Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of tenur and reputation of public accounting
firms (PAF) on audit quality. Important issues will be answered in this study is whether tenur
and reputation of the firm that is proxied by the size and specialization of the firm can improve
audit quality? This research is quantitative, using secondary data from the financial statements
of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012 period.
The sampling method using purposive sampling. Data were analyzed using logistic regression.
The analysis showed that tenur of PAF have not positive effect on audit quality. While
reputation of PAF have positive effect on audit quality. The results of this study provide
empirical evidence that audit quality is reflected by reputation of PAF, not by tenur of PAF.
The results provide significant contrubusion for policy makers, especially IAI that the firm does
not affect the rotation of audit quality, has implications that must be made strict rules against
rotation rules for auditor and PAF. The results of this study enriches the literature on audit
quality characteristic that there is another dimension of audit quality in addition to size and
tenur, namely specialization of PAF. The methodological contribusion of this study that
measurement auditor size, not only large and small auditors as prior research but also medium
auditors must be considered.
Keywords : Tenur, Reputation, Paf, Audit Quality
PENDAHULUAN
Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan persaingan bisnis yang semakin
meningkat dikhawatirkan dapat mempengaruhi pengusaha untuk berbuat kecurangan demi
mempertahankan keberlangungan usahanya. Disinilah peran auditor untuk meminimalisir
praktik-praktik kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut IAPI (2011) fungsi
auditor adalah bertanggungjawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan.
Kecurangan klien tidak lepas dari lemahnya sikap independensi auditor. Penyimpangan
dalam akuntansi dapat disebabkan karena eskalasi komitmen dari auditor untuk selalu
memberikan pendapat wajar terhadap laporan keuangan klien yang menyimpang (Moore et al.,
2006 dalam Giri 2010). Lemahnya sikap independensi auditor menyebabkan mereka akan
membenarkan berbagai perbuatan yang dilakukan oleh klien walau itu melakukan
penyimpangan laporan keuangan.
1355
ISBN: 978-979-3775-55-5
1356
ISBN: 978-979-3775-55-5
bencmark dipakai sebagai proksi kualitas audit sedang penelitian Giri (2010) menggunakan
akrual lancar sebagai proksi kualitas audit.
Penelitian ini penting dilakukan karena kegagalan audit oleh KAP besar yang berlanjut
pada litigasi dan banyak ketidak konsistenan hasil penelitian yang menguji pengaruh tenur KAP
dan reputasi KAP terhadap kualitas audit antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Selain
itu peran seorang auditor sangat penting dalam menilai kewajaran laporan keuangan
perusahaan.Sedangkan Laporan kauangan penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(terutama investor) dalam pengambilan keputusan.
1357
ISBN: 978-979-3775-55-5
1358
ISBN: 978-979-3775-55-5
Sebaliknya, yang mendukung bahwa peningkatan tenur auditor tidak berdampak pada
penurunan independensi, dan mengarah pada kualitas audit yang lebih tinggi karena mereka
mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang kondisi perusahaan, sehingga dapat
mengurangi risiko aktual atau persepsian perusahaan (De Crabtree et al., 2006 dalam Wahyuni
2013). Giri (2010) berpendapat bahwa tenur audit yang lama akan mendorong terciptanya
pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat dijadikan dasar bagi seorang
auditor dalam merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang
berkualitas. Ghosh dan Moon (2002), Johnson et al. (2002), Myers et al. (2003) menemukan
jika tenur auditor meningkat maka manajemen laba melalui discretionary accrual dan itemitem tertentu menurun. Carcello dan Nagy (2004) menemukan bahwa kecurangan pelaporan
keuangan cenderung lebih terjadi ketika tenur auditor kurang atau 3 tahun. Carey dan Simnett
(2006) menemukan bukti yang konsisten bahwa kualitas audit berhubungan dengan tenur audit
partner yang panjang. Knechel dan Vanstraelen (2007) menemukan bukti bahwa tenur auditor
meningkatkan atau menurunkan kualitas audit masih lemah. Nuratama (2011) dan Giri (2010)
melakukan penelitian pengaruh tenur KAP terhadap kualitas audit memberikan hasil bahwa
tenur KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Maksudnya yaitu semakin panjang tenur
KAP, kualitas audit yang dihasilkan semakin tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Tenur KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Pengaruh Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit
Penelitian ini memproksikan reputasi KAP dengam ukuran dan spesialisasi KAP.
