You are on page 1of 6

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) DAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN IMPACT HASIL CORAN BERBASIS LIMBAH


PISTON
Satria Efendi
Teknik Mesin, Fakltas Teknik, Universitas Mataram, Jl. Majapahit no. 62, Mataram
Email : Satriaefendi1993@gmail.com

ABSTRACT
An Aluminium will be soften in the state of pureness, especially the toughness and hardness is lower to be
used in various engineering purposes. Therefore, to improve the properties it is necessary to combine with
other elements, especially copper and variations of the cooling device. But after suffering damage due to
overheating then had some mechanical properties will decrease. The purpose of this study was to determine
the effect of the elements Cu and variations of the cooling device. in casting alumnium former piston against
hardness, impact toughness and microstructure. The materials used are alumunum alloy Al-Si (piston used),
and Cu (copper) is used as an element of an addition to the composition of the addition of 5%, 10%, 15%,
and the variation of cooling device, namely Brine, Oil SAE 40, and water. This research has been carried out
the combination between the aluminum with copper through the casting process with casting system using a
metal mold. The results shown hardness and impact resistance are increase with the addition of the
elements Cu and variations of the cooling device are used. The everage of hardneess level occurred in the
2
addition of Cu of 15% by using brine cooling device is equal to 187,248 kg / mm . Price Impact, the largest
average occurred in the addition of 5% Cu element with the cooling device Air garam is equal to 0.0243 J /
mm2. While the raw material (0% Cu) levels of hardness amounted to 75.879 kg / mm2 and the impact
toughness of 0.0342 J / mm2.

PENDAHULUAN
Kebutuhan material semakin meningkat
seiring dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat pada saat ini. Material dengan
kombinasi sifat-sifat mekanis yang tidak
ditemukan pada material konvensional
seperti logam, keramik, polimer sangat
diperlukan. Material terapan membutuhkan
banyak alternatif sifat-sifat yang dapat
disediakan pada material paduan. Material
paduan adalah memadukan dua unsur
material atau lebih untuk mendapatkan sifat
yang lebih baik dari unsur penyusunnya
(Rusnoto, 2014).
Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini
adalah dengan melakukan daur ulang.
Karena keterbatasan yang ada seperti pada
industri kecil, tidak semua menggunakan
bahan baku murni, tetapi memanfaatkan
alumunium sekrap atau reject material dari
peleburan sebelumnya untuk dituang ulang
(remelting). Dari hasil pengecoran industri
kecil (veleq misalnya) pada saat digunakan
mengalami beban berulang-ulang dan
kadang-kadang beban kejut sehingga
peralatan tersebut harus mendapatkan
jaminan terhadap kerusakan akibat retaklelah, sehingga aman dalam penggunaan
atau bahkan mempunyai usia pakai (life time)
lebih lama.
Piston adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai

penekan udara masuk dan penerima tekanan


hasil pembakaran pada ruang bakar. Tetapi
setelah
mengalami
kerusakan
akibat
overheating maka beberapa sifat mekanik
tadi akan mengalami penurunan. Piston
merupakan salah satu dari spare part untuk
kendaraan bermotor yang sangat vital dan
sering dilakukan pergantian setiap over
hould. Piston yang rusak akan diganti dengan
piston yang baru, kemudian piston yang
rusak inilah yang akan menjadi limbah
sehingga limbah piston dapat didaur ulang
menjadi alumunium. Paduan ini memiliki
daya tahan terhadap korosi, abrasi dan
koefisien pemuaian yang rendah, dan juga
mempunyai kekuatan yang tinggi (Cole,
1995).
LANDASAN TEORI
Pengecoran
Pengecoran logam adalah proses
pembuatan benda dengan mencairkan logam
dan menuangkan ke dalam rongga cetakan.
Proses ini dapat digunakan untuk membuat
benda-benda dengan bentuk rumit.
Proses Pengecoran
Proses pengecoran meliputi: pembuatan
cetakan, persiapan dan peleburan logam,
penuangan logam cair ke dalam cetakan,
pembersihan coran dan proses daur ulang
pasir cetakan. Produk pengecoran disebut
coran atau benda cor. Berat coran itu sendiri
berbeda, mulai dari beberapa ratus gram

