You are on page 1of 33

LABORATORIUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016


MODUL

: Ion Exchange

PEMBIMBING

: Ir. Mukhtar Ghozali MT

Praktikum

: 23 Maret 2016

Penyerahan (Laporan) : 06 April 2016

Oleh :
Kelompok

: 4

Nama

: 1. Ken Putri Kinanti

Kelas

NIM.131424013

2. Luthfiyah Sinatrya

NIM.131424014

3. Nabila Vidiaty Novera

NIM.131424015

: 3A TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan izin dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Laboratorium Pengelolaan Limbah Industri
pada semester enam jurusan Teknik Kimia program studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih
Politeknik Negeri Bandung. Adapun judul dari laporan ini adalah Laporan Praktikum Ion
Exchange.
Dalam menyusun laporan ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir. Mukhtar Ghozali MT, selaku dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung yang
telah membimbing penulis dalam menyusun laporan ini.
2. Seluruh rekan di kelas 2A-TKPB yang telah membantu dan memberikan arahan untuk
penyusunan laporan ini.
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dalam kelancaran penyusunan laporan
ini.
4. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga bantuan dan bimbingan serta dorongan dibalas oleh Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak agar penulis dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan diri di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan menambah
pengetahuan umumnya bagi keluarga besar Politeknik Negeri Bandung.

Bandung, Maret 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Berbagai jenis operasi di industry membutuhkan air yang meliputi air proses, air umpan
boiler, dan air pendingin. Ketiga jenis air ini memerlukan tingkat pengolahan yang berbeda,
tergantung dalam air yang dapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi, atau koloid sehingga
dicapai kualitas air yang memenuhi persyaratan sesuai dengan maksud penggunaannya.
Salah satu metoda dalam pengolahan air adalah pertukaran ion (ion exchange). Metoda
pertukaran ion adalah metoda pengolahan air yang bertujuan untuk mengurangi ion-ion yang
tidak dikehendaki baik kation maupun anion yang ada dalam air. Air yang dihasilkan dari
proses pertukaran ion banyak digunakan untuk air umpan boiler dan air untuk berbagai
proses.

1.2.

Tujuan
1. Melaksanakan operasi pertukaran ion pada resin kation.
2. Menganalisis kesadaan total, mengukur DHL, TDS, kekeruhan, dan pH.
3. Menghitung kapasitas pertukaran ion.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertukaran ion (ion exchange) merupakan suatu metoda penghilangan mineral air yang
ditujukan untuk mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Umumnya media yang
digunakan dalam pertukaran ion adalah resin alami atau sintetis. Pada saat terjadi pertukaran ion
maka ion yang terlarut dalam air akan terserap ke dalam rsin penukar ion dan resin akan
melepaskan ion lainnya dalam kesetaraan ekivalen. Resin penukar ion terdiri dari dua macam
yaitu :
1. Resin penukar kation (cation exchange resin)
Resin penukar kation mempunyai kemampuan untuk menyerap/menukar kation-kation
seperti Ca, Mg, Na, dan lain-lain yang ada di dalam air. Resin penukar kation terdiri dari
penukar kation asam kuat (strong acid exchanger) dan resin penukar kation asam lemah
(weak acid exchanger).
2. Resin penukar anion (weak acid exchanger)
Resin penukar anion mempunyai kemampuan untuk menyerap/menukar anion-anion
yang ada di dalam air. Resin penukar anion terdiri dari penukar anion basa kuat (strong
base exchanger) dan resin penukar anion basa lemah (weak base exchanger)
Apabila resin sudah jenuh maka harus dilakukan regenari. Siklus regenerasi terdiri dari 4 tahap
yaitu :
1. Backwash
Dilakuksn untuk mengambil material yang terakumulasi di unggun sekaligus mengaduk
unggun resin. Backwash dilakukan secara kontinu selama 10 menit atau sampai effluent
backwash terlihat jernih. Air yang digunakan ketika backwash adalah air yang bersih
hasil proses filtrasi. Air sisa backwash sebaiknya dialirkan ke unit pengolahan air bersih.
2. Regenerasi
Dilakukan setelah backwash selesai. Regeneran mengalir ke unggun resin dari atas ke
bawah dengnan laju rendah 0,5-1 gpm/ft 2 rein. Aliran regeneran dikeluarkan lewat bawah
tangki dan dioleh oleh unit pengolahan limbah.
3. Pembilasan Lambat (Slow Rinse)
Dilakukan dengan air melalui bagian atas unggun resi ke bawah. Pembilasan lambat ini
akan menyemournakan proses regenerasi dengan mengadakan kontak antara resin dan
regeneran sampai di unggun resin paling bawah.
4. Pembilasan Cepat (Fast Rinse)
Setelah dilakukan pembilasan lambat maka dilanjutkan dengan pembilasan cepat dengan
cara mengalirkan air bersih melalui unggun bagian atas dengan kecepatan tinggi. Air

