You are on page 1of 15

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

APAKAH TENUR DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN


PUBLIK DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS AUDIT?
Sri Wahyuni
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
yuni_7067@yahoo.co.id
Febri Adi Suseno
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of tenur and reputation of public accounting
firms (PAF) on audit quality. Important issues will be answered in this study is whether tenur
and reputation of the firm that is proxied by the size and specialization of the firm can improve
audit quality? This research is quantitative, using secondary data from the financial statements
of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012 period.
The sampling method using purposive sampling. Data were analyzed using logistic regression.
The analysis showed that tenur of PAF have not positive effect on audit quality. While
reputation of PAF have positive effect on audit quality. The results of this study provide
empirical evidence that audit quality is reflected by reputation of PAF, not by tenur of PAF.
The results provide significant contrubusion for policy makers, especially IAI that the firm does
not affect the rotation of audit quality, has implications that must be made strict rules against
rotation rules for auditor and PAF. The results of this study enriches the literature on audit
quality characteristic that there is another dimension of audit quality in addition to size and
tenur, namely specialization of PAF. The methodological contribusion of this study that
measurement auditor size, not only large and small auditors as prior research but also medium
auditors must be considered.
Keywords : Tenur, Reputation, Paf, Audit Quality

PENDAHULUAN
Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan persaingan bisnis yang semakin
meningkat dikhawatirkan dapat mempengaruhi pengusaha untuk berbuat kecurangan demi
mempertahankan keberlangungan usahanya. Disinilah peran auditor untuk meminimalisir
praktik-praktik kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut IAPI (2011) fungsi
auditor adalah bertanggungjawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan.
Kecurangan klien tidak lepas dari lemahnya sikap independensi auditor. Penyimpangan
dalam akuntansi dapat disebabkan karena eskalasi komitmen dari auditor untuk selalu
memberikan pendapat wajar terhadap laporan keuangan klien yang menyimpang (Moore et al.,
2006 dalam Giri 2010). Lemahnya sikap independensi auditor menyebabkan mereka akan
membenarkan berbagai perbuatan yang dilakukan oleh klien walau itu melakukan
penyimpangan laporan keuangan.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana

1355

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Peran seorang auditor seharusnya mampu meminimalisir kecurangan yang terjadi


diperusahaan klien, yaitu dengan melaksanakan audit yang berkualitas. Berdasarkan standar
profesional akuntan publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dapat berkualitas jika
memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing meliputi tiga hal yaittu 1) mutu
profesional auditor independen, 2) pertimbangan (judgment) yang dilaksanakan dalam
melaksanakan audit, 3) penyusunan laporan audit.
Kualitas audit menurut De Angelo (1981) dalam Wahyuni (2013) adalah fungsi dari:
1) kompetensi auditor, yaitu kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan material atau
salah saji (misstatement) dalam laporan keuangan klien; serta 2) independensi auditor, yaitu
kecenderungan auditor untuk mengoreksi kesalahan material. Coram et al. (2008) dalam
Hartadi (2009) menyimpulkan kualitas auditor adalah seberapa besar kemungkinan dari
seorang auditor menemukan adanya unintentional atau intentional error dari laporan keuangan
perusahaan dan menyantumkan hasil temuan tersebut pada opini audit. Kualitas audit
tergantung dari dua hal yaitu kemampuan teknikal dari auditor yang terepresentasi dalam
pengalaman maupun pendidikan profesi dan kualitas auditor dalam manjaga sikap mentalnya.
Sedangkan menur
Lebih lanjut pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik yang merupakan penyempurnaan dari
Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 dan No.359/KMK.06/2003. Peraturan
Menteri Keuangan ini mengatur tentang pembatasan masa pemberian jasa audit terhadap klien.
Alasan yang mendasari pembatasan tersebut adalah untuk menjaga kualitas audit. Dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur rotasi auditor dan KAP diharapkan
akan mendapatkan reaksi positif dari investor karena dampak positif dari meningkatnya kualitas
audit (Hartadi 2009).
Pengukuran kualitas audit pada penelitian terdahulu secara umum menggunakan proksi
ukuran KAP dan tenur KAP (Novianti dkk., 2010; Nuratama 2011; Rossieta dan Wibowo 2009;
Giri 2010; Hamid 2013). Giri (2010) berpendapat bahwa tenur audit yang lama akan
mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat
dijadikan dasar bagi seorang auditor dalam merancang program audit yang efektif dan
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
Selain tenur KAP Giri (2010) berpendapat bahwa ukuran KAP yang berafiliasi dengan
big four sangat erat kaitannya dengan KAP bereputasi tinggi. Kelebihan KAP yang berafiliasi
dengan big four adalah KAP dapat mengadopsi baik standar mutu maupun manajemen kantor
afiliasi asingnya. Beccer et al. (1999) dalam Giri (2010) berpendapat bahwa auditor berkualitas
tinggi dalam hal ini adalah KAP Internasional dapat mendeteksi terjadinya manajemen laba
dalam perusahaan klien.
Penelitian yang menghubungkan menghubungkan antara spesialisasi auditor dengan
kualitas audit dilakukan oleh Mayangsari, 2007; Lou dan Vasvari, 2009; Carcelo dan Nagy,
2009; Lie et al., 2009 dan Wahyuni, 2013. Mereka berpendapat bahwa dengan keahlian dan
pengetahuan atas laporan keuangan industri tertentu yang dimiliki spesialisasi auditor akan
meningkatkan kemampuan auditor dalam mendeteksi kesalahan material atau salah saji dalam
laporan keuangan klien. Sehingga menghasilkan kualitas audit yang lebih baik (Wahyuni,
2013).
Penelitian ini mengacu pada penelitian Giri (2010) dan Wahyuni (2013). Perbedaan
penelitian sekarang adalah objek penelitian mengambil perusahaan property dan real estate
tahun 2008-2012 sedangkan penelitian Giri (2010) menggunakan objek perusahaan
manufaktur. Ukuran dan spesialisasi KAP sebagai proksi reputasi KAP sedang penelitian Giri
(2010) hanya menggunakan ukuran KAP sebagai proksi reputasi KAP. Earnings surprise
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1356