sampai beberapa ton dengan komposisi yang


berbeda, mulai dari beberapa ratus gram
sampai beberapa ton dengan komposisi yang
berbeda dan hampir semua logam atau
paduan dapat dilebur dan dicor.
Penggunaan Coran
Proses pengecoran banyak digunakan
karena memiliki keunggulan diantaranya
dapat membuat produk yang kecil hingga
yang paling besar. Produk-produk yang
dibuat melalui proses pengecoran dapat
dijumpai mulai dari peralatan rumah tangga,
industri komponen pemesinan, industri
mesin-mesin perkakas, alat-alat berat,
industri automotif dan peralatan transportasi.
Media Pendingin
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju
pendinginan adalah sebagai berikut :
a. Densitas
b. Viskositas
Jenis-Jenis Pengujian
a. Uji Kekerasan Vickers
b. Pengujian Impact
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Kekerasan
Pengujian ini megunakan metode
vickers dengan beban (P) sebesar 588 N
atau 60 kg. Dari pengujian ini akan diketahui
ketahanan paduan alumunium tembaga
terhadap
deformasi
plastis
akibat
penekanan. Dibawa ini diperlihatkan datadata hasil pengujian kekerasan.
Tabel 4.1 Uji Kekerasan Vickers
Material Tanpa Perlakuan
Komposisi 0% Cu
No
1
2
3

P
(kg)
60
60
60
Rata-Rata

HV
(kg/mm)
82,314
71,193
74,129
75,879

Dari tabel 4.1, merupakan tabel hasil


uji kekerasan alumunium piston (tanpa Cu
dan perlakuan), didapatkan nilai kekerasan
rata-rata sebesar 75,879 kg/mm2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Kekerasan Dengan
Penambahan Kadar Cu 5%
Komposisi 5% Cu
Variasi
Temperatur
HV
media
(kg/mm)

pendingin
126,566
123,258
180C
133,597
Rata-Rata
127,807
114,074
Oli SAE 40
120,077
180C
120,077
Rata-Rata
118,076
96,260
Udara
111,240
180C
105,880
Rata-rata
104,460
Tabel 4.3 Hasil Uji Kekerasan Dengan
Penambahan Kadar Cu 10%
Komposisi 10% Cu
Temperatur
HV
(kg/mm)
137,333
Air
137,333
Garam
180C
137,333
Rata-rata
137,333
126,566
Oli SAE
114,074
40
180C
123,258
Rata-rata
121,299
108,510
Udara
105,880
180C
111,240
Rata-rata
108,543
Air Garam

Tabel 4.4 Hasil Uji Kekerasan Dengan


Penambahan Kadar Cu 15%
Komposisi 15% Cu
Variasi
Temperatur
HV
media
(kg/mm)
pendingin
185,207
Air Garam
185,207
180C
191,329
Rata-Rata
187,248
145,293
Oli SAE 40
158,596
180C
133,596
Rata-Rata
145,828
133,597
Udara
133,597
180C
145,293
Rata-Rata
137,495
Dari data ketiga tabel dapat
digambarkan dalam betuk grafik seperti yang
ada pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik hasil uji kekerasan


