You are on page 1of 12

I.

Introduction
Enzyme or biocatalyst is a compound of protein that functioned to catalysis or speed up

metabolism reactions in cell. Catalase enxyme producted by organel cell with micro body
shaped or peroxisome. Catalase enzyme in cell functioned to decompose of H 2O2 result by
photorespiration it has toxic (poison) to be H 2O and O2 so futhermore that has neutral and
harmless for cell physiology. In cells from which organism organs many produce of catalase
enzyme? And how does the phenomenons that be perceived with influential factors towards
catalase enzyme actifity?

II.

Problems
a. What the phenomenons that perceived if catalase enzyme reaction to
decompose of H2O2 ti be H2O and O2?
b. Whatever the body organ in animal and plant it contain the catalase enzyme
highest concentration?
c. Whatever the factors that influence catalase enzyme actifity?

III.

Objectives
a. To detect catalase enzyme actyfity phenomenons in decompose H2O2 be H2O
and O2.
b. To detect body organ in animal and plant that contain catalase enzyme highest
concentration.
c. To detect influence factors that catalase enzyme activity.

IV.

Literature
Most of all cell eukaryote has peroxisome that is a organelle vesicular shape with
diameter around 0,5 micrometers and bandage single membrane. Lumen vesicular

has contain oxidize enzymes, wich is on hephatocyte consist of oxidize d-amino


acid, tendon oxidize, and catalase. A large part of catalase that found in cell, be
gatheredbat peroxisome. Besides catalase, peroxisome also contain more than an
enzyme that use oxygen to causse the loss of hidrogen atom from a certain
substrate with reaction oxidative as follows:
RH2 + O2
R + H2O2
Catalase that use H2O2 arising out to oxidize of various kind substrate for
example: phenol, phormiat acid, formaldehyde, and alcohol. Peroxidative reaction
this go on as follows:
catalase
H2O2 + RH2
R + H2O2
Whendoes degree of RH2 is low cell, so that reaction goes on as follows:
2H2O2

2H2O + O2
( Dharma A, 1992:548 )

Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari
molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substart, yaitu di bagian yang disebut
sisi aktif (active site).
Beberapa enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus prostetik agar
dapat bekerja dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut disebut holoezim.
Secara kimia, enzim yang langkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagian bukan protein
a. bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam amino. Bagian protein
bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
b. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi,
tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organic kompleks disebut
koenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin
(vitamin B2), asam pantotenat (vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin
(vitamin B6), biotin, asam folat dan kobalamin (vitamin B12)

Pada ekstact hati dan H2O2, karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang
berguna untukmenetralkan racun dimana hanya dapat bekerja optimal pada ph netral.

kita dapat bekerja optimal pada pH netral


Sedangkan pada campuran hati dengan KOH dan HCl tidak akn menghasilkan

gelembung yang terlalu banyak, karena pH larutan menjadi basa dan asam.
Gas O2 oksigen karena apabila hati di tambah H2O2 lalu di buka,makaakan timbul
gelembung gas O2.di mana apabila di tempatkan bara di atas tabung tadi sehingga
bara tersebut menyala yang membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi

menghasilkan O2
Peroksid dihasilkan pada proses ekskresi, apaila tidak ada enzim katalase maka racun
di dalam tubuh tidak akan terurai yang mengakibatkan racun akan tertimbun di dalam

tubuh dan akan menyebabkan berbagai macam penyakit.


Enzim katalase berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2
(http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/laporan-enzim-katalase.html)

Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida yang tidak baik
bagi tubuh makhluk hidup menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak berbahaya.
Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif
lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh
manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Bagi sel, enzim ini
adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi

kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.


Enzim katalase dihasilkan oleh badan mikro yaitu peroksisom, enzim katalase
berguna untuk memecah H2O2 (hidrogen peroksida) yg dihasilkan pd saat kt
bernapas dan bersifat racun menjadi oksigen dan air sehingga tidak berbahaya bagi
tubuh.
(http://id.answers.yahoo.com)

V.

Hypothesis
1. The phenomenons that perceived if catalase enzyme reaction to decompose of
H2O2 to be H2O and O2 are there are foam, that are already happen of reaction.
2. The body organ in animal it contain the catalase enzyme higest concentration is
heart. And in plant is sprout.
3. The factors that influence catalase enzyme activity are temperature and pH.

VI.

Tools and Materials


Tools:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Reaction tube rack


Reaction tube
Pipette
Gelas ukur
Thermometer
pH stick
standard pH
Palm leaf rib
Bunsen

Materials:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hepar extract
Heart extract
H2O2
NaOH
Sprout extract
HCl
Aquadest

VII.

Working Procedure
A. Observation the catalase enzyme activity phenomenon and organ at most
contain catalase enzyme
a. Prepare six reaction tubes, give extract name label that putted into to
depth.
b. Insert each extract as much as 3mL ingredient into tube appropriate label.
c. Measure temperature with thermometer and pH stick in each extract in
tube and register the esult in table.
d. Prepare six other tubes to loaded each 3 mL H2O2 (hydrogen Peroxide).
e. Pair each extract tube with tube H2O2.
f. Begin one by one pour tube H2O2 into ingredient extract tube while close
ingredient tube mounth soon after H2O2 decanted perfect with mother
finger. At the time of until ready palm leaf rib that burnt above spirit up to
be ember.
g. Insert palm leaf rib ember into ingredient extract tube that mixed with
H2O2 that many take outside foam by open thumb that close tube mouth.
h. Perceive foam total (bubble) and ember flame in each extract ingredient
kind and register in observation table. Say the word (-) otherwise there
bubble a little or only redden, (++), if bubble many or ember burns (+++),
if bubble a lot of or ember burns and expand.

B. Observation that NaOH influence towards catalase enzyme activity


a. Prepare six reaction tubes, give extract name label that putted into to
depth.
b. Insert each extract as much as 3mL ingredient into tube appropriate label.
c. Insert 5 mL NaOH 1N into each ingredient extract tube.
d. Measure temperature with thermometer and pH stick in each extract in
tube and register the esult in table.
e. Prepare six other tubes to loaded each 3 mL H2O2 (hydrogen Peroxide).
f. Pair each extract tube with tube H2O2.
g. Begin one by one pour tube H2O2 into extract tube while close ingredient
tube mouth soon after H2O2 decanted perfect with thumb. At the (time) of
until ready palm leaf rib that burnt above spirit lamp up to be ember.

C. Obsevation that HCl influence towards catalase enzyme actyvity

a. Prepare six reaction tubes, give extract name label that putted into to
depth.
b. Insert each extract as much as 3mL ingredient into tube appropriate label.
c. Insert 5 mL NaOH 1N into each ingredient extract tube.
d. Measure temperature with thermometer and pH stick in each extract in
tube and register the esult in table.
e. Prepare six other tubes to loaded each 3 mL H2O2 (hydrogen Peroxide).
f. Pair each extract tube with tube H2O2.
g. Begin one by one pour tube H2O2 into extract tube while close ingredient
tube mouth soon after H2O2 decanted perfect with thumb. At the (time) of
until ready palm leaf rib that burnt above spirit lamp up to be ember.
h. Insert palm leaf rib ember into ingredient extract tube that mixed with
H2O2 that many take outside foam by open thumb that close tube mouth.
i. Perceive foam total (bubble) and ember flame in each extract ingredient
kind and register in observation table. Say the word (-) otherwise there
bubble a little or only redden, (++), if bubble many or ember burns (+++),
if bubble a lot of or ember burns and expand.