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

bencmark dipakai sebagai proksi kualitas audit sedang penelitian Giri (2010) menggunakan
akrual lancar sebagai proksi kualitas audit.
Penelitian ini penting dilakukan karena kegagalan audit oleh KAP besar yang berlanjut
pada litigasi dan banyak ketidak konsistenan hasil penelitian yang menguji pengaruh tenur KAP
dan reputasi KAP terhadap kualitas audit antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Selain
itu peran seorang auditor sangat penting dalam menilai kewajaran laporan keuangan
perusahaan.Sedangkan Laporan kauangan penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(terutama investor) dalam pengambilan keputusan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Teori Keagenan
Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori keagenan (agency theory). Teori keagenan,
yang disebut juga teori kontrak (contracting theory) dibangun sebagai upaya memahami dan
memecahkan masalah yang muncul ketika ada ketidaklengkapan informasi pada saat
melakukan kontrak antara prinsipal (pemberi kerja, misalnya pemegang saham, atau pimpinan
perusahaan) dengan agen (penerima perintah, misalnya manajemen atau bawahan) (Wahyuni,
2013). Teori ini dipelopori oleh Jensen & Meckling (1976), yang memandang hubungan
manajemen dengan pemilik dalam rerangka hubungan keagenan. Dalam hubungan keagenan,
terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik, dengan pihak lain yaitu agen. Berdasarkan
kontrak, agen terikat untuk melakukan beberapa jasa bagi pemilik berdasarkan pendelegasian
wewenang dari pemilik kepada agen untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan
pemilik. Karena kepentingan kedua belah pihak tidak selalu sejalan, maka sering terjadi
benturan kepentingan antara pemilik (prinsipal) dengan pihak yang diserahi tugas mengelola
perusahaan (agen).
Dalam konteks keagenan, baik prinsipal maupun agen dipandang sebagai aktor
ekonomi yang rasional dan bertindak semata-mata untuk kepentingan pribadi (self interest).
Dalam praktiknya, manajer tidak selalu bertindak sesuai dengan keinginan pemilik (pemegang
saham). Hal tersebut disebabkan adanya moral hazard, yaitu adanya keinginan manajer
bertindak untuk kepentingan pribadi, dan mengabaikan kepentingan pemegang saham,
sehingga tidak sesuai dengan kontrak keagenan. Kondisi tersebut disebabkan karena adanya
asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham, sehingga lebih mementingkan
kepentingan manajer (Wahyuni, 2013).
Teori keagenan memprediksikan bahwa, jika agen memiliki keunggulan informasi
dibandingkan prinsipal, dan agen mempunyai kepentingan yang berbeda dengan prinsipal,
maka akan terjadi principal-agent problem dimana agen akan melakukan tindakan yang
menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan prinsipal. Beban yang muncul karena
tindakan manajemen tersebut menjadi biaya keagenan (agency costs).
Dalam konteks keagenan, dibutuhkan pihak ketiga yang independen, sebagai mediator
antara prinsipal dengan agen. Pihak ketiga tersebut berfungsi memonitor perilaku manajer
sebagai agen dan memastikan bahwa agen sudah bertindak sesuai dengan kepentingan
prinsipal. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak
prinsipal (pemegang saham) dengan agen (manajer) dalam mengelola keuangan perusahaan.
Auditor melakukan fungsi monitoring untuk mengawasi pekerjaan manajer melalui laporan
keuangan yang dibuat oleh manajer sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajer kepada
pemegang saham (Wahyuni, 2013).
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1357