Argumentasinya adalah ukuran dan spesialisasi KAP dapat menghasilkan kualitas audit yang
tinggi. Becker et al. (1999) dalam Giri (2010) berpendapat bahwa auditor berkualitas tinggi
dapat mendeteksi manajemen laba. Sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat
mencegah terjadinya manajemen laba yang oportunis oleh klien. Setiawan dan Fitriany (2011)
berpendapat bahwa auditor spesialisasi industri atau auditor yang memiliki banyak klien dalam
industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai
internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan dan resiko audit dalam industri tersebut.
Hasil penelitiaan yang dilakukan Hamid (2013), Chrisnoventie (2012), Rossieta dan
Wibowo (2009) yaitu ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti
KAP yang berafiliasi dengan big four akan memberikan kualitas audit yang lebih tinggi dari
pada KAP non big four. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianti dkk. (2010), Wahyuni
dan Fitriany (2011) serta Setiawan dan Fitriany (2011) yaitu spesialisasi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit. Hal ini berarti KAP yang memiliki spesialisasi di industri tertentu akan
menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan KAP yang tidak memiliki
spesialisasi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka yang
bertujuan untuk menguji hipotesis dan memperoleh jawaban atas hipotesis yang digunakan.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1359
ISBN: 978-979-3775-55-5
Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
Data dan metode pengampulan data
Data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk kuantitatif yang dinyatakan
dalam angka-angka. Data tersebut menunjukan nilai terhadap besaran atau variabel yang
mewakilinya. Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain tenur kantor akuntan
publik dan reputasi kantor akuntan publik. Jenis data dan sumber data diperoleh melalui website
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Definisi operasional dan metode pengumpulannya:
1. Kualitas Audit (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Berdasarkan standar
profesional akuntan publik (SPAP), audit yang dilaksanakan auditor dapat berkualitas jika
memenuhi ketentuan dan standar auditing. De Angeleo (1981) dalam Ardini (2010)
mendefinisikan kualitas audit sebagai (probabiliti) dimana auditor akan menemukan dan
melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Kualitas audit dapat
ditentukan berdasarkan earnings bechmark (Rossieta dan Wibowo, 2009). Kualitas audit
diukur dengan dummy kualitas audit dikategorikan 1 ketika memenuhi kriteria - < ROA
< +, menunjukan kualitas audit yang tinggi. kualitas audit dikategorikan 0 jika ROA >
+ dimana manajemen melakukan praktik windows dassing atau ROA < - dimana
manajemen melakukan praktek taking a bath, menunjukan kualitas audit yang rendah.
2. Tenur KAP (X1)
Audit tenure menurut Myers et al. (2003) mendefinisikan tenur KAP dengan lama
tahun secara berturut-turut sebuah KAP memberikan jasa audit perusahaan klien. Wahyuni
(2013) mengukur tenur KAP dengan lamanya waktu sejak KAP memberikan jasa
penugasan yang pertama kali kepada klien tertentu. Wahyuni (2013) berpendapat jika KAP
lokal yang berafiliasi dengan KAP asing apabila terjadi perubahan partner lokal, sementara
afiliasinya tidak berubah dianggap tenurnya tetap dan pengukuran variabel ini berdasarkan
jumlah tahun suatu KAP mengaudit klien secara berturut-turut.
3. Reputasi KAP (X2)
Reputasi KAP dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Wahyuni (2013), yaitu
berdasarkan ukuran dan spesialisasi KAP. Karena ukuran dan spesialisasi KAP akan
menghasilkan kualitas audit yang tinggi, sehingga dalam penelitian ini ukuran KAP dibagi
menjadi 3 yaitu: KAP besar yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four, KAP medium
KAP non big four namun berafiliasi dengan kantor akuntan publik asing (KAPA) atau
organisasi audit asing (OAA) dan KAP kecil yaitu KAP non big four dan tidak berafiliasi
dengan KAPA atau OAA.
Spesialisasi industri KAP menggambarkan keahlian dan pengalaman audit seorang
auditor dalam bidang industri tertentu. Auditor memiliki pengetahuan yang spesifik dan
mendalam serta pengalaman dalam bidang tertentu (Almutari, 2007 dalam Chrisnoventue,
2012). Penelitian ini lebih tepat menggunakan pendekatan pangsa pasar untuk mengukur
spesialisasi karena penelitian hanya menggunakan objek perusahaan property dan real
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1360
ISBN: 978-979-3775-55-5
estate. Suatu KAP dikatakan sepesialis jika KAP tersebut memiliki klien yang menguasai
pangsa pasar (market share) 15%. Variabel ukuran dan spesialisasi KAP diukur
berdasarkan skala ordinal sebagai berikut KAP besar dengan spesialisasi dikategorikan 5,
KAP besar tanpa spesialisasi dikategorikan 4, KAP medium dengan spesialisasi
dikategorikan 3, KAP medium tanpa spesialisasi dikategorikan 2 dan KAP kecil
dikategorikan 1.