dengan perlakuan
Dari gambar 4.1 Grafik hasil uji
kekerasan dengan perlakuan, merupakan
penjelasan dari hasil pengujian kekerasan
alumunium piston dengan penambahan
tembaga (Cu) sebesar 5%, 10%, dan 15%,
kemudian dilakukan heat treatment dengan
media pendingin air garam, Oli SAE 40 dan
udara. Dimana nilai kekerasan untuk
penambahan kadar Cu 5% dengan media
pendingin air garam sebesar 127,807
kg/mm2, oli sebesar 118,076 kg/mm2, dan
udara sebesar 104,460 kg/mm2. Kemudian
untuk penambahan kadar Cu 10% dengan
media pendingin air garam didapatkan nilai
kekerasan sebesar 137,333 kg/mm2, media
pendingin oli sebesar 121,299 kg/mm2, dan
dengan udara sebesar 108,543 kg/mm2.
Selanjutnya
yang
terakhir
dengan
penambahan kadar Cu 15% didapatkan nilai
kekerasan dengan media pendingin air
garam sebesar 187,248 kg/mm2, dengan oli
sebesar 145,828 kg/mm2, dan dengan udara
luar sebesar 137,495 kg/mm2.
Mengacu kembali pada tabel 4.1 yang
menyajikan angka kekerasan alumunium
piston (tanpa Cu dan perlakuan) dimana nilai
kekerasan rata-rata sebesar 75,879 kg/mm2,
sehingga berdasarkan gambar 4.1 nilai
kekerasan akan semakin meningkat seiring
dengan penambahan kadar Cu, dimana
untuk perlakuan heat treaement dengan
media pendingin air garam dan penambahan
kadar Cu 15% yang merupakan nilai
kekerasan tertinggi yaitu 187,248 kg/mm2,
begitupula untuk media pendingin oli nilai
kekerasan
tertinggi
berada
pada
penambahan kadar Cu 15%, dan media
pendingin udara kekerasan tertinggi terdapat
pada kadar Cu 15%, sehingga dari beberapa
peneliti mengatakan bahwa semakin besar
kadar Cu yang digunakan maka nilai
kekerasannya akan semakin meningkat.

4.2 Pengujian Impact


Pengujian impact dilakukan dengan
metode charpy di Laboraturium Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Mataram
dengan ketentuan sebagai berikut: berat
pendulum (W) = 98,1 N, panjang lengan (l)
= 0,8 m, dan sudut awal takikan () =300.
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Impact
Material Tanpa Perlakuan :
Komposisi 0% Cu
Harga
Energy
No
Impact
(joule)
(Joule/mm)
1
2,511
0,032
2
3,139
0,039
3
2,511
0,032
Rata-rata
0,0342
Dari tabel 4.5 di atas merupakan tabel
hasil uji impact alumunium piston (tanpa
penambahan Cu dan perlakuan), didapatkan
nilai harga impact rata-rata sebesar 0,0342
(joule/mm2).
Tabel 4.6 Hasil Uji Impact Dengan
Penambahan Kadar Cu 5%
Komposisi
( 5% ) Cu
Variasi
Temperatu
Media
Harga
r
Pendingin
Impact
(Joue/mm)
0,0245
Air Garam
180 C
0,0242
0,0241
Rata-rata
0,0243
0,241
Oli
180 C
0,0242
(SAE 40)
0,0239
Rata-rata
0,0241
0,0168
Udara
180 C
0,0242
0,0240
Rata-rata
0,0216
Tabel 4.7 Hasil Uji Impact Dengan
Penambahan Kadar Cu 10%
Komposisi
( 10% ) Cu
Variasi
Temperatu
Harga
Media
r
Impact
Pendingin
(Joule/mm
)
0,0167
Air Garam
180 C
0,0252
0,0240
Rata-rata
0,0219

Oli
(SAE 40)

180 C

Rata-rata

0,0217

Udara

180 C

Rata-rata

0,0193

0,0245
0,0165
0,0242
0,0245
0,0167
0,0166

Tabel 4.8 Hasil Uji Impact Dengan


Penambahan Kadar Cu 15%
Komposisi
( 15% ) Cu
Variasi
Temperatu
Harga
Media
r
Impact
Pendingin
(Joule/mm
)
0,0086
Air Garam
180 C
0,0087
0,0087
Rata-rata
0,0087
0,0087
Oli
180 C
0,0087
(SAE 40)
0,0164
Rata-rata
0,0113
0,0088
Udara
180 C
0,0087
0,0163
Rata-rata
0,0113
Dari hasil data tabel 4.6, 4.7 dan 4.8,
kemudian dapat digambarkan dalam betuk
grafik seperti yang ada pada gambar 4.2
sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik hasil uji Impact dengan


perlakuan
Dari gambar 4.2, merupakan grafik
hasil pengujian impact alumunium piston
dengan penambahan tembaga (Cu) sebesar
5%, 10%, dan 15%, kemudian dilakukan heat
treatment dengan media pendingin air garam,
oli SAE 40, dan udara. Dimana nilai
kekerasan untuk penambahan kadar Cu 5%
dengan media pendingin air garam sebesar
0,0243 Joule/mm2, oli sebesar 0,0217

