You are on page 1of 20

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Pengetesan agregat halus
Uji ini didasari dari pengujian kadar lumpur, kotoran organis, berat jenis,
gradasi, berat isi dan kadar air dalam pasir..
4.1.1. pengetesan kadar lumpur (berdasrkan volume).
Pengetesan ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa persenkah kadar
lumpur yang terdapat dalam benda uji pasir alam dengan rumus:
% lumpur =

a(air)b( pasir)
x 100
a(air)

175150
x 100 =14,3
175

Sumber: Foto dokumentasi tugas akhir

Gambar 4.1. pengetesan kadar lumpur (berdasarkan volume)


4.1.2. Pengetesan kadar lumpur (berdasarkan berat)
Rumus =

AB
x 100 =
A

kadar lumpur (berat jenis bertambah akbat

pengubahan gradasi)
42

43

Berat agregat kering (dikeringkan dengan suhu

1000 ) = 500 gram (nilai

untuk notasi A), berat Cawan = 166,4 gram, Cawan + pasir = 666,4 gram

Sumber: Foto dokumentasi tugas akhir.

Gambar.4.2. pengukuran berat cawan dan agregat halus

Sumber : foto dokumentasi tugas akhir

Gambar 4.3. pencucian pasir dengan formulasi kimiawi


kemudian diayak dengan alat penggetar hanya memakai saringan 200
(0,075mm) dengan berat saringan 379,3 sehingga yang tersaring hanya air yang
bercampur lumpur dalam wadah pan.

44

Pasir dalam keadaan basah setelah dilakukannya pencucian dan


pengayakan saringan (untuk mengurangi atau memisahkan kadar air dalam pasir) ,
sehingga berat pasir bertambah akibat pencucian + cawan = 919,0 gram.

Sumber: Foto dokumentasi tugas akhir

Gambar 4.4 pasir dalam keadan basah


Berat kandungan air nya = 919,0 gram 166,4(cawan kosong) - 500 gram

(pasir yang telah dioven dengan suhu

1000 ) = 252,6 gram, setelah itu

dilakukan pencucian kemudian dioven selama 24 jam maka didapatkan berat pasir
+ cawan = 600,6 gram, untuk mendapatkan nilai notasi B = 600,6 - 166,4 (berat
cawan kosong) = 434,2 (nilai notasi B)

Sumber: Foto dokumentasi tugas akhir.

Gambar 4.5 pasir yang telah dicuci dengan larutan NaOH 3cc kemudian dioven
slama24 jam

45

kadar lumpur=

500 (nilai notasi A) gram 434,2 gram(nilai notasi B)


500 gram( pasir sebelum dilakukan pencucian)

x100 %

= 13,16 %
4.1.3 pengetesan kotoran organis
Tabel 4.1. pemeriksaan organic impurities test untuk pasir batu apung
Kandungan kotoran organis pada agregat halus
(Reference : ASTM C40 92, SNI 03-2816-1992)
Warna pasir setelah ditambah larutan
standar warna yang diizinkan
NaOH
1.
2.
3.
4.
5.

Jernih
jernih kuning
kuning (standar)
coklat
coklat gelap

Sumber : foto dokumentasi tugas akhir


Pemeriksaan test ini dilakukan dengan zat kimia NaOH yang dapat
mengikat unsur organis dalam pasir, hasil pengujian kotoran organis, didapatkan
dari menganalisa warna dengan sebuah alat, sehingga dari test ini didapatkan
warna air adalah kuning muda (standar) artinya terdapat kotoran organis dan pasir
baik, dapat dipakai untuk agregat halus karena warna dari air memenuhi standar
kotoran organis untuk bahan pembentuk beton.
sedangkan untuk pasir alam kandungan kotoran organik dapat dilihat dari
tabel di bawah ini

