Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Isu mutakhir yang sedang ramai diperbincangkan di berbagai Kementrian adalah
tentang remunerasi. Sesungguhnya bukan hal baru, setidaknya sekitar lima tahun
terakhir pemerintah memang gencar-gencarnya membenahi sistem remunerasi di
berbagai kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan. Sebagian besar, atau
hampir seluruh Kementerian telah menerima surat keputusan untuk pemberlakuan
remunerasi pada Kementerian masing-masing.
Sayangnya isu remunerasi dipahami oleh sebagian praktisi maupun pengambil
keputusan sebagai sesuatu yang baru. Seolah-olah selama ini tidak ada remunerasi
atau belum menjalankan remunerasi. Sementara pada tingkat pelaksana tentunya
sangat menunggu-nunggu perubahan tersebut. Bagi pegawai, apalagi yang ditunggu
selain mengaharapkan kenaikan. Padahal tidak demikian adanya. Remunerasi yang
dimaksudkan disini hanyalah bersifat penambahan maupun pembenahan komponen
tunjangan yang sesungguhnya merupakan bagian dari total remunerasi. Kenapa
demikian, karena pendapatan yang diterima setiap bulan itu adalah sesuangguhnya
remunerasi. Remunerasi disini secara umum dapat diartikan sebagai seluruh
pendapatan yang diterima baik tunai dan non tunai yang langsung maupun tak
langsung yang dikeluarkan oleh setiap instansi untuk pegawainya. Jadi itulah
kenapa remunerasi disini disebutkan dengan penyempurnaan. Persepsi tentang
sistem remunerasi yang dipahami tersebut tentu harus diluruskan.
Setelah lama bersabar menunggu, pada gilirannya terbitlah apa yang dikatakan
remunerasi berupa tunjangan kinerja. Kita baru mengerti bahwa persepsi tentang
adanya remunerasi baru tadi berupa tujangan kinerja. Tunjangan kinerja ini
sesungguhnya bagian dari total remunerasi sebagaimana disinggung di atas. Artinya
gaji pokok dan tunjangan beserta fringe benefit lainnya yang selama ini diterima
sistemnya tetap. Hanya mendapat tambahan tunjangan baru berupa tunjangan
kinerja. Dengan adanya tambahan tunjangan tersebut tentunya total remunerasi
pegawai menjadi naik juga.
Dinamika Penerapan Remunerasi Dilapangan
Dengan terbitnya peraturan baru tersebut sebagian Unit Pelaksana Teknis merasa
bersyukur. Betapa tidak, dengan kinerja relatif sama dari yang sebelumnya, pegawai
mendapatkan tambahan tunjangan baru. Sebaliknya tidak demikian dengan
sebagian Kementerian yang memiliki karakteristik pelayanan, sepertihalnya
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau
mungkin dibeberapa Kementerian lain.
Remunerasi pada Kementerian Kesehatan sesungguhnya mengacu pada ketentuan
penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setiap PNS disini akan menerima gaji
pokok, dan sejumlah tunjangan yang diatur oleh Pemerintah seperti tunjangan
keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan perumahan, dan kepersertaan dalam
setiap kelompok jabatan. Misal, jabatan doter spesialis di rumah sakit tentu memiliki
harga jabatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan seorang insinyur.
Sebaliknya jika dokter bekerja di industri perminyakan maka tentu pricing-nya akan
lebih rendah dibandingkan dengan insinyur. Ini memang mengandung makna relatif,
tetapi setidaknya logika berfikir kita haruslah demikian. Ini jadi penting untuk
nantinya saat kita menetapkan formula sebagai dasar menetapkan angka gaji
maupun insentif.
Langkah berikut mari kita menghimpun jenis-jenis biaya remunerasi yang
dikeluarkan tiap bulan, bahkan sampai setahun. Termasuk kita perlu mengetahui
detil setiap pegawai menerima apa saja setiap bulannya bahkan selama setahun. Ini
diperlukan untuk menghitung kembali total biaya remunerasi. Selain itu mencegah
merugikan pegawai saat sistem baru diberlakukan. Karena ada kemungkinan turun,
atau bahkan naiknya berlipat ganda. Prediksi biaya juga harus memperkirakan
adanya penambahan pegawai baru, pegawai keluar, mutasi, kenaikan pangkat,
pensiun, dan lain sebagainya. Bahkan jika perlu memperkirakan kemampuan
organisasi menaikkan remunerasi pada tahun berikutnya dan kesanggupan
membayar harus terjamin untuk kurun waktu beberapa rahun kedepan. Semuanya
harus dapat diprediksikan lebih awal.
Penjelasan di atas cukup sudah membuktikan pada kita kenapa menata sistem
remunerasi memerlukan waktu relatif lebih lama, dan harus cermar. Itupun jika
sistem itu dipersiapkan dengan keteguhan hati dari pimpinan, konsisten, role model
dan transparansi keputusan yang diambil sehingga menumbuhkan "trust" pagi
semua anggota organisai. Jika faktor kepercayaan sudah tumbuh, dengan
sendirinya pegawai akan sukarela mendharmabhaktikan seluruh tenaga dan
fikirannya untuk membangun organisasi.
Kondisi di atas dalam jangka panjang akan mampu ngangkat kemampuan
organisasi, termasuk kemampuan keuangan. Selain itu dengan tatanan organisasi
yang baik akan menjadikan organisasi kuat dan mampu bertahan serta tumbuh dari
persaingan usaha itu sendiri. Peningkatan kemampuan keuangan dapat
dimanfaatkan organisasi membangun dan mengembangkan investasi, baik fisik
maupun dibidang SDM, termasuk kemampuan penataan sistem remunerasi
pegawai.
Penataan sistem remunerasi juga penting, sebab dengan kesejahteraan yang cukup
maka diharapkan konsentrasi pegawai dalam bekerj jadi lebih fokus dan mendorong
peningkatan kinerja mereka. Misalnya dalam mendisain sistem, haru mengacu pada
pilosofi organisasi. Misalkan saja anggaran remunerasi dibagi menjadi tiga
komponen utama, misalnya pay for people menggambarkan remunerasi terkait
dengan karakteristik yang berbeda-beda pada individu dalam konteks jabatan dalam
organisasi. Faktor lain adalah pay for position, menggambarkan penghargaan
terhadap posisi jabatan seseorang dalam organisasi. Terakhir adalah pay for
performance, dimana individu dalam konteks jabatannya dihargai karena kompetensi
dan prestasi kinerja yang dicapai atau dihasilkan. Maka pada akhirnya organisasi
akan menikmati hasil kinerja dari pegawai yang prima tersebut. Kedengarannya
indah bukan.
Data kepegawaian
B.
C.
D.
E.
Rumus-rumus pembagian
F.
G.
H.
I.
Kebijakan lainnya.
JABATAN (JAB)
PENDIDIKAN (PEND)
STATUS (STA)
staf umum
0,5
6
sekolah dasar
0,6
3
wyata bakti
1,2
5
staf administrasi
1,1
1
SMP/Setara
1,2
5
kontrak
2,5
staf khusus
1,6
7
SMA/Setara
1,8
8
CPNS
3,7
5
perawat/prmdk
trampil
1,6
7
diploma I kesehatan
2,1
9
PNS
perawat/prmdk ahli
2,2
2
2,5
dokter gigi
2,2
2
diploma III
kesehatan
3,1
3
dokter umum
2,2
2
diploma IV
kesehatan
3,7
5
Kompetensi
apoteker trampil
2,2
2
strata I umum
3,1
3
kurang
kep. bidang/bagian
2,2
2
Strata II Kesehatan
3,7
5
sedang
apoteker ahli
2,7
8
pasca sarjana
umum
3,7
5
standar
2,7
8
4,3
8
profesional
dr. spesialis
2,7
8
doktor umum
4,3
8
3,3
3
doktor kes
kep. Sub.