4. Variabel Kontrol
Umur perusahaan digunakan sebagai variabel kontrol sebab akrual perusahaan akan
berbeda jika siklus hidup perusahaan semakin lama (Anthony and Ramesh 1992 dalam
Giri, 2010). Umur perusahaan diukur dengan lama terdaftar di BEI. Umur perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas audit. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan natural logaritma total aset klien (Leonora 2012; Wahyuni 2013). Klien
besar memiliki akrual yang setabil dibandingkan perusahaan kecil (Dechow and Dichew
2002 dalam Giri, 2010). Klien besar memiliki kemampuan untuk mengarahkan opini audit.
Oleh karena itu variabel ukur diharapkan akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Aliran kas juga dimasukan sebagai variabel kontrol sebab jika aliran kas tinggi
mencerminkan kinerja perusahaan yang tinggi, sehingga aliran kas perusahaan diharapkan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Aliran kas perusahaan diukur dengan
menggunakan natural logaritma kas dan setara kas akhir tahun perusahaan klien (Sloan,
1996 dalam Giri, 2010).
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan sejauh mana probabilitas terjadinya
variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen. Analisis regresi logistik tidak
memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011).
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
KA
1, 2, 3 4 5
TENUR
REPU
UKUR
UMUR
ALIRKAS
1361
ISBN: 978-979-3775-55-5
KA (kualitas audit), Dikategorikan 1 ketika memiliki kualitas audit yang tinggi dan
dikategorikan 0 ketika memiliki kualitas audit yang rendah.
Tabel 2 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 175 dari 35
perusahaan property dan real estate selama 5 tahun penelitian, perusahaan property dan real
estate dikategorikan 1 sebanyak 137 sampel amatan atau 78,3% dan sisanya dikategorikan 0
sebanyak 38 atau 21,7%.
Repu (reputasi KAP), dalam penelitian ini diproksikan ke ukuran dan spesialisasi KAP.
Dan diukur menggunakan skala ordinal 1 sampai 5. Dikategorikan 5 jika diaudit oleh KAP big
four dengan spesialisasi, dikategorikan 4 jika diaudit oleh KAP big four tanpa spesialisasi,
dikategorikan 3 jika diaudit oleh KAP medium dengan spesialisasi, dikategorikan 2 jika diaudit
oleh KAP medium tanpa spesialisasi dan dikategorikan 1 jika diaudit oleh KAP kecil.
Tabel 3 menunjukkan jumlah data yang menjadi sampel amatan sebanyak 175 dari 35
perusahaan property dan real estate selama 5 tahun penelitian, perusahaan property dan real
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1362
ISBN: 978-979-3775-55-5
estate dikategorikan 1 sebanyak 18 sampel amatan atau 10,3%, dikategorikan 2 sebanyak 113
sampel amatan atau 64,6%, dikategorikan 3 sebanyak 6 sampel amatan atau 3,4% dan
dikategorikan 4 sebanyak 38 sampel amatan atau 21,7%.
Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan Hosmos
and Lemeshow Test. Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris
sesuai dengan model. Hipotesis nol diterima jika nilai Hosmer and Lameshow Goodness of Fit>
0,05.
Pada tabel 4 menujukkan bahwa besarnya nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of
Fit sebesar 2,930 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,939 yang berarti nilainya jauh diatas
0,05. Dengan demilkian dapat disimpulkan bahwa model adalah fit dan dapat memprediksi
variabel-variabel dalam penelitian ini, sehingga model dapat digunakan untuk analisis
berikutnya.
Menilai Keseluruhan Model Regresi
Untuk menilai keseluruhan model (overall model fit) dilakukan dengan cara
membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan
nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Apabila terjadi penurunan maka
menunjukkan model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Hasil pengujian keseluruhan model ditunjukkan pada tabel 5 dan 6.
Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa nilai -2 Log Likelihood awalBlock Number 0 adalah
183,144 dan nilai -2 Log LikelihoodakhirBlock Number 1 sebesar 163,929. Nilai tersebut
mengalami penurunan yaitu 19,215. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
diterima dan model yang dihipotesiskan sesuai dengan data yang akan diuji.
