Professional Documents
Culture Documents
Pada suatu malam, ada seorang lelaki buta yang tidak dapat melelapkan
matanya. Hatinya seperti langit yang diselubungi mega. Dia mengeluh dan
merintih sayu: Ya Tuhan ku, betapa kerasnya hati manusia di sekelilingku. Tidak
ada seorangpun yang mau memikirkan insan malang dan miskin. Ya Tuhan,
pada siapakah dapat aku hulurkan tangan meminta bantuan? Dia teringat
tahun-tahun yang lampau, ketika isterinya yang baik masih hidup. Tiba-tiba air
mata bergenang di kelopak mata dan membasahi wajahnya.
Keesokan paginya, lelaki buta itu bangun dari tempat pembaringannya, mencari
sesuatu untuk mengisi perut. Perlahan-lahan tangannya meraba-raba ke
seluruh penjuru kamar tersebut, tetapi, tidak ada yang dapat ditemui selain dari
sekeping roti yang sudah kering. Kemudian, sebagaimana biasanya, dia
memakai pakaiannya yang sudah robek, lalu berjalan melewati lorong-lorong
kota dengan tongkatnya. Lalu, seperti biasa, dia duduk di satu sudut kota, di
bawah sebuah pohon dan mendengarkan langkah kaki orang-orang yang
melewati tempat duduknya. Dia menanti seseorang yang akan melontarkan
kepingan uang atau makanan dalam tangannya, tetapi seolah-olah, tidak ada
seorangpun yang menghiraukannya.
Tiba-tiba terdengar suara tapak kaki mendekatinya. Lelaki tua yang buta itu
menumpukan sepenuh perhatiannya kepada langkah tersebut, tetapi beberapa
saat kemudian, suara langkah tersebut tidak lagi terdengar. Meskipun lelaki tua
itu buta dan tidak melihat sesuatu, tetapi dia dapat merasakan bahwa
seseorang sedang memperhatikannya. Dia berkata sendirian, siapakah
gerangannya orang tersebut? Ketika dia tenggelam dalam fikirannya, terdengar
suara orang memberi salam. Lelaki tua itu menjawab salamnya dengan
berkata, Salam, selamat pagi.
Lelaki tua itu sekali lagi merasakan bahwa orang tersebut sedang
memperhatikannya. Orang itu dengan perlahan-lahan berjalan melewati dirinya,
tetapi tidak berapa jauh, dia berhenti dan memandang lelaki buta itu. Hatinya
yang baik tersentuh melihat lelaki tua itu. Orang itu berkata sendirian: apakah
lelaki buta ini tidak mempunyai siapapun untuk membantunya? Bersamaan
dengan itu, orang-orang dan pedagang yang melewati tempat tersebut dan
melihat kehadiran Amirul Mukminin Ali a.s. di sisi lelaki buta itu. Mereka
menghampirinya dan memberi salam kepada beliau sebagai tanda
penghormatan.
Kini pahamlah lelaki tua yang buta itu bahwa lelaki yang memandanginya itu
ternyata adalah pemimpin umat Islam, Imam Ali a.s. Imam Ali as menjawab
salam orang-orang itu dan bertanya, Kenalkah kalian dengan lelaki tua ini?
Mereka yang mengenali lelaki tua itu berkata, Wahai Ali, lelaki tua ini adalah
seorang penganut kristen, isterinya telah meninggal dunia. Dia adalah seorang
lelaki yang amat baik dan bekerja keras. Tetapi sejak dia menjadi buta, dan
dikarenakan dia tidak mempunyai siapapun, dia terpaksa mencari uang dengan
meminta sedekah.