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Penggunaan auditor eksternal yang independen untuk memverifikasi data akuntansi


yang dilaporkan pihak manajemen merupakan mekanisme yang didorong oleh pasar, dengan
tujuan untuk mengurangi agency cost. Auditor diharapkan oleh pemegang saham dapat
nmenekan terjadinya moral hazard pada manajemen, sehingga akan mengurangi agency cost
bagi pemegang saham.
Independensi Auditor
Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif
dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2009:26).
Rotasi Auditor dan KAP
Rotasi auditor dan rotasi KAP adalah perpindahan auditor atau KAP yang terjadi di
perusahaan klien. Di Indonesia rotasi itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01.2008 yang merupakan menyempurnaan dari Keputusan Menteri Keuangan
No.423/KMK.06/2002 dan No.359/KMK.06/2003. Dimana pemberian jasa audit atas laporan
keuangan dari suatu entitas dilakukukan KAP yaitu paling lama enam tahun berturut-turut dan
akuntan publik tiga tahun berturut-turut. Jika pergantian auditor terjadi karena pelaksanaan
regulasi yang berdasarkan pembatasan jasa audit sesuai Peraturan Menteri Keuangan maka hal
tersebut di istilahkan sebagai rotasi audit.
Kualitas Audit
Kualitas audit memiliki makna yang berbeda jika dlihat dari sudut pandang
penerima/pemakai dan pemberi jasa audit. Kualitas audit jika dilihat dari sudut pandang
penerima/pemakai laporan keuangan yaitu jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak
ada salah saji atau kecurangan dalam laporan keuangan auditan. Namun jika dilihat dari sudut
pandang pemberi jasa audit (auditor) yaitu auditor harus bekerja sesuai dengan standar
profesional akuntan publik, sehingga auditor dapat menilai risiko bisnis auditee dengan tujuan
untuk mengurangi resiko litigasi dan menghindari jatuhnya reputasi auditor.
Kualitas audit merupakan kemampuan profesional seorang auditor dalam
melaksanakan pekerjaan. De Angeola (1981) dalam Nuratama (2011) mendefinisikan kualitas
audit sebagai probabilitas seorang auditor dimana auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Kemampuan auditor dalam menemukan
salah saji tersebut berasal dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan
temuan tersebut berasal dari sikap independensi auditor.
Berdasarkan standar profesional akuntan publik (SPAP) audit yang dilaksanakan
auditor dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan dan standar auditing. Standar auditing
mencangkup mutu profesional (profesional qualities) auditor independen dan pertimbangan
atau judgment yang digunakan dalam melaksanakan audit yang digunakan dalam menyusun
laporan auditan (Hartadi, 2009).
Pengaruh Tenur KAP terhadap Kualitas Audit
Audit tenure menurut Myers et al. (2003) dan Wahyuni (2013) adalah lama tahun
secara berturut-turut sebuah KAP memberikan jasa audit kepada suatu perusahaan klien. Tenur
auditor pada penelitian sebelumnya mempunyai dampak positif maupun negatif pada kualitas
audit, terutama efek persepsinya pada independensi. Dukungan pada pengaruh negatif
menyatakan bahwa tenur auditor yang meningkat akan menghasilkan independensi auditor
yang menurun, dan selanjutnya akan menurunkan kualitas audit.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1358

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Sebaliknya, yang mendukung bahwa peningkatan tenur auditor tidak berdampak pada
penurunan independensi, dan mengarah pada kualitas audit yang lebih tinggi karena mereka
mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang kondisi perusahaan, sehingga dapat
mengurangi risiko aktual atau persepsian perusahaan (De Crabtree et al., 2006 dalam Wahyuni
2013). Giri (2010) berpendapat bahwa tenur audit yang lama akan mendorong terciptanya
pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat dijadikan dasar bagi seorang
auditor dalam merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang
berkualitas. Ghosh dan Moon (2002), Johnson et al. (2002), Myers et al. (2003) menemukan
jika tenur auditor meningkat maka manajemen laba melalui discretionary accrual dan itemitem tertentu menurun. Carcello dan Nagy (2004) menemukan bahwa kecurangan pelaporan
keuangan cenderung lebih terjadi ketika tenur auditor kurang atau 3 tahun. Carey dan Simnett
(2006) menemukan bukti yang konsisten bahwa kualitas audit berhubungan dengan tenur audit
partner yang panjang. Knechel dan Vanstraelen (2007) menemukan bukti bahwa tenur auditor
meningkatkan atau menurunkan kualitas audit masih lemah. Nuratama (2011) dan Giri (2010)
melakukan penelitian pengaruh tenur KAP terhadap kualitas audit memberikan hasil bahwa
tenur KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Maksudnya yaitu semakin panjang tenur
KAP, kualitas audit yang dihasilkan semakin tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Tenur KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Pengaruh Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit
Penelitian ini memproksikan reputasi KAP dengam ukuran dan spesialisasi KAP.
Argumentasinya adalah ukuran dan spesialisasi KAP dapat menghasilkan kualitas audit yang
tinggi. Becker et al. (1999) dalam Giri (2010) berpendapat bahwa auditor berkualitas tinggi
dapat mendeteksi manajemen laba. Sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat
mencegah terjadinya manajemen laba yang oportunis oleh klien. Setiawan dan Fitriany (2011)
berpendapat bahwa auditor spesialisasi industri atau auditor yang memiliki banyak klien dalam
industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai
internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan dan resiko audit dalam industri tersebut.
Hasil penelitiaan yang dilakukan Hamid (2013), Chrisnoventie (2012), Rossieta dan
Wibowo (2009) yaitu ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti
KAP yang berafiliasi dengan big four akan memberikan kualitas audit yang lebih tinggi dari
pada KAP non big four. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianti dkk. (2010), Wahyuni
dan Fitriany (2011) serta Setiawan dan Fitriany (2011) yaitu spesialisasi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit. Hal ini berarti KAP yang memiliki spesialisasi di industri tertentu akan
menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan KAP yang tidak memiliki
spesialisasi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka yang
bertujuan untuk menguji hipotesis dan memperoleh jawaban atas hipotesis yang digunakan.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1359

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
Data dan metode pengampulan data
Data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk kuantitatif yang dinyatakan
dalam angka-angka. Data tersebut menunjukan nilai terhadap besaran atau variabel yang
mewakilinya. Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain tenur kantor akuntan
publik dan reputasi kantor akuntan publik. Jenis data dan sumber data diperoleh melalui website
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Definisi operasional dan metode pengumpulannya:
1. Kualitas Audit (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Berdasarkan standar
profesional akuntan publik (SPAP), audit yang dilaksanakan auditor dapat berkualitas jika
memenuhi ketentuan dan standar auditing. De Angeleo (1981) dalam Ardini (2010)
mendefinisikan kualitas audit sebagai (probabiliti) dimana auditor akan menemukan dan
melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Kualitas audit dapat
ditentukan berdasarkan earnings bechmark (Rossieta dan Wibowo, 2009). Kualitas audit
diukur dengan dummy kualitas audit dikategorikan 1 ketika memenuhi kriteria - < ROA
< +, menunjukan kualitas audit yang tinggi. kualitas audit dikategorikan 0 jika ROA >
+ dimana manajemen melakukan praktik windows dassing atau ROA < - dimana
manajemen melakukan praktek taking a bath, menunjukan kualitas audit yang rendah.
2. Tenur KAP (X1)
Audit tenure menurut Myers et al. (2003) mendefinisikan tenur KAP dengan lama
tahun secara berturut-turut sebuah KAP memberikan jasa audit perusahaan klien. Wahyuni
(2013) mengukur tenur KAP dengan lamanya waktu sejak KAP memberikan jasa
penugasan yang pertama kali kepada klien tertentu. Wahyuni (2013) berpendapat jika KAP
lokal yang berafiliasi dengan KAP asing apabila terjadi perubahan partner lokal, sementara
afiliasinya tidak berubah dianggap tenurnya tetap dan pengukuran variabel ini berdasarkan
jumlah tahun suatu KAP mengaudit klien secara berturut-turut.
3. Reputasi KAP (X2)
Reputasi KAP dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Wahyuni (2013), yaitu
berdasarkan ukuran dan spesialisasi KAP. Karena ukuran dan spesialisasi KAP akan
menghasilkan kualitas audit yang tinggi, sehingga dalam penelitian ini ukuran KAP dibagi
menjadi 3 yaitu: KAP besar yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four, KAP medium
KAP non big four namun berafiliasi dengan kantor akuntan publik asing (KAPA) atau
organisasi audit asing (OAA) dan KAP kecil yaitu KAP non big four dan tidak berafiliasi
dengan KAPA atau OAA.
Spesialisasi industri KAP menggambarkan keahlian dan pengalaman audit seorang
auditor dalam bidang industri tertentu. Auditor memiliki pengetahuan yang spesifik dan
mendalam serta pengalaman dalam bidang tertentu (Almutari, 2007 dalam Chrisnoventue,
2012). Penelitian ini lebih tepat menggunakan pendekatan pangsa pasar untuk mengukur
spesialisasi karena penelitian hanya menggunakan objek perusahaan property dan real
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1360

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

estate. Suatu KAP dikatakan sepesialis jika KAP tersebut memiliki klien yang menguasai
pangsa pasar (market share) 15%. Variabel ukuran dan spesialisasi KAP diukur
berdasarkan skala ordinal sebagai berikut KAP besar dengan spesialisasi dikategorikan 5,
KAP besar tanpa spesialisasi dikategorikan 4, KAP medium dengan spesialisasi
dikategorikan 3, KAP medium tanpa spesialisasi dikategorikan 2 dan KAP kecil
dikategorikan 1.
4. Variabel Kontrol
Umur perusahaan digunakan sebagai variabel kontrol sebab akrual perusahaan akan
berbeda jika siklus hidup perusahaan semakin lama (Anthony and Ramesh 1992 dalam
Giri, 2010). Umur perusahaan diukur dengan lama terdaftar di BEI. Umur perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas audit. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan natural logaritma total aset klien (Leonora 2012; Wahyuni 2013). Klien
besar memiliki akrual yang setabil dibandingkan perusahaan kecil (Dechow and Dichew
2002 dalam Giri, 2010). Klien besar memiliki kemampuan untuk mengarahkan opini audit.
Oleh karena itu variabel ukur diharapkan akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Aliran kas juga dimasukan sebagai variabel kontrol sebab jika aliran kas tinggi
mencerminkan kinerja perusahaan yang tinggi, sehingga aliran kas perusahaan diharapkan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Aliran kas perusahaan diukur dengan
menggunakan natural logaritma kas dan setara kas akhir tahun perusahaan klien (Sloan,
1996 dalam Giri, 2010).
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan sejauh mana probabilitas terjadinya
variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen. Analisis regresi logistik tidak
memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011).
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
KA

Ln 1KA=+ 1TENUR + 2REPU + 4UKUR + 3UMUR + 5ALIRKAS+..............


Keterangan:
KA

1, 2, 3 4 5
TENUR
REPU
UKUR
UMUR
ALIRKAS

: Dummy Kualitas Audit yaitu 1 ketika memenuhi kriteria - <ROA < +


dan 0 jika ROA > + atau ROA < -.
: Konstanta (tetap)
: Koefisien Regresi
: Tenur KAP diukur dengan angka atau skala ordinal
: Reputasi KAP diproksikan sebagai ukuran dan spesialisasi KAP, diukur
dengan angka atau skala ordinal.
: Ukuran perusahaan yang diukur dengan natural logaritma dari total aset
perusahaan klien.
: Lama waktu perusahaan klien terdaftar di BEI
: Aliran kas diukur dengan natural logaritma dari kas dan setara kas akhir
tahun perusahaan klien.
: Error term

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana

1361

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan prorperty dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 yang diambil menggunakan metode purposive
sampling. Adapun kriteria pengambilan sampel adalah perusahaan dibidang property dan real
estate yang listing di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang telah
diaudit dan dipublikasikan berturut-turut dari tahun 2008-2012 sehingga diperoleh 175 sampel
amatan dari 35 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada variabel independen tenur KAP dan variabel kontrol ukuran
perusahaan, umur perusahaan dan aliran kas perusahaan dalam penelitian ini akan dijelaskan
dengan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi, sedangkan variabel kualitas
audit dan reputasi KAP dijelaskan dengan menggunakan frekuensi karena merupakan variabel
yang diukur dengan pemberian kode yaitu pengukuran menggunakan dummy dan skala ordinal.
Hasil uji statistik deskriptif terlihat pada tabel 1.
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan jumlah sampel amatan (N) ada 175. Dari 175
sampel amatan besarnya nilai minimum tenur KAP adalah 1 tahun dan nilai maksimum adalah
9 tahun. Rata-rata tenur KAP dari 175 sampel amatan adalah 3,43 dengan standar deviasi 1,96.
Variabel kontrol ukuran perusahaan meniliki nilai minimum LN ukuran perusahaan
25,49 dan nilai maksimum 30,84. Rata-rata LN ukuran perusahaan dari 175 sampel amatan
adalah 28,336 dengan standar deviasi 1,237.
Nilai minimum variabel kontrol umur perusahaan adalah 2 tahun dan nilai maksimum
adalah 24 tahun. Rata-rata umur perusahaan dari 175 sampel amatan adalah 11,77 dengan
standar deviasi 5,994.
Variabel kontrol aliran kas perusahaan memiliki nilai minimum LN aliran kas
perusahaan adalah 18,49 dan nilai maksimum 28,93. Rata-rata LN aliran kas perusahaan dari
175 sampel amatan adalah 25,39 dengan standar deviasi 2,25.

