Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Beberapa lokasi pada tubuh kita termasuk pada kulit terdapat populasi flora normal. Di kulit
umumnya dijumpai bakteri coccus gram positif termasuk Staohylococcus epidermidis yang
non-pathogen. Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada membran mukosa nasal,
tetapi dapat berpindah ke kulit sebagai flora transient. Staphylococcus aureus merupakan
bakteri pathogen karena dapat menyebabkan berbagai macam infeksi kulit.
Ose bulat
Nutrient broth
Nutrient agar
Lidi kapas steril
CARA KERJA
1. Basahi lidi kapas steril dengan mencelupkan pada tabung berisi nutrient broth.
Tiriskan pada bagian sisi tabung.
2. Tentukan lokasi yang akan diperiksa (tangan, kaki, atau wajah), lakukan swab pada
bagian kulit.
3. Inokulasi pada petri pada kuadran 1. Gunakan ose steril untuk menyebarkan inokulum
pada kuadran 2, 3, dan 4.
4. Inkubasi pada suhu 35C, 24-48 jam.
5. Perhatikan koloni yang tumbuh. Berdasarkan morfologi koloni, hitung jumlah tipe
yang berbeda.
6. Lakukan pewarnaan gram pada masing-masing tipe koloni yang berbeda.
Apabila hasilnya menunjukkan bakteri coccus gram positif, lanjutkan dengan uji
biokimia untuk identifikasi bakteri coccus (uji katalase)
membentuk koloni yang licin, bulat dan cembung pada media agar. Bakteri ini
biasanya memproduksi enzim koagulase, memfermentasi manitol, termonuklease
positif dan memfermentasi bermacam jenis gula dan membentuk asam tetapi tidak
membentuk
gas.
Karekteristik
penting
dari
Staphylococcus
aureus
adalah
PENDAHULUAN
Bakteri dapat kita jumpai di tangan kita dalam jumlah banyak, baik golongan flora normal
atau transient yang berasal dari lingkungan. Flora normal tidak berbahaya bagi tubuh kita,
sedangkan golongan transient dapat menyebabkan penyakit. Salah satu cara yang sederhana
dan efektif untuk mengurangi mikroorganisme transient penyebab penyakit adalah dengan
mencuci tangan kita.
Saat ini penggunaan hand sanitizer merupakan metode yang popular saat ini untuk
membersihkan tangan. Produk-produk tersebut sangat popular karena dapat digunakan untuk
membersihkan tangan ketika sabun, air, atau bahan pembersih lainnya tidak ditemukan.
Bahan aktif yang terdapat pada produk hand sanitizer adalah etil alcohol 62%. Eksperimen
kali ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hand sanitizer untuk menghilangkan bakteri
dari tangan.
Nutrient broth
Nutrient agar
Lidi kapas steril
Hand sanitizer
CARA KERJA
1. Celupkan lidi kapas steril pada tabung berisi nutrient broth untuk membasahi lidi
kapas. Tiriskan pada tepi tabung
2. Swab telapak tangan kiri sebagai berikut:
Mulai pada ujung distal telunjuk, swab ke arah proksimal, putar lidi kapas, dan ulangi
swab 2-3 kali. Inokulasi pada setengah bagian plate nutrient agar. Ulangi inokulasi
pada daerah plate yang sama tapi membentuk sudut 90. Putar lidi kapas dan pastikan
bahwa seluruh bagian lidi kapas sudah diinokulasi pada plate.
3. Ulangi tahap no. 2 untuk jari manis dan inokulasi pada setengah bagian plate lainnya.
4. Ambil hand sanitizer dan letakkan secukupnya pada telapak tangan kiri dan basuh
bagian dalam telapak tangan dengan kedua tangan. Lakukan sampai cairan/gel tidak
tampak dan tangan sudah kering.
5. Ambil kapas lidi steril celupkan pada tabung berisi nutrient broth. Swab telapak
tangan kiri seperti pada langkah no. 2. Lakukan pada jari tengah dan jari kelingking.
Inokulasi masing-masing pada setengah bagian plate nutrient agar.
6. Inkubasi dalam suhu 35C selama 48-72 jam
7. Amati hasil pertumbuhan koloni pada plate. Hitung jumlah total koloni pada kedua
plate, bandingkan, hitung presentase bakteri yang dibunuh hand sanitizer
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pada tabel di bawah ini catat hasil eksperimen saudara:
No
Sebelum menggunakan hand
sanitizer
1.
155
14
Cuci tangan dapat menggunakan alkohol antiseptik atau dengan air dan sabun. Cuci
tangan dengan alkohol hanya dilakukan ketika tangan sudah bersih namun
diperkirakan telah terkontaminasi dengan kuman.
Api bunsen
Ose bulat
Tabung reaksi
Pipet
Akuades steril
Gelas objek
Reagen: Hidrogen peroksida (H2O2) 3%, latex aglutinasi kits, plasma darah
CARA KERJA
1. Uji katalase
a. Metode 1: Gunakan pipet pasteur untuk meletakkan beberapa tetes hidrogen
peroksida 3% pada kultur miring di tabung. Perhatikan timbulnya gelembunggelembung, jika ditemukan hasilnya positif
b. Metode 2: Campurkan sedikit kultur bakteri dengan beberapa tetes aquades,
kemudian tambahkan hidrogen peroksida. Perhatikan timbulnya gelembung
2. Uji koagulase
Campurkan 1 ose kultur ke dalam 0.5 ml plasma kelinci pada tabung reaksi.
Inkubasi pada suhu 35C selama empat jam. Perhatikan apakah terdapat
penggumpalan plasma.
LAPORAN
1. Tulislah hasil pemeriksaan dari uji katalase dan koagulase serta istilah kolomkolom di bawah ini dengan tepat
No.
JENIS PEMERIKSAAN
TUJUAN
PRINSIP KERJA
HASIL
INTERPRETASI HASIL
Untuk
Campurkan kultur
(+)
mengidentifikasi
bakteri dengan
bakteri
PEMERIKSAAN
1.
UJI KATALASE
tambahkan H2O2
lihat apakah ada
gelembung.
Uji Katalase
Beberapa bakteri yang mempunyai flavoprotein dapat mereduksi O2 dengan
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) dan superoksida O2. Kedua bahan ini
adalah bahan toksik yang dapat merusak sel. Katalase adalah enzim yang
10
Interpretasi hasil
11
Interpretasi hasil
media yang berwarna hijau berubah menjadi biru, reