You are on page 1of 15

KERANGKA ACUAN KERJA

PENGADAAN PETA DAN PENYUSUNAN DRAFT RDTR


KECAMATAN SIMPANG PEUT, KABUPATEN NAGAN RAYA

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Peta mempunyai peranan penting dalam kegiatan perencanaan
pembangunan, baik dalam skala regional maupun nasional.
Perencanaan pembangunan fisik, sarana maupun prasarana selalu
memerlukan visualisasi permukaan bumi dalam bentuk peta. Secara
umum pengertian peta adalah penyajian grafis dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi dalam suatu bidang datar dengan
menggunakan skala dan suatu sistem proyeksi tertentu.
Tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang, tujuan pengaturan tingkat ketelitian peta untuk
penataan ruang dimaksudkan untuk mewujudkan kesatuan sistem
penyajian data dan informasi penataan ruang, sehingga dapat
dihasilkan produk perencanaan yang berkualitas untuk mendukung
arah kebijakan yang tepat. Proses penyusunan peta rencana tata ruang
diawali dengan ketersediaan peta dasar, oleh karena itu setiap jenis
peta harus memiliki ketelitian peta yang pasti sesuai karakteristiknya.
Peta dasar dengan segala karakteristik ketelitiannya, menjadi dasar
bagi pembuatan peta rencana tata ruang wilayah, selanjutnya peta
rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran peta
tematik. Peta tematik menjadi bahan analisis dan proses sntesis
penuangan rencana tata ruang wilayah dalam bentuk peta bagi
penyusunan rencana tata ruang.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten merupakan penjabaran
dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten ke dalam rencana
distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan/bukan bangunan pada
kawasan kota. RDTR juga memuat Peraturan Zonasi yang dijadikan
sebagai perangkat aturan pada skala blok untuk melengkapi aturan
agar pelaksanaannya lebih operasional. Peraturan Zonasi merupakan
bagian dari RDTR, sehingga penyusunannya dilakukan secara paralel
dengan RDTR tersebut.

Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


telah diamanatkan tentang RDTR tersebut dalam pasal 11 menyangkut
tentang kewenangan pemerintah daerah dalam penataan ruang dan
pasal 14 mengenai pelaksanaan penataan ruang.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
15
Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang Pasal 59 menyebutkan setiap RTRW kabupaten/kota
harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu
disusun RDTR nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR
tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis
kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun
RDTR apabila merupakan:
a. kawasan yang mempunyai ciri
menjadi kawasan perkotaan; dan
b. memenuhi kriteria lingkup
ditetapkan dalam peraturan.

perkotaan

wilayah

atau

perencanaan

direncanakan
RDTR

yang

Pada tahun anggaran 2016 ini dipilih Kecamatan Simpang Peut, karena
secara
visual
dapat
dilihat
bahwa
di
lokasi
tersebut
terdapat ...............................yang merupakan ........................di wilayah
Kabupaten Nagan Raya.
Kawasan
Perkotaan
Simpang
Peut
juga
menjadi
.................................Kabupaten Nagan Raya diimbangi dengan
pembangunan bangunan-bangunan yang semakin pesat sehingga
dirasakan sangat perlu adanya peraturan-peraturan zonasi keruangan
agar kawasan ini dapat tertata dengan lebih baik lagi. Namun
berdasarkan jangka waktu proses penyusunan RDTR yang tertera
dalam Pedoman Penyusunan RDTR dan dikarenakan keterbatasan
waktu pelaksanaan hanya 5 (lima) bulan maka kegiatan Pengadaan
Peta dan Penyusunan Draft Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Simpang Peut pada tahap awal ini dikerjakan mulai dari persiapan
pengadaan dan pembuatan peta garis wilayah perkotaan Simpang Peut
dan penyusunan draft RDTR Kec Simpang Peut sampai pada tahapan
pendahuluan dan pengolahan (analisis data).

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud Kegiatan

Maksud kegiatan ini adalah pengadaan dan pembuatan peta


garis wilayah perkotaan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya
dengan menggunakan photo citra satelit skala 1 : 5000 sebagai
bahan dasar untuk menghasilkan dasar yang menggambarkan
detail-detail alam dan buatan manusia menggunakan sistem
koordinat UTM dengan kedalaman skala ketelitaan peta 1 : 5000,

yang antara lain dapat menggambarkan detail - detail bangunan,


jalan, sungai, jalan kereta api, dll.