KA (kualitas audit), Dikategorikan 1 ketika memiliki kualitas audit yang tinggi dan
dikategorikan 0 ketika memiliki kualitas audit yang rendah.
Tabel 2 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 175 dari 35
perusahaan property dan real estate selama 5 tahun penelitian, perusahaan property dan real
estate dikategorikan 1 sebanyak 137 sampel amatan atau 78,3% dan sisanya dikategorikan 0
sebanyak 38 atau 21,7%.
Repu (reputasi KAP), dalam penelitian ini diproksikan ke ukuran dan spesialisasi KAP.
Dan diukur menggunakan skala ordinal 1 sampai 5. Dikategorikan 5 jika diaudit oleh KAP big
four dengan spesialisasi, dikategorikan 4 jika diaudit oleh KAP big four tanpa spesialisasi,
dikategorikan 3 jika diaudit oleh KAP medium dengan spesialisasi, dikategorikan 2 jika diaudit
oleh KAP medium tanpa spesialisasi dan dikategorikan 1 jika diaudit oleh KAP kecil.
Tabel 3 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 175 dari 35
perusahaan property dan real estate selama 5 tahun penelitian, perusahaan property dan real
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1362

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

estate dikategorikan 1 sebanyak 18 sampel amatan atau 10,3%, dikategorikan 2 sebanyak 113
sampel amatan atau 64,6%, dikategorikan 3 sebanyak 6 sampel amatan atau 3,4% dan
dikategorikan 4 sebanyak 38 sampel amatan atau 21,7%.
Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan Hosmos
and Lemeshow Test. Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris
sesuai dengan model. Hipotesis nol diterima jika nilai Hosmer and Lameshow Goodness of Fit>
0,05.
Pada tabel 4 menujukkan bahwa besarnya nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of
Fit sebesar 2,930 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,939 yang berarti nilainya jauh diatas
0,05. Dengan demilkian dapat disimpulkan bahwa model adalah fit dan dapat memprediksi
variabel-variabel dalam penelitian ini, sehingga model dapat digunakan untuk analisis
berikutnya.
Menilai Keseluruhan Model Regresi
Untuk menilai keseluruhan model (overall model fit) dilakukan dengan cara
membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan
nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Apabila terjadi penurunan maka
menunjukkan model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Hasil pengujian keseluruhan model ditunjukkan pada tabel 5 dan 6.
Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa nilai -2 Log Likelihood awalBlock Number 0 adalah
183,144 dan nilai -2 Log LikelihoodakhirBlock Number 1 sebesar 163,929. Nilai tersebut
mengalami penurunan yaitu 19,215. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
diterima dan model yang dihipotesiskan sesuai dengan data yang akan diuji.
Tabel 6 juga menunjukkan Cox & Snell R Square sebesar 0,104 dan nilai Nagelkerke
R Square sebesar 0,160 yang berarti variabilitas variabel dependen yaitu kualitas audit yang
dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen yaitu tenur KAP dan reputasi KAP serta
variabel kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan dan aliran kas perusahaan sebesar 16%
dan 84% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Menilai Koefisien Regresi
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan regresi
logistik, karena ciri-ciri regresi logistik adalah, variabel bebas merupakan kombinasi antara
matrik dan non matrik. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat di tabel output variabel
in the equation.
Berdasarkan tabel 7 dapat dibuat persamaan logistik, sebagai berikut:

KA

Ln 1KA=12,822 0,042TENUR + 0,562REPU + 0,690UKUR 0,125UMUR


0,196ALIRKAS+

Hasil pengujian tabel 7 menunjukkan variabel tenur KAP memiliki nilai koefisien
negatif -0,042 dengan nilai signifikan 0,700 (diatas 0,05). Dengan demikian tenur KAP tidak
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1363