Tabel 6 juga menunjukkan Cox & Snell R Square sebesar 0,104 dan nilai Nagelkerke
R Square sebesar 0,160 yang berarti variabilitas variabel dependen yaitu kualitas audit yang
dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen yaitu tenur KAP dan reputasi KAP serta
variabel kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan dan aliran kas perusahaan sebesar 16%
dan 84% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Menilai Koefisien Regresi
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan regresi
logistik, karena ciri-ciri regresi logistik adalah, variabel bebas merupakan kombinasi antara
matrik dan non matrik. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat di tabel output variabel
in the equation.
Berdasarkan tabel 7 dapat dibuat persamaan logistik, sebagai berikut:
KA
Hasil pengujian tabel 7 menunjukkan variabel tenur KAP memiliki nilai koefisien
negatif -0,042 dengan nilai signifikan 0,700 (diatas 0,05). Dengan demikian tenur KAP tidak
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1363
ISBN: 978-979-3775-55-5
oleh Hamid (2013), Rossieta dan Wibowo (2009), Permana (2012) dan Leonora dkk. (2012)
dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa tenur KAP tidak mempengaruhi kualitas audit.
Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh positif tenur KAP terhadap kualitas audit.
Karena independensi auditor akan menurun ketika tenur atau masa perikatan kerja yang terjalin
antara klien dengan KAP semakin lama.
Variabel reputasi KAP memiliki nilai koefisien positif 0,562 dengan nilai signifikan
0,033 (dibawah 0,05). Hal ini berarti reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hamid (2013), Chrisnoventie
(2012), Rossieta dan Wibowo (2009) bahwa ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas
audit dan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011) bahwa spesialisasi
auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa ukuran dan spesialisasi KAP dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
Becker et al. (1999) dalam Giri (2010) berpendapat bahwa auditor berkualitas tinggi dapat
mendeteksi manajemen laba. Sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat
mencegah manajemen laba yang oportunis oleh klien. Setiawan dan Fitriany (2011)
berpendapat bahwa auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan,
resiko bisnis perusahaan dan resiko audit dalam industri tersebut. Menurut Chrisnoventie
(2012) berpendapat bahwa pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor bukan hanya
mengenai pengauditan dan akuntansi tetapi juga pengetahuan akan industri klien.
Hasil pengujian tabel 7 menunjukkan variabel kontrol ukuran perusahaan memiliki
nilai koefisien 0,690 dengan nilai signifikan 0,006 (dibawah 0,05) berarti ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Variabel kontrol umur perusahaan memiliki nilai
koefisien -0,125 dengan nilai signifikan 0,005 (dibawah 0,05) berarti umur perusahaan tidak
berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan variabel kontrol aliran kas perusahaan memiliki
nilai koefisien -0,196 dengan nilai signifikan 0,18 (diatas 0,05) berarti aliran kas perusahaan
tidak berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
1364
ISBN: 978-979-3775-55-5
dari KAP yaitu pergantian auditor yang dilakukan klien hanya semata-mata memenuhi
kewajiban Peraturan Menteri Keuangan, sehingga tenur KAP tidak berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya mengambil objek penelitian perusahaan sektor property dan real
estate yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
2. Penelitian ini hanya menguji variabel independen tenur KAP dan reputasi KAP serta
variabel kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan dan aliran kas perusahaan terhadap
kualitas audit dan hasil dari Negelkerke R Square sebesar 0,16 yang berarti variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen dan variabel
kontrol sebesar 16%, sehingga masih ada variabel lain yang tidak diuji yang dapat
mempengaruhi kualitas audit.
Saran
Beberapa saran dalam penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Memperluas objek penelitian tidak hanya diperusahaan property dan real estate saja tetapi
menambah sektor lain sebagai objek penelitian.
2. Sebaiknya menambah komite audit sebagai variabel moderasi antara tenur KAP terhadap
kualitas audit. Karena Arens (2003) dalam Nuratama (2011) menyatakan bahwa komite
audit memiliki tanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan
independensinya dan dalam penelitian Nuratama (2011) menyatakan bahwa komite audit
berpengaruh pada hubungan tenur KAP terhadap kualitas audit.
3. Meneliti lebih lanjut adanya rotasi semu AP maupun KAP oleh klien.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, R.S.HS. 2012. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress
pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Makassar.
Carcello, J., and A.L. Nagy. 2004. Audit Firm Tenure and Fraudulent Financial Reporting.
Auditing: A Journal of Practise & Theory 23: 55-69.
