You are on page 1of 45

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


Matematika dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Crossword
Puzzle

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, yakni untuk mengetahui


aktivitas guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan
strategi pembelajaran crossword puzzle, maka setiap pelaksanaan pembelajaran
pada kelas eksperimen dianalisis secara deskriptif. Selain itu, untuk mengetahui
nilai rata-rata aktivitas guru dan nilai rata-rata aktivitas siswa maka dihitung
banyaknya jawaban ya pada lembar observasi aktivitas guru dan pada lembar
observasi aktivitas siswa yang telah diamati dan diisi oleh observer pada setiap
pertemuan.
1. Pelaksanaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi
pembelajaran crossword puzzle terhadap kemampuan pemahaman matematik
siswa kelas VII pada pokok bahasan segiempat (persegipanjang, persegi, dan jajar
genjang). Sesuai dengan metode dan desain penelitian yang digunakan, maka pada
pelaksanaannya terdapat dua kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas

87

VII-F sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran


crossword puzzle dan kelas VII-D sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional. Adapun jumlah siswa pada kelas VII-F adalah 40 orang dan jumlah
siswa pada kelas VII-D adalah 37 orang. Masing-masing kelas mendapatkan
perlakuan yang sama. Proses kegiatan penelitian dilaksanakan sebanyak lima
pertemua. Dua pertemuan digunakan untuk pretest dan posttest pada awal dan
akhir pertemuan, dengan soal yang sama antara soal pretest dan soal posttest.
Sedangkan tiga pertemuan lainnya digunakan untuk melaksanakan proses
pembelajaran yaitu pada pertemuan kedua, ketiga, dan keempat. Penelitian mulai
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 Mei 2013 sampai dengan hari Senin
tanggal 20 Mei 2013. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran B halaman 149.
2. Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan pertama di kelas eksperimen digunakan untuk melakukan tes
awal (pretest). Untuk pertemuan kedua, ketiga, dan keempat digunakan untuk
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword
puzzle, dan pertemuan kelima digunakan untuk melakukan tes akhir (posttest).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle sebagai berikut:
a. Pendahuluan yang meliputi penyampaian apersepsi dengan mengingatkan
kembali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari,
penyampaian tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dengan memberi
penjelasan tentang pentingnya mempelajarai materi yang akan dipelajari, dan

88

menyampaikan informasi tentang tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran


dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle yang akan
dilaksanakan.
b. Kegiatan inti yang meliputi tanya jawab agar siswa mengeksplor materi
dengan member informasi dan gagasan yang telah dimiliki siswa mengenai
materi yang akan dipelajari, penjelasan beberapa istilah penting yang
berhubungan dengan materi pembelajaran, membagi siswa menjadi delapan
kelompok yang heterogen dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5
orang, membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berupa TTS (Teka-Teki
Silang) kepada setiap kelompok, selanjutnya siswa mendiskusikan jawaban
soal mengenai masalah yang berhubungan dengan keliling dan luas dengan
teman satu kelompoknya, pemberian petunjuk atau arahan kepada siswa yang
mengalami kesulitan, pemanggilan perwakilan siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas, sementara siswa lain diberi
kesempatan menanggapi presentasi temannya, dan pengklarifikasian materi
yang ditugaskan.
c. Penutup yang meliputi menyimpulkan materi dan memberikan tugas
(pekerjaan rumah).
3. Gambaran Tiap Pertemuan Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 Mei 2013
pada jam pelajaran kelima dan keenam yaitu pukul 11.00 12.20 WIB. Pada
pertemuan ini digunakan untuk melakuakan tes awal atau pretest yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum dilakukan
pembelajaran. Adapun pokok bahasan dari soal pretest yaitu persegipanjang,
persegi, dan jajar genjang. Ketika siswa mengerjakan soal, guru berkeliling
memperhatikan siswa. Setelah 60 menit siswa mengerjakan soal, semua siswa

89

mengumpulkan lembar jawaban dengan tertib. Hasil pretest pada kelas


eksperimen dapat dilihat pada lampiran D halaman 211. Suasana pretest pada
kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Suasana Pretest pada Kelas Eksperimen


Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 08 Mei 2013 pada
jam pelajaran ketiga dan keempat yaitu pukul 08.20 09.40 WIB. Materi yang
diberikan pada pertemuan ini adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling dan luas pada bangun persegipanjang.
Tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi
pembelajaran crossword puzzle diawali dengan guru mengkondisikan kelas agar
situasi belajar menjadi kondusif dan melakukan apersepsi dengan mengingatkan
kembali pengetahuan siswa mengenai persegipanjang. Dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan mengkaitkan materi persegipanjang dengan kehidupan seharihari seperti siswa diminta untuk menyebutkan benda-benda di dalam ruang kelas
yang berbentuk persegipanjang dan cara menyelesaikan luas dan keliling dari

90

benda-benda tersebut. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan


menginformasikan kepada siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle yang akan dilaksanakan.
Adapun tahap pendahuluan yang dilakukan guru dapat dilihat pada Gambar 3.2
berikut ini:

Gambar 3.2 Tahap Pendahuluan


Setelah guru menjelaskan beberapa istilah penting yang berhubungan
dengan materi pembelajaran seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.3, guru
menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berupa TTS (Teka-Teki Silang).
Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang pada
masing-masing kelompok. Dari 40 orang siswa di kelas VII-F, siswa dibagi
menjadi delapan kelompok yang heterogen. Suasana pembagian kelompok dapat
dilihat pada Gambar 3.4. Pengelompokkan siswa telah dirancang sebelumnya
dengan mengacu berdasarkan prestasi siswa dalam pelajaran matematika. Hasil
prestasi tersebut diperoleh dari guru matematika yang mengajar di kelas VII-F.

91

Dari data hasil prestasi siswa dalam pelajaran matematika tersebut, delapan orang
yang memiliki kemampuan lebih dalam pelajaran matematika dijadikan leader
pada setiap kelompok.
Agar lebih menarik bagi siswa, maka pemberian nama kelompok dibuat
dengan nama-nama planet yang terdapat pada sistem tata surya yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Adapun
pengelompokkan siswa disajikan pada Tabel 3.1.