IX. Discussion
( Dalam Bahasa Indonesia)

1. Ekstrak Hati
Percobaan pertama adalah dengan object ekstrak hati dalam kontrol suhu
30C. Dari data yang di dapat dari 6 kelompok, hasil yang didapat berbeda-beda.
Pada perlakuan kontrol ekstrak hati dalam suhu 30C. Pertama-tama
menuangkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi. Kemudian menuangkan H 2O2 ke
dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak hati tersebut. Ketika diamati, timbul buih
yang sangat banyak sekali ketika ekstrak hati dan H2O2 tersebut direaksikan. Maka
dapat dituliskan pada tabel pengamatan dengan tanda ++++, atau yang berarti buih
banyak sekali. Kemudian larutan tersebut ditutup menggunakan jari, yang terasa
adalah permukaan tabung reaksi terasa berat karena ada tekanan dari dalam
tabung reaksi tersebut. Jika permukaan atau mulut tabung dibuka maka buih dapat
meluap ke luar dari tabung reaksi.
Kemudian percobaan dilanjutkan dengan memanaskan lidi dengan api,
kemudian lidi yang panas tersebut dimasukan berlahan-lahan ke dalam tabung
reaksi yang berisi ekstrak hati yang berbuih tersebut. Ketika lidi mulai dimasukan,
terlihat lidi langsung menyala terang dan muncul api yang cukup besar. Maka
dalam tabel pengamatan dapat dituliskan ++++ yang berarti nyala api sangat
terang. Setelah dirata-rata dari 6 kelompok yang berbeda, didapat rata-rata ++++,
atauyang berarti buih yang dihasilkan sangat banyak.
Dari gejala-gejala yang didapat, dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan
yang normal enzim katalase pada ekstrak hati bekerja sangat aktif dalam
menguraikan H2O2. Dan dengan gejala munculnya api ketika lidi yang sudah
dipanaskan di masukan ke dalam tabung reaksi tersebut menunjukan bahwa O2
yang dihasilkan sangat banyak. Sebab, jika tidak menghasilkan O2 yang banyak,
maka api tidak dapat menyala dengan terang. Dari rata-rata yang didapat dari 6
kelompok yang berbeda, rata-rata yang didapat adalah ++++, atau yang berarti
nyala api sangat terang atau pijar api yang didapat sangat banyak.
Kemudian pada percobaan ekstrak hati dalam suhu 10C. Pertama-tama adalah
memasukan tabung reaksi berisi ekstrak hati ke dalam es batu agar mendapatkan
suhu 10C. Kemudian setelah didapat suhu 10C ekstrak hati tersebut dicampur
dengan H2O2. Ketika mulut tabung reaksi ditutup dan sedit di kocok terasa tekanan
dari dalam tabung reaksi tersebut, dalam tabung reaksi tersebut terlihat muncul
buih yang banyak, namun tidak sebanyak ketika pada percobaan dalam suhu
30C. Maka dalam tabel pengamatan dapat dituliskan ++, atau yang berarti buih
banyak. Dari 6 kelompok yang berbeda, data hasil yang didapat berbeda-beda,
rata-rata yang didapat adalah +++, atau buih yang dihasilkan cukup banyak.

Setelah itu, dilakukan percobaan untuk mengetahui banyak O 2 yang


dihasilkan. Ketika lidi yang sudah dipanaskan dimasukan ke dalam tabung reaksi,
nyala api yang dihasilkan cukup terang atau cukup banyak. Dapat dituliskan
didalam tabel pengamatan dengan ++ yang berarti nayala api terang atau bayak.
Rata-rata yang didapat dari kelompok adalah ++ atau yang berarti nyala api
banyak.
Dari hasil percobaan yang didapat, disimpulkan bahwa enzim katalase masih
bekerja aktif pada suhu 100C.
Kemudian percobaan selanjutnya adalah perlakuan suhu ekstrak hati pada
suhu 100C. Mula-mula adalah memasukan ekstrak hati kedalam tabung reaksi,
kemudian memanaskan tabung reaksi tersebut agar suhunya naik menjadi 100C.
Ketika suhu ekstrak hati tersebut sudah mencapai 100C, menuangkan H 2O2
kedalam tabung reaksi tersebut lalu mulut tabung reaksi ditutup menggunakan jari
atau gabus. Saat di amati, dalam tabung reaksi tersebut tidak nampak adanya buihbuih yang dihasilkan. Maka dalam tabel pengamatan dituliskan --. Rata-rata dari 6
kelompok yang didapatkan pun juga --, atau tiak ada buih yang dihasilkan.
Lalu selanjutnya adalah mencampurkan ekstrak hati dengan larutan HCl 0,1
M. Ketika mulut tabung reaksi di tutup dengan jari, tidak terasa tekanan sama
sekali. Dan ketika dilakukan pengujian menggunakan lidi yang dipanaskan, api
tidak menyala dan lidi yang panas tersebut malah padam. Dari percobaan tersebut
lalu ditulis pada tabel pengamatan pada buih --, dan api --. Ketika dilakukan
pengujian pH, pH yang didapat adalah 1. Hal tersebut terjadi karena HCl terebut
persifat asam dengan pH kurang dari 7.
Kemudian, selanjutnya adalah mencampurkan ekstrak hati dengan NaOH
kedalam tabung reaksi. Larutan tersebut diukur pHnya dan di dapat hasil pH 12
atau semakin basa, karena NaOH bersifat basa dengan pH lebih dari 7. Lalu
larutan tersebut dicampurkan dengan N2O2 0.1 M. Ketika diamati, larutan tersebut
menghasilkan buih meski tidak terlalu banyak. Kemudian, saat larutan tersebut
diuji dengan menggunakan lidi yang sudah dibakar, api pada lidi tidak menyala
atau malah padam. Ketika tabung reaksi ditutup dengan jari, terasa tidak ada
tekanan dari dalam tabung reaksi. Dari hasil pengamatanyang didapat, hal tersebut
menunjukan bahwa enzim katalase pada hati tidak dapat bekerja pada pH diatas
atau dibawah normal. Hal tersebut dapat terjadi karena enzym tersebut
mengandung protein danprotein akan rusak jika dalam derajat asam atau basa.
2. Ekstrak Kecambah

