You are on page 1of 20

Sunday, March 13, 2011

Normal Pressure Hydrosefalus (NPH)

BAB I
PENDAHULUAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otakdimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid.Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. 2 Bila akumulasi CSS
yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau
koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem
ventrikuler, keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal.Selain itu beberapa lesi
intrakranial menyebabkan peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus.1
Tekanan Normal Hidrosefalus (NPH) adalah kondisi neurologis yang biasanya
mempengaruhi usia dewasa 55 dan lebih tua. Kondisi ini pertama kali dijelaskan pada 1960an sebagai tiga serangkai gangguan gaya berjalan, demensia, dan inkontinensia kandung
kemih. Ventrikel otak muncul membesar meskipun cerebrospinal fluid (CSF) tekanan tetap
normal. Setelah didiagnosis dengan benar, perkembangan NPH dapat ditunda melalui

implantasi operasi shunt, perangkat yang saluran CSF dari otak ke bagian lain dari tubuh di
tempat yang dapat diserap.2
Saat ini penanganan NPH masih mejadi tatangan. Penanganan INPH yang
berkembang saat ini dilakukan dengan 2 cara, yang pertama dengan pemasangan selang
kedalam ventrikel untuk mengurangi penumpukan cairan di ventrikel otak (VP Shunt).
Pemasangan ini dilakukan oleh dokter bedah saraf dan hanya membutuhkan waktu yang
singkat. Cara yang kedua adalah dengan pemberian obat-obatan yang diharapkan bisa
mengurangi produksi cairan otak serta meningkatkan pengeluaran cairan otak.3
Pada dasarnya terapi pilihan untuk INPH adalah pemasangan selang, tetapi tidak
semua INPH berespon dengan pemasangan selang. Untuk itu diperlukan tes tambahan, tes ini
untuk menjawab pertnyaan apakah INPH yang ada akan berespon bagus dengan pemasangan
selang. Pemeriksaan yang pertama adalah dengan menggunakan MRI-ICP, ini merupakan
pemeriksaan MRI khusus untuk mengetahui peningkatan tekanan dalam kepala (Intracranial
Pressure). Dengan pemeriksaan ini jika ditemukan gambaran ICP yang normal dengan maka
penderita INPH kemungkinan besar akan berespon bagus dengan pemberian obat-obatan.
Pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan invasive dan tergolong sederhana cara
pemeriksaannya, tetapi memerlukan pemeriksaan yang canggih, dan belum familiar di
kalangan medis.3

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.

Definisi
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga
terdapat pelebaran ventrikel. Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara

produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai
akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala
menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.1
Normal pressure hydrocephalus adalah hidrosefalus tetapi tidak terjadi peningkatan
tekanan di dalam kepala. Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) sehingga
seringkali hidrosefalus jenis ini disebut sebagai Idiophatic Normal Pressure Hydrocephalus
(INPH).4

2.1.

Epidemiologi
Hanya beberapa studi epidemiologi pada INPH yang tersedia, sehingga kejadian dan
prevalensi gangguan ini sulit untuk ditentukan. Insiden INPH telah dilaporkan antara 1,8
kasus per 100.000 individu dan 2,2 kasus per 1.000.000 orang. Telah dilaporkan bahwa antara
1,6% dan 5,4% dari pasien dengan demensia memiliki NPH.5
Insiden hidrosefalus tekanan normal (NPH) telah bervariasi dalam studi yang berbeda
dari 2 sampai 20 per juta per tahun. Bila dikaitkan dengan etiologi diidentifikasi, NPH dapat
terjadi pada semua kelompok umur. Sebagai perbandingan, NPH idiopatik paling sering
terjadi pada orang dewasa di atas usia 60 tahun . Hal ini sama terjadi pada kedua jenis
kelamin.5

2.2.

Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya.
Hidrosefalus Tekanan Normal (NPH) adalah peningkatan cairan cerebrospinal (CSS) di
otak yang mempengaruhi fungsi otak. Hidrosefalus tekanan normal (NPH) adalah suatu
bentuk hidrosefalus, juga dikenal sebagai "air pada otak," yang berarti terlalu banyak cairan
yang menekan pada otak. NPH dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya, atau mungkin
disebabkan oleh kondisi apapun yang menghalangi aliran cairan serebrospinal (CSS). Berisi
cairan bilik (ventrikel) dari otak memperbesar agar sesuai dengan peningkatan volume CSS.
Mereka menekan dan merusak atau menghancurkan jaringan otak.
Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus tekanan normal jika ventrikel
otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan
dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian besar disebabkan
aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang tidak normal.
Pada dewasa dapat timbul hidrosefalus tekanan normal akibat dari :

a.