46

Tabel 4.2. pemeriksaan organic impurities test untuk pasir alam


Kandungan kotoran organis pada agregat halus
(Reference : ASTM C40 92, SNI 03-2816-1992)
Warna pasir setelah ditambah larutan NaOH
standar warna yang diizinkan
6. Jernih
7. jernih kuning
8. kuning (standar)
9. coklat
10. coklat gelap

Sumber : foto dokumentasi tugas akhir


4.1.4 pengetesan berat jenis dan penyerapan pasir
menentukan berat jenis (specific gravity) pasir dan penyerapan air
(absorption). Langkah pertama adalah ambail pasir tersebut lalu masukan kedalam
mold kerucut dengan posisi diameter

kerucut yang besar berada dibawah,

masukan pasir kemudian ditumbuk 25 kali setiap 1 lapis ketinggian , hingga


mencapai lapisan ke 2, setelah itu isi kembali kerucut logam (mold) hingga
mencapai ujung kerucut terisi penuh dan tidak ditumbuk kemudian angkat dan
lihat yg terjadi, apabila mold diangkat pasir menjadi buyar berarti keadaan pasir
SSD, tapi jika diangkat pasir tersebut masih dalam bentuk kerucut berarti masih
basah / lembab, dapat dilihat pada gambar 4.6.

47

Sumber: Foto dokumentasi dilaboratorium PT. Waskita

Gambar 4.6. .pasir dalam keadaan SSD dan pasir dalam kondisi belum SSD yang
masih keadaan basah atau lembab.
Dari metode

hasil

tes

didapatkan Hasil perhitungan berat jenis

menyeluruh ( bulk spesific gravity) dan penyerapan (absorption) dapat dilihat di


bawah ini :
Hasil uji pasir alam
a)
b)
c)
d)

Bulk spesific gravity


Bulk sp gr (SSD)
App. Sp gr
Absorption

= 2,45 gr (dapat dilihat dalam lampiram)


= 2,48 gr (dapat dilihat dalam lampiran)
= 2,52 gr (dapat dilihat dalam lampiran)
= 0,02 % (dapat dilihat dalam lampiran)

Hasil uji pasir pumice


a) Bulk spesific gravity

= 1,88 gr (dapat dilihat dalam lampiram)

b) Bulk sp gr (SSD)

= 1,91 gr (dapat dilihat dalam lampiran)

c) App. Sp gr

= 1,94 gr (dapat dilihat dalam lampiran)

d) Absorption

= 0,01 % (dapat dilihat dalam lampiran)

Hasil uji agregat kasar

48

a) Bulk spesific gravity

= 2,45 gr (dapat dilihat dalam lampiram)

b) Bulk sp gr (SSD)

= 2,47 gr (dapat dilihat dalam lampiran)

c) App. Sp gr

= 2,51 gr (dapat dilihat dalam lampiran)

d) Absorption

= 0,80 % (dapat dilihat dalam lampiran)

4.1.5 Analisa ayakan (sieve analysis) gradasi


tujuan tes untuk mengetahui gradasi pasir dan modulus kehalusan
(fineness modulus), dengan hasil test: .
a) Modulus kehalusan (fineness modulus) 100% pasir alam adalah 2,9946
(dapat dilihat dilampiran)
b) Modulus kehalusan (fineness modulus) 100% pasir pumice adalah 3,5867
(dapat dilihat dalam lampiran)
c) Modulus kehalusan (fineness modulus) 67% pasir pumice 33% pasir
alam adalah 3,3913 (dapat dilihat dalam lampiran)
d) Modulus kehalusan (fineness modulus) 33% pasir pumice 67% pasir
alam adalah 3,19 (dapat dilihat dalam lampiran)
e) Modulus kehalusan (fineness modulus) agregat kasar adalah 7,82 (dapat
dilihat dalam lampiran)
Sedangkan untuk garadasi agregat termaksuk kedalam zona satu, dapat dilihat
dalam grafik pembatasan persen pasir yang tertinggal diatas ayakan (pada gambar
4.7)

