You are on page 1of 7

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

KARAKTERISTIK ES KRIM SUSU KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)


DENGAN VARIASI JUMLAH KARAGENAN DAN WHIPPING CREAM
Characteristics of Ice Cream Made from The Milk of Cowpea (Vigna ungiculata L.) by
Variation Amount of Carrageenan and Whipping Cream
1)

Yhulia Praptiningsih1), Tamtarini1), Anisa Rahma1)


Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Kampus Bumi Tegal Boto, Jember 68121
E-mail: tamtarini@unej.ac.id
ABSTRACT

Ice cream could be make from cowpea milk. The making of ice cream was need stabilizer,
emulsifier and foaming agent. The most widely used of stabilizer was carrageenan, and the
emulsifier and foaming agent was whipping cream. The purpose of this study was to determine the
appropriate amount of carrageenan and whipping cream to produce the good properties and high
preference of cowpea milk ice cream. The research was conducted by Randomaized Complitely
Block Desain with 2 factors. The first factor was the amount of carrageenan (0,1%, 0,3%, 0,5%).
The second factor was the amount of whipping cream (10%, 20%, 30%) from the volume of milk,
and repeatly 3 times. The observation were the overrun, brightness (colour reader), texture
(pnetrometer), melting rate and sensory properties (the preference of color, texture, flavor and
overall). The good properties of ice cream produced by adding of 0,5% carrageenan and whipping
cream 30%. The ice cream had overrun 51,39%; texture 42,60 mm/10s; melting rate 13,47%/15
minute; brightness 89,28; the preference score of color, texture, flavor, and overall respectively
3,84; 3,92; 3,88 and 3,96 (rather like to like).
Key Word: ice cream, cowpea milk, carrageenan, whipping cream

untuk meningkatkan manfaat kacang


tunggak salah satunya yaitu dibuat susu dan
es krim dikarenakan kandungan proteinnya
cukup tinggi namun tingkat konsumsinya
masih rendah.
Es krim adalah hidangan semi beku
berbentuk emulsi yang terbuat dari produk
dairy seperti krim (atau sejenisnya) dan
dicampur dengan gula serta penstabil
(Astawan, 2010). Tingkat konsumsi es krim
di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 0,3
liter es krim per kapita per tahun (Anonim,
2012b). Es krim adalah minuman yang
disukai semua kalangan masyarakat mulai
dari anak-anak sampai dewasa. Umumnya
es krim dibuat dari susu sapi namun ada
juga yang dibuat dari susu nabati seperti
susu
kedelai
dan
tidak
tertutup
kemungkinan menggunakan susu kacang
tunggak.

PENDAHULUAN
Kacang tunggak (Vigna unguiculata)
merupakan
tanaman
yang
banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Tanaman
kacang tunggak biasanya tumbuh di dataran
rendah. Tanaman ini tahan terhadap
kekeringan, sehingga cocok dikembangkan
pada lahan kering dibandingkan dengan
jenis kacang-kacangan lainnya (Rukmana
dan Oesman, 2000).
Di Indonesia produksi kacang
tunggak cukup tinggi yaitu mencapai 1,5-2
ton/ha tergantung varietas, lokasi, musim
tanam dan budidaya yang diterapkan
(Sayekti et al., 2012). Kacang tunggak
mengandung protein 22,9%, karbohidrat
61,6%, namun kandungan lemaknya rendah
1,4%, dengan kadar air 11%. (Anonim,
2012a). Kacang tunggak selama ini hanya
dimanfaatkan sebagai sayuran, dan makanan
tradisional (Wirdayanti, 2012). Upaya lain
150

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

Pembuatan susu kacang tunggak perlu


penambahan kacang tanah, agar terbentuk
emulsi. Hal ini karena kacang tunggak
rendah kandungan lemaknya, sedangkan
kacang tanah tinggi kandungan lemaknya.
Kandungan lemak pada kacang tanah lebih
tinggi dibandingkan dengan kacang lainnya
yaitu sebesar 42,8% (Anonim, 2012a).
Pada pembuatan es krim diperlukan
bahan penstabil. Penstabil yang umum
digunakan dalam pembuatan es krim yaitu
karagenan, gelatin, alginat, agar-agar, dan
gum. Penstabil yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan es krim adalah
karagenan. Disamping itu harga karagenan
jauh lebih murah daripada jenis penstabil
lainnya.
Peranan
karagenan
dalam
pembuatan es krim dapat meningkatkan
viskositas, dan menyebabkan pembentukan
gel. Karagenan memiliki sifat mudah larut
dalam air panas, stabil terhadap perubahan
pH, dapat mencegah timbulnya kristal es
berukuran besar dan dapat memperbaiki
tekstur (Winarno, 2008). Jumlah penstabil
yang biasa digunakan dalam pembuatan es
krim adalah sebanyak 0,1% - 0,5% (Padaga
dan Sawitri, 2005).
Selain penambahan penstabil, dalam
pembuatan es krim juga perlu penambahan
whipping cream yang berfungsi sebagai
pengemulsi dan pembuih. Pengemulsi adalah
senyawa yang ditambahkan pada pembuatan
es krim untuk memperbaiki struktur lemak
dan distribusi udara dalam adonan es krim,
sehingga menghasilkan es krim dengan
karakteristik leleh yang baik (Padaga dan
Sawitri, 2005). Whipping cream digunakan
untuk memperbaiki kualitas pembuihan
melalui pembentukan rongga udara yang
lebih kecil, memperbaiki tekstur es krim,
menghasilkan produk yang lembut, dan
tidak mudah leleh. Penggunaan whipping
cream dalam pembuatan es krim umumnya
sekitar 10-30% dari volume susu (Padaga
dan Sawitri, 2005).
Pembuatan es krim dari susu kacang
tunggak belum diketahui jumlah karagenan
dan whipping cream yang tepat. Penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh jumlah


karagenan dan whipping cream yang tepat
sehingga dihasilkan es krim susu kacang
tunggak dengan sifat fisik yang baik dan
disukai.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat
yang
digunakan
adalah
timbangan digital, beaker glass, kain saring,
baskom, blender, saringan, hot plate
(pemanas), spatula, freezer, thermometer,
cup es krim, ICM (Ice Cream Maker),
colour reader, pnetrometer. Bahan utama
yang digunakan adalah kacang tunggak
berpolong pendek dan kacang tanah yang
diperoleh dari Pasar Tanjung Jember, gula
pasir, whipping cream merk DP, karagenan
dan air.
Rancangan Penelitian
Pada
penelitian
pendahuluan,
penentuan
jumlah
whipping
cream
dilakukan dengan mencoba menggunakan
whipping cream sebesar 0%, 10%, 20%,
30%, 40% dari volume susu. Selanjutnya
yang dipilih untuk penelitian yaitu 10%,
20% dan 30%. Pemilihan jumlah 10%, 20%
dan 30% karena pada penambahan
whipping cream tersebut, tekstur es krim
lebih lembut, warna lebih menarik dan rasa
lebih enak dibandingkan dengan es krim
tanpa whipping cream 0% dan penambahan
whipping cream 40%. Pada pembuatan es
krim tanpa whipping cream (0%), tekstur es
krim yang dihasilkan kasar, warna kurang
menarik dan rasa kurang disukai.
Sedangkan dengan penambahan whipping
cream sebesar 40%, es krim yang dihasilkan
teksturnya terlalu lembut, rasanya terlalu
gurih, sehingga kurang disukai.
Pada penelitian utama, pembuatan
susu kacang tunggak (Praptiningsih, 1995),
dilakukan dengan cara mencuci dan
merendam 70 gram kacang tunggak dan 30
gram kacang tanah pada suhu kamar selama
12 jam, kemudian dilakukan perebusan pada
151

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

suhu 70oC selama 15 menit dan didinginkan.


Setelah itu dilakukan pengupasan kulit ari.
Langkah selanjutnya yaitu kedua bahan
digiling secara basah dan panas selama 3
menit dengan penambahan air hangat suhu
50oC dengan perbandingan bahan dan air
1:8. Selanjutnya bubur yang diperoleh
diekstraksi dengan cara dipanaskan pada
suhu 70oC selama 15 menit dan dipisahkan
antara filtrat dengan ampas. Setelah itu
filtrat diendapkan selama 3 jam untuk
mengendapkan patinya dan dibuang
endapannya.
Susu
yang
dihasilkan
o
dipasteurisasi pada suhu 70 C selama 15
menit dan dihasilkan susu kacang tunggak.
Pembuatan es krim susu kacang
tunggak dengan cara 350 ml susu kacang
tunggak dicampur dengan karagenan sesuai
perlakuan (0,1%, 0,3%, 0,5%) dari volume
susu.
Campuran tersebut
kemudian
o
dipasteurisasi pada suhu 80 C selama 15
menit dan didinginkan selama 10 menit.
Kemudian ditambahkan gula sebanyak
18,5%, whipping cream sesuai perlakuan
(10%, 20%, 30%) dari volume susu dan
dicampurkan untuk membentuk adonan.
Selanjutnya dilakukan proses pembuihan
dan pendinginan selama 30 menit
menggunakan ICM (Ice Cream Maker)
yang sebelumnya telah dibekukan dalam
freezer selama 24 jam. Adonan yang
dihasilkan kemudian dikemas dalam cup es
krim dan dilakukan proses pengerasan
(hardening) pada suhu -18oC selama 24
jam.

2 faktor. Faktor A jumlah karagenan (0,1%,


0,3%, 0,5%) , sedangkan faktor B jumlah
whipping cream (10%, 20%, 30%).
Masing-masing dilakukan dengan 3 kali
pengulangan.
Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik
menggunakan
sidik
ragam
(ANOVA) untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan. Apabila ada perbedaan maka
dilanjutkan dengan uji Duncans Multiple
Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi
5% (Gaspersz, 1991). Untuk menentukan
perlakuan yang terbaik dilakukan uji
efektivitas berdasarkan metode indeks
efektivitas (De Garmo, et al., 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisik
Overrun
Overrun es krim susu kacang tunggak
yang dihasilkan berkisar antara 29,51%51,39%. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1. Nilai overrun es krim susu kacang


tunggak

Metode Analisis
Sifat-sifat yang diamati meliputi sifat
fisik es krim yaitu overrun, kecerahan,
tekstur, kecepatan meleleh (Ristiarini, et al.,
2004), dan sifat sensoris (uji kesukaan)
(Setyaningsih, et al., 2010), yaitu kesukaan
warna, tekstur, rasa, dan kesukaan
keseluruhan.

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan


bahwa semakin banyak jumlah penambahan
karagenan maka overrun es krim susu
kacang tunggak semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan karagenan dapat meningkatkan
viskositas adonan sehingga menghambat
penggabungan globula lemak dan buih.
Akibatnya overrun meningkat dengan
semakin banyak jumlah penambahan
karagenan. Hal ini sesuai dengan hukum
Stookes, semakin tinggi viskositas suatu

Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
152

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

fluida maka kecepatan gerak partikel


semakin rendah akibatnya menghambat
gerak globula udara untuk menyatu. Dengan
demikian globula udara tetap terdispersi dan
berukuran
kecil-kecil
sehingga
meningkatkan overrun es krim.
Selain itu, peningkatan jumlah
whipping cream meningkatkan overrun. Hal
ini dikarenakan whipping cream berfungsi
sebagai pengemulsi dan pembuih. Sehingga
semakin banyak jumlah whipping cream
maka buih yang terbentuk semakin banyak
dan buih terdistribusi merata sehingga
overrun es krim yang dihasilkan semakin
tinggi. Semakin banyak udara yang
terperangkap pada adonan menyebabkan
overrun semakin tinggi (Arbuckle, 2000).

Nilai tekstur es krim susu kacang


tunggak berkisar antara 35,73 mm/10s 42,60 mm/10s. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 3.

Kecerahan
Nilai kecerahan es krim susu kacang
tunggak berkisar antara 88,38 89,28. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3 menunjukkan bahwa


semakin banyak jumlah penambahan
karagenan menyebabkan nilai tekstur es
krim susu kacang tunggak semakin
meningkat (tekstur semakin lunak). Hal ini
dikarenakan nilai overrun yang semakin
tinggi menyebabkan es krim semakin
mengembang sehingga tekstur semakin
lunak. Selain itu penambahan karagenan
dapat mencegah terbentuknya kristal es
berukuran besar, karena karagenan memiliki
sifat mampu mengikat air sehingga banyak
molekul air yang terperangkap dalam
adonan akibatnya dapat mengurangi jumlah
air bebas. Menurut Widiantoko (2014)
sedikit air bebas yang tersedia untuk
membentuk kristal es memungkinkan
dihasilkannya kristal es yang lebih kecil
dalam es krim.
Whipping cream berperan sebagai
bahan
pembuih
sehingga
dapat
meningkatkan jumlah buih. Semakin banyak
buih yang terbentuk nilai overrun semakin
tinggi dan tekstur es krim akan semakin
lunak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yuliani (2001), es krim dengan overrun
tinggi memiki tekstur yang lunak sedangkan
menurut Suprayitno (2001) overrun yang

