You are on page 1of 2

Dengue shock syndrome

Dengue shock syndrome (DSS) adalah sindrom syok yang terjadi pada penderita dengue
hemorrhagic fever (DHF). Patofisiologi yang terutama terjadi pada DSS adalah terjadinya
peninggian permeabilitas dinding pembuluh darah yang mendadak dengan akibat terjadinya
perembesan plasma dan elektrolit melalui endotel dinding pembuluh darah dan masuk ke ruang
intersisial sehingga menyebaabkan hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, dan efusi
cairan ke rongga serosa.
Pada penderita dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai kurang
lebih 30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Perdarahan hebat saluran pencernaan biasanya
timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak diatasi dengan adekuat. Terjadinya
perdarahan ini disebabkan oleh :

Trombositopenia hebaat, yaitu trombosit mulai menurun pada masa demaam dan

mencapai nilai terendah paada maasa renjatan.


Gangguan fungsi trombosit
Kelainan sistem koagulasi, masa tromboplastin parsial, masaprotrombin
memanjang. Beberapa factor pembekuan menurun, termasuk factor II,V, VII, IX,

X, dan fibrinogen.
Pembekuan intravascular yang meluas ( disseminated intravascular coagulation/
DIC).

Pada masa dini DHF, peranan DIC tidak menonjol dibandingkan perembesan plasma.
Namun, apabila penyakit memburuk sehinggaa terjadi renjatan dan metabolic aasidossis,
renjaatan akan mempercepat DIC sehingga peranannya akan menonjol. Renjatan dan DIC akan
saling mempengaruhi sehingga akan terjadi renjatan yang irreversible disertai perdarahan hebaat
pada organ organ vital dan beraakhir dengan kemaatiaan.
Manifestasi klinik berupa renjatan yang terjadi pada saat atau setelah demam menurun,
kulit pucat, dingin dan lembab, terutama pada ujung jari kaki, tangan dan hidung. Perubahan nadi
baik frekuensi maupun amplitude, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang,
tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg atau kurang, oligouria hingga anuria.

Manifestasi perdarahan bervaariasi ari yang paling ringan dengan uji tourniquet positif,
sampai perdarahan spontan berupa petekie dengan lokasi biasanya tesebar di seluruh tubuh,
tersering di anggota gerak terutama anggota gerak bawah, muka dan aaxila. Ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, perdarahan saluran pencernaan berupa hematemesis atau melena.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya hemokonsentrasi, yaitu terjadinya
peninggian nilai hematokrit > 20%, dan trombositopenia dengan batasan yang diambil ialah bila
terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000/mm.

Buku penyakit infeksi tropic pada anak

You might also like