Kegiatan ini juga mempunyai maksud menyusun acuan


operasional
pelaksanaan
pembangunan
yang
meliputi
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di
kawasan perkotaan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya.

b. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan Draft
RDTR Kecamatan Simpang Peut adalah melakukan proses Digitasi
Citra satelit yang dilengkapi data pendukung lainnya sampai
menghasilkan peta garis/peta vektor yang merupakan bahan baku
utama dasar sebagai bahan acuan penyusunan rencana tata ruang
dengan kedalaman 1 : 5.000, yaitu :

Peta Dasar/Administrasi Kawasan Fungsional Wilayah Perkotaan


Simpang Peut yang dilengkapi dengan aneka ragam informasi
dengan kedalaman skala 1 : 5000;

Peta Topografi Kawasan Fungsional Wilayah Perkotaan Simpang


Peut dengan interval kontur 2,5 meter;

Peta Tutupan lahan/penggunaan lahan Kawasan Fungsional


Wilayah Perkotaan Simpang Peut.

Tujuan kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan Draft RDTR


Kecamatan Simpang Peut adalah sebagai arahan bagi masyarakat
dalam pengisian pembangunan fisik kawasan dan pedoman bagi
instansi dalam menyusun peraturan zonasi, dan pemberian
periijinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dengan peruntukan
lahan.

3. SASARAN PEKERJAAN
a. Pengadaan Peta
Tersedianya peta garis dengan kedalaman skala 1 : 5000 dari hasil
pengolahan citra satelit berskala 1:5000 untuk kawasan
perencanaan yaitu Kecamatan Simpang Peut yang sesuai dengan
syarat dan ketentuan untuk penyusunan RDTR, telah di
orthorektifikasi
dan
sudah
di
koreksi
geometrik
dan
direkomendasikan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
b. Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut

Tersusunnya Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut sampai pada


tahap pendahuluan dan tahapan pengolahan (analisis data).

4. LOKASI KEGIATAN
Lingkup wilayah pekerjaan Pengadaan Peta dan Penyusunan Draft
RDTR Kecamatan Simpang Peut adalah secara administrasi berada
wilayah perkotaan Simpang Peut, Kabupaten Nagan Raya. Adapun
luasan
wilayah
perkotaan
Simpang
Peut
adalah
sebesar .....................................hektar

5. SUMBER DANA
Untuk pelaksanaan kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan Draft
RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya dibiayai dari
sumber pendanaan APBK Kabupaten Nagan Raya Tahun Anggaran 2016
sebesar Rp. 600.000.000.- (enam ratus juta rupiah).

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pejabat Pembuat Komitmen adalah Kepala Bidang Sarana
Prasarana Wilayah pada Bappeda Kabupaten Nagan Raya.

dan

7. DATA DASAR DAN FASILITAS PENUNJANG


Data dasar dan fasilitas penunjang Kegiatan Pengadaan Peta dan
Penyusunan Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan
Raya yaitu data sekunder lainnya terkait pekerjaan pemetaan citra
satelit sampai menjadi peta dasar kebutuhan untuk rencana tata
ruang.

B. REFERENSI HUKUM DAN STANDAR TEKNIS


1. REFERENSI HUKUM
a. UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang;
b. PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN;
c. PP No. 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang;
d. PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
e. Permendagri No. 28 Tahun 2009 tentang review
penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota;

pedoman

f. Permen PU Nomor : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan


Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
g. Perda No.... Tahun....... tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Nagan Raya tahun .............

2. STANDAR TEKNIS
Standar Teknis yang digunakan dalam Kegiatan Pengadaan Peta dan
Penyusunan Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan
Raya adalah: Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor :
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

C. RUANG LINGKUP
1. LINGKUP KEGIATAN
Adapun lingkup kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan Draft RDTR
Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya yaitu meliputi :
a. Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Peta dan
Penyusunan Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan
Raya :
-

Studi literatur, penyiapan rencana kerja survey dan pemetaan serta


penyiapan data bahan pendukung proses pemetaan peta dasar;

Persiapan Data sekunder;

Pembelian/pemesanan Peta RBI digital skala;

Pembelian/Pemesanan Citra satelit dengan resolusi 0.5 s/d 1 meter


untuk skala ketelitian peta 1 : 5000;

Mereview naskah dokumen rencana yang berkaitan


penyusunan Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut

Menyusun rencana kerja

dengan

b. Tahap Survey lapangan/Pengumpulan Data berupa:


-

Groundcheck lapangan unsur unsur peta dasar untuk


menyesuaikan koordinat dengan menggunakan GPS Geodetik/UTM;

Survey Peta dasar dengan skala ketelitian peta 1 : 5000;

Survey Peta Topografi dengan interval kontur 2,5 meter;

Survey Peta Penggunaan lahan;


Tahap pengumpulan data meliputi data-data yang mendukung dan
dibutuhkan dalam muatan RDTR, antara lain:

a) Pengumpulan data primer, berupa:

Wawancara dengan masyarakat untuk menjaring aspirasi


masyarakat terhadap kebutuhan yang diatur dalam RDTR
nantinya
serta
kepada
pihak
yang
melaksanakan
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang;

Peninjauan ke lapangan untuk pengenalan kondisi fisik


wilayah Kecamatan Simpang Peut khususnya dan Kabupaten
Nagan Raya pada umumnya.

b) Pengumpulan data sekunder, berupa:

Mengumpulkan peta-peta rencana kawasan dari RTRW


Kabupaten Nagan Raya
dan peta-peta rencana kawasan
lainnya yang mendukung kegiatan penyusunan RDTRK
Kecamatan Simpang Peut ini;

Mengumpulkan data dan informasi lain yang berkaitan dengan


pekerjaan, meliputi:
jenis penggunaan lahan yang ada pada daerah yang
bersangkutan;
jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang
bersangkutan;
identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan serta
kondisi fisik (tinggi bangunan dan lingkungannya);
kajian dampak terhadap kegiatan yang ada atau akan
ada di zona yang bersangkutan;

c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data


-

Merumuskan
isu
strategis
dan
permasalahan
wilayah
perencanaan lebih detail, berdasarkan penjabaran terhadap
RTRW Kabupaten Nagan Raya dan hasil survey awal;

Melakukan kegiatan analisis dan perumusan ketentuan teknis,


meliputi :
a) Tujuan peraturan zonasi
b) Klasifikasi zonasi
c) Daftar kegiatan
d) Deliniasi peta/ blok peruntukan
e) Ketentuan teknis zonasi
f) Standar teknis
g) Ketentuan pengaturan zonasi
h) Ketentuan pelaksanaan

i) Ketentuan dampak pemanfaatan ruang


j) Kelembagaan
d. Tahap Pengolahan Citra
Pengolahan citra digitasi merupakan proses yang bertujuan untuk
memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan komputer.
Pengolahan citra digitasi dapat dikelompokan dalam kegiatan :
-

Akusisi Citra
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan peta satelit
yang perlu untuk didigitasi;

Peningkatan kualitas Citra


Pada tahap ini dikenal dengan pre processing, dimana dalam
meningkatkan kualitas citra meningkatkan kemungkinan dalam
keberhasilan pada tahap pengolahan citra digital berikutnya;

Segmentasi Citra
Segmentasi bertujuan untuk memilih dan mengisolasikan
(memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra. Segmentasi
terdiri dari downsampling, penapisan dan deteksi tepian.
Downsampling merupakan proses untuk menurunkan jumlah
piksel dan menghilangkan sebagian informasi citra. Dengan
resolusi citra yang tepat, Downsampling menghasilkan ukuran
citra yang lebih kecil. Tahap segmentasi selanjutnya adalah
penapisan dengan filter media, hal ini untuk menghilangkan
derau yang biasanya muncul pada frekwensi tinggi pada
spektrum citra;

Representasi dan uraian;

Interpretasi;

Memperbaiki kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih mudah


diinterpretasi oleh mata manusia;

Mengolah informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk


keperluan pengenalan objek secara otomatis;

Tahap Digitasi;

Tahap Generate kontur dan Editing kontur;

Tahap Pembuatan Layout dan Kartografi;