Bidang/bagian
3,8
9
Resiko
kepala ruangan
3,8
9
5
N
Beban Kerja
ringan
1,2
5
ringan
1,2
5
kepala instalasi
3,8
9
sedang
2,5
sedang
2,5
wakil direktur
4,4
cukup tinggi
3,7
cukup berat
3,7
4
direktur
Gol
5
tinggi
Profesi
5
berat
1A
0,29 administrasi
1B
0,98
1C
0,95
1D
0,93
2A
0,91
2B
0,89
2C
0,86
2D
0,84
3A
0,95
3B
0,89
3C
0,82
3D
3,53
0,75
4A
3,82
0,68
4B
4,12
0,61
4C
4,41
0,55
4D
4,71
cuti melahirkan
0,5
4E
0,5
4C
4,41
cuti 3 hari
0,93
4D
4,71
cuti 6 hari
0,86
4E
cuti 12 hari
0,73
0,73
0,63
0,53
Instalasi/Bagian:
NO
NAMA
JAB
PEND
ALI
KARU
S1K
BUDI
PT
CICI
PT
MK
GOL
KOM
RISK
PRF
BK
STA
PHK
Idx P.
20
3B
PRO
CT
PA
SD
G
PNS
MK
35,57
D3K
15
2D
STD
SDG
PT
SD
G
PNS
MK
26,56
D3K
12
2C
STD
SDG
PT
SD
G
PNS
MK
25,73
PNS
MK
25,07
KON
STD
SDG
PT
SD
G
3A
STD
SDG
PA
SD
G
PNS
MK
29,07
3A
STD
SDG
PT
SD
G
PNS
MK
26,87
DEDI
PT
D3K
10
EDI
PA
S1K
FARID
PT
D3K
168,8
8
2.
3.
Pelajari cara alokasi jasa pelayanan,alokasi jasa farmasi dan jasa lainnya
4.
Buat sasaran penerima jasa pelayanan utk seluruh pegawai, perhatikan juga
struktur rs, dll
5.
Tentukan kebijakan bobot pendapatan bagi direktur, kabid, subid, staf admen
dan staf lainnya
6.
7.
8.
9.
10. Bobot pendapatan kasubid setara dgn jml bobot kabid dibagi jml kasubid atau
1/2 bobot kabid
11. Bobot pendapatan dewan pengawas, setara dengan bobot kasubid.
12. Bobot pendapatan tenaga medik dan paramedik (sesuai pendapatan fungsional,
kebijakan dan pengendalian), dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
23. Pedoman remunerasi ini juga dapat menjadi petunjuk bahwa penambahan 1
org pegawai berpotensi akan ditanggung bersama, hendaknya ada effisiensi
ketenagaan (analisis beban kerja dan jml SDM)
24. Menyusun remunerasi jasa pelayanan juga dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk evaluasi input jasa, struktur, kinerja, efisiensi pola tarif,dll
25. Pengolahan data untuk remunerasi jasa pelayanan dikerjakan oleh petugas
yang memahami tarif pelayanan, profesi tng kesehatan, tingkat kesulitan/pola
pelayanan, harapan, pengembangan sdm,peraturan ttg blu, memahami
pedoman pembagian jasa pelayanan, menguasai excel, dll
26. Apabila bobot pendapatan dr. Spesialis, dr, umum dan petugas lainnya, selalu di
bawah standar yg ditentukan maka dianjurkan tetap meningkatkan kinerja dan
berbesar hati, karena tugas meningkatkan jumlah kunjungan/sosialisasi adalah
tugas dari pihak managemen, bilamana belum ada perbaikan berarti dalam
jangka waktu tertentu perlu dipertimbangkan untuk diberikan tugas khusus agar
eksistensi bobotnya selaras dengan partisipasinya.