pembilasan akan mengambil sisa garam regeneran di dalam unggun. Setelah pembilasan
cepat, resin dapat digunakan kembali utnuk proses pertukaran ion.

Terdapat empat jenis reaksi dalam Ion exchanger yaitu


a. Reaksi kation asam kuat
2 RSO3Na + Ca2+/ Mg2+ (RSO3)2Ca / (RSO3)2Mg + 2Na2+
2 RSO3H + Ca2+/ Mg2+ (RSO3)2Ca / (RSO3)2 Mg + 2H+

b. Reaksi kation asam lemah


2 RCOONa + Ca2+/ Mg2+ (RCOO)2Ca / (RCOO)2Mg + 2Na2+
2 RCOOH + Ca2+/ Mg2+

c. Reaksi anion basa kuat

(RCOO)2Ca / (RCOO)2Mg + 2H+

RR3NOH + Cl-

RR3NCl +OH-

2 RR3NCl + SO42-

(RR3N)2 SO4 + 2Cl -

d. Reaksi anion basa lemah


RNH3OH + Cl-

RNH3Cl +OH-

2 RNH3Cl + SO42-

(RNH3)2 SO4 + 2Cl-

BAB III
METODOLOGI
3.1.

Susunan Alat yang Digunakan

3.2.
3.3.
-

Alat
Conductometer
Turbidity meter
Gelas kimia 100 ml
Gelas ukur 50 ml
Pipet 10 ml
Labu titrasi 250 ml
Buret 250 ml + standard an klem
Bahan
Air
Resin penukar kation
Indicator EBT
EDTA
Larutan buffer pH 10

3.4.

Prosedur Kerja
a. Proses Pertukaran Ion
1. Air umpan yang digunakan harus bersh dari kotoran/padatan yang mungkin akan
merusak permukaan resin dan menyumbat saringan
2. Alirkan air umpan melalui bagian atas kolom penukar kation dengan debit 6
gpm/ft2 resin. Catat nilai Fe, kekeruhan, DHL, pH, dan total hardness pada
umpan.
3. Ambil 50 ml sampel dari keluaran kolom kation dan analisa DHL, pH, dan total
hardness dalam selang waktu tertentu.
4. Buat kurva hubungan antaraDHL, pH, dan total hardness terhadap waktu.
b. Menentukan Kapasitas Pertukaran Ion
1. Air umpan yang digunakan harus bersih dari kotoran/padatan yang mungkin akan
merusak permukaan resin.
2. Masukkan resin sebanyak 50 gram ke dalam kolom.
3. Alirkan air umpan melalui bagian atas kolom penukar ion dengan debit tertentu
(Q). Catat nilai total hardness pad air umpan (TH).
4. Ambil 10 ml sampel dari keluaran kolom dan analisa pH dan total hardness setiap
selang waktu tertentu. Catat berapa waktu yang dibutuhkan (t jenuh) sampai total
hardness mengalami kenaikan (kondisi jenuh).
c. Prosedur Analisa Total Hardness
1. Ambil 50 ml sampel, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10.
3. Jika cairan menjadi keruh, tambahkan 1 ml larutan KCN 10%
4. Tambhakan 50 mg indicator EBT.
5. Titrasi dengan larutan EDTA 1/28 N sampai cairan berubah warna menjadi biru.
6. Catat banyaknya volume EDTA yang diperlukan untuk titrasi.

3.5.
-

Keselamatan Kerja
Pastikan kabel listrik tidak bersinggungan dengan percikan/tumpahan air.
Gunakan kacamata, masker, dan sarung tangan ketika melakukan titrasi.

BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
4.1 Data yang diambil
A. Data Awal
Tinggi resin

= 56 cm

Diameter tabung

= 12 cm

Ketinggian air

= 7 cm

Volume resin

= 3,14 x 36 cm2 x 56 cm
= 6330,24 cm3
= 6,3 Liter.resin

B. Data Pengamatan TDS, DHL, pH dan Total Hardness

Influent :

DHL

= 234 S/cm

TDS

= 98 ppm

pH

= 5,32

Kekeruhan

= 2,81 NTU

Total Hardness

: 0,2625 mg/l CaCO3

Effluent, Laju Alir 1 = 0,6 LPM

Waktu
(menit)

Total Hardness

DHL
(S/cm)

pH

TDS (ppm)

% Penurunan
DHL

0,1 mg/l CaCO3

323

6,31

112

21,67

10

253

5,33

109

1,18

20

250

5,37

108

30

259

5,40

105

40

263

5,41

106

268

5,35

101

9,33

60

243

5,30

102

70

244

5,23

100

3,28

80

236

5,15

99

5,08

90

224

5,01

95

8,42

225

4,93

87

253,45

5,34

102,18

50

100

0,075mg/l CaCO3

0,1125 mg/l CaCO3


Rata-rata

8,16

Nilai Faktor koreksi (A) =

= 2,48

Effluent, Laju Alir 2 = 0,7 LPM

Waktu
(menit)

Total Hardness

DHL
(S/cm)

pH

TDS (ppm)

% Penurunan
DHL

10

0,0875 mg/l CaCO3

222

4,95

101

20

226

4,77

100

30

227

4,75

89

4,85

40

216

4,73

87

220

4,90

86

0,45

60

219

4,64

86

1,83

70

215

4,59

83

2,33

80

210

4,64

82

90

218

4,50

80

219

4,53

81

219

4,70

87,5

2,365

50

100

0,1125 mg/l CaCO3

0,1 mg/l CaCO3


Rata-rata

Nilai Faktor koreksi (A) =

= 2,5

Kurva 1. Hubungan Total Hardness terhadap Waktu

PERHITUNGAN
Total Hardness
= (ml sample / 100) x ml EDTA x N EDTA x faktor EDTA
UMPAN
Volume titran (EDTA) : 0,4 ml
= (25 ml / 100) x 1,05 ml x 0,01 N x 100
= 0,2625 mg/l CaCO3

RUN 1
1. Waktu : 0 menit
Volume titran (EDTA) : 0,4 ml
= (25 ml / 100) x 0,4 ml x 0,01 N x 100
= 0,1 mg/l CaCO3
2. Waktu : 50menit

Volume titran (EDTA) : 0,3 ml


= (25 ml / 100) x 0,3 ml x 0,01 N x 100

= 0,075 mg/l CaCO3

3. Waktu : 100 menit

Volume titran (EDTA) : 0,45 ml


= (25 ml / 100) x 0,45 ml x 0,01 N x 100
= 0,1125 mg/l CaCO3

Rata rata nilai kesadahan pada RUN 1 = 0,09583 mg/l CaCO3

Presentase penurunan nilai kesadahan :


= ((TH Awal TH Akhir)/ TH Awal ) x 100%
= ((0,2625 mg/l CaCO3 0,09583 mg/l CaCO3)/0,2625 mg/l CaCO3) x 100 %
= 63,5 %

RUN 2
1. Waktu : 10 menit

Volume titran (EDTA) : 0,35 ml


= (25 ml / 100) x 0,35 ml x 0,01 N x 100
= 0,0875 mg/l CaCO3
2. Waktu : 50 menit

Volume titran (EDTA) : 0,45 ml


= (25 ml / 100) x 0,45 ml x 0,01 N x 100
= 0,1125 mg/l CaCO3
4. Waktu : 100 menit

Volume titran (EDTA) : 0,4 ml


= (25 ml / 100) x 0,4 ml x 0,01 N x 100
= 0,1 mg/l CaCO3
Rata rata nilai kesadahan pada RUN 1 = 0,09583 mg/l CaCO3

Presentase penurunan nilai kesadahan :


= ((TH Awal TH Akhir)/ TH Awal ) x 100%
= ((0,2625 mg/l CaCO3 0,09583 mg/l CaCO3)/0,2625 mg/l CaCO3) x 100 %
= 63,5 %