Pembuatan peta diperoleh dari Citra satelit, Peta Topografi dan
Peta Rupa Bumi Indonesia (BIG), Peta RTRWK, dan lainnya.
Secara kartografis hasil yang didapatkan berupa peta turunan.
Proses pemetaannya dilakukan dengan mengkonversi peta
menjadi data digital (melalui scanning maupun digitasi). Apabila

skala maupun sumbernya berbeda maka perlu dilakukan


georeferensi terlebih dahulu untuk penyamaan format data.
Metode pemetaan ini melalui metode pengambilan data citra
satelit, untuk pembuatan peta dasar dengan spesifikasi
perencanaan tata ruang maka proses pemetaan dapat dilakukan
dengan metode Citra satelit yang di lengkapi dengan peta RBI
digital dan lain sebagainya.
Dalam Pemetaan ini metode pembuatan petanya di luar metode
yang telah ada dengan memanfaatkan tekhnologi tepat guna
dengan teknik dan metoda yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada cara pemetaan ini sumber data utama yang digunakan


adalah Peta Rupa Bumi, Citra Satelit, Ikonos, Peta Scaner lainnya,
dengan skala kedalaman 1 : 5000. Peta yang dihasilkan akan
berupa peta digital sebagai peta dasar yang akan memuat
berbagai macam informasi yang dibutuhkan dan dapat di
upgrade setiap saat oleh pemakai peta pada nantinya. Metode ini
bersifat sebagai pelengkap sumber data dimana ditujukan untuk
pengelolaan database, untuk itu berbagai macam informasi
dalam tema-tema penataan batas areal dapat digunakan metode
peta tematik hasil turunan peta dasar yang dikompilasi dengan
sumber data dari citra satelit melalui hasil penafsirannya.

2. KELUARAN PEKERJAAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini pada tahun
2016 adalah

1. Buku Draft Fakta Analisis


2. Album Draft Peta Hasil Analisis
Draft peta termasuk Peta Dasar (hasil interpretasi peta citra satelit
menjadi peta garis) dengan skala ketelitian 1:5.000 yang terdiri dari:
-

Peta Dasar/Administrasi dan Peta Topografi Kawasan Fungsional


Wilayah Perkotaan Simpang Peut

Peta penggunaan lahan saat ini pada kawasan fungsional wilayah


perkotaan Simpang Peut.

3. Executive Summary,
4. Softcopy seluruh keluaran di dalam DVD dan atau media penyimpan
lainnya.
Softcopy termasuk photo citra satelit wilayah perencaan asli dan
softcopy laporan dan album draft peta digital wilayah perkotaan
Simpang Peut.

3. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan
Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut ini akan dilaksanakan dan
diselesaikan dalam jangka waktu 150 Hari sejak ditandatangani Surat
Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh Bappeda Kabupaten Nagan
Raya.

D. METODOLOGI
Metode Pendekatan dalam kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan
Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya adalah
melalui tahapan/proses antara lain:
a. Persiapan Penyusunan
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang
kelancaran penyusunan kegiatan antara lain: persiapan teknis,
antara lain meliputi menyiapkan kelengkapan administrasi,
menyusun program/rencana kerja, perumusan subtansi secara garis
besar, penyiapan checklist data dan kuesioner, metode pendekatan
dan peralatan yang diperlukan, dan mereview naskah dokumen
rencana yang berkaitan dengan penyusunan
Draft RDTR
Kecamatan Simpang Peut.
b. Tahap Pengumpulan data, meliputi kegiatan pengumpulan
data/informasi primer maupun sekunder yang mendukung kegiatan,
mencakup data data (peta).

Penyedia jasa harus dapat menyediakan data-data dan peta


terkait dengan pekerjaan ini berupa :
-

jenis penggunaan
bersangkutan;

lahan

yang

ada

pada

daerah

yang

jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang


bersangkutan;

identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan


kondisi fisik (tinggi bangunan dan lingkungannya);

kajian dampak terhadap kegiatan yang ada atau akan


ada di zona yang bersangkutan;

standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan


dari
peraturan perundang-undangan nasional maupun
daerah;

peraturan perundang-undangan terkait pemanfaatan lahan


dan bangunan, serta prasarana di daerah yang bersangkutan;
dan

serta

Spesifikasi Teknis Peta dan Citra adalah sebagai berikut :


-

Umum
Pada dasarnya peta dibedakan menjadi peta sebagai input
dan output (produk). Peta sebagai input merupakan data
dasar dalam memvisualisasikan informasi secara spasial
sesuai dengan letak geografis atau koordinat lokusnya.
Koordinat yang digunakan adalah berlaku secara nasional
dengan otorisasi dari BIG. Demikian pula halnya untuk citra
satelit harus dilakukan kalibrasi dan registrasi ke koordinat
peta tersebut. Data untuk analisis fisik, menggunakan citra
satelit tahun terakhir dengan resolusi minimum 60 cm
(iconos/quick bird).