Telah dilakukan percobaan terhadap ekstrak kecambah yang dilakukan oleh 6


kelompok yang berbeda. Dengan cara dan perlakuan yang sama, dari 6 kelompok
mendapatkan hasl yang berbeda-beda.
Percobaan pertama pada ekstra kecambah adalah dengan perlakuan kontrol
dalam suhu 30C. Ekstrak kecambah dituangkan dalam tabung reaksi, kemudian
dicampurkan dengan H2O2. Kemudian, ketikamulut tabung reaksi ditutup dengan jari
tidak terasa ada tekanan dari dalam tabung reaksi. Ketika diamati buihnya, terlihat ada
buih yang tidak terlalu banyak. Atau dapat dituiskan di dalam tabel pengamatan
dengan ++. Rata-rata yang didapat dari 6 kelompok juga ++ . Selanjutnya, larutan
tersebut diuji dengan mengunakan lidi yang sudah dibakar. Ketika lidi tersebut
dimadukan ke dalam tabung reaksi, api tidak menyala dan rata-rata yang didapat dari
6 kelompok adalah --, atau yang berarti api tidak menyala, atau jika menyala,
nyalanya sangat kecil sekali. Dari gejala yang didapat dari percobaan tersebut, dapat
disimpulkan jika enzym katalase pada ekstrak kecambah dalam suhu 30C tidak dapat
bekerja aktif meguraikan H2O2 dalam keadaan nomal. Selain iu diperkuat dengan
tidak adanya api ketika dilakukan pengujian menggunakan lidi yang dibakar, hal
tersebut menunjukan bahwa O2 yang dihasilkan sangat sedikit sekali.
Selanjutnya, pada perlakuan suhu, ekstrak kecambah dalam tabung reaksi di
masukan ke dalam es agar didapatkan suhu 10C. Ketika sudah didapat suhu tersebut,
ekstrak kecambah dicampurkan dengan H2O2. Ketika mulut tabung reaksi ditutup
dengan jari, tidak terasa tekanan dari dalam tabung tersebut. Saat diamati buihnya,
buih yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak atau dapat dituliskan dalam tabel
pengamatan dengan ++. Hasil yang didapt dari enam kelompok juga ++. Lalu larutan
diuji degan menggunakan lidi yang sudah dibakar. Ketika lidi mulai dimasukan ke
dalam tabung reaksi tidak terjadi nyala api dan dtulis dalam data pengamatan dengan
--. Hasil yang diperoleh dari rata-rata 6 kelompok juga --.
Pada perlakuan suhu 100, ekstrak kecambah dipanaskan hingga diperoleh
suhu 100. Setelah didapat suhu tersebut, larutan dicampurkan dengan H2O2. Saat
mulut tabung ditutup dengan menggunakan jari tangan, tidak ada tekanan yang timbul
dar tabung reaksi tersebut. Dan saat diamati, tidak ada buih yang dihasilkan dan dapat
diruliskan pada tabel pengamatan dengan tanda --, rata-rata yang didapat adalah --.
Pada pengujian menunakan lidi yang sudah dibakar, api tidak menyala dan dituliskan
pada tabel pengamatan dengan sesuai dengan rata-rata dari 6 kelompok. Dari data
yang didapat berarti enzim katalase tidak dapat bekeja aktif pada keadaan suhu yang
rendah dan tinggi. Karena pada suhu yang sangat tinggi enzim katalse akan rusak
terbuki dengan adanya gejala gumpalan-gumpalan pada ekstrak keambah.