4.2 Menentukan Kapasitas Pertukaran Ion


4.2.1 Menentukan Kapasitas Pertukaran Ion Setiap 10 Menit
Diketahui :Konsentrasi air umpan

= 200 mg/L

Laju alir 1

= 0,6 LPM

Laju alir 2

= 0,7 LPM

Kapasitas Penukar Kation

= 2 eq/L.resin

Waktu satu run

= 10 menit

Laju Alir 1
Jumlah kation yang ditukar

= konsentrasi (kadar) x Laju alir 1


= 200 mg/L x 0,6 L/min x 10 min
= 1200 mg

Volume resin yang dibutuhkan

=
= 0,026 L.resin
Laju Alir 2
Jumlah kation yang ditukar

= konsentrasi (kadar) x Laju alir 1


= 200 mg/L x 0,7 L/min x 10 min

= 1400 mg
Volume resin yang dibutuhkan

=
= 0,030 L.resin
4.2.2

Menentukan Kapasitas Pertukaran Ion Setiap Laju Alir


Diketahui :

Konsentrasi air umpan

= 200 mg/L

Laju alir 1

= 0,6 LPM

Laju alir 2

= 0,7 LPM

Kapasitas Penukar Kation

= 2 eq/L.resin

Waktu satu run

= 100 menit

Laju Alir 1
Jumlah kation yang ditukar

= konsentrasi (kadar) x Laju alir 1


= 200 mg/L x 0,6 L/min x 100 min
= 12000 mg

Volume resin yang dibutuhkan =

=
= 0,26 L.resin

Laju Alir 2
Jumlah kation yang ditukar

= konsentrasi (kadar) x Laju alir 1


= 200 mg/L x 0,7 L/min x 100 min
= 14000 mg

Volume resin yang dibutuhkan =

=
= 0,30 L.resin

4.3 Perhitungan Volume Resin Untuk Efisiensi 95%


Diketahui : Efisiensi penurunan laju alir 1
= 8,56%
Efisiensi penurunan laju alir 2
= 2,3%
Volume resin yang digunakan
= 6,3 L.resin
Laju Alir 1
Volume Resin yang Dibutuhkan

=
=
= 73,35 L.resin

Laju Alir 2
Volume Resin yang Dibutuhkan

=
=
= 260,22 L.resin

4.4 Kurva hubungan antara TDS, DHL, Total Hardness dan pH terhadap waktu

Kurva 3. Kurva DHL terhadap Waktu pada influent

Kurva 4. Kurva DHL terhadap Waktu pada effluent

Kurva 5. Kurva TDS terhadap Waktu pada influent

Kurva 6. Kurva TDS terhadap Waktu pada effluent

Kurva 7. Kurva pH terhadap Waktu pada effluent

Kurva 8. Kurva pH terhadap Waktu pada effluent

BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

5.1 Pembahasan
- Ken Putri Kinanti K S P (131424013)
Praktikum pertukaran ion ini bertujuan untuk menganalisis kesadahan total dan pengaruh
konsentrasi (DHL dan TDS) serta pH terhadap waktu. Setelah itu dapat diketahui pula kapasitas
ion yang ditukarkan pada resin penukar kation pada laboratorium pengelolaan limbah industri
jurusan teknik kimia POLBAN.
A. Pengaruh total hardness terhadap waktu pada effluent
Umpan yang digunakan adalah air keran dengan nilai pH 6,31 yang memiliki nilai DHL
0,234 mS, dan TDS 98 ppm. Nilai kesadahan total umpan adalah 0,2625 mg/l CaCO 3. Umpan
akan dilewatkan pada penukar kation dengan 2 variasi laju alir, 0,6 LPM dan 0,7 LPM. Dengan
pengambilan data pada awal, tengah, dan akhir percobaan. Pada laju alir 0,6 LPM didapatkan
nilai kesadahan total pada aliran effluent sebagai berikut :

Berdasarkan nilai pada grafik, dapat dilihat bahwa nilai TH pada effluent mengalami penuruan
jika dibandingkan dengan TH pada influent, dengan presentase penurunan sebesar 63,5 %. Hal
membuktikan bahwa ion ion positif pembentuk kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ telah terikat
pada resin kation dan digantikan dengan ion H+ dengan mekanisme reaksi sebagai berikut :

