You are on page 1of 8
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Getasan merupakan daerah di sekitar lereng gunung merbabu, dimana terdapat beberapa titik pusat perekonomian, antara lain : Pasar, tempat wisata, hotel dan penginapan. Selain itu ada juga kegiatan pertanian, perternakan, karya seni yang menjadi juga menjadi garitungan hidup masyarakat. Di daerah ini salah satu kegiatan nyata masyarakat adalah produksi tahu dari biji kedelai dalam skala usaha kecil menengah. Perusahaan tahu ini mempunyai peranan yang cukup besar terhadap masyarakat, salah satunya yaity memegang peranan dalam bidang perekonomian untuk mengurangi tingkat pengangguran dengan mengupayakan lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat sekitar. Selain itu tahu merupakan lauk-pauk yang tinggi protein dengan harga yang sangat terjangkau, sehingga ‘sangat penting sebagai pendukung gisi yang utama masyarakat Getasan, Kegiatan produksi tahu dilakukan secara terus-menerus guna memenuhi kebutuhan konsumen di pasar. Dari hasil kegiatan produksi tersebut ternyata ada beberapa sisa/limbah produksi yang di hasilkan, antara lain : limbah padat tahu yan digunakan sebagai makanan ternak dan bahan pembuatan tempe gembus, limbah cair tahu yang digunakan untuk minuman sapi, abu kayu bakar yang digunakan sebagai campuran pupuk kandang, minyak jelantah, dan suhu panas di lingkungan sekilar proses penggorengan tahu. Masing-masing sisa produksi sudah termanfaatkan secara optimal. Namun jika diamati labih detail masih ada “limbah” produksi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu Panas yang terbuang dari tungku penggorengan tahu. Jika diamati maka kondisi pada daerah disekitar tungku masih sangat panas, hal ini sangat potensial dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, Gambar ku Dalam melakukan proses peng lelai menjadi tahu memerlukan kinerja tungku yang maksimal. Sebuah t dapat berkerja sacara optimal apabila digunakan untuk proses produksi dari awal api menyala hingga api padam. Tetapi pada kenyataannya tidak demikian, pada saat proses produksi tahu selesai maka sebetulnya bara api masih tetap menyala untuk beberapa waktu namun sudah tidak dipergunakan lagi. Bara api masih tetap menyala karena bahan baku yang digunakan adalah serbuk kayu yang cukup murah dan tersedia melimpah. Kalaupun produksi tahu diperbanyak maka jangka waktu produksi juga akan ‘semakin bertambah hingga larut malam. Disisi lain untuk produksi pada malam hari biaya operasional yang dikeluarkan akan bertambah terutama untuk keperluan biaya penerangan. Selain itu, kendala lain yang sering dihadapi pengusaha tahu 182 adalah adanya pemadaman listrik secara bergilir. Selama ini solus! yang digunakan oleh pengusaha tahu ketika listrik mati adalah pemakaian genset. Ini memang menjawab masalah penerangan tetapi di sisi lain terjadi masalah baru yaitu muncul pembengkakan biaya operasional untuk pembelian solar sebagai bahan bakar genset. Hal inilah yang mendasari pemikiran imana cara menjawab permasalahan yang dialami oleh pihak pengusaha tersebut dengan teknologi tepat guna yang berkembang'saat ini 7 Panas bara api merupakan sumber energi yang masih bisa dimanfaatkan. Selama ini energi panas ini hanya dipergunakan untuk keperiuan menghangatkan badan dari cuaca dingin, memasak makanan, memasak air dan mengeringkan pakaian. Seperti sudah disebutkan diatas bahwa tungku menggunakann bahan bakar serbuk kayu untuk proses pengolahan tahu yang merupakan sisa pengolahan pabrik kayu. Keuntungan memanfaatkan serbuk kayu disamping harganya murah adalah panasnya api dapat tahan lama dan tidak terlalu makan tempat yang besar ketika dimasukkan ke dalam tungku. Selain itu panas bara api yang terbentuk dari hasil pembakaran serbuk kayu ini suhunya dapat mencapai lebih dari 200° C. Salah satu cara yang diusulkan guna pemanfaatan panas yang terbuang ini adalah mekanisme termoelektrik, dimana panas bara api yang terbuang ini dapat dikonversi menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan ruangan produksi tahu pada waktu malam hari, Hal ini merupakan salah satu solusi dari permasalahan yang dihadapi pengusaha tahu terutama dalam bidang peningkatan produktivitas produk dan penghematan biaya jasa penerangan guna menunjang sistem operasional pabrik dalam kurun waktu yang lama. Dengan demikian diperlukan usaha untuk mengetahui karakteristik generator termoelektrik melalui metode perancangan dan percabaan, kemudian menerapkan hasilnya pada lingkungan pabrik tahu. Gambar 3. Ruangan produksi tahu Perumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah sistem pembangkit listrik termoelektrik yang dapat digunakan sebagai sumber energi penerangan pada ruangan produksi tahu dengan memanfaatkan energi panas yang terbuang? 