49

ZONA 1
100

95

80

70

60
persentase yang lewat ayakan

40
20

34
20
5

100 100
100
90

60

30

15

10
0 0
0.15000000000000024 1.2

9.5

Ukuran mata ayakan (mm)


BATAS GRADASI

BATAS GRADASI

100% PUMICE

67% PUMICE,33% PASIR ALAM

33% PUMICE, 67%PASIR ALAM

100%PASIR ALAM

Gambar 4.7 grafik zona menurut british standard bs 882 ;1973


4.1.6 berat isi (unit weight)
Dari hasil pengujian yang dilakuakan di ruang raw material didapatkan
nilai berat isi agregat halus sebagai berikut :
a) Pasir alam
= 2,32 kg ( dapat dilihat dalam lampiran )
b) Pasir pumice = 1,35 kg ( dapat dilihat dalam lampiran )
4.1.7 kadar air dalam air ( surface moisture content )
Berdasarkan

pengujian

tes agregat yang

telah dilaksanakan di

laboratorium PT. WASKITA PRECAST didapatkan kandungan kadar air sebagai


berikut :
a) Kadar air yang terkandung dalam pasir batu apung = 0,63 % ( dapat
dilihat dalam lampiran
b) Kadar air yang terkandung dalam pasir alam = 0,4 % ( penjelasan dapat
dilihat dalam lampiran )

50

4.2. agregat kasar


Pengetesan agregat kasar ini meliputi antara lain gradasi (sieve analysis),
specific gravity dan penyerapan air, berat isi agregat kasar (unit weight)
4.2.1. gradasi
Berdasarkan pengujian matrial agregat kasar, penelitan mengacu pada
praturan gradasi menurut road note no.4 ukuran maksimum agregat 38 atau 40mm
dapat dilihat dalam grafik gambar 4.8
ukuran maksimum agregat = 38 mm
persen lewat aykan

67
59
52
50 100
44
40
36 75
32
31
25
24
24 60
18 47
17
17
11
12
12 38
7
7 30
3 23
2
0 5
0 15
0.15000000000000024 2.36
19
ukuran mata ayakan (mm)

Daerah gradasi

Data hasil pengujian agregat kasar

Gambar 4.8 gradasi menurut road note no.4


Sedangkan untuk nialai notasi modulus kehalusan (fineness modulus )
(ASTM C33-78) gradasi agregat kasar ialah 7,82.
4.2.2.spesific gravity , penyerapan air dan berat isi
Untuk menentukan nilai hasil pengujian specific gravity digunakan metode
ASTM C127-77 sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
a) Bulk spesifik gravity
= 2,45 gram (dapat dilihat dalam lampiran)
b) Bulk spesifik grafity (SSD) = 2,47 gram (dapat dilihat dalam lampiran)
c) Berat jenis tampak (apparent spesifik gravity) = 2,51 (dapat dilihat dalam
lampiran)
d) Penyerapan (absorption)

= 0,80 % (dapat dilihat dalam lampiran)

51

e) berat isi agregat kasar

= 4,76 kg (dapat dilihat dalam lampiran)

4.3. pembuatan rancangan campuran (mix design)


setelah data - data matrial didapatkan tahap berikutnya yang dibutuhkan
ialah rancangan campuran dan data detail yg dibutuhkan dapat dilihat pada
lampiran.
4,3.1 mix design pasir alam
3
Berikut ini adalah tabel data kebutuahan total volume matrial tiap 1 m

secara teoritis dan campuran sebenarnya


Table 4.3 campuran komposisi susunan pembentuk beton
Banyak nya
bahan
3
Tiap 1 m

Semen (kg)
308

Air (kg) atau


(liter)
185

Agregat halus
(kg)
825,47

Agregat kasar
(kg)
972

(teoritis)
1 Adukan
3
Tiap 1 m

6,24
308

3,75
189,16

16,716
828,6

19,683
964,71

(campuran
sebenarnya)
1 Adukan

6,24

3,83

16,779

19,5354

4,3.2 mix design pasir pumice


3
Berikut ini adalah tabel data kebutuahan total volume matrial tiap 1 m

secara teoritis dan campuran sebenarnya


Table 4.4 campuran komposisi susunan pembentuk beton
Proporsi Campuran

Semen (Kg)

AIR
(Kg/liter)

Agregat
Halus (Kg)

3
Tiap 1 m

308

185

618,15

Agregat
kasar
(Kg)
972,9

52

(teoritis)
Banyak nya bahan
Tiap 1 m

Semen (kg)

(campuran sebenar
nya)
1 Adukan

308

Air (kg) atau


(liter)
188,46

Agregat
halus (kg)
621,98

Agregat
kasar (kg)
965,61

7,28

4,45

14,69

22,81

4,3.3 mix design 67% pasir pumice 33% pasir alam


3
Berikut ini adalah tabel data kebutuahan total volume matrial tiap 1 m

secara teoritis dan campuran sebenarnya


Table 4.5 campuran komposisi susunan pembentuk beton
Banyak nya
bahan

Semen
(kg)

Air (kg)
atau (liter)

Agregat halus (kg)

308

185

1 Adukan
3
Tiap 1 m

6,237
308

3,746
187,63

67% batu
apung
0,67 x
773,72 =
518,39
10,497
521,6

(campuran
sebenarnya)
1 Adukan

6,237

3,799

10,562

Tiap 1 m

(teoritis)

33% pasir
alam
0,33 x
773,72 =
255,33
5,170
256,3

5,190

Agregat
kasar
(kg)
908,28

18,392
901,47

18,254

4,3.4 mix design 33% pasir pumice 67% pasir alam


Berikut ini adalah tabel data kebutuahan total volume matrial tiap 1 m

secara teoritis dan campuran sebenarnya


Table 4.6 campuran komposisi susunan pembentuk beton
Banyak nya
bahan

Semen
(kg)

Air (kg)
atau (liter)

Agregat halus (kg)

Agregat
kasar

53

308

185

1 Adukan
3
Tiap 1 m

6,237
308

3,746
188,35

33 %batu
apung
0,33 x
796,72 =
262,9176
5,324
264,5

(campuran
sebenarnya)
1 Adukan

6,237

3,814

5,356

3
Tiap 1 m

(teoritis)

67% pasir
alam
0,67 x
796,72 =
533,8024
10,809
535,8

10,849

(kg)
935,28

18,939
928,27

18,797

4.4 proses pencampuran beton


Tahap peroses ini ialah memasukan bahan matrial yang terkomposisi
dengan menggunakan sebuah alat mesin molen sehingga mendapatkan campuran
matrial yang homogen

Sumber : foto dokumentasi tugas akhir

Gambar 4.9 pengolahan mix beton


4.5 slump test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi (kekentalan adukan
beton) pengaplikasian nya dapat dilaksanakan dilaboratorium maupun dilapangan

54

dengan menggunakan sebuah alat kerucut abrrams, makin besar harga slump,
makin encer adukan beton dapat dilihat pada gambar 4.10

Sumber : dokumentasi foto tugas akhir

Gambar 4.10 pengukuran slump test


4.6 proses sampling
Pelaksanaan Pekerjaan ini dilakukan denga berbagai tindakan plaksanaan
yaitu mempersiapkan cetakan benda uji yg akan digunakan, memberi oli
secukupnya pada permukaan lapisan cetakan jangan terlalu banyak karena dapat
membuat beton berongga dan tidak rata serta menjadi licin pada saat dipegang
selain itu juga dapat menyebabkan beton lama pengeringan nya dapat dilihat pada
gambar 4.9

.
Sumber : foto dokumentasi tugas akhir

55

Gambar 4.11 proses sampling


Setelah itu proses selanjutnya dengan memasukan mortal adukan beton ke
benda uji dan ditusuk tusuk sebanyak 25 kali setiap lapis pertama , kedua dan
ketiga lalu permukaan atas diratakan jangan lupa untuk memukul - mukul cetakan
dengan sebuah alat palu karet agar udara dalam beton keluar perlahan - lahan
sehingga beda uji ketika kering tidak berongga.