Joule/mm2, dan udara sebesar 0,0216


Joule/mm2. Kemudian untuk penambahan
kadar Cu 10% dengan media pendingin air
garam didapatkan nilai harga Impact sebesar
0,0219 Joule/mm2, media pendingin oli
sebesar 0,0217 Joule/mm2, dan dengan
udara
sebesar
0,0193
Joule/mm2.
Selanjutnya
yang
terakhir
dengan
penambahan kadar Cu 15% didapatkan nilai
harga impact dengan media pendingin air
garam sebesar 0,0113 Joule/mm2, dengan oli
sebesar 0,0087 Joule/mm2, dan dengan
udara luar sebesar 0,0113 Joule/mm2.
Mengacu kembali pada tabel 4.5 yang
menyajikan angka harga impact alumunium
piston (tanpa paduan dan perlakuan) dimana
nilai pengujian impact rata-rata sebesar
0,0342 Joule/mm2. Sehingga berdasarkan
gambar 4.2 nilai pengujian impact akan
semakin
meningkat
seiring
dengan
pengurangan kadar Cu hal ini terlihat pada
perlakuan media pendingin air garam,
dimana untuk perlakuan heat treaement
dengan media pendingin air garam dan
penambahan kadar Cu 5% yang merupakan
nilai pengujian impact tertinggi yaitu 0,0243
Joule/mm2, untuk media pendingin oli nilai
pengujian impact tertinggi berada pada
penambahan kadar Cu 5% yaitu sebesar
0,241 Joule/mm2, sama halnya dengan
media pendingin Udara nilai tertinggi yaitu
dari penambahan kadar Cu 5% yaitu 0,0216
Joule/mm2.
Jika
dilihat
lebih
spesifik
perbandingan antara nilai uji impact dan uji
kekerasan, dimana harga uji impact
cenderung berbanding terbalik dengan harga
kekerasan hal ini disebabkan semakin getas
sifat suatu material maka nilai uji impact
cenderung akan semakin menurun namun
kekerasannya cenderung akan semakin
meningkat.
Patahan pada spesimen menghasil
patah getas, karena bentuk patahan tidak
bisa
meyambung
dan
permukaan
patahannya terlihat kasar dan berwarna
kelabu seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.3 Spesimen Hasil Uji Impact


Dilihat dari gambar 4.3, diketahui
bahwa dengan adanya variasi penambahan
tembaga (Cu) dan media pendingin dapat
merubah karaktristik atau bentuk spesimen
terlihat dari jenis-jenis patahan dari hasil uji
impact. Semakin besar penambahan kadar
Cu maka jelas terlihat jenis patahan akan
lebih halus, namun jenis patahan tersebut
juga akan dipengaruhi oleh media pendingin
yang digunakan. Untuk media pendingin air
garam pada kadar Cu 5% akan
menghasilkan jenis patahan yang lebih
kasar dibandingkan dengan 10% Cu atau
pun 15% Cu, sehingga nilai harga impact
yang didapatkakn akan dapat terlihat
semakin besar kadar Cu yang digunakan
maka harga impact yang didapatkan akan
semakin rendah begitu pula sebaliknya
semakin sedikit penambahan kadar Cu yang
digunakan maka akan menghasilkan nilai
harga impact lebih tinggi tergantung dari
pada media pendingin yang digunakan.
4.3 Pengujian Foto Mikro
Pengujian struktur mikro atau
mikrografy dilakukan dengan bantuan
mikroskop dengan koefisien pembesaran
dan metode kerja yang bervariasi, seperti
pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.4 Struktur mikro