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

oleh Hamid (2013), Rossieta dan Wibowo (2009), Permana (2012) dan Leonora dkk. (2012)
dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa tenur KAP tidak mempengaruhi kualitas audit.
Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh positif tenur KAP terhadap kualitas audit.
Karena independensi auditor akan menurun ketika tenur atau masa perikatan kerja yang terjalin
antara klien dengan KAP semakin lama.
Variabel reputasi KAP memiliki nilai koefisien positif 0,562 dengan nilai signifikan
0,033 (dibawah 0,05). Hal ini berarti reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hamid (2013), Chrisnoventie
(2012), Rossieta dan Wibowo (2009) bahwa ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas
audit dan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011) bahwa spesialisasi
auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa ukuran dan spesialisasi KAP dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
Becker et al. (1999) dalam Giri (2010) berpendapat bahwa auditor berkualitas tinggi dapat
mendeteksi manajemen laba. Sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat
mencegah manajemen laba yang oportunis oleh klien. Setiawan dan Fitriany (2011)
berpendapat bahwa auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan,
resiko bisnis perusahaan dan resiko audit dalam industri tersebut. Menurut Chrisnoventie
(2012) berpendapat bahwa pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor bukan hanya
mengenai pengauditan dan akuntansi tetapi juga pengetahuan akan industri klien.
Hasil pengujian tabel 7 menunjukkan variabel kontrol ukuran perusahaan memiliki
nilai koefisien 0,690 dengan nilai signifikan 0,006 (dibawah 0,05) berarti ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Variabel kontrol umur perusahaan memiliki nilai
koefisien -0,125 dengan nilai signifikan 0,005 (dibawah 0,05) berarti umur perusahaan tidak
berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan variabel kontrol aliran kas perusahaan memiliki
nilai koefisien -0,196 dengan nilai signifikan 0,18 (diatas 0,05) berarti aliran kas perusahaan
tidak berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tenur KAP dan reputasi KAP terhadap
kualitas audit.
Hasil pengujian dengan regresi logistik menunjukan hasil bahwa:
1. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa tenur KAP berpengaruh positif terhadap
kualitas audit pada perusahaan property dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 20082012, ditolak. Hal ini berarti tenur KAP yang panjang tidak menghasilkan kualitas audit
yang tinggi, karena semakin panjang tenur maka independensi auditor akan menurun
sehingga kualitas audit yang dihasilkan juga menurun.
2. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif terhadap
kualitas audit pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 20082012, diterima. Hal ini berarti KAP bereputasi tinggi mempunyai sumber daya yang tinggi
sehingga mampu menerapkan standar mutu dan standar audit yang tinggi, sehingga dapat
meningkatkan kualitas audit.
Dari kesimpulan diatas maka kualitas audit lebih tercermin dari reputasi kantor akuntan
publik dari pada tenur kantor akuntan publik. Hal ini mungkin disebabkan adanya rotasi semu
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1364

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

dari KAP yaitu pergantian auditor yang dilakukan klien hanya semata-mata memenuhi
kewajiban Peraturan Menteri Keuangan, sehingga tenur KAP tidak berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya mengambil objek penelitian perusahaan sektor property dan real
estate yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
2. Penelitian ini hanya menguji variabel independen tenur KAP dan reputasi KAP serta
variabel kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan dan aliran kas perusahaan terhadap
kualitas audit dan hasil dari Negelkerke R Square sebesar 0,16 yang berarti variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen dan variabel
kontrol sebesar 16%, sehingga masih ada variabel lain yang tidak diuji yang dapat
mempengaruhi kualitas audit.
Saran
Beberapa saran dalam penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Memperluas objek penelitian tidak hanya diperusahaan property dan real estate saja tetapi
menambah sektor lain sebagai objek penelitian.
2. Sebaiknya menambah komite audit sebagai variabel moderasi antara tenur KAP terhadap
kualitas audit. Karena Arens (2003) dalam Nuratama (2011) menyatakan bahwa komite
audit memiliki tanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan
independensinya dan dalam penelitian Nuratama (2011) menyatakan bahwa komite audit
berpengaruh pada hubungan tenur KAP terhadap kualitas audit.
3. Meneliti lebih lanjut adanya rotasi semu AP maupun KAP oleh klien.

DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, R.S.HS. 2012. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress
pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Makassar.
Carcello, J., and A.L. Nagy. 2004. Audit Firm Tenure and Fraudulent Financial Reporting.
Auditing: A Journal of Practise & Theory 23: 55-69.
Carcello, J., and A.L. Nagy. 2009. Auditor Industry Specialization Fraudulent Financial
Reporting. Working paper. Univercity of Alabama.
Carey, P., and R. Simnett. 2006. Audit Partner Tenure and Quality Audit. The Accounting
Review 81: 653-676.
Chrisnoventie, D. 2012. Pengaruh Ukuran KAP dan Spesialisasi Industri KAP terhadap
Kualitas Audit.Skripsi. Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.