Ca2+ SO4
Na+
Cl
Mg2+ NO3

RH

Ca2+
R Na+
Mg2+

H2SO4
HCl
Mg(NO3)2

Pada laju alir 0,7 LPM didapat presentase penurunan kesadahan sebesar61,9 %. Nilai
presentase yang sedikit menurun ini kemungkinan disebabkan oleh resin yang mulai menjenuh.
Hasil analisis total hardness diatas memperlihatkan bahwa untuk percobaan kali ini nilai TH
tidaklah konstan. Melaikan fluktuatif dari awal hingga akhir percobaan. Namun jika dilihat nilai
kesadahan total pada effluent akan cenderung naik seiring dengan lamanya waktu percobaan.
B. Pengaruh DHL terhadap waktu pada effluent
DHL adalah daya hantar listrik yang menentukan banyaknya ion ion yang terlarut dalam air
atau suatu larutan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai
berikut:

Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai DHL pada laju alir 1 dan 2 mengalami penurunan
seiring dengan lamanya percobaan. Hasil ini telah sesuai dengan literature dimana semakin
lama proses pertukaran ion maka akan semakin kecil nilai DHL karena ion ion yang terlarut
akan terikat pada resin. Nilai DHL akan terus meningkat apabila resin telah jenuh.

C. Pengaruh TDS terhadap waktu pada effluent

TDS adalah total dissolved solid yang memnentukan banyaknya mineral yang terlarut dalam
air atau suatu larutan, berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat hasil sebagai
berikut:

Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai TDS mengalami fluktuasi. Hasil tersebut tidak sesuai
dengan literature dimana seharusnya semakin lama pertukaran ion TDS akan semakin
menurun karena mineral mineral dalam air akan terikat pada resin. Nilai TDS akan terus
meningkat apabila resin telah jenuh.
D. Pengaruh pH terhadap waktu pada effluent
pH adalah derajat keasaman yang menentukan banyaknya ion H+ yang terlarut dalam air atau
suatu larutan. Berdasarkan percobaan didapat hasil sebagai berikut :

Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai pH sedikit mengalami penurunan, meskipun mengalami
penurunan namun baik laju alir 1 dan 2 masing masing memiliki pH yang asam. Hasil yang
didapat ini sudah sesuai dengan literature, bahwa effluent dari resin penukar kation akan
memiliki pH yang asam sesuai dengan reaksi :

Ca2+ SO4
Na+
Cl
Mg2+ NO3

RH

Ca2+
R Na+
Mg2+

H2SO4
HCl
Mg(NO3)2

E. Pengaruh Laju Alir terhadap DHL


Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, laju alir sangat berpengaruh terhadap DHL.
Semakin besar laju alir maka nilai penurunan DHL akan semakin kecil. Hal ini disebabkan
karena besarnya laju alir akan membuat waktu tinggal air semakin sebentar, sehingga pertukaran
ion tidak maksimal.
-

Luthfiyah Sinatrya (131424014)


Praktikum yang dilakukan yaitu Ion Exchange yang bertujuan untuk menghitung kapasitas
pertukaran ion dan untuk menganalisis pengaruh dari pertukaran ion terhadap nilai kesadahan
total, DHL, TDS, kekeruhan dan pH.
Media yang digunakan dalam Ion exchange ini yaitu resin. Resin yang digunakan yaitu
hanya resin penukar kation saja sedangkan resin penukar anion tidak digunakan. Resin
penukar kation yang digunakan yaitu Na dengan merek Amberlite dan memiliki kapasitas
pertukaran kation sebesar 2 eq/L.resin. Sehingga reaksi pertukaran kation yang akan terjadi
yaitu seperti berikut,
Ca2+
Na+
Mg2+
Umpan

SO4

Cl
+
RH
R
NO3
yang digunakan untuk praktikum ini yaitu air

Ca2+
H2SO4
+
Na
+
HCl
Mg2+
Mg(NO3)2
yang berasal dari air keran dan

memiliki konsentrasi sebesar 200 mg/L. Adapun karena pertukaran ion yang akan dilakukan
adalah secara kontinyu sehingga dilakukan variasi laju alir. Laju alir yang digunakan yaitu
0,6 L/min dan 0,7 L/min. Pengukuran TDS, DHL, dan pH dilakukan setiap 10 menit hingga
mendapat 10 titik tiap laju alir. Sehingga didapatkan untuk laju alir 1 jumlah kation yang
ditukar adalah sebesar 12000 mg/L dengan kebutuhan volume resin 0,26 L.resin dan untuk
laju alir 2 adalah sebesar 14000 mg/L dengan kebutuhan volume resin 0,30 L.resin.
Keduanya dilakukan selama 100 menit. Sedangkan volume resin yang digunakan saat
praktikum adalah sebesar 6,33 Liter.resin sehingga seharusnya nilai DHL dapat turun dengan
stabil. Namun, nilai DHL yang didapatkan cenderung naik turun yang mungkin diakibatkan
karena laju alir yang tidak stabil sehingga mempengaruhi nilai DHL.