Carcello, J., and A.L. Nagy. 2009. Auditor Industry Specialization Fraudulent Financial
Reporting. Working paper. Univercity of Alabama.
Carey, P., and R. Simnett. 2006. Audit Partner Tenure and Quality Audit. The Accounting
Review 81: 653-676.
Chrisnoventie, D. 2012. Pengaruh Ukuran KAP dan Spesialisasi Industri KAP terhadap
Kualitas Audit.Skripsi. Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.
De Crabtree, A., D.M. Brandon., and J.J. Maher. 2006. The Impact of Auditor Tenure on Initial
Bond Rating. Advance on Accounting 22: 97-121.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1365
ISBN: 978-979-3775-55-5
Ghozali, I. 2011. Analisis Mutivariate dengan program IBM SPP 19.Cetakan V. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Surabaya.
Giri, F.E. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap
Kualitas Audit (Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia). Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto.
Ghosh, A., and D. Moon. 2002. Does Auditor Tenure Impair Auditor Quality? Working Paper.
Baruch College.
http://www.beritasatu.com. Penerimaan Pajak Property Meningkat. Didownload tanggal 22
November 2013.
http://www.ppajp.depkeu.go.id. Daftar Afiliasi KAP Asing. Didownload tanggal 20 November
2013.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik per 31 Maret 2011.
Jakarta : PT Salemba Empat.
Johnson, V., I. K. Khurana ., and J. Reynolds. 2002. Audit Firm Tenure and Audit of Financial
Report. Contemporary Accounting Research 19: 637-660.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.359/KMK.06/2003 tentang jasa akuntan
publik.
Keputusan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNo.423/KMK.06/2002tentang jasa akuntan
publik.
Kneckel, W.R., A. Vanstraelen. 2007. The Relationship between Auditor Tenure and Audit
Quality Implied by Going Concern Opinion. Auditing: Journal of Practice and
Theory 26: 113-131.
Krishnan, G.V. 2003. Does Big Auditor Industry Expertise Constrain Earnings Management.
Accounting Horizons. PP.1-16..
Leonora, S, Yuliawati, T dan Aurelia, C.S. 2012. Hubungan Masa perikatan Audit dengan
Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1
Li, Y., D. Stoke., S. Taylor., and L. Wong. 2009. Audit Quality, Accounting Atributes and
The Cost of Equity Capital. Working Paper. NSW Univercity.
Lou, Y., and F.P. Vasvari. 2009. Auditor Spesialization and The Cost of Publict Debt. Working
paper. London Business School.
Mayangsari, S. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Litigasi terhadap Auditor.
Disertasi. Program M.Si dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mulyadi. 2009. Auditing. Edisi ke enam, jilid 2: PT Salemba Empat
Nindita, C dan Sylvia, V.S. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 14, No.2, November.
Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas
Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi. Tesis. Program Studi
Akuntansi Universitas Udayana. Denpasar.
1366
ISBN: 978-979-3775-55-5
1367
ISBN: 978-979-3775-55-5
Lampiran 1
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Tenur
175
3.43
1.964
Ukur
175
25.49
30.84
28.3363
1.23797
Umur
175
24
11.77
5.994
Alirkas
175
18.49
28.93
25.3905
2.25410
Valid N (listwise)
175
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
38
21.7
21.7
21.7
137
78.3
78.3
100.0
Total
175
100.0
100.0
Sumber: Output S
Tabel 3.
Frekuensi tabel kategori
Repu
Frequency
Valid 1
18
113
6
38
175
2
3
4
Total
Percent
10.3
64.6
3.4
21.7
100.0
Valid Percent
10.3
64.6
3.4
21.7
100.0
Comulative Percent
10.3
74.9
78.3
100.0
Chi-square
df
2.930
Sig.
8
.939
1368
ISBN: 978-979-3775-55-5
Tabel 5
Hasil Uji Overall Model Fit
Block 0: beginning
Iteration History
Iteration
-2 Log Likelihood
Coefficients
Constant
Step 0
1
2
183.841
183.145
1.131
1.277
3
4
183.144
183.144
1.282
1.282
-2 Log Likelihood
163.929a
.104
Negelkerke R
Square
.160
1a Tenur
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
-.042
.109
.148
.700
.959
Repu
.562
.263
4.560
.033
1.754
Ukur
.690
.253
7.421
.006
1.993
Umur
-.125
.045
7.845
.005
.883
-.196
.146
1.794
.180
.822
-12.822
4.769
7.229
.007
.000
Alirkas
Constant
1369