Selanjutnya pada perlakuan pH. Pada saat ekstrak kecambah dicampurkan


dengan HCl 0,1 M. Saat dicampur dan mulut tabung ditutup dengan menggunakan ibu
jari, tidak terasa adanya tekanan. Dan saat diamati juga tidak ada buih dan nyala api.
Sehingga didapat rata-rata dari 6 kelompok --. pH yang didapat dari penguian larutan
tersebut adalah 2. Lalu pada pencampuran ekstrak kecambah dengan H 2O2 0.1 M, pH
yang didapat adalah 10 M. Pada saat larutan tersebut sudah dicmapurkan, tidak ada
tekanan yang dihasilkan dari dalam tabung reaksi tetapi campuran larutan tersebut
menghasilkan buih, dan didapat rata-rata dari 6 kelompok adalah ++. Lalu saat
pengujian dengan lidi yang sudah dipanaskan, api tidak menyala sama sekali, bahkan
lidi yang terbakar tersebut apinya mati. Rata rata yang didapat adalah --.dari hasil
percobaan yang didapat tersebut, menunjukan bahwa enzim katalase tidak dapat
bekerja aktif pada keadaan diatas atau dibawah normal asam atau basa. Karena enzim
menandung protein dan protein menjadi rusak dalam derajat keasaman asam dan basa.
3. Perbandingan Ekstrak Hati dan Ekstrak kecambah
Dari data percobaan yang didapat, pada perlakuan suhu berapun terlihat jelas jika
ekstrak hati bekerja lebih aktif. Hal tersebut tampak dari gejala-gejala buih yang
lebih banyak dan nyala api yang lebih terang karena pada ekstrak hati terdapat
lebih banyak O2. Hal tersebut terjadi karena pada sel tumbuhan terdapat
peroksisom dan glioksisom, lalu pada sel hewan terdapat peroksisom saja.
Glioksisom mengandung enzim untuk mengawali perubahan asam lemak mejadi
gula, yang proses tersebut membutuhkan O2. Maka, O2 yang dapat menyalakan
api, sudah digunakan untuk proses ini. Dengan demikian yang timbul hanya buih
saja tanapa nyala api.
Dari data pengamatan juga dapat dilihat jika ekstrak hati dan ekstrak kecambah
bekerja lebih aktif pada kontrol suhu 30C. Hal tersebut ditandai dengan gejala
pada suhu tersebut buih yang ditimbulkan dan nyala api lebih banyak. Pada suhu
yang rendah, enzim katalase tidak bekeja secara optimal. Dan pada suhu yang
sangat tinggi, enzim dapat menjadi rusak sehingga tidak dapat bekerja lagi.
Kemudian pH yang didapat pada saat ekstrak hati dan kecambah direaksikan
dengan HCl dan NaOH 0.1 M, pH tertinggi yang didapat adalah pada ekstrak hati
yang direaksikan dengan NaOH 0.1 M.

X.

Conclution

1. Enzim katalase apabila bekerja pada suhu kamar tetap maka aktivitasnya
menurun.
2. Enzim katalase hanya dapat bekerja pada pH netral.
3. Enzim katalase bekerja mengurai perioksida menjadi H 2O dan O2 dengan
menghasilkan tanda2 yaitu:
Reaksi penguraian H2O2
Timbul gelembung gas/buih
Terjadi reaksi pembakaran di luar sistemapabila terdapat zat
komplementer dengan tanda api dapat menyala.
Turunnya energy aktivasi karena enzim katalase merupakan katalis
4. Kandungan enzim katalase dalam hati lebih banyak dari pada dalam
kecambah.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase:
Suhu (temperatur)
Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan
suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat,
sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu
yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim
akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300 40 0C.
Derajat keasaman (pH)
Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi
aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya.
Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim
memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh : enzim amilase bekerja
baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam
kuat/sangat asam).
Aktivator dan Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim
dengan substratnya, misalnya ion klorida yang bekerja pada enzim amilase.
Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan
substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk kompleks
enzim-inhibitor.

XI. Reference

Susilowarno G. 2007. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Grasindo. Jakarta

www.google.com

http://id.answers.yahoo.com

http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/laporan-enzim-katalase.html

Yogyakarta, 5 Agustus 2009


Mengetahui,
Guru Pembimbing

Praktikan

R.Gunawan S

Monica Roly Vonita

You might also like