Perdarahan subarachnoid

b. Meningitis,
c.

Trauma kepala

d. Idiopathic.
Dengan trias gejala :

Gangguan mental (dementia),

Gangguan koordinasi (ataksia),

Gangguan kencing (inkontinentia urin)

2.4. Anatomi6,7.
2.4.1. Sistem Ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel IV.
Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing
ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu inferior, badan dan
atrium. Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk corong
unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan bagian korpus unilokuler
ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan otak tengah dan diantara hemisfer
serebri, thalamus dan dinding hipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan
ventrikel IV melalui aquaductus sylvii. Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk
kompleks, terletak di sebelah ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata.6

2.4.1. LIQUOR CEREBROSPINALIS (LCS)7


1. Fungsi
LCS memberikan dukungan mekanik pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari
air. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa
keluar metabolit-metabolit (otak tidak mempunyai pumbuluh limfe), dan memberikan
beberapa perlindungan terhadap perubahan-perubahan tekanan (volume venosus volume
cairan cerebrospinal).
2. Komposisi dan Volume
Cairan cerebrospinal jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Nilai normal rata-ratanya
yang lebih penting diperlihatkan pada tabel 1.

CS terdapat dalam suatu system yang terdiri dari spatium liquor cerebrospinalis
internum dan externum yang saling berhubungan. Hubungan antara keduanya melalui dua
apertura lateral dari ventrikel keempat (foramen Luscka) dan apetura medial dari ventrikel

keempat (foramen Magendie). Pada orang dewasa, volume cairan cerebrospinal total dalam
seluruh rongga secara normal 150 ml; bagian internal (ventricular) dari system menjadi
kira-kira setengah jumlah ini. Antara 400-500 ml cairan cerebrospinal diproduksi dan
direabsorpsi setiap hari.7
3. Tekanan
Tekanan rata-rata cairan cerebrospinal yang normal adalah 70-180 mm air; perubahan
yang berkala terjadi menyertai denyutan jantung dan pernapasan. Takanan meningkat bila
terdapat peningkatan pada volume intracranial (misalnya, pada tumor), volume darah (pada
perdarahan), atau volume cairan cerebrospinal (pada hydrocephalus) karena tengkorak
dewasa merupakan suatu kotak yang kaku dari tulang yang tidak dapat menyesuaikan diri
terhadap penambahan volume tanpa kenaikan tekanan.
4. Sirkulasi LCS
LCS dihasilkan oleh pleksus choroideus dan mengalir dari ventriculus lateralis ke dalam
ventriculus tertius, dan dari sini melalui aquaductus sylvii masuk ke ventriculus quartus. Di
sana cairan ini memasuki spatium liquor cerebrospinalis externum melalui foramen lateralis
dan medialis dari ventriculus quartus. Cairan meninggalkan system ventricular melalui
apertura garis tengah dan lateral dari ventrikel keempat dan memasuki rongga subarachnoid.
Dari sini cairan mungkin mengalir di atas konveksitas otak ke dalam rongga subarachnoid
spinal. Sejumlah kecil direabsorpsi (melalui difusi) ke dalam pembuluh-pembuluh kecil di
piamater atau dinding ventricular, dan sisanya berjalan melalui jonjot arachnoid ke dalam
vena (dari sinus atau vena-vena) di berbagai daerah kebanyakan di atas konveksitas
superior. Tekanan cairan cerebrospinal minimum harus ada untuk mempertahankan
reabsorpsi. Karena itu, terdapat suatu sirkulasi cairan cerebrospinal yang terus menerus di
dalam dan sekitar otak dengan produksi dan reabsorpsi dalam keadaan yang seimbang. 7

Fungsi CSS:
1. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSS berada
dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankan lingkungan luar
yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
2.

CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak dan
menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang mengenai tulang
tengkorak

3. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, dan ion
Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan untuk
memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya yang akan
diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
4.

Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormonhormon dari lobus posterior
hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan transportasi ke
sisi lain melalui intraserebral.

5.

Mempertahankan

tekanan

intrakranial.