De Crabtree, A., D.M. Brandon., and J.J. Maher. 2006. The Impact of Auditor Tenure on Initial
Bond Rating. Advance on Accounting 22: 97-121.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1365

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Ghozali, I. 2011. Analisis Mutivariate dengan program IBM SPP 19.Cetakan V. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Surabaya.
Giri, F.E. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap
Kualitas Audit (Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia). Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto.
Ghosh, A., and D. Moon. 2002. Does Auditor Tenure Impair Auditor Quality? Working Paper.
Baruch College.
http://www.beritasatu.com. Penerimaan Pajak Property Meningkat. Didownload tanggal 22
November 2013.
http://www.ppajp.depkeu.go.id. Daftar Afiliasi KAP Asing. Didownload tanggal 20 November
2013.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik per 31 Maret 2011.
Jakarta : PT Salemba Empat.
Johnson, V., I. K. Khurana ., and J. Reynolds. 2002. Audit Firm Tenure and Audit of Financial
Report. Contemporary Accounting Research 19: 637-660.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.359/KMK.06/2003 tentang jasa akuntan
publik.
Keputusan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNo.423/KMK.06/2002tentang jasa akuntan
publik.
Kneckel, W.R., A. Vanstraelen. 2007. The Relationship between Auditor Tenure and Audit
Quality Implied by Going Concern Opinion. Auditing: Journal of Practice and
Theory 26: 113-131.
Krishnan, G.V. 2003. Does Big Auditor Industry Expertise Constrain Earnings Management.
Accounting Horizons. PP.1-16..
Leonora, S, Yuliawati, T dan Aurelia, C.S. 2012. Hubungan Masa perikatan Audit dengan
Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1
Li, Y., D. Stoke., S. Taylor., and L. Wong. 2009. Audit Quality, Accounting Atributes and
The Cost of Equity Capital. Working Paper. NSW Univercity.
Lou, Y., and F.P. Vasvari. 2009. Auditor Spesialization and The Cost of Publict Debt. Working
paper. London Business School.
Mayangsari, S. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Litigasi terhadap Auditor.
Disertasi. Program M.Si dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mulyadi. 2009. Auditing. Edisi ke enam, jilid 2: PT Salemba Empat
Nindita, C dan Sylvia, V.S. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 14, No.2, November.
Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas
Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi. Tesis. Program Studi
Akuntansi Universitas Udayana. Denpasar.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana

1366

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNo.17/PMK.01/2008tentang jasa akuntan


publik.
Rossieta, H dan Arie, W. 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit, suatu Studi dengan
pendekatan Earnings Surprise Benchmark.
Setiawan, L dan Fitriany. 2011. Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas
Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia Vol 8-No1.
Sinaga, D.M.T. 2012. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan
Klien terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
Siregar, S.V, Fitriany, Arie, W dan Viska, A. Rotasi dan Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia Vol 8-No.1, Juni 2011.
Suparlan dan Wuryan, A. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah
Ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Wahyuni, S. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Kualitas Auditor Terhadap Cost Of Debt
Financing: Pengujian Dual Roles Auditor Pada Pasar Obligasi di Indonesia. Disertasi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana

1367

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Lampiran 1
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Tenur

175

3.43

1.964

Ukur

175

25.49

30.84

28.3363

1.23797

Umur

175

24

11.77

5.994

Alirkas

175

18.49

28.93

25.3905

2.25410

Valid N (listwise)

175

Sumber: Output SPSS


Tabel 2
Frekuensi tabel kategori
KA
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

38

21.7

21.7

21.7

137

78.3

78.3

100.0

Total

175

100.0

100.0

Sumber: Output S
Tabel 3.
Frekuensi tabel kategori
Repu
Frequency
Valid 1

18
113
6
38
175

2
3
4
Total

Percent
10.3
64.6
3.4
21.7
100.0

Valid Percent
10.3
64.6
3.4
21.7
100.0

Comulative Percent
10.3
74.9
78.3
100.0

Sumber: Output SPSS


Tabel 4
Hasil Pengujian Goodness of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1

Chi-square

df
2.930

Sig.
8

.939

Sumber: Output SPSS

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana

1368

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival


13 November 2014

Tabel 5
Hasil Uji Overall Model Fit
Block 0: beginning
Iteration History
Iteration

-2 Log Likelihood

Coefficients
Constant

Step 0

1
2

183.841
183.145

1.131
1.277

3
4

183.144
183.144

1.282
1.282

Sumber: Output SPSS


Tabel 6
Hasil Uji Overall Model Fit 2
Block 1: Method Enter
Model Summary
Step

-2 Log Likelihood

Cox & Snell R Square

163.929a

.104

Negelkerke R
Square
.160

Sumber: Output SPSS


Tabel 7
Hasil Pengujian Koefisien Regresi
Variabel in the Equation
B
Step

1a Tenur

S.E.

Wald

Df

Sig.

Exp(B)

-.042

.109

.148

.700

.959

Repu

.562

.263

4.560

.033

1.754

Ukur

.690

.253

7.421

.006

1.993

Umur

-.125

.045

7.845

.005

.883

-.196

.146

1.794

.180

.822

-12.822

4.769

7.229

.007

.000

Alirkas
Constant

Sumber: Output SPSS

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana

1369

You might also like