D. Contoh memisahkan income/klaim INACBGs (menjadi jasa pelayanan,
jasa medik, jasa paramedik dan jasa lainnya).
Jenis Tindakan
P1
P2
P3
72%
56%
35%
Visite
85%
56%
35%
Konsultasi
85%
56%
30%
Tindakan
72%
56%
35%
Askep
85%
0%
75%
TMB
63%
56%
35%
USG
44%
60%
30%
RO
46%
46%
45%
ECG
50%
48%
32%
EEG
44%
48%
32%
laborat
40%
20%
30%
8%
30%
60%
Ambulan
66%
0%
75%
Pengantar
85%
0%
75%
RM (Rehap Medik)
40%
31%
39%
gizi
85%
0%
75%
HD (Haemo dyalisa)
44%
40%
25%
Pengemudi
80%
0%
75%
Anestesi
63%
56%
35%
Psikologi
85%
70%
15%
Gigi
70%
60%
30%
Observasi
85%
45%
35%
ct.scan
42%
45%
45%
PP (pemeriksaan poli)
85%
65%
10%
TG (tindakan Gigi)
72%
65%
20%
KP (konsul di poliklinik)
85%
65%
10%
Partus Normal
75%
51%
40%
Partus Patologis
70%
51%
40%
PA (patologi anatomi)
72%
66%
10%
TP
72%
66%
10%
Otopsi
63%
44%
40%
Endoscopy
44%
48%
20%
Keterangan:
P1( Alokasi Jasa Sarana), P2( alokasi Jasa medik), P3(alokasi jasa utk paramedik)
Nilai prosentase dipengaruhi besarnya nilai klaim pelayanan, jml SDM, subsidi,
dan bobot perimbangan dll
Cara mengurai paket INA-CBGs lihat TAMBAHAN di bawah
TI x 85% x 5%
NB1=
BT
NB1
TI
= Total Income;
BT
AJP
BPF=
PB
NB1
BPF
AJP
NB1
PB
= Pengendalian Bobot.
JPF=
BPF
TBP
TI x 85%
JPF
BPF
TBP
.+
JIP
TIP
TI x 15%
TI
= Total Income;
JIP
TIP
BPNF
JPNF=
JPNF
TBP
TI x 85%
.+
JIP
TIP
TI x 15%
TI
= Total Income;
JIP
TIP
JPF=
TJF-THP
TJP
JPF
TJF
THP
100%
50%
F. Contoh input pendapatan dari masing2 bagian dan input pendapatan by name
Nama
Tindakan
dr. ALI
PP
Jml
5.494.613
Ruang/Unit Penghasil
B Anak (anggrek)
Tindakan
Askep
Jml
3.450.000
Visite
11.880.960
Tindakan
dr. BUDI
PP
17.453.475
Visite
8.720.000
dr. CICI
LL
7.000.000
Askep
5.145.000
PP
331.500
ECG
2.855.000
dr. DEDI
Tindakan
1.249.920
Tindakan
54.470.000
Visite
1.123.360
Visite
12.670.000
PP
1.176.825
Askep
8.160.000
ECG
1.035.000
Tindakan
dr. EDI
dr. GINO
B Interne (Dahlia)
84.489.350
TP
1.639.440
Tindakan
59.445.000
Visite
5.659.640
Visite
21.340.000
PP
3.174.113
Askep
22.275.000
Tindakan
dr. FARID
B Bedah (Bugenvil)
20.598.000
B Lavender
50.422.982
ECG
5.180.000
Visite
3.629.500
Tindakan
44.892.000
PP
1.160.250
Visite
66.140.000
Tindakan
1.527.725
Askep
3.340.000
PP
5.204.550
ECG
2.375.000
Visite
dr. HARI
Tindakan
dr. IDA
PP
Tindakan
B Neonatus (Matahari)
268.940
1.661.184
911.625
B Obsgyn (Melati)
35.931.168
Tindakan
37.609.000
Visite
11.050.000
Askep
3.905.000
Tindakan
25.438.000
Visite
2.394.280
dr. JOKO