Sumber :foto dokumentasi tugas akhir

Gambar 4.12 proses sampling


Setelah proses sempling terselesaikan berikutnya menunggu beton selama
24 jam ( fase pengeringan ) untuk pelepasan benda uji dari cetakan.
4.7 proses curing
Tujuan pelaksanaan curing / perawatn beton adalah memastikan reaksi
hidrasi senyawa semen termaksuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat
berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai.
Pelaksanaan curing / perawatan beton dilakukan segera setelah beton
mengalami atau memasuki fase hardening atau setelah bekisting atau cetakan
dibuka,, setelah itu selama durasi tertentu yaitu umur 28 hari benda uji beton di

56

test, jika akan melakukan pengujian pada umur 28 hari, maka setelah 21 hari
direndam dalam bak curing (dapat dilihat pada gambar 4.11) benda uji
dikeluarkan dan diletakan ditempat terbuka.

Sumber : foto dokumentasi tugas akhir

Gambar 4.13 proses persiapan curing


4.8 percobaan uji kuat tekan hancur karakteristik
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai kateristik kuat tekan
beton umur 28 hari yang dilakukan dengan sebuah mesin crushing adapun data
yang didapatkan dapat dilihat dalam grafik dibawah ini.
4.8.1 data kuat tekan beton pasir alam
Dari hasil tes yang dilakukan atau dilaksanakan dilaboratorium beton
dapat dilihat pada tabel dibawah ini nilai kuat tekan karakteristik yang dihasilkan,
kuat tekan beton rata rata dari sejumlah benda uji dan nilai standard deviation.
Table 4.7 data uji kuat tekan beton
No
Umur
(hari)

Luas
(C
m2 )

Berat
(Kg)

Beban
Kn

Kg

hancur
(kg/c
m2 )

bi
bm
(kg/c
m2 )

(bi
2
bm

(kg/c
m2 )

57

1
2
3
4

28 hari
28 hari
28 hari
28 hari

225
225
225
225

7,84
7,55
7,53
7,54

605
645
580
625

61710
65790
59160
63750

274
292
262
283

-3,75
14,25
-15,75
5,25

14,06
203,06
248,06
27,56

Perhitungan :
a) kuat tekan rata rata bm
274 +292+262+283
n1 b
bm =
=
4
n

= 277,75 kg/c m

b = tegangan tekan benda uji


n = jumlah benda uji
b) deviasi standard
bbm2

14,06+203,06+ 248,06+27,56
n

s=
=
1
41

s=

492,74
3

= 12,81 kg/c m

c) kuat tekan karakteristik bk


bk = bm 1,64 x s = 277,75 1,64 x 12,81
2
bk = 256,74 kg/c m
penyimpangan (variasi) menurut PBI 71
s
12,81
x 100
= bm x 100% = 277,75
= 4,61 %
4.8.2 data kuat tekan beton pasir pumice
Dari hasil tes yang dilakukan atau dilaksanakan dilaboratorium beton
dapat dilihat pada tabel dibawah ini nilai kuat tekan karakteristik yang dihasilkan,
kuat tekan beton rata rata dari sejumlah benda uji dan nilai standard deviation.