Laju alir yang digunakan pada percobaan ini disesuaikan dengan spesifikasi resin yang
digunakan. Untuk resin amberlite, laju alir yang diperbolehkan yaitu 5-40 BV/h. bila diambil
10 BV/h maka laju alir yang digunakan sebesar 0,6 LPM masih di izinkan dan resin masih
mampu untuk melakukan pertukaran ion.
Selain itu, TDS dan DHL yang telah didapatkan dicari nilai A atau nilai factor koreksinya
untuk mengetahui korelasi antasa DHL dan TDS. Nilai A yang didapatkan adalah sebesar 2,5.
A. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai Kesadahan Total Effluent

Berdsarkan Kurva diatas, dapat dilihat bahwa nilai total hardness atau kesadahan total
cenderung mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa ion-ion seperti Ca2+ dan Mg2+
yang merupakan penyebab kesadahan telah diikat oleh ion-ion positif pada resin penukar
kation. Namun, ditengah proses terdapat penurunan kesadahan total yang mungkin
disebabkan karena laju alir yang kurang stabil.

B. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai DHL Effluent

Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat bahwa semakin lama proses pertukaran ion
berlangsung maka semakin rendah nilai DHL atau daya hantar listriknya. Hal ini

menunjukkan bahwa penyerapan atau pengambilan ion-ion dalam air oleh resin melalui
ikatan kimia telah terjadi.

Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa laju alir 1 cenderung memiliki % penurunan
DHLyang naik dibandingkan dengan laju alir 2, sehingga dapat dinyatakan bahwa laju alir 1
lebih efektif dan stabil dalam proses pertukaran kation sehingga dapat didapatkan %
penurunan DHL yang naik.

C. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai TDS Effluent

Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat bahwa Total Dissolved Solid atau padatan terlarut
pada effluent mengalami penurunan yang cenderung konstan selama pertukaran kation
berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa waktu sangat mempengaruhi dimana semakin lama
proses pertukaran kation berlangsung maka semakin kecil nilai TDS effluent.

D. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai pH Effluent

Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat bahwa effluent dari ion exchanger ini bersifat asam
atau memiliki nilai pH yang rendah. Hal ini dikarenakan air yang melewati kolom resin
penukar kation akan terjadi pertukaran H+ dengan kation dari resin penukar kation sehingga
terjadi pelepasan H+ dari resin dan kation-kation dalam air diserap oleh resin dan membuat
air keluaran atau effluent menjadi asam. Dapat dilihat juga bahwa dengan semakin lama
proses pertukaran kation dan semakin besar laju alirnya, maka effluentnya pun semakin
asam.
-

Nabila Vidiaty Novera (131424015)


Pada praktikum kali ini praktikan melakukan proses pertukaran ion dengan resin. Namun
kali ini ion yang digunakan merupakan jenis kation Na. dalam praktikum ini terdapat
beberapa aspek yang perku dihitung agar dapat diketahui hasil dari pertukaran ionnya. Yang
pertama merupakan total hardness yang dihitung dari keluaran resin kation. Resin kation
digunakakn sebagi pelembut terhadap air yang memiliki kesadahan tinggi, sehinga nilai total
hardness dapat dijadikan toak ukur untuk melihat kualitas resin kation yang digunakan. Air
yang keluar pada aliran resin kation ini bersifat asam, hal ini dikarenakan semua katin
(unsure bermuatan positif seperti Ca, Mg, dll) ditukar dengan ion hydrogen sehingga hal ini
dapat menyebabkan pH air menjadi turun. Resin yang digunakan pada praktikum ini
tergolong masih dalam kondisi bagus karena air yang dihasilkan dari keluaran memiliki pH
yang cukup rendah dan memiliki nilai total hardness yang cukup rendah. Pada praktikum kali
ini kami tidak melakukan proses praktikum dengan menggunakan resin anion dikarenakan
resin yang terdapat pada lab hanya resin kation. Laju alir yang digunakan pada praktikum ini
ada 2 laju alir. Yang pertama sebesar 0,6 L/menit dan yang kedua sebesar 0,7 L/menit. Pada