Gambar 3.3 Guru Menjelaskan Materi

92

Gambar 3.4 Suasana Pembagian Kelompok


Setelah siswa duduk bersama kelompoknya seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 3.5, masing-masing kelompok diberi LKS yang sama dengan kelompok
yang lain. LKS 1 yang diberikan kepada setiap kelompok merupakan LKS yang
berupa TTS. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam LKS 1 berupa angka
yang harus diisikan pada template TTS. Adapun LKS 1 yang diberikan kepada
siswa pada pertemuan pertama mengenai persegipanjang dapat dilihat pada
lampiran B halaman 195.

Tabel 3.1 Pengelompokkan Siswa


No

Nama Siswa

Kelompok

No

Nama Siswa

Kelompok

Agus Suparman

Merkurius

21

Meliyani Kartika

Yupiter

Aji Prakoso

Merkurius

22

Muhammad Abdul

Mars

Anggi Gunawan

Venus

23

Neng Dahlia

Mars

Annisa Nursuci H.

Uranus

24

Nur Afrizal

Bumi

Atip

Neptunus

25

Pingki Parhan

Venus

Cut Febby Jayanti

Bumi

26

Pratiwi Sri O.

Mars

Dadan Sutarya

Saturnus

27

Renaldi Permana

Merkurius

Deri Aprianto N.

Yupiter

28

Reni Anggraeni

Venus

93

Dewi Gantini

Merkurius

29

Rian Juliansyah

Saturnus

10

Diva Fitria Ayunda

Neptunus

30

Rika Heryanti

Yupiter

11

Erikhson Jhon H. N.

Mars

31

Rudi

Yupiter

12

Eriska Lestari

Uranus

32

Shanti Marcella

13

Ferry Nugraha

Bumi

33

Sri Rohayanti

14

Gilang Ramadhan

Bumi

34

Suhendar

Mars

15

Hasanudin Iskandar

Neptunus

35

Syawaludin

Bumi

16

Ilham Zulfikri M.

Uranus

36

Tia Siti Tarwiyah

17

Irwan

Saturnus

37

Tika Sapriana

Venus

18

Krisna Sakti T.

Venus

38

Wahani Sanelik O.

Uranus

19

Lina Octaviani

Saturnus

39

Yudi Agus Topan

Neptunus

20

M. Iqbal Ardiansyah

Yupiter

40

Yuni Mulyani

Merkurius

Neptunus
Uranus

Saturnus

94

Gambar 3.5 Siswa Duduk dengan Kelompok Masing-masing


Setiap siswa mendiskusikan LKS 1 untuk dikerjakan bersama dengan
teman satu kelompoknya. Adapun batas waktu yang diberikan kepada siswa
untuk menyelesaikan soal-soal pada LKS 1 yang berjumlah lima soal, kurang
lebih selama 30 menit. Ketika siswa berdiskusi, guru berkeliling untuk memberi
petunjuk atau arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru yang sedang
memberi arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan dapat dilihat pada
Gambar 3.6.

95

Gambar 3.6 Guru Memberi Arahan kepada Siswa


Setelah waktu yang ditentukan habis, jawaban dari masing-masing
kelompok yang telah diisikan pada LKS 1 disamakan jawabannya. Selanjutnya
guru meminta salah satu perwakilan kelompok yaitu kelompok Uranus untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Kelompok Uranus
dipilih untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas karena
kelompok Uranus merupakan kelompok yang paling cepat mengumpulkan LKS 1.
Perwakilan siswa dari kelompok Uranus yang mempresentasikan jawabnnya dapat
dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Perwakilan Siswa dari Kelompok Uranus Mempresentasikan Hasil


Pengerjaannya
Sementara itu, siswa yang lain menyimak dengan baik presentasi
temannya. Guru mengklarifikasi presentasi kelompok Uranus karena masih keliru
dalam menjawab soal nomor 5 pada LKS 1 yaitu lebar persegipanjang dengan

96

keliling 1.000 m dan perbandingan ukuran panjang dengan lebar adalah 3 :2


. Adapun jawaban yang masih keliru dari kelompok Uranus dapat dilihat pada
Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Jawaban Kelompok Uranus pada Soal Nomor 5


Pada pertemuan ini, perwakilan siswa dari kelompok Mars mengajukan
pertanyaan mengenai rumus untuk menentukan panjang atau lebar dari suatu
persegipanjang apabila ukuran luas persegipanjang tersebut diketahui. Proses
tanya jawab dapat dilihat pada Gambar 3.9.

97

Gambar 3.9 Proses Tanya Jawab


Dilihat dari jawaban siswa pada LKS 1, kelompok Mars merupakan
kelompok yang paling banyak menjawab benar dan yang paling cepat
mengerjakan LKS 1 sehingga kelompok Mars berhak mendapatkan reward
sebagai hadiah karena telah menyelesaikan permainan paling cepat dan benar.
Adapun hadiah yang diberikan kepada kelompok Mars adalah satu bungkus
makanan. Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat kesimpulan dari materi yang
telah disampaikan. Agar lebih memantapkan kemampuan pemahaman siswa,
siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah masing-masing.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Mei 2013 pada
jam pelajaran kelima dan keenam yaitu pukul 11.00 12.20 WIB. Materi yang
diberikan pada pertemuan ini adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling dan luas pada bangun persegi. Adapun tahapan-tahapan pada
proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle
pada pertemuan ketiga ini sama dengan tahapan-tahapan pada proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga ini,
guru meminta kelompok Venus untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
di depan kelas. Kelompok Venus dipilih untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas karena kelompok Venus merupakan kelompok yang
paling cepat mengumpulkan LKS 2. Adapun LKS 2 yang diberikan kepada siswa
pada pertemuan kedua mengenai persegi dapat dilihat pada lampiran B halaman
197. Siswa yang lain menyimak dengan baik presentasi temannya. Guru
mengklarifikasi presentasi kelompok Venus karena masih keliru dalam menjawab

98

soal nomor 3 pada LKS 2 yaitu luas daerah gambar di bawah ini!

6 cm 6 cm

6 cm

6 cm

6 cm

6 cm

Gambar 3.10 Bangun Persegi dan/atau Persegipanjang


Jawaban kelompok Venus yang masih keliru seperti pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Jawaban Kelompok Venus pada Soal Nomor 3


Perwakilan siswa dari kelompok Uranus mengajukan pertanyaan
mengenai rumus untuk menentukan panjang sisi persegi dari suatu persegi apabila
ukuran keliling persegi tersebut diketahui. Dilihat dari jawaban siswa pada LKS 2,
kelompok Uranus merupakan kelompok yang paling banyak menjawab benar dan
paling cepat mengerjakan LKS 2 sehingga kelompok Uranus berhak mendapatkan
reward sebagai hadiah karena telah menyelesaikan permainan paling cepat dan

99

benar. Adapun hadiah yang diberikan kepada kelompok Mars adalah satu bungkus
makanan. Gambar perwakilan siswa yang sedang mempresentasikan hasil
pengerjaannya di depan kelas dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Perwakilan Siswa dari Kelompok Venus Mempresentasikan Hasil


Pengerjaannya
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2013
pada jam pelajaran ketiga dan keempat yaitu pukul 08.20 09.40 WIB. Materi
yang diberikan pada pertemuan ini adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling dan luas pada bangun jajar genjang. Adapun tahapan-tahapan
proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle
pada pertemuan keempat ini sama dengan tahapan-tahapan pada proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan kedua dan ketiga. Pada
pertemuan keempat ini, guru meminta kelompok Merkurius untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Kelompok Merkurius
dipilih untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas karena
kelompok Merkurius merupakan kelompok yang paling cepat mengumpulkan
LKS 3. Adapun LKS 3 yang diberikan kepada siswa pada pertemuan ketiga

100

mengenai jajar genjang dapat dilihat pada lampiran B halaman 199. Siswa yang
lain menyimak dengan baik presentasi temannya. Guru mengklarifikasi presentasi
kelompok Merkurius karena masih keliru dalam menjawab soal nomor 3 dan
nomor 4 pada LKS 3. Soal nomor 3 pada LKS 3 yaitu tinggi jajar genjang dengan
2
panjang alas jajar genjang 3 y m , tingginya 4 y m , dan luasnya 432 m .

Dan soal nomor 4 pada LKS 3 yaitu luas daerah yang diarsir pada gambar di
bawah ini!
10 cm
42 cm

62 cm

Gambar 3.13 Bangun Persegipanjang dengan Jajar Genjang di dalamnya


Adapun jawaban dari kelompok Merkurius yang masih keliru pada nomor
3 dapat dilihat pada Gambar 3.14 dan jawaban dari kelompok Merkurius yang
masih keliru pada nomor 4 dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.14 Jawaban Kelompok Merkurius pada Soal Nomor 3

101

Gambar 3.15 Jawaban Kelompok Merkurius pada Soal Nomor 4


Perwakilan siswa dari kelompok Mars mengajukan pertanyaan mengenai
letak alas, sisi yang bersesuaian dengan alas, dan tinggi pada gambar jajar genjang
yang berbeda-beda. Dilihat dari jawaban siswa pada LKS 3, kelompok Mars
merupakan kelompok yang paling banyak menjawab benar dan yang paling cepat
mengerjakan LKS 3 sehingga kelompok Mars berhak mendapatkan reward
sebagai hadiah karena telah menyelesaikan permainan paling cepat dan benar.
Adapun hadiah yang diberikan kepada kelompok Mars adalah satu bungkus
makanan. Berikut gambar siswa yang sedang mendiskusikan LKS dengan teman
satu kelompoknya dapat dilihat pada Gambar 3.16.

102

Gambar 3.16 Siswa Mendiskusikan LKS 3


Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pada
jam pelajaran kelima dan keenam yaitu pukul 11.00 12.20 WIB. Pada pertemuan
terakhir ini digunakan untuk melakukan tes akhir atau posttest yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan akhir yang dimiliki siswa setelah diberikan
perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle. Pokok
bahasan pada soal posttest yaitu mengenai persegipanjang, persegi, dan jajar
genjang yang telah disampaikan pada pertemuan kedua, ketiga, dan keempat.
Adapun soal-soal yang diberikan untuk soal posttest adalah soal yang sama
dengan soal-soal yang diberikan pada saat pretest. Ketika siswa mengerjakan soal,
guru berkeliling kelas untuk memperhatikan siswa. Setelah 60 menit siswa
mengerjakan soal, semua siswa mengumpulkan lembar jawaban dengan tertib.
Hasil posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran D halaman 218.
Suasana posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut:

Gambar 3.17 Suasana Posttest pada Kelas Eksperimen

103

4. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa


Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi dan diamati oleh guru
mata pelajaran matematika di SMP Negeri 4 Padalarang yang mengajar di kelas
VII-F yaitu Junaedy Purnama, S.Pd. Pada pertemuan kedua untuk lembar
observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh data bahwa siswa dan guru
melakukan semua aktivitas yang tercantum pada lembar observasi aktivitas guru
maupun yang tercantum pada lembar observasi aktivitas siswa.
Pada saat pembelajaran sebagai pendahuluan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan appersepsi, memberi motivasi kepada siswa, dan
menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan startegi
pembelajaran crossword puzzle yang akan dilaksanakan pada setiap pembelajaran.
Siswapun menyimak dengan baik hal-hal yang disampaikan oleh guru.
Pada saat kegiatan inti siswa mengeksplor materi dengan bertanya atau
mengemukakan pendapatnya. Setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang heterogen dan memberikan LKS kepada masing-masing
kelompok untuk didiskusikan oleh siswa bersama teman satu kelompoknya sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Gurupun memberi petunjuk atau arahan
kepada siswa yang mengalami kesulitan. Pada tahap konfirmasi guru memberi
kesempatan kepada perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil
pengerjaannya dan siswa yang lain terlihat menyimak dengan baik presentasi
temannya di depan kelas. Kemudian guru mengklarifikasi materi yang ditugaskan
dan memberi tanggapan dari pertanyaan yang diajukan siswa.