58

Table 4.8 data uji kuat tekan beton


N
o

Umur
(hari)

Luas
(C
m

Bera
t
(Kg)

Beban
Kn

hancur
(kg/c

Kg

bi bm
(kg/c

(bi
bm
2

(kg/c

m2 )
1
2
3
4

28
hari
28
hari
28
hari
28hari

225

6,82

34680

154

1,5

2,25

225

6,84

340
370 37740

167

14,5

210,25

225

6,91

325 33150

147

-5,5

30,25

225

6,88

315 32130

142

-10,5

110,25

Perhitungan :
a) kuat tekan rata rata bm
154 +167+147+142
n1 b
bm =
=
4
n

= 152,5 kg/c m

b = tegangan tekan benda uji


n = jumlah benda uji
b) deviasi standard
bbm2

2,25+210,25+30,25+110,25
n

s=
=
1
41

s=

253
3

2
= 9,2 kg/c m

c) kuat tekan karakteristik bk


bk = bm 1,64 x s = 152,5 1,64 x 9,2
2
bk = 137,412 kg/c m
penyimpangan (variasi) menurut PBI 71
s
9,2
x 100
= bm x 100% = 152,5
=6%

59

4.8.3 data kuat tekan beton 67 % pasir pumice -33% pasir alam
Dari hasil tes yang dilakukan atau dilaksanakan dilaboratorium beton
dapat dilihat pada tabel dibawah ini nilai kuat tekan karakteristik yang dihasilkan,
kuat tekan beton rata rata dari sejumlah benda uji dan nilai standard deviation.
Table 4.9 data uji kuat tekan beton
No

Umur
(hari)

Luas
(C

Berat
(Kg)

Beban

m2 )

Kn

hancur
(kg/c

Kg

m2 )

bi
bm
(kg/c
m2
)

1
2
3

28 hari
28 hari
28 hari

225
225
225

7
6,98
6,97

360
355
360

36720
36210
36720

perhitungan
a) kuat tekan rata rata bm
163+160+ 163
n1 b
bm =
=
3
n

= 162 kg/c m

b = tegangan tekan benda uji


n = jumlah benda uji
b) deviasi standard
bbm2
1+ 4+1

=
n
31
1
s=
=

s=

6
2

2
= 1,73 kg/c m

c) kuat tekan karakteristik bk


bk = bm 1,64 x s = 162 1,64 x 1,73
2
bk = 159,16 kg/c m
penyimpangan (variasi) menurut PBI 71
s
1,73
x 100
= bm x 100% = 162
= 0,01 %

163
160
163

1
-2
1

(bi
bm
2

(kg/c
m2 )
1
4
1

60

4.8.4 data kuat tekan beton 33 % pasir pumice -67% pasir alam
Dari hasil tes yang dilakukan atau dilaksanakan dilaboratorium beton
dapat dilihat pada tabel dibawah ini nilai kuat tekan karakteristik yang dihasilkan,
kuat tekan beton rata rata dari sejumlah benda uji dan nilai standard deviation.
Table 4.10 data uji kuat tekan beton
No Umur
(hari)

Luas
(C

Berat
(Kg)

m2

Beban
Kn

hancur
(kg/c
m2 )

Kg

bi
bm
(kg/c

m2 )

(bi
bm
2

(kg/c
m2 )

1
2
3

28
hari
28
hari
28
hari

225

7,20

490

225

7,18

460

225

7,09

480

4998
0
4692
0
4896
0

perhitungan
a) kuat tekan rata rata bm
n
222+208+ 217
1 b
bm =
=
3
n

222

49

208

-7

49

217

2
= 215 kg/c m

b = tegangan tekan benda uji


n = jumlah benda uji
b) deviasi standard
bbm2
49+49+ 4

=
n
31
1
s=
=

s=

102
2

2
= 7,14 kg/c m

c) kuat tekan karakteristik bk


bk = bm 1,64 x s = 215 1,64 x 7,14
2
bk = 203,29 kg/c m

61

penyimpangan (variasi) menurut PBI 71


s
7,14
x 100
= bm x 100% = 215
= 3,32 %

You might also like