Bentuk Data
Setiap peta baik peta dasar, peta tema dan citra satelit
sebagai input maupun sebagai produk peta analisa dan peta
rencana harus disusun berdasarkan pada kaidah perpetaan
dengan prinsip layer by layer overlay, dalam arti bahwa
masing-masing entitas peta dikemas dalam layer yang
berbeda, bukan dalam bentuk JPEG, JPG, BITMAP, TIFF dan
sejenisnya.

Orientasi Sistem Informasi Geografis


Baik peta dasar, peta tema dan citra satelit berorientasi
kepada Basis Data Spasial. Basis data spasial adalah integrasi
peta dan atribut tiap entitas, yang dikemas dalam peta dasar
yang sudah menerapkan koordinat global (real world

coordinates) atau dengan kata lain peta tersebut sudah


georeference. Sehingga software peta yang digunakan
harus berorientasi kepada Sistem Informasi Geografis.
c. Tahap Analisis
Analisis yang dilakukan harus sesuai dan berdasarkan pada
Pedoman
Penyusunan
RDTR
menurut
Permen
PU
No.20/PRT/M/2011. Analisis dilakukan dengan pendekatan wilayah
untuk mengetahui kondisi, ciri, dan hubungan sebab akibat dari
unsur-unsur pembentuk ruang wilayah seperti penduduk, sumber
daya alam, sumber daya buatan, sosial, ekonomi, budaya, fisik dan
lingkungan, sehingga dapat diidentifikasikan potensi baik yang
positif maupun yang negatif, baik yang hayati maupun non hayati
pada Lingkungan Alam dan Buatan dalam berinteraksi dengan
aktifitas manusia/masyarakat.
Analisis yang harus dilakukan sekurang-kurangnya melakukan
kegiatan analisis dan perumusan ketentuan teknis secara umum
pada tahap awal ini, meliputi :

Tujuan peraturan zonasi

Klasifikasi zonasi

Daftar kegiatan

Deliniasi peta/ blok peruntukan

Ketentuan teknis zonasi

Standar teknis

Ketentuan pengaturan zonasi

Ketentuan pelaksanaan

Ketentuan dampak pemanfaatan ruang

Kelembagaan

d. Konsultasi Publik
Pihak ketiga (konsultan) harus secara reguler melakukan konsultasi
dengan pemberi pekerjaan agar seluruh penyelesaian pekerjaan
dapat dimonitor dengan baik. Setiap tahapan pelaporan akan
dibahas secara khusus bersama Tim Teknis Daerah kemudian
diseminarkan dan dibuat Berita Acara, setelah mendapat masukan
dan untuk kekurangan data dilakukan pengecekan ulang
dilapangan. Dalam setiap pembahasan sebelumnya dilakukan juga
pembahasan mengenai hasil perbaikan dari pembahasan
sebelumnya.

Selain itu tim pelaksana diwajibkan melakukan diskusi pembahasan


dengan para pakar (konsultasi publik), dinas/instansi terkait,
lembaga
swadaya
masyarakat,
wakil
masyarakat,
tokoh
masyarakat, lembaga profesi dan lainnya. Minimal pada tahap awal
ini konsultasi publik dilakukan sebanyak 2 (dua) kali.
Intinya keseluruhan proses penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
ini muatannya harus sesuai dan berdasar pada Pedoman
Penyusunan RDTR menurut Permen PU No.20/PRT/M/2011.

E. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 5 (lima)
buku beserta softcopynya kemudian dilakukan diskusi pembahasan
bersama instansi terkait serta para pelaku pembangunan di
Kecamatan Simpang Peut khususnya dan Kabupaten Nagan Raya
pada umumnya.
b. Laporan Draft Fakta Analisis
Laporan dari Penyusunan Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut
diserahkan 5 (lima) bulan setelah dikeluarkan SPMK masing-masing
sebanyak 5 (lima) buku. Laporan ini merupakan hasil dari
pengumpulan data-data dan hasil analisisnya yang berupa:

Buku Fakta Analisis yang dilengkapi peta-peta;

Album peta dengan skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5000


dalam format A1 yang dilengkapi dengan peta digital yang
memenuhi ketentuan GIS, dan syarat minimal isi dari album peta
sesuai Permen PU No.20/PRT/M/2011.

Ringkasan Eksekutif Summary diserahkan bersamaan laporan


sebanyak 5 buku;

c. Softcopy seluruh keluaran di dalam DVD dan atau media penyimpan


lainnya sebanyak 10 buah dengan ketentuan semua file peta-peta
dalam format *shp dan dokumen dalam *doc.

F. PERSONIL

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pihak Ketiga (Jasa Konsultan). Pihak


Ketiga melakukan kegiatan dari mengumpulkan data, analisis data,
pemetaan, konsultasi publik dan pencetakan Buku Fakta dan Analisis,
dan Draft Album Peta beserta Lampiran. Pihak ketiga menyediakan
tenaga ahli sesuai dengan ketentuan.
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan
adalah :

pekerjaan ini

a. Ketua Tim (Team Leader)


Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Planologi atau Perencanaan
Wilayah minimal Strata 2 (S2) lulusan universitas negeri atau yang
telah disamakan, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan di
bidang perencanaan wilayah sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan selama 5 (lima) bulan penuh sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Tenaga Ahli Arsitektur
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Arsitektur minimal
Strata 1 (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang
telah disamakan.
Memiliki pengalaman profesional di bidang
rancang bangunan perkotaan minimal selama 5 (lima) tahun.
c. Tenaga Ahli Sipil
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil minimal
Strata 1 (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang
telah disamakan.
Memiliki pengalaman profesional di bidang
manajemen infrastruktur minimal selama 5 (lima) tahun.
d. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Lingkungan
minimal Strata 1 (S1) lulusan universitas/pergururan tinggi negeri
atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan dibidang analisis lingkungan dalam penyusunan tata
ruang sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
e. Tenaga Ahli Geografi Informasi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geografi/Geodesi
minimal Strata 1 (S1) lulusan universitas/pergururan tinggi negeri
atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan dibidang Sistem Informasi Geografi (GIS) dan perpetaan
dalam penyusunan tata ruang sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
f. Tenaga Ahli Hukum
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Hukum minimal Strata
1 (S1) lulusan universitas/pergururan tinggi negeri atau yang

disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang


perencanaan, mengumpulkan dan menganalisis data yang
berhubungan dengan hukum terkait dengan pemanfaatan ruang
dan pengendalian kawasan perkotaan dalam penyusunan tata
ruang sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
g. Tenaga ahli sosial
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ilmu Sosial minimal
Strata 1 (S1) lulusan universitas/pergururan tinggi negeri atau yang
disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang
sosial kemasyarakatan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
h. Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah/Pembangunan
Tenaga
ahli
yang
disyaratkan
adalah
Sarjana
Ekonomi
Wilayah/Pembangunan
minimal Strata 1 (S1) lulusan
universitas/pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang ekonomi
pembangunan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
i. Tenaga Pendukung
Sekretaris 1 Orang
Operator 1 Orang
Tenaga Survey 4 Orang

G. MANFAAT
Manfaat dari pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan
Draft RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya ini dapat
digunakan sebagai dasar bagi berbagai kegiatan perencanaan
pemanfaatan serta pengendalian pemanfaatan ruang pada wilayah
tersebut.

H. PENUTUP

Dengan terlaksananya Kegiatan Pengadaan Peta dan Penyusunan Draft


RDTR Kecamatan Simpang Peut Kabupaten Nagan Raya diharapkan
berimplikasi sebagai data awal dari proses penyusunan rencana tata
ruang di Kabupaten Nagan Raya.

Suka Makmue,

Februari 2016

Pejabat Pembuat Komitmen

Edi Rusdi Noor


NIP......................................

You might also like