104

Sebagai penutup, guru meminta siswa untuk menyimpulkan dan


memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Materi yang
ditugaskan sebagai pekerjaan rumah adalah materi yang diajarkan pada pertemuan
tersebut yaitu mengenai persegipanjang. Tugas tersebut akan dinilai pada
pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan ketiga, untuk lembar observasi aktivitas guru yang tidak
terlaksana adalah guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle. Sedangkan untuk
lembar observasi aktivitas siswa yang tidak terlaksana adalah siswa tidak
menyimak petunjuk mengenai strategi pembelajaran crossword puzzle yang
dijelaskan oleh guru. Hal tersebut karena guru sudah menyampaikan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword
puzzle pada pertemuan sebelumnya. Selain dari itu, siswa dan guru melakukan
semua aktivitas yang tercantum pada lembar observasi aktivitas siswa dan lembar
observasi aktivitas guru.
Pada pertemuan keempat, untuk lembar observasi aktivitas guru yang tidak
terlaksana adalah guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle. Sedangkan untuk
lembar observasi aktivitas siswa yang tidak terlaksana adalah siswa tidak
menyimak petunjuk mengenai strategi pembelajaran crossword puzzle yang
dijelaskan oleh guru. Hal tersebut karena guru sudah menyampaikan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword
puzzle pada pertemuan kedua. Selain dari itu, siswa dan guru melakukan semua

105

aktivitas yang tercantum pada lembar observasi aktivitas siswa dan lembar
observasi aktivitas guru.
Adapun nilai rata-rata aktivitas guru yang menggunakan strategi
pembelajaran crossword puzzle diperoleh dari jumlah skor aktivitas guru yang
dibagi dengan jumlah ideal dikali skor maksimal. Hasil dari rata-rata aktivitas
guru yang menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle untuk ketiga
pertemuan pada proses pembelajaran di kelas semuanya memiliki kriteria baik
dengan nilai rata-rata 100% pada pertemuan pertama, 92,86% pada pertemuan
kedua, dan 92,86% pada pertemuan ketiga.
Sedangkan untuk rata-rata aktivitas siswa juga diperoleh dari jumlah skor
aktivitas siswa yang dibagi dengan jumlah ideal dikali skor maksimal. Hasil dari
rata-rata aktivitas siswa yang memperoleh strategi pembelajaran crossword puzzle
untuk ketiga pertemuan proses pembelajaran di kelas semuanya memiliki kriteria
baik dengan nilai rata-rata 100% pada pertemuan pertama, 90,91% pada
pertemuan kedua, dan 90,91% pada pertemuan ketiga.
B. Pencapaian Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa yang
Memperoleh Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yakni untuk mengetahui


perbedaan pencapaian kemampuan pemahaman matematik siswa setelah
menerapkan strategi pembelajaran crossword puzzle dan pembelajaran
konvensional, maka dilakukan pengolahan data hasil posttest siswa. Adapun hasil
dari analisis pretest siswa yang dapat dilihat pada lampiran C halaman 000
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematik

106

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya kemampuan pemahaman


matematik siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan
sebagai sampel penelitian memiliki kemampuan pemahaman matematik yang
sama. Sedangkan analisis dari hasil posttest dibagi menjadi dua yaitu:
1. Analisis Pencapaian Kemampuan Pemahaman Matematik
Berdasarkan hasil perhitungan data skor posttest siswa yang mengacu pada
rubric scoring pemahaman, berikut ini disajikan Tabel deskripsi hasil posttest
pada setiap indikator:
Tabel 3.2 Deskripsi Hasil Posttest pada Setiap Indikator

Pemahaman

Indikator

Nomor
Soal

Kemampuan menerapkan
rumus pada permasalahan
matematika
Instrumental

Kelas

Total
Skor

Persentase
(%)

Eksperimen

278

57,92

Kontrol

273

56,88

Eksperimen

68

56,67

Kontrol

69

57,5

Eksperimen

75

62,5

Kontrol

56

46,67

1,2,3,5
Kemampuan melaksanakan
perhitungan secara
algoritma
Kemampuan mengaitkan
konsep matematika dengan
konsep matematika yang
lain

Relasional
Kemampuan menerapkan
konsep dalam berbagi
macam bentuk representatif
matematika

Untuk lebih jelas mengenai pencapaian pada setiap indikator berdasarkan


Tabel 3.2 berikut analisis yang disajikan dalam bentuk diagram seperti pada

107

Gambar 3.18 sampai Gambar 3.23. Gambar-gambar di bawah ini adalah diagram
pencapaian kemampuan pemahaman matematik pada setiap indikator.
Berdasarkan Tabel 3.2 pencapaian kemampuan pemahaman matematik pada kelas
yang menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle hampir sama dengan
pencapaian kemampuan pemahaman matematik pada kelas yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
Dari Gambar 3.18 dapat diketahui persentase pencapaian kemampuan
pemahaman instrumental siswa pada kelas yang menggunakan strategi
pembelajaran crossword puzzle. Berdasarkan Tabel 3.2 dan Gambar 3.18
pencapaian pada soal-soal pemahaman instrumental dengan indikator kemampuan
menerapkan rumus pada permasalahan matematika dan kemampuan
melaksanakan perhitungan secara algoritma menunjukkan sebagian besar
(57,92%) telah tercapai.

42%
58%

Tercapai

Tidak Tercapai

Gambar 3.18 Pencapaian Kemampuan Menerapkan Rumus pada Permasalahan


Matematika dan Kemampuan Melaksanakan Perhitungan Secara Algoritma pada
Kelas yang menggunakan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

108

43%
57%

Tercapai

Tidak Tercapai

Gambar 3.19 Pencapaian Kemampuan Menerapkan Rumus pada Permasalahan


Matematika dan Kemampuan Melaksanakan Perhitungan Secara Algoritma pada
Kelas yang menggunakan Pembelajaran Konvensional

Pada Gambar 3.19 dapat diketahui persentase pencapaian kemampuan


pemahaman instrumental siswa pada kelas yang menggunakan strategi
pembelajaran konvensional. Berdasarkan Tabel 3.2 dan Gambar 3.19 pencapaian
pada soal-soal pemahaman instrumental dengan indikator kemampuan
menerapkan rumus pada permasalahan matematika dan kemampuan
melaksanakan perhitungan secara algoritma menunjukkan sebagian besar
(56,88%) telah tercapai.