praktikum ini dilakukan pengukuran TDS, DHL, dan pH dalam kurun waktu 200 menit
dengan 2 laju alir. Masing-masing laju alir memiliki range waktu 10 menit dan dilakukan
hingga 10 titik. Sehingga didapat jumlah volume resin yang dibutuhkan pada laju alir 0,6
L/menit sebanyak 0,026 L resin dan untuk laju alir 0,7 L/menit dibutuhkan resin sebanyak
0,030 L resin. Menurut perhitungan tinggi resin dan diameter tabung yang digunakan maka
volume resin sebanyak 6,33 L resin. Hal ini tentu saja menghambat penjenuhan resin dan
dalam kurva tidak ditemukan garis jenuh resin.
A. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai Kesadahan Total Effluent
Dalam pertukaran ion ini khususnya pertukaran kation, ion yang ditukar pada umpan
adalah ion seperti Ca2+ dan Mg2+. Ion-ion tersebut menyebabkan kesadahan pada air sehingga
ion tersebut diganti dengan ion H+ yang terdapat pada resin. Tentunya hal ini menyebabkan
penurunan nilai kesadahan pada effluent.

Dari kurva tersebut dapat dilihat pada laju alir umpan 0,6 L/menit nilai kesadahan turun dari
awal umpan nilai kesadahan sebesar 0,1 mg/L CaCO3 lalu turun ke nilai 0,075 mg/L CaCO3
setelah itu nilai kesadahan naik lagi menjadi 0,112 mg/L CaCO3 sehingga pada run 1 nilai
kesadahan rata-rata adalah sebesar 0,09583 mg/L CaCO3 sehingga presentasi penurunan nilai
kesadahan adalah sebesar 63,5%. Untuk run 2 justru sebaliknya, nilai kesadahan naik dari
awal dengan nilai 0,0875 mg/L CaCO3 menjadi 0,1125 mg/L CaCO3 kemudian turun lagi
menjadi 0,1 mg/L CaCO3. Sehingga dari ketiga nilai tersebut pada run 2 memiliki nilai
kesadahan rata-rata sebesar 0,09583 mg/L CaCO3 dan presentasi penurunan nilai kesadahan
sebesar 63,5%.
B. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai DHL Effluent

Proses pertukaran kation pun berdampak pada nilai DHL dari umpan yang dialirkan. Berikut
adalah kurva pengaruh pertukaran kation dengan nilai DHL effluent

Dari kurva diatas dapat terlihat bahwa nilai DHL pada effluent baik pada laju alir 1 dan 2
sama-sama menunjukkan penurunan nilai DHL.
C. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai TDS Effluent
Pertukaran kation juga menimbulkan efek pada nilai TD yang terdapat pada effluent. Hal itu
terlihat dari kurva berikut :

Dapat dilihat dari kurva bahwa nilai TDS (Total Disolved Solid) mengalami penuruan nilai
dari waktu ke waktu walaupun tidak terlalu signifikan.
D. Pengaruh Proses Pertukaran Kation Terhadap Nilai pH Effluent
Nilai pH juga berpengaruh pada pertukaran ion. Nilai pH seharusnya semakin menurun pada
kation.

Pada percobaan ini nilai pH umpan dan effluent sangat jauh berbeda. Hal ini dikarenakan ion
Ca2+ dan Mg2+ digantikan dengan ion H+. dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa padalaju
alir 2 (0,7 L/menit) memiliki nilai penurunan pH yang cukup signifikan apabila dibandingkan
dengan laju alir pertama (0,6 L/menit).
E. Pengaruh Laju Alir terhadap DHL
Laju alir sangat berpengaruh terhadap nilai DHL. Berdasarkan praktikum dapat dlihat bahwa
semakin besar laju alir maka nilai DHL semakin besar sehingga nilai penurunan DHL semakin
kecil begitu pun sebaliknya semakin kecil laju alir maka semakin semakin kecil nilai DHL
sehingga nilaipenurunan DHL semakin besar.