Dengan

cara

pengurangan

CSS

dengan

mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya melalui

berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga
subarachnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.6

2.5.

Patofisiologi 4,7
Hambatan saluran sirkulasi LCS biasanya mengakibatkan dilatasi ventrikel di hulu
(hydrocephalus), karena produksi cairan biasanya berlanjut terus walaupun terjadi obstruksi.
Ada 2 jenis hidrocephalus: tidak berhubungan (non communicating) dan berhubungan
(communicating).
Pada hydrocephalus yang tidak berhubungan (obstruksi), yang terjadi lebih sering
daripada jenis yang lain, cairan cerebrospinal dari ventrikel tidak dapat mencapai rongga
subarachnoid karena terdapat obstruksi pada salah satu atau kedua foramen interventricular,
aquaductus cerebrum atau pada muara keluar dari ventrikel keempat. Hambatan pada setiap
tempat ini dengan cepat menimbulkan dilatasi pada satu atau lebih ventrikel. Produksi cairan
cerebrospinal terus berlanjut dan pada tahap obstruksi yang akut, mungkin terdapat aliran
cerebrospinal transependim. Girus-girus memipih pada bagian dalam tengkorak. Jika
tengkorak masih lentur, seperti pada kebanyakan anak di bawah usia 2 tahun, maka kepala
dapat membesar.
Pada hydrocephalus yang berhubungan, obstruksi terjadi pada rongga subarachnoid dan
dapat disebabkan oleh adanya darah atau nanah yang menghambat saluran-saluran arah balik
atau akibat pembesaran kompartemen supratentorium yang menutup incisura tentorii. Jika
tekanan intrakaranial meningkat akibat dari cairan cerebrospinal yang berlebihan (lebih
banyak produksi cairan cerebrospinal), maka canalis centralis sumsum tulang belakang
mengalami dilatasi. Pada beberapa penderita, rongga-rongga yang berisi cairan cerebrospinal
dapat membesar secara seragam tanpa disertai peningkatan tekanan intracranial.
Hidrocephalus dengan tekanan normal ini mungkin disebabkan oleh atrofi dari otak usia

lanjut atau mempunyai sebab yang tidak jelas (suatu lesi atau trauma yang menyebabkan
adanya darah di dalam rongga subarachnoid telah dipertimbangkan).7
Secara anatomi di kepala manusia terdapat satu ruangan di tengah otak yang disebut
ventrikel. Ruangan ini terbagi atas 3 ruang dengan saluran penghubung antar ruangan.
Ventrikel secara normal terisi cairan otak yang diproduksi di ventrikel kemudian mengalir
dan diserap untuk mengatur fisiologis otak. Pada kondisi tertentu, misalkan pada sumbatan,
aliran cairan otak ini terganggu dan menyebabkan penumpukan cairan di ventrikel. Pada
anak-anak kompensasi penumpukan ini adalah pembesaran kepala karena pelekatan tulang
kepala pada anak masih belum sempurna sehingga kepala dapat membesar. Pada orang
dewasa penyatuan tulang kepala sudah sempurna sehingga pada akhirnya otak (terutama
bagian yang berdekatan dengan ventrikel) akan terdesak oleh pembesaran ventrikel.4
Pada pasien NPH dimulai dengan penekanan oleh cairan otak ke ventrikel. Penekanan
ke ventrikel otak akan diteruskan ke bagian otak lainnya dan akan menimbulkan gangguan
yang beragam dan luas. Gangguan yang terjadi pada pasien dapat berupa gangguan tingkat
kesadaran, penderita jadi sering tidur, penurunan kecepatan psikomotor, gangguan perhatian
dan konsentrasi, gangguan pemikiran visospasial dan konstruktif, gangguan memori dan
belajar, penurunan kemampuan berhitung, penurunan kemampuan membaca dan menulis,
gangguan berpikir abstrak dan gangguan fungsi eksekutif lainnya. 4

2.6.

Manifestasi Klinis
Hidrocephalus

Bertekan

Normal

Normal

Pressure

Hidrocephalus

Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral,
dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala gejala dan tanda
tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan

dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus
(Kelompok umur 60 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.
2.6.1.