109

43%
57%

Tercapai

Tidak Tercapai

Gambar 3.20 Pencapaian Kemampuan Mengaitkan Konsep Matematika dengan


Konsep Matematika yang Lain pada Kelas yang menggunakan Strategi
Pembelajaran Crossword Puzzle

Pada Gambar 3.20 dapat diketahui persentase pencapaian kemampuan


pemahaman relasional siswa pada kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
crossword puzzle. Berdasarkan Tabel 3.2 dan Gambar 3.20 pencapaian pada soalsoal pemahaman relasional dengan indikator kemampuan mengaitkan konsep
matematika dengan konsep matematika yang lain menunjukkan sebagian besar
(56,67%) telah tercapai.
Pada Gambar 3.21 dapat diketahui persentase pencapaian kemampuan
pemahaman relasional siswa pada kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Berdasarkan Tabel 3.2 dan Gambar 3.21 pencapaian pada soal-soal
pemahaman relasional dengan indikator kemampuan mengaitkan konsep
matematika dengan konsep matematika yang lain menunjukkan sebagian besar
(57,50%) telah tercapai.

110

43%
58%

Tercapai

Tidak Tercapai

Gambar 3.21 Pencapaian Kemampuan Mengaitkan Konsep Matematika dengan


Konsep Matematika yang Lain pada Kelas yang menggunakan Pembelajaran
Konvensional

38%
63%

Tercapai

Tidak Tercapai

Gambar 3.22 Pencapaian Kemampuan Menerapkan Konsep dalam Berbagai


Macam Bentuk Representatif Matematika pada Kelas yang menggunakan Strategi
Pembelajaran Crossword Puzzle

Pada Gambar 3.22 dapat diketahui persentase pencapaian kemampuan


pemahaman relasional siswa pada kelas yang menggunakan strategi pembelajaran

111

crossword puzzle. Berdasarkan Tabel 3.2 dan Gambar 3.22 pencapaian pada soalsoal pemahaman relasional dengan indikator kemampuan menerapkan konsep
dalam berbagi macam bentuk representatif matematika menunjukkan sebagian
besar (62,50%) telah tercapai.

53%

Tercapai

47%

Tidak Tercapai

Gambar 3.23 Pencapaian Kemampuan Menerapkan Konsep dalam Berbagai


Macam Bentuk Representatif Matematika pada Kelas yang menggunakan
Pembelajaran Konvensional

Pada Gambar 3.23 dapat diketahui persentase pencapaian kemampuan


pemahaman relasional siswa pada kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Berdasarkan Tabel 3.2 dan Gambar 3.23 pencapaian pada soal-soal
pemahaman relasional dengan indikator kemampuan menerapkan konsep dalam
berbagi macam bentuk representatif matematika menunjukkan sebagian besar
(46,67%) telah tercapai.
Sedangkan berdasarkan hasil pretest dan posttest, kemampuan pemahaman
matematik setiap siswa yang menggunakan strategi pembelajaran crossword

112

puzzle dapat dilihat pada Gambar 3.24. Dan kemampuan pemahaman matematik
setiap siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada
Gambar 3.25.
Gambar 3.24 merupakan grafik kemampuan pemahaman matematik siswa
berdasarkan hasil skor pretest dan skor postest pada kelas yang menggunakan
strategi pembelajaran crossword puzzle. Kemampuan pemahaman matematik
masing-masing siswa mengalami kenaikan apabila dilihat dari skor pretest dan
skor posttest yang diperoleh siswa.

i
Yu
d

in
Sy
aw
al
ud

Ri
an

ki
Pi
ng

i
M
el
iy
an

g
G
ila
n

D
ew
i

Aj
i

25
20
15
10
5
Skor
0

Nama Siswa
Skor Pretest

Skor Posttest

Gambar 3.24 Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa yang Memperoleh


Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

Skor kemampuan pemahaman matematik siswa pada tes awal (pretest) di


kelas eksperimen yang paling rendah adalah 1 dan skor yang paling tinggi adalah
17. Adapun nilai rata-rata dari skor pretest yaitu 6,4 dan memiliki standar deviasi
4,0. Sedangkan skor kemampuan pemahaman matematik siswa pada tes akhir

113

(posttest) di kelas eksperimen memiliki skor terendah yaitu 6 dan skor tertinggi
yaitu 23, dengan nilai rata-rata dari skor posttest sebesar 14,2 dan standar deviasi
sebesar 5,0.
Gambar 3.25 merupakan grafik kemampuan pemahaman matematik siswa
berdasarkan hasil skor pretest dan skor postest pada kelas yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Kemampuan pemahaman matematik masing-masing
siswa mengalami kenaikan kenaikan apabila dilihat dari skor pretest dan skor
posttest yang diperoleh siswa.

25
20
15
Skor

10
5

a
Ve
r

iti
S

a
Ri
d

i
Ra
n

ia

de
N
en

M
ar

an
Ir
f

ri
an
Fe
b

D
in
a

sa
An
i

Ad
e

Nama Siswa
Skor Pretest

Skor Posttest

Gambar 3.25 Skor Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa yang


Menggunakan Pembelajaran Konvensional

Skor kemampuan pemahaman matematik siswa pada tes awal (pretest) di


kelas kontrol yang paling rendah adalah 0 dan skor yang paling tinggi adalah 19.
Adapun nilai rata-rata dari skor pretest yaitu 6,45 dan memiliki standar deviasi

114

4,92. Sedangkan skor kemampuan pemahaman matematik siswa pada tes akhir
(posttest) di kelas kontrol memiliki skor terendah yaitu 2 dan skor tertinggi yaitu
21, dangan nilai rata-rata dari skor posttest sebesar 11,91 dan standar deviasi
sebesar 5,50.
2. Analisis Statistik Pencapaian Kemampuan Pemahaman Matematik
Dari data hasil tes akhir (posttest) dapat dilihat perbedaan kemampuan
pemahaman matematik siswa setelah diberikan treatment antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Langkah awal dalam perhitungan ini adalah mengetahui
normalitas data posttest (tes akhir) dari kedua kelas yang dilakukan dengan uji
2
normalitas chi kuadrat ( ) . Hasil perhitungan tersaji pada Tabel 3.3 sebagai

berikut:
Tabel 3.3 Uji Normalitas Data Posttest

Kelas

2hitung

2tabel

Eksperimen

6,624009 7,81

Kontrol

7,086223 9,49

Jika

Kriteria

Keterangan

2h itung < 2tabel , maka data

Normal

berdistribusi normal, pada keadaan lain data


tidak berdistribusi normal

Normal

Dari hasil perhitungan normalitas data, diperoleh data posttest pada kelas
eksperimen berdistribusi normal, begitupun dengan data posttest pada kelas
kontrol juga berdistribusi normal. Kedua data berdistribusi normal, maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil posttest berdistribusi normal. Karena data hasil