Gambar 3. Nilai tekstur es krim susu kacang


tunggak

Gambar 2. Nilai kecerahan es krim susu kacang


tunggak

Gambar 2 menunjukkan semakin


banyak jumlah whipping cream yang
ditambahkan maka nilai kecerahan es krim
semakin meningkat (semakin cerah). Hal ini
dikarenakan whipping cream memiliki
warna yang cerah sehingga diduga dapat
meningkatkan nilai kecerahan dari es krim
susu kacang tunggak. Semakin banyak
whipping cream maka buih yang terbentuk
semakin banyak dan warna semakin cerah.
Tekstur
153

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

rendah menyebabkan es krim bertekstur


keras.

meleleh) disebabkan oleh overrun yang


rendah.

Kecepatan meleleh
Kecepatan meleleh es krim susu
kacang tunggak berkisar antara 23,18
13,47%/15 menit. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 4.

Sifat Sensoris
Warna
Nilai kesukaan warna es krim susu
kacang tunggak berkisar antara 3,32 - 3,88
(agak sukasuka). Data selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Kecepatan meleleh es krim susu kacang


tunggak
Gambar 5. Nilai kesukaan warna es krim susu
kacang tunggak

Gambar 4 menunjukkan bahwa


semakin banyak jumlah penambahan
karagenan maupun whipping cream maka
kecepatan meleleh es krim semakin lambat.
Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah
penambahan karagenan pada pembuatan es
krim, maka kemampuan mengikat airnya
semakin tinggi sehingga es krim yang
dihasilkan sulit untuk meleleh. Hal ini sesuai
dengan pendapat Buckle, et al. (2007) salah
satu sifat dari penstabil adalah mempunyai
daya ikat air yang tinggi, berguna untuk
memperlambat pelelehan dari es krim.
Peningkatan
whipping
cream
menyebabkan penurunan kecepatan meleleh
es krim. Hal ini dikarenakan semakin
banyak jumlah penambahan whipping cream
maka
overrun
semakin
meningkat.
Peningkatan
overrun
menyebabkan
penurunan kecepatan meleleh es krim,
karena kurangnya laju perambatan panas
akibat besarnya volume udara dalam es
krim. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arbuckle (2000) yang menyatakan bahwa
body es krim yang tidak kokoh (mudah

Gambar 5 menunjukkan nilai kesukaan


warna tertinggi 3,88 (agak suka suka)
adalah pada perlakuan A1B3 (Penambahan
karagenan 0,1%, whipping cream 30%).
Hal ini menunjukkan bahwa warna es krim
yang disukai adalah warna yang cerah.

Tekstur
Nilai kesukaan tekstur es krim susu
kacang tunggak berkisar antara 2,72 - 3,92
(tidak sukasuka). Data selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Nilai kesukaan tekstur es krim susu


kacang tunggak
154

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

Gambar 6 menunjukkan nilai


kesukaan tekstur tertinggi 3,92 (agak suka
suka) adalah pada perlakuan A3B3
(Penambahan karagenan 0,5%, whipping
cream 30%). Hal ini menunjukkan bahwa
tekstur es krim yang disukai adalah tekstur
lunak.
Rasa
Nilai kesukaan rasa es krim susu
kacang tunggak berkisar antara 2,88 - 3,88
(tidak sukasuka). Data selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 7.

Gambar 8. Nilai kesukaan keseluruhan es krim


susu kacang tunggak

Perlakuan Terbaik
Berdasarkan
uji
efektivitas,
menunjukkan es krim susu kacang tunggak
hasil perlakuan terbaik terdapat pada
perlakuan A3B3 (jumlah karagenan 0,5%,
whipping cream 30%). Es krim yang
dihasilkan mempunyai nilai overrun
51,39%, nilai kecerahan 89,28, nilai tekstur
42,60
mm/10s,
kecepatan
meleleh
13,47%/15 menit, nilai kesukaan warna,
tekstur, rasa, dan keseluruhan berturut-turut
adalah 3,84; 3,92; 3,88 dan 3,96 (agak suka
sampai suka).

Gambar 7. Nilai kesukaan rasa es krim susu


kacang tunggak

Gambar 7 menunjukkan nilai


kesukaan rasa tertinggi 3,88 (agak suka
suka) adalah pada perlakuan A3B3
(Penambahan karagenan 0,5%, whipping
cream 30%). Hal ini menunjukkan bahwa
rasa es krim yang disukai adalah rasa gurih.

KESIMPULAN
Jumlah karagenan dan whipping
cream yang tepat pada pembuatan es krim
susu kacang tunggak berdasarkan uji
efektivitas adalah pada perlakuan A3B3
(jumlah karagenan 0,5%, whipping cream
30%). Es krim yang dihasilkan mempunyai
nilai overrun 51,39%, nilai kecerahan 89,28,
nilai tekstur 42,60 mm/10s, kecepatan
meleleh 13,47% per 15 menit, nilai
kesukaan warna, tekstur, rasa, dan
keseluruhan berturut-turut adalah 3,84;
3,92; 3,88 dan 3,96 (agak suka sampai
suka).

Keseluruhan
Nilai kesukaan keseluruhan es krim
susu kacang tunggak berkisar antara 2,92 3,96 (tidak sukasuka). Data selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 menunjukkan nilai
kesukaan keseluruhan tertinggi (3,96)
adalah pada perlakuan A3B3 (Penambahan
karagenan 0,5%, whipping cream 30%).
Jadi kesukaan keseluruhan es krim susu
kacang tunggak cenderung ditentukan oleh
kesukaan tekstur dan rasa.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012a. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Depkes RI. Jakarta: Bhratara
Karya Aksara.
155

Karakteristik Es Krim Susu Kacang Tunggak (Vigna unguiculata

Anonim. 2012b. Konsumsi Es Krim Per Kapita


Masih
Rendah.
http://surabaya.tribunnews.com/2012/06/1
5/konsumsi-es-krim-per-kapita-masihrendah. [12 April 2014].

dari Sargassum sp. Jurnal Makanan


Tradisional Indonesia ISSN: 1410- 8968
Vol.I.

Arbuckle W. S. 2000. Ice Cream Third Edition.


Avi Publishing Company. Inc West Port,
Coneccticut.

Widiantoko, R. K. 2014. Pembuatan Es Krim


Tempe-Jahe (Kajian Proporsi Bahan dan
Penstabil Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Orgaanoleptik). Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol.2 No.1 p.54-66.

Astawan. 2010. Teknologi Pengolahan Pangan


dan Gizi. Bogor: IPB

Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi.


Bogor: M-Brio Press.

Buckle, K. A , Edwars, R. A., Fleet, G. H dan


Wootton M. 2007. Ilmu Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia Press (diterjemahkan
oleh Hadi Purnomo dan Adiono).

Wirdayanti. 2012. Studi Pembuatan Mie Kering


dengan Penambahan Pasta Ubi Jalar
(Ipomea Batatas), Pasta Kacang Tunggak
dan Pasta Tempe Kacang Tunggak (Vigna
Unguiculata L.). Skripsi. Makassar:
Universitas Hasanuddin

De Garmo, E. P., Sullevan, W. E., dan Canana,


C. R. 1984. Engineering Economy Seventh
edition. New York: Macmilan Publishing
co. Inc

Yuliani, L. N. 2001. Mempelajari penambahan


stabilizer dan flavor terhadap stabilitas
emulsi serta overrun es krim sari tape.
Skripsi. Bogor: Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor

Padaga, M. dan Sawitri, M. E. 2005. Es Krim


yang Sehat. Surabaya: Trubus Agrisarana
Praptiningsih, Y. 1995. Peningkatan Stabilitas
Emulsi Susu Kacang Tunggak dengan
Penambahan Kacang Tanah. Laporan
Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas
Jember
Ristiarini, S., Suprijono, M. dan Dhamarini, N.
2004. Velva Labu Kuning (Cucurbita
moschata, Duch) : Pengaruh Penambahan
CMC dan Pektin. Prosiding Seminar
Nasional dan Kongres PATPI, 17-18
Desember 2004. Jakarta: PATPI
Rukmana, R dan Oesman, Y. 2000. Kacang
Tunggak, Budidaya dan Prospek Usaha
Tani. Yogyakarta: Kanisius
Sayekti, R. S., Djoko, P. dan Toekidjo. 2012.
Karakterisasi Delapan Aksesi Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata L.Walp) Asal
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Penelitian Vol 1 No.1, 2012.
Setyaningsih, D., Apriyantono, A. dan
Puspitasari, M. 2010. Analisis Sensori
untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor:
IPB Press.
Suprayitno, E., Kartikaningsih, H. dan Rahayu,
S. 2001. Pembuatan Es Krim dengan
Menggunakan Stabilisator Natrium Alginat
156

You might also like