Gejala
Gejala sering mulai perlahan-lahan. Awal gejala termasuk:

Perubahan gaya berjalan, termasuk ketidakmampuan untuk mulai berjalan (gaya berjalan
apraxia)

Tiba-tiba jatuh
Kelemahan kaki
2.6.2. Gejala bertambah ketika terjadi:
Apatis
Demensia

Kesulitan menaruh perhatian

Gangguan memori

Kurang perilaku spontan

Tidak memiliki suasana hati (datar)


Gangguan berbicara
Kencing atau inkontinensia usus

2.7.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis INPH bukan perkara yang mudah. Penampakan klinis
pasien yang mirip penyakit degeneratif otak yang lain sering mengaburkan diagnosis. Selama
ini penegakan diagnosis didasarkan pada trias (3 gejala) yang menjadi ciri khas Normal
Pressure Hydrocephalus ditambah dengan pemeriksaan CT Scan atau MRI serta pengukuran
tekanan cairan otak. Tiga gejala klinis tersebut adalah gangguan langkah, gangguan frekuensi
kencing (sering kencing), serta kemunduran kemampuan mengingat. Kemudian dengan
gambaran CT Scan atau MRI menunjukkan gambaran pembesaran ventrikel, tetapi pada
pengukuran tekanan cairan otak menunjukkan bahwa cairan otak mempunyai tekanan yang
normal yaitu sebesar 5- 18 mmHg (70-245 mmH2O).4

2.8.

Pemeriksaan

2.8.1. CT Scan9
Aksial nonenhanced computed tomography (CT) scan kepala pasien dengan
hidrosefalus tekanan normal pada tingkat fosa kranial tengah.

Aksial nonenhanced analisis tomography (CT) yang dihitung pada ganglia basal pada
pasien dengan hidrosefalus tekanan normal. Perhatikan ventrikel lateral menonjol, yang
melebar tidak proporsional dibandingkan dengan pembesaran sulcal ringan.

Kepala CT analisis seorang pasien dengan tekanan normal hydrocephalus menunjukkan


ventrikel

melebar.

Poin

panah

untuk

sebuah

tanduk

depan

bulat.

2.8.2. MRI9
Pada potongan Axial T2-tertimbang citra resonansi magnetik otak pada pasien dengan
hidrosefalus tekanan normal. Perhatikan sistem ventrikel membesar, terutama atrium dari
ventrikel lateral (V), yang keluar dari proporsi dengan atrofi sulcal.

T2-weighted MRI menunjukkan dilatasi ventrikel keluar dari proporsi atrofi sulcal pada
pasien dengan hidrosefalus tekanan normal. panah menunjukkan aliran transependymal.

2.8.3. Lumbal Punksi:6


Pemeriksaan pungsi lumbal menggunakan prinsip pengeluaran cairan otak, dengan
pengeluaran ini diharapkan penekanan pada ventrikel dan bagian otak lainnya jadi berkurang.
Penilaian klinis, neuropsikologi kemudian dilakukan, jika ada kemajuan maka pasien ini
kemungkinan akan berespon baik dengan pemasangan selang.6

Indikasi Lumbal Punksi:

1.

Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sampel untuk pemeriksan sel, kimia dan
bakteriologi

2.

Untuk membantu pengobatan melalui spinal, pemberian antibiotika, anti tumor dan spinal
anastesi

3. Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara pada pneumoencephalografi, dan zat
kontras pada myelografi

Kontra Indikasi Lumbal Punski:

1. Adanya peninggian tekanan intra kranial dengan tanda-tanda nyeri kepala, muntah dan papil
edema
2. Penyakit kardiopulmonal yang berat
3. Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi

Persiapan Lumbal Punksi:

1. Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukan LP


2. Jelaskan prosedur pemeriksaan, bila perlu diminta persetujuan pasen/keluarga terutama pada
LP dengan resiko tinggi

Teknik Lumbal Punksi:

1.

Pasien diletakkan pada pinggir tempat tidur, dalam posisi lateral decubitus dengan leher,
punggung, pinggul dan tumit lemas. Boleh diberikan bantal tipis dibawah kepala atau lutut.

2.

Tempat melakukan pungsi adalah pada kolumna vetebralis setinggi L 3-4, yaitu setinggi
crista iliaca. Bila tidak berhasil dapat dicoba lagi intervertebrale ke atas atau ke bawah. Pada
bayi dan anak setinggi intervertebrale L4-5

3.