Visite
19.040
dr. KOKO
PP
1.425.450
Tindakan
Visite
2.413.320
Visite
4.980.000
Askep
7.255.000
ECG
2.485.000
dr. LUNA
RM
Visite
dr. MARI
PP
10.625.405
585.480
4.914.488
B Paru
B Teratai 1
Visite
9.940.000
Askep
2.655.000
Tindakan
18.810.000
33.069.000
Visite
dr. NANA
10.048.360
PP
2.875.763
Visite
9.170.140
B Teratai 2
Visite
17.970.000
Askep
2.955.000
ECG
665.000
H. Contoh menghitung vol. tindakan/pelayanan (pasien rwt inap masuk dari IGD)
Nama
Diag/
Dokter/
Tarif
Pelayanan
Pasien
Lokasi
Vol
VxT
Kelas
Reg
Prwt
Umum
Agus
xxx
RS
Akomodasi
IGD
40.000
40.000
NK
Agus
xxx
Dr. Amir
Pemeriksaan
IGD
30.000
30.000
NK
Agus
xxx
Dr. Amir
Tindakan
IGD
40.000
40.000
NK
Agus
xxx
Perawat
Askep
IGD
12.000
12.000
NK
Agus
xxx
Dr. PK
Laborat
laborat
50.000
50.000
III
Agus
xxx
RS
Akomodasi
B Interne
60.000
180.000
III
Agus
xxx
Dr. Joko
Visite
B Interne
50.000
150.000
III
Agus
xxx
Dr. Joko
Tindakan
B Interne
50.000
150.000
III
Agus
xxx
Dr. Joko
Konsul
B Interne
25.000
III
Agus
xxx
Perawat
Askep
B Interne
12.000
36.000
III
Agus
xxx
Dr. PK
Laborat
laborat
50.000
50.000
III
Jml Tarif
UMUM
738.000
Jml Tarif
BPJS
900.000
N
O
NAMA
IP
HASIL
PAJAK
TERIMA
1 ALI
3,93
2.913.582
145.67
9
2.767.903
2 ABU
2,83
2.098.394
2.098.394
3 UMI
2,80
2.073.807
2.073.807
4 TIA
2,76
2.048.372
2.048.372
5 BADU
3,40
2.520.057
126.00
3
2.394.054
2.224.445
6 BUDI
3,16
2.341.522
117.07
6
7 SINTA
2,80
2.073.807
2.073.807
8 TOTO
2,83
2.098.394
2.098.394
9 AMIR
2,76
2.048.372
2.048.372
10 JOKO
2,76
2.048.372
2.048.372
11 ANTI
2,95
2.185.721
2.185.721
12 SUSI
2,73
2.023.784
2.023.784
13 AGUS
3,16
2.341.522
117.07
6
2.224.445
14 SRI
2,76
2.048.372
2.048.372
15 SASA
2,80
2.073.807
2.073.807
32.937.88
3
505.83
4
32.432.04
9
JML
TAMBAHAN:
Jika data yang diminta sudah tersedia, misal :Pengisian blangko indeks
poin, data pendapatan per bagian, data pendapatan by name dan
informasi lainnya maka hanya butuh waktu 1 jam, sudah siap cetak hasil.
Untuk mempercepat pengolahan data, anda harus menggunakan rumusrumus excel , dengan harapan mempercepat proses pengolahan data
yang cukup banyak.
Khusus jasa medik perhatikan apakah termasuk Team Work atau single
work, bilamana termasuk team work pisahkan dulu menggunakan
prosentase perimbangan bobot (perhitungan tertentu), sehingga baik
team work maupun single work akan otomatis menjadi jasa by name
Semoga contoh remunerasi yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, .... Amin