, dan intensif
dapat bersifat akut ataupun yang muncul secara simetris
kronis
pada
kulit
dan pada
ekstremitas
dan
pada
membran mukosa yang sering badan dan terdiri dari vesikelberakibat fatal kecuali diterapi vesikel kecil, papul, dan plak
Etiologi
Predileksi
urtika
autoimun
berkelompok.
gluten-sensitive
Membran
mukosa
yang
tersusun
enteropathy
Gambaran
lesi
kulit
skapula.
pada vesikel-vesikel kecil, papul, dan
urtika
yang
tersusun
serta
urtikaria,
Pemeriksaan
penunjang
gambaran
suprabasalis.
papilla.
Teori
Umum
-
Pengaw
Diet
baring
-
TKTP
-
Tirah
Pengawa
san keadaan umum, tanda vital
Hindari
infeksi sekunder (K/P) infus untuk
Diet
TKTP
-Sistemik :
Sistemik
-
Perawatan kulit:
on 40-80 mg/hr, bila tampak perbaikan Kompres terbuka dengan NaCL 2x/hari,
tapering off
-
200-300 mg/hari
-
Ceftriaxone Injeksi 1 x 1 gr
Methylprednisolon injeksi 62,5 mg/ml
Dapat
Histrine 1x1o mg
-Topikal :
MTX
Azatiop
rin 50-150 mg/hr setelah 3-4 minggu
Antibio
tik bila ada infeksi sekunder
CTM
3x1 tablet sehari ( bila gatal)
Topikal
-
Untuk
lesi basah : kompres rivanol
Untuk
lesi erosi kering : kortikosteroid topikal
Antibio
tik topikal
Bula
besar : aspirasi