Bersihkan dengan yodium dan alkohol daerah yang akan dipungsi

4. Dapat diberikan anasthesi lokal lidocain HCL

5. Gunakan sarung tangan steril dan lakukan punksi, masukkan jarum tegak lurus dengan ujung
jarum yang mirip menghadap ke atas. Bila telah dirasakan menembus jaringan meningen
penusukan dihentikan, kemudian jarum diputar dengan bagian pinggir yang miring
menghadap ke kepala.
6.

Dilakukan pemeriksaan tekanan dengan manometer dan test Queckenstedt bila diperlukan.
Kemudian ambil sampel untuk pemeriksaan jumlah danjenis sel, kadar gula, protein, kultur
baktri dan sebagainya.6

Komplikasi Lumbal Punksi

1.

Sakit kepala Biasanya dirasakan segera sesudah lumbal punksi, ini timbul karena
pengurangan cairan serebrospinal

2. Backache, biasanya di lokasi bekas punksi disebabkan spasme otot


3. Infeksi
4. Herniasi
5.

Untrakranial subdural hematom

6. Hematom dengan penekanan pada radiks


7. Tumor epidermoid intraspinal
External Lumbal Drainage adalah pemeriksaan lain yang mempunyai prinsip sama
dengan pungsi lumbal. Hanya saja pemeriksaan ini melakukan pengeluaran cairan sedikit
demi sedikit tetapi kontinyu. Tes ini dilakukan dengan pemasangan alat khusus di punggung
pasien dan dilakukan selama lima hari. Sebelum dan 5 hari setelah pemeriksaan dilakukan uji
klinis, neurofisiologi serta neuropsikologis pasien. Kemudian hasil tes tersebut dibandingkan,
jika terdapat kemajuan maka pasien tersebut merupakan kandidat yang baik untuk
pemasangan selang (shunt).4

2.9.

Penatalaksanaan
Saat ini penanganan INPH masih mejadi tatangan. Penanganan INPH yang berkembang
saat ini dilakukan dengan 2 cara, yang pertama dengan pemasangan selang kedalam ventrikel
untuk mengurangi penumpukan cairan di ventrikel otak (VP Shunt). Pemasangan ini
dilakukan oleh dokter bedah saraf dan hanya membutuhkan waktu yang singkat. Cara yang
kedua adalah dengan pemberian obat-obatan yang diharapkan bisa mengurangi produksi
cairan otak serta meningkatkan pengeluaran cairan otak.3

2.9.1. Terapi medikamentosa


Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi
cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorpsinya.
Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat pusat kesehatan dimana
sarana bedah sarf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah:
1. Asetasolamid

Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat ditingkatkan
sampai maksimal 1.200 mg/hari
2. Furosemid
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk
operasi.
2.9.2. Terapi Operasi
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita
gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari
yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
1.

Third Ventrikulostomi/Ventrikel III


Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan bantuan
endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.

2.

Operasi pintas/Shunting
Ada 2 macam :
Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi
lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.

Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
~Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)
~Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
~Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
~Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus

~Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum


~Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka
atau dengan jarum Touhy secara perkutan.

VP SHUNT

DAFTAR PUSTAKA
1.

R.Sjamsuhidat, Wim de Jong, BUKU AJAR ILMU BEDAH edisi Revisi,Penerbit EGC,
Jakarta 1997. (hal 1096-1098)

2.

Research analyzes clinical connection of NPH to AD, Available at : http://www.newsmedical.net/news/2010/ diakses 25 November 2010.

3.

A. Risdianto,dr, Terapi Normal Pressure Hydrocephalus, Available at : http://info-bedahsaraf.blogspot.com/2009/ diakses 25 November 2010.

4. A. Risdianto,dr, Patofisiologi dan Diagnosis Normal Pressure Hydrocephalus


Available at : http://info-bedah-saraf.blogspot.com/2009/ diakses 25 November 2010
5.

Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus: Epidemiology, Available at :


http://www.medscape.com/viewarticle/540190_8/ diakses 25 November 2010.

6. Iskandar Japardi,Dr, Cairan Serebrospinal, Fakultas Kedokteran Bagian Bedah


Universitas Sumatera Utara
7. Mega Sari, SISTEM VENTRIKEL DAN LIQUOR CEREBROSPINAL,Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
8.

Arif I Dalvi, MD, Normal Pressure Hydrocephalus, Available at :


http://emedicine.medscape.com/ diakses 25 November 2010.

9. James A Wilson, MD, MSc, maging in Normal Pressure Hydrocephalus, Available


at : http://emedicine.medscape.com/ diakses 25 November 2010.

You might also like