Pada pengamatan hasil struktur mikro
pada stiap spesimen perlakuan panas
dengan variasi media pendingin dan
penambahan kadar Cu terdapat tiga unsur
yaitu Al, Si, dan Cu yang kemudian diikutti
dengan porositas yang terjadi. Dimana
struktur Al bersifat lunak (kekerasannya
rendah) dan Si terbentuk dari pengecoran
piston bekas yang diinginkan dengan variasi
media pendingin dan penambahan kadar Cu,
sehingga dapat menyebabkan perubahan
atau pembentukan fase Al, Si, dan Cu
dengan bentuk butir kristal yang berbedabeda yang kemudian dapat menandakan
bahwa tingkat kekerasan yang berbeda.
Pembentukan struktur Cu yang
terbentuk merata dan halus akibat proses
variasi media pendinginan dan variasi
penambahan kadar Cu yang tepat maka
kekerasan akan meningkat. Sehingga
semakin banya unsur kadar Cu maka nilai
kekerasannya akan semakin meningkat
sesuai media pendingin yang dilakukan.
Pada pengamatan di atas diketahui
bahwa porositas yang terjadi sangat
berpengaruh terhadap nilai kekerasannya
akibat penambahan kadar Cu atau pun
media pendingin yang dilakukan. sehingga
semakin tinggi kadar Cu yang digunakan
maka akan terlihat jelas porositas yang
terjadi baik butiran kecil atau pun butiran
halus yang terlihat pada gambar di atas,
dimana akan terjadi pengaruh terhadap
penambahan kadar Cu dan media pendingin
akibat besar butir yang didapatkan, sehingga
dapat
berpengaruh
pada
tingkat
kekerasannya atau pun nilai impactnya.
KESIMPULAN
1. Penambahan tembaga (Cu) dapat
mempengaruhi nilai kekerasan dan
ketangguhan impact pada alumunium
yang berbasis limbah piston, adapun
nilai kekerasan dan impact-nya adalah
sebagai berikut:
Dengan variasi penambahan tembaga
(Cu) maka akan mempengaruhi tingkat

kekerasan pada alumunium piston,


dimana tingkat nilai kekerasan yang
tertinggi terdapat pada penambahan
15% Cu.
Harga impact tertinggi terdapat pada 5%
Cu sebesar 0,0243 (joule/mm2), dan nilai
terendah terdapat pada 15% Cu sebesar
0,0087.
2. variasi media pendingin air garam, oli
SAE 40, dan udara mempengaruhi
tingkat kekerasan dan nilai harga impact
yaitu :
Dari hasil pengujian nilai kekerasan
tertinggi
terdapat
pada
media
pendinginan air garam begitu pula untuk
nilai impact nilai tertinggi terdapat pada
air garam dan oli.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Abdillah. 2010. Pengaruh perlakuan
panas pada paduan aluminium
dalam upaya meningkatkan sifat
mekanis material piston berbasis
material piston bekas., Prosiding
penelitian RAPI UMS., hal 132137.
John R. Brown,. 1994, feseco Non-Ferrous
Foundrymans
Handbook
Eleventh edition Revised and
edited.
Nurhadi. 2010.,Studi Karakterisasi Material
Piston
dan
Pengembangan
Prototipe
Piston
Berbasis
Limbah Piston Bekas. Jurnal
RETII 4., Vol 4, No1, 201-207.
Rizal M.Taufik, 2008, Pengaruh Variasi
Penambahan
Tembaga
dan
Magnesium Terhadap Tingkat
Kekerasan pada Al-Si.

Rizal M. Taufan, 2005, Pengaruh Kadar


Garam Dapur (NaCl) dalam
Media
Pendingin
Terhadap
Tingkat Kekerasan Pada Proses
Pengerasan Baja V-155, Teknik
Mesin
Fakultas
Teknik
Universitas Negeri Semarang.
Satriawibawa
,Hadi
.,1996,pengaruh
penambahan
tembaga
dan
hardening
terhadap
sifat
mekanik
pada
aluminium,
Fakultas Teknik Universitas
Mataram.
Setyawan, Soleh., 2006, pengaruh variasi
penambahan tembaga (cu) dan
jenis cetakan pada proses
pengecoran terhadap tingkat
kekerasan paduan alumunium
silikon
(al-si),
universitas
sebelas maret surakarta
Suherman W., 1987, perlakuan panas,
institut
teknologi
sepuluh
november surabaya. Surabaya.
Surdia, T. dan Cijiiwa K, 1976, Teknik
Pengecoran Logam, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Surdia T.,1992, Pengetahuan bahan
Teknik,PT.Pradnya
Paramita
Jakarta,
Jakarta.
Zulfia, A, uliana A, dkk.,2010, Proses
Penuaan (Agin) Pada Paduan
Aluminium Aa 333 Hasil Proses
Sand Casting, Jakarta, Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.

You might also like