183 Tujuan Merancang sebuah sistem pembangkit listrik termoelektrik yang dapat digunakan sebagai sumber energi penerangan pada ruangan produksi tahu dengan memantaatkan energi panas yang terbuang. Kegunaan Manfaat yang diharapkan oleh peneliti mengenal hasil karyanya bag! pengusaha tahu antar lain : 1. Dapat_ membantu perekonomian pengusaha tahu yang sedang berkembang melalui penekanan biaya pangeluaran terutama biaya yang digunakan untuk pembayaran jasa penerangan yang diadakan oleh PLN. 2. Dapat membatu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha tahu terutama penerangan ruangan produksi tahu ketika terjadi pemadaman listrik secara bergilir, sehingga meskipun tidak ada listrik dari PLN proses produks/ tahu tetap dapat berjalan, TINJAUAN PUSTAKA Teori pengoperasian generator termoelektrik Generator termoelektrik terdiri dari beberapa semikondukter tipe-p dan tipe- n yang dihubungkan seri, Semikonduktor tersebut diselipkan diantara dua lempeng keramik. Kemudian panas disalurkan melalui salah satu lempeng tersebut™ seperti pada Gambar 4. Energi Listrik i Gambar 4. Skema @asar termoelektrik”! Energi listrik muncul dari pembawa muatan dalam semikonduktor yang mengalir akibat perbedaan panas. Hole, pembawa muatan positif dalam semikonduktor tipe-p, mengalir menuju bagian lapisan dingin. Begitu juga dengan Pembawa muatan negatif pada semikonduktor tipe-n sehingga terjadi pengisian enegi listik dengan polaritas ditunjukan seperti pada Gambar 4. Polaritas listrik yang terbentuk akan terbalik jika panas disalurkan pada lempeng yang bawah (sebaliknya)”™ 184 Performa Generator Termoelektrik Performa dari generator termoelektrik ditentukan dari parameter-paramater efisiensi maksimum (E), tegangan (V), dan arus (1) yang dihasilkan. Dari penelitian Lav"! diketahui hubungan perbedaan suhu dan efisiensi maksimum yang dapat dicapai sebuah generator termoelektrik tidak konstan tapi tergantung perbedaan suhu sisi “dingin" dan “panas”. Gambar §. Kurva (a)l/Imaks dan (b)V/Vmaks sel termosiektrik!™ Dalam penelitian tersebut juga dibahas perbandingan V/Vmaks dan Vimaks. Perbandingan tersebut dimaksudkan untuk menormalkan nilai V dan |, sehingga secara umum dapat dimanfaatkan. Hasil penelitian tersebut dapat membantu sekaligus mempermudah dalam perancangan dan analisis generator termoelektrik sesual dengan kebutuhan energi listrik yang ingin dihasilkan. Adapun grafik hubungan antara suhu junction dengan V dan | dipaparkan pada Gambar 5. Penentuan nilai E, V dan | dapat dilakukan dengan mengacu pada kedua grafik tersebut METODE PENDEKATAN Langkah-langkah yang ditempuh untuk meneapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perancangan Generator Termoelektrik Sel Termasiakeriic Ae Aliran air = + Pendingin Terbuang schind oe Siri "panas” Sal “dingin” Energi Listrik Gambar 6, Skema lengkap cara kerja generator termoelektrik. 185 Perakitan generator = bagian generator terdiri dari dua bagian heatsink (sisi “panas* dan sisi “dingin"), sel termoelektrik, dan isolator panas. Heatsink sisi “panas" terbuat dari lembaran alumunium membentuk sirip - sirip yang bertujuan untuk memperiuas permukaan serap panas. Sedangkan — heatsink sisi “dingin" terbyat dari balok alumunium yang dirancang dengan jalur air di dalamnya agar memperoleh pendinginan yang maksimum. Sel termoelektrik ini ditempatkan di antara heatsink sisi “panas” dan heatsink sisi “dingin" sehingga terjadi aliran panas yang akan dikonversi oleh sel termoelektrik menjadi energi listrik. si “paras” Gambar 9. Rancangan generator termoelektrik Pengujian Kinerja Generator Termoelektrik Metode perancangan dimulai dengan melakukan perhitungan perkiraan daya keluaran dari generator yang akan dibuat. Perhitungan tersebut mengacu pada tabel-tabel (Gambar 5a. dan Sb. ) yang memaparkan tentang tegangan dan arus keluaran maksimum untuk selisih suhu tertentu. Setelah perhitungan dilakukan, dapat diperkirakan tentang kebutuhan bahan dan teknik perancangan yang harus dilakukan agar Penerangan yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Generator yang telah selesai dibuat kemudian diujikan pada tungku Pengorengan tahu yang menjadi objek penelitian. Data yang diambil adalah energi listrik yang mampu dihasilkan dari generator termoelektrik yang dirancang. Kemudian data yang diperoleh dianalisis terhadap kebutuhan pasokan listrik untuk penerangan pabrik tahu. 186 PROGRAM PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksaan program tidak sepenuhnya sesuai dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya. Selain disebabkan oleh mundurnya jadwal pendanaan dari DIKTI, kesulitan-kesulitan dalam marakit generator juga menyebabkan waktu pelaksanaan menjadi lebih lama. Adapun detail dari waktu pelakasaan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1. Adapun tempat pelaksanaan program sebagian besar dilakukan di laboratarium kampus. Mulai dari uji coba sel termoelektrik tunggal, penyusunan generator dengan 25 sel, serta pengujian generator dilakukan di laboratorium kampus. Perakitan generator juga dilakukan di bengkel teknik Duta Teknik Salatiga, mengingat keterbatasan alat yang dimiliki oleh laboratorium kampus. Tahapan Pelaksanaani/Jadwal Faktual Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan yang direncanakan terdiri dari tahap perencanaan, tahap uji coba, dan yang terakhir tahap pemasangan. Meskipun pada prakteknya tahapan yang terakhir belum bisa dilakukan mengingat waktu pelaksanaan yang telah habis, Ketidaksesuaian waktu pelaksanaan disebabkan oleh banyaknya permasalahan yang muncul terkait dengan perancangan maupun pengujian generator. Selain kesuliatan dalam memperoleh bahan yang dibutuhkan seperti disampaikan pada subbab di atas, pengujian generator juga sering menemui permasalahan. Generator yang dirakit mengalami kerusakan pada sel termoelektrik serta bagian pendinginnya. Sehingga dibutuhkan tambahan waktu untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Instrumen Pelaksanaan Instrumen pelaksanaan program kam terdiri atas bahan-bahan pembangun alat antara lain sel termoelektrik, plat penangkap panas tungku (besi 45x30x0.6 cm), pendingin, selang air, accu, rangkaian tahanan dan lampu. Seperangkat peralatan bengkel untuk membangun dan memasang alat tersebut serta alat ukur suhu dan daya listrik. HASIL DAN PEMBAHASAN Mengingat teknologi termoelektrik yang diterapkan sebagai generator listrik, belum banyak dikembangakan khususnya di Indonesia, pelaksanaan dimulal dengan melakukan berbagai uji coba. Uji coba yang pertama dilakukan adalah pengujian kualitas dari sel termoelektrik. Seberapa besar energi yang mampu dihasilkan oleh sebuah sel termoelektrik dengan perbedaan suhu tertentu. Dari hasil uji coba setiap keping sel termoelektrik dapat ditunjukkan pada grafik berikut 187 amiestan (ahr Grafik 1. Hubungan daya dan hambatan Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa setiap keping sel termoelektrik dapat bekerja dengan baik pada daerah kerja resistansi antara 3.3 ohm hingga 6.8 ohm, Pada daerah ini, daya stabil yang dihasilkan setiap kepingnya + 1.5 watt. Dari hasil tersebut dapat dipastikan jika terdapat beberapa keping sel termoelektrik yang disusun secara seri akan menghasilkan daya yang cukup besar. Dalam perkembangan penelitian ini digunakan 25 keping sel termoelektrik dapat diperkirakan perolehan daya sebesar 37.5 watt dengan perbedaan suhu + 140 °c. Generator termoelektik dengan 25 sel telah selesai dibuat dan juga telah dilakukan pengujian.’ Dari hasil uji coba, daya keluaran yang dihasilkan oleh generator belum bisa maksimal. Daya maksimal yang bisa dihasilkan hanya Mencapai 13,3 watt. Daya tersebut masih jauh dari daya keluaran yang diperhitungkan. Penyusunan sel termoelektrik secara seri dimaksudkan untuk mendapat daya yang besar tetapi terdapat kelemahan yaitu apabila salah satu sel Saja rusak akan berpengaruh pada kinerja generator secara keseluruhan. Kecilnya daya keluaran yang dihasilkan dikarenakan oleh fusaknya beberapa sel termoelektrik yang terpasang. KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis data yang didapat dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 4. Limbah panas penggorengan tahu merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan, menjadi energi listrik dengan menggunakan generator termoelektrik. 2. Generator termoelektrik mempunyai potensi untuk menghasilkan arus listrik. guna keperluan penerangan ruangan. Sedangkan berikut adalah beberapa saran terkait penelitian ini, 4. Dalam penggunaan sel termoelektrik perbedaan suhu harus diperhatikan supaya terhindar dari kerusakan 2. Design generator termoelektrik harus benar-benar diperhitungkan supaya daya yang dihasilkan maksimal. 3. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut supaya memperoleh hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA (1) http://www. scribd.com/doc!34050520/termoelektrik-dan-termionik, diakses: tanggal 26 september 2010 [2] Snyder, G. Jeffrey. 2008. Smal! Thermoelectric Generators. The Electrochemical Society Interface. (htto:/ww.electrochem.orgidl/interface/fal/fal06ital08_p5486.pcf, Diakses tanggal 25 September 2010)

You might also like