115

posttest berdistribusi normal, maka untuk menguji kesamaan dari skor posttest
(tes akhir) digunakan uji homogenitas. Berdasarkan pengolahan data pada
lampiran D halaman 225 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.4 Uji Homogenitas Varians Data Posttest

Fhitung

Keteranga

Kriteria

Jika

Fh itung < F tabel

, maka kedua variansi yang

1,28

Fh itung F tabel

diuji homogen, namun jika

Homogen

maka kedua variansi yang diuji tidak homogen

Karena hasil uji normalitas dari tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal dan hasil homogenitas tes akhir pada kelas
eksperimen dan kelas kotrol tergolong homogen, maka digunakan uji t untuk
menguji hipotesis. Berdasarkan pengolahan data pada lampiran D halaman 225
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.5 Uji Hipotesis Data Posttest

t hitung

t tabel

Jika
1,659

1,6708
berarti

Kriteria
t hitung <t tabel
Ha

maka

H0

ditolak dan jika

Keterangan
diterima
t hitung t tabel

H0

diteri

ma
maka

H0

ditolak, berarti

Ha

diterima

116

Dengan demikian, Kemampuan pemahaman matematik siswa yang


menggunakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle tidak
lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematik siswa yang menggunakan
pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena
metode yang digunakan pada kelas yang menerapkan strategi pembelajaran
crossword puzzle maupun kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika
dengan pembelajaran konvensional adalah dengan metode ceramah. Perbedaan
antara kelas yang menerapkan strategi pembelajaran crossword puzzle maupun
kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan pembelajaran
konvensional hanyalah penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berupa TTS
(Teka-Teki Silang) pada kelas yang menerapkan strategi pembelajaran crossword
puzzle.
C. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa yang
Memperoleh Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yakni untuk mengetahui


perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa setelah
menerapkan strategi pembelajaran crossword puzzle dan pembelajaran
konvensional, maka dicari nilai indeks gain dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hasil perhitungan untuk menentukan nilai indeks gain dapat dilihat pada
Tabel 3.6.
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa rata-rata peningkatan

117

kemampuan pemahaman matematika siswa untuk kelas yang menggunakan


strategi pembelajaran crossword puzzle adalah 0,46 dan rata-rata peningkatan
kemampuan pemahaman matematika siswa untuk kelas yang menggunakan
pembelajaran konvensional adalah 0,35. Sehingga dapat disimpulkan peningkatan
kemampuan pemahaman matematika siswa untuk kelas yang menggunakan
strategi pembelajaran crossword puzzle sebesar 46% dan peningkatan kemampuan
pemahaman matematika siswa untuk kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional sebesar 35%. Sesuai dengan kategori indeks gain maka kemampuan
pemahaman matematika siswa pada kedua kelas termasuk kategori sedang.
Adapun perhitungan indeks gain pada masing-masing siswa dapat dilihat pada
lampiran D halaman 229.
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Indeks Gain Tes Kemampuan Pemahaman
Matematik Siswa

Nilai
Kelas
Indeks Gain

Peningkata
n

Kategor
i

Menggunakan Strategi
Pembelajaran Crossword
Puzzle

0,46

46%

Sedang

Menggunakan pembelajaran
konvensional

0,35

35%

Sedang

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat perbedaan peningkatan


kemampuan pemahaman matematik siswa setelah melaksanakan pembelajaran
matematika dengan strategi pembelajaran crossword puzzle dan pembelajaran

118

konvensional. Langkah awal dalam perhitungan ini adalah mengetahui normalitas


data indeks gain dari kedua kelas yang dilakukan dengan uji normalitas chi
2
kuadrat ( ) . Hasil perhitungan tersaji pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3. 7 Uji Normalitas Data Indeks Gain

Kelas

Eksperimen

Kontrol

2hitung

2tabel

3,588798 7,81
2,87938

7,81

Kriteria

Jika

2h itung < 2tabel , maka data

Keterangan

Normal

berdistribusi normal, pada keadaan lain


data tidak berdistribusi normal

Normal

Dari hasil perhitungan normalitas data, diperoleh data indeks gain pada
kelas eksperimen berdistribusi normal, begitupun dengan data indeks gain pada
kelas kontrol juga berdistribusi normal. Kedua data berdistribusi normal, maka
dapat disimpulkan bahwa data indeks gain berdistribusi normal. Karena data
indeks gain berdistribusi normal, maka untuk menguji kesamaan dari indeks gain
digunakan uji homogenitas. Berdasarkan pengolahan data pada lampiran D
halaman 232 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.8 Uji Homogenitas Varians Data Indeks Gain

Fhitung
1,3225

Kriteria

Jika

Fh itung < F tabel

, maka kedua variansi yang

Keteranga
n
Homogen

119

Fh itung F tabel

diuji homogen, namun jika

maka kedua variansi yang diuji tidak homogen

Karena hasil uji normalitas dari data indeks gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal dan hasil homogenitas tes akhir pada kelas
eksperimen dan kelas kotrol tergolong homogen, maka digunakan uji t untuk
menguji hipotesis. Berdasarkan pengolahan data pada lampiran D halaman 232
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.9 Uji Hipotesis Data Indeks Gain

t hitung

t tabel

Jika
2

1,6708
berarti

Kriteria
t hitung <t tabel
Ha

maka

H0

ditolak dan jika

Keterangan
diterima
t hitung t tabel

H0

ditola
k

maka

H0

ditolak, berarti

Ha

diterima

Dengan demikian, peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa


setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran
crossword puzzle lebih baik daripada setelah siswa melaksanakan pembelajaran
dengan pembelajaran konvensional.
D. Sikap Siswa terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
pada Pembelajaran Matematika

Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

120

menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle, maka dilakukan analisis


data terhadap skala sikap yang telah diisi oleh siswa pada kelas eksperimen
setelah semua pembelajaran selesai. Angket skala sikap yang digunakan sebanyak
20 pernyataan yang terdiri dari 9 pernyataan terhadap pembelajaran matematika
dan 11 pernyataan terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword
puzzle. Pada angket tersebut terdapat empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
Pendistribusian skor skala sikap terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle disajikan pada Tabel 3.10.
Adapun analisis dari skala sikap dibagi berdasarkan dua aspek, yakni:
1. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Indikator yang menunjukkan sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika diantaranya menunjukkan kesukaan terhadap pelajaran matematika
yang terdapat pada pernyataan nomor 2, 4, dan 7 sebagai pernyataan positif dan
pernyataan nomor 3, 5, dan 6 sebagai pernyataan negatif, dan menunjukkan
kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar yang terdapat pada pernyataan
nomor 1 dan 8 sebagai pernyataan positif dan pernyataan nomor 9 sebagai
pernyataan negatif.
Karena rata-rata skor sikap siswa pada setiap indikator lebih besar dari
rata-rata skor sikap netral, maka sikap siswa menunjukkan sikap positif pada
pernyataan yang dimaksud. Berdasarkan Tabel 3.10, secara keseluruhan siswa
bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
Tabel 3.10 Distribusi Skor Skala Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika

121

dengan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

Rata-rata
Skor Sikap
Siswa

Tanggapan
Sikap

Indikator

Sikap
terhadap
Pembelajaran
Matematika

No
Item

Jenis
Perny.

(+)

SS

TS

STS

19

Kelas

2,9

2,5

2,5

2,5

()

14

2,5
2,8

skor

2,5

(+)

18

10

2,5
2,8

skor

2,5

()

17

2,5

3,0
skor

2,5

()

14

14

2,5

3,3
skor

2,5

(+)

20

10

2,5

Item

skor

Menunjukkan
kesungguhan
mengikuti
proses
belajar

Kelas

2,8

Menunjukkan
kesukaan
terhadap
pelajaran
matematika

Item

Rata-rata
Skor Sikap
Netral

3,6
skor

(+)

17

12

skor

2,5

2,7

2,5

2,5

122

(+)

15

13

mengajar

3,3
skor

2,5

()

15

2,5

Sikap
terhadap
Pembelajaran
Matematika
dengan
Strategi
Crossword
Puzzle

2,2
skor

(+)

11

16

10

Menunjukkan
kesukaan
terhadap
pembelajaran
dengan
strategi
crossword
puzzle

3,0

2,5

skor

2,5

(+)

14

2,5

13

2,8
skor

2,5

()

11

14

2,5
3,1

skor

2,5

()

15

2,5

12

2,8
skor

2,5

()

13

2,5

16

2,2
skor

2,5

(+)

10

18

2,5

17

18

2,5

3,1

20

Menunjukkan
persetujuan
pada
aktivitas
siswa selama
proses
pembelajaran
dengan
strategi
crossword
puzzle

2,5

3,2
skor

()

16

skor

2,5

2,8

2,5

2,5

2,5

123

(+)

17

19

3,3
skor

2,5

(+)

14

16

2,5

11
Menunjukka
persetujuan
pada
pemahaman
konsep
dengan
strategi
crossword
puzzle

2,5

3,3
skor

2,5

()

16

2,5

14

2,5
skor

2,5

(+)

21

2,5

15

3,6
skor

2,5

Rata-rata skor sikap siswa terhadap pembelajaran matematika sebesar 2,9.


Nilai tersebut lebih besar dari rata-rata skor netral yaitu 2,5. Jadi secara umum
siswa menunjukkan kesukaan terhadap pelajaran matematika dan menunjukkan
kesungguhan mengikuti proses belajar mengajar dengan positif. Adapun
penyebaran skala sikap dan skor persentase tiap alternatif jawaban siswa pada
aspek sikap siswa terhadap pembelajaran matematika disajikan pada Tabel 3.11.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.10 dan Tabel 3.11,
pada umumnya (77,03%) siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran
matematika pada indikator yang menunjukkan kesukaan terhadap pelajaran

124

matematika yaitu pernyataan nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Hal ini dapat dilihat dari
rata-rata skor sikap siswa pada indikator tersebut yaitu sebesar 3,1. Nilai tersebut
diatas rata-rata skor netral yaitu 2,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum siswa
merasakan bahwa belajar matematika tidak membosankan, membuat perasaan
menjadi tenang jika pelajaran matematika akan dimulai sehingga mereka tidak
merasa terpaksa mengikuti pelajaran matematika karena merupakan mata
pelajaran wajib, suka bertanya kepada teman atau guru jika ada materi yang tidak
dimengerti dan waktu untuk pelajaran matematika dirasa sangat cepat serta tidak
suka mencari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran matematika. Sedangkan
sebagian besar (60,42%) siswa menanggapi dengan sikap positif terhadap
pembelajaran matematika pada indikator yang menunjukkan kesungguhan
mengikuti proses belajar mengajar yaitu pernyataan nomor 1, 8, dan 9. Hal ini
terlihat dari rata-rata skor sikap pada indikator tersebut yaitu sebesar 2,7. Nilai
tersebut diatas rata-rata skor netral yaitu 2,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum
bahwa sebagian besar siswa suka mempelajari matematika sebelum mengikuti
pembelajaran matematika di kelas, berusaha mengikuti pelajaran matematika
dengan serius, dan tidak hanya mengerjakan soal latihan jika guru berkeliling
kelas saja.
Tabel 3.11 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika

SS
No

Jenis

Perny

Perny.
Jml

Jml

TS

Jm
l

STS

Jml

Pernyataan

Pernyataan

Positif

Negatif

Jml

Jml

125

(+)

9,3

17

53,1

12

37,5

20

62.5

12

37.5

(+)

12.5

19

59.3

21.8

6.2

23

71.8

28.1

()

18.7

21.8

15.6

14

43.7

19

59.3

13

40.6

(+)

12.5

18

56.2

10

31.2

22

68.7

10

31.2

()

6.2

15.6

17

53.1

25.0

25

78.1

21.8

()

3.2

6.4

14

45.1

14

45.1

28

90.3

9.6

(+)

20

62.5

10

31.2

6.2

30

93.7

6.2

(+)

15

46.8

13

40.6

12.5

28

87.5

12.5

()

21.8

15

46.8

18.7

12.5

10

31.2

22

68.7

2. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran


Crossword Puzzle
Secara umum indikator dari sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan strategi pembelajaran crossword puzzle diantaranya
menunjukkan kesukaan terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran
crossword puzzle, menunjukkan persetujuan pada aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle, dan menunjukkan
persetujuan pada pemahaman konsep dengan strategi pembelajaran crossword
puzzle. Pernyataan yang menunjukkan kesukaan siswa terhadap pembelajaran
dengan strategi pembelajaran crossword puzzle adalah pernyataan nomor 10 dan

126

13 sebagai pernyataan positif dan pernyataan nomor 20 sebagai pernyataan


negatif. Pernyataan yang menunjukkan persetujuan pada aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle adalah
pernyataan dengan nomor 17 dan 19 sebagai pernyataan positif dan pernyataan
nomor 12, 16, dan 18 sebagai pernyataan negatif. Sedangkan pernyataan yang
menunjukkan persetujuan pada pemahaman konsep dengan strategi pembelajaran
crossword puzzle adalah pernyataan nomor 11 dan 15 sebagai pernyataan positif
dan pernyataan nomor 14 sebagai pernyataan negatif.
Berdasarkan Tabel 3.10, secara keseluruhan siswa bersikap positif
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran
crossword puzzle. Adapun nilai rata-rata skor sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan strategi pembelajaran crossword puzzle sebesar 3,0. Nilai
tersebut lebih besar dari rata-rata skor netral yaitu 2,5. Jadi secara umum siswa
menunjukkan kesukaan terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran
crossword puzzle dan menunjukkan persetujuan pada aktivitas selama proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle serta menunjukkan
persetujuan pada pemahaman konsep dengan strategi pembelajaran crossword
puzzle secara positif.
Dari hasil analisis skala sikap, banyaknya jenis tanggapan untuk setiap
pernyataan akan dipersentasekan, sehingga dapat diketahui persentase sikap siswa
yang menjawab sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dari
setiap pernyataan. Penyebaran skala sikap dan skor persentase tiap alternatif
jawaban siswa pada aspek sikap siswa terhadap pembelajaran dengan strategi

127

pembelajaran crossword puzzle dapat dilihat pada Tabel 3.12.


Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.10 dan Tabel 3.12,
pada umumnya (77,08%) siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran
dengan strategi pembelajaran crossword puzzle pada indikator yang menunjukkan
kesukaan terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle
yaitu pernyataan nomor 10, 13, dan 20. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor
sikap siswa pada indikator tersebut yaitu 3,0. Nilai tersebut diatas rata-rata skor
netral yaitu 2,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum siswa lebih senang belajar
dengan pembelajaran crossword puzzle karena pembelajaran crossword puzzle
berbeda dengan pembelajaran matematika sebelumnya dan pembelajaran yang
telah dilaksanakan tidak menghamburkan waktu.
Tabel 3.12 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran
Crossword Puzzle

SS
No

Jenis

Perny

Perny

TS

STS

Pernyataan

Pernyataan

Positif

Negatif

Jml

Jml

Jml

Jml

Jml

Jml

10

(+)

11

34.3

16

50,0

9,4

6,3

27

84,4

11

(+)

14

43.7

16

50,0

3.1

3.1

30

93,8

12

()

9.3

25,0

15

46,9

21

65.6

11

13

(+)

25,0

14

43.8

21,9

22

68,8

10

18,
8

9,4

15.
6

6,3

34,
4

31,
3

128

14

()

12.5

16

50,0

15,6

15

(+)

21

65.6

28.1

6,3

16

()

13

40.6

18.8

21,9

17

(+)

10

31.2

18

56.3

9,4

18

()

6.2

28.1

16

50,0

19

(+)

17

53.1

28.1

18,8

20

()

15.6

6,3

11

34,4

14

21,
9

0,0

18,
8

3.1

15,
6

0,0

43,
8

12

37.5

20

30

93,8

13

40.6

19

28

87.5

21

65.6

11

26

81,3

25

78.1

62.
5

6,3

59,
4

12.
5

34,
4

18,
8

21.
8

Sebagian besar (68,13%) siswa menanggapi dengan sikap positif terhadap


pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle pada indikator yang
menunjukkan persetujuan pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dengan strategi pembelajaran crossword puzzle yaitu pernyataan nomor 12, 16, 17,
18, dan 19. Hal ini terlihat dari rata-rata skor sikap siswapada indikator tersebut
yaitu 2,9. Nilai tersebut diatas rata-rata skor netral yaitu 2,5. Jadi dapat
disimpulkan secara umum siswa merasakan bahwa belajar matematika dengan
pembelajaran crossword puzzle membuat keaktifan belajar lebih meningkat
setelah pembelajaran crossword puzzle, pembelajaran crossword puzzle
mendorong siswa memunculkan semangat belajar, dan siswa lebih senang

129

pembelajaran crossword puzzle daripada pembelajaran biasa, adapun perbedaan


pendapat ketika mendiskusikan jawaban tidak membuat siswa menjadi bingung
dan ketika mempresentasikan jawaban kelompok, siswa menjadi bebas
berkomunikasi.
Sedangkan sebagian besar (75%) siswa menanggapi dengan sikap positif
terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran crossword puzzle pada
indikator yang menunjukkan persetujuan pada pemahaman konsep dengan strategi
pembelajaran crossword puzzle yaitu pernyataan nomor 11, 14, dan 15. Hal ini
terlihat dari rata-rata skor sikap siswa pada indikator tersebut yaitu 3,1. Nilai
tersebut diatas rata-rata skor netral yaitu 2,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum
siswa merasakan bahwa pembelajaran crossword puzzle membuat siswa senang
mengerjakan soal matematika berdasarkan masalah sehari-hari dan sering
mendiskusikan soal-soal latihan untuk lebih memantapkan pemahaman konsep,
selain itu dengan pembelajaran crossword puzzle membuat pemahaman menjadi
tidak dangkal. Secara keseluruhan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan startegi pembelajaran crossword puzzle dapat dilihat
pada Gambar 3.26.
Dari Gambar 3.26 terlihat bahwa sebagian besar (71,99%) siswa
memberikan sikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle dan hampir setengahnya
(28,01%) siswa menunjukkan sikap negatif. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar siswa menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan straegi
pembelajaran croosword puzzle.

130

28%
Sikap Positif
72%

Sikap Negatif

Gambar 3.26 Persentase Sikap Siswa terhadap Pembelajan Matematika dengan


Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

You might also like