5.2 Kesimpulan
a) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
- Pengaruh total hardness terhadap waktu adalah semakin lama waktu pertukaran ion, maka
semakin kecil pula nilai total hardness pada effluent. Namun, pada waktu tertentu akan
-

terjadi kenaikan nilai total hardness. Hal ini disebabkan resin yang sudah jenuh.
Pengaruh nilai DHL dan nilai TDS terhadap waktu adalah semakin lama waktu pertukaran
ion, nilau DHL dan TDS akan tetap rendah. Hal ini disebabkan karena mineral dan ion-ion
terlarut akan terikat pada resin. Namun jika resin jenuh, akan terjadi kenaikan pada nilai TDS

dan DHL.
b) Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut :
a. Laju alir 0,6 L/menit
Waktu
(menit)

DHL
(S/cm)

pH

TDS
(mS)

Total
Hardness
(mg/L
CaCO3)

109,7

6,31

0,323

0,1

10

82,0

5,33

0,253

20

81,0

5,37

0,250

30

77,5

5,40

0,259

40

78,3

5,41

0,263

50

72,3

5,35

0,268

60

74,9

5,30

0,243

70

74,3

5,23

0,244

80

72,6

5,15

0,235

90

71,3

5,01

0,224

100

69,9

4,93

0,225

0,1125

DHL (S/cm)

pH

TDS
(mS)

Total
Hardness

0,075

b. Laju alir 0,7 L/menit


Waktu
(menit)

(mg/L
CaCO3)
10

72,9

4,95

0,222

20

71,3

4,77

0,226

30

69,2

4,75

0,227

40

67,6

4,73

0,216

50

66,5

4,90

0,220

60

66,1

4,64

0,219

70

64,6

4,59

0,215

80

65,3

4,64

0,210

90

66,0

4,50

0,218

100

63,9

4,53

0,219

0,0875

0,1125

0,1

c) Volume resin yang dibutuhkan pada setiap laju alir adalah 0,026 L resin pada laju alir 0,6
L/menit dan 0,030 pada laju lair 0,7 L/menit. Nilai presentase penurunan nilai kesadahan
pada laju alir pertama dan kedua adalah sebesar adalah sebesar 63,5%.

DAFTAR PUSTAKA
Eckenfelder, Jr, W.W., 1989 Industrial Water Pollution Control, 2nd edition, McGraw-Hill,
Tokyo

Betz, 1991, Betz Handbook of Industrial Water Conditioning, 9th edition, Betz Laboratories
Inc., USA
Peavey H.S., Rowe D.R., Tchobanoglous G, 1985, Environmental Engineering, McGraw-Hill
Internationals Editions, Singapura
Rahayu E.S., Soeswanto B. 2001, Pengolahan Air Industri, Jurusan Teknik Kimia Polban,
Bandung

DOKUMENTASI

Kolom resin penukar kation

Effluent

Peralatan praktikum

Titrasi

Flowmeter

Sampel awal

Sampel yang sudah


ditambahkan EBT

Sampel sesudah di titrasi

Conductometer

RESIN KATION AMBERLITE


Resin Amberlite IR 120 Na adalah resin penukar kation bentuk gel asam kuat (strongly acidic
cation) dari tipe polystirene tersulfonasi yang digunakan untuk softening dan aplikasi
demineralisasi. Resin Kation Amberlite tipe IR 120 Na ini memiliki spesifikasi sebagai berikut
(source: pds amberlite)

Bentuk Ion
: Na +
Kapasitas pertukaran ion
: 2 Eq per liter resin
Batas kandungan air
: sekitar 40- 50%
Berat saat di trasnportasikan : 840 Gram per liter resin
Koefisien keseragaman
: kurang dari 1, 9 (semakin mendekati, ukuran semakin
seragam dan artinya semakin baik.)
Ukuran resin
: sekitar 0, 6-0, 8 mm
Ukuran resin di bawah 0,2 mm sebesar sekitar kurang dari 2%. Pemilihan strainer harus
hati-hati karena harus memperhatikan ukuran resin dan ukuran strainer sehingga resin
yang lolos minim.
Temperatur operasi makimum : 135oC (jika resin amberlite di pakai terus menerus di
sekitar temperatur maksimal, maka usia resin amberlite semakin pendek.)
Tinggi minimal unggun resin : 0, 7 m
Regenerant resin
: HCL, H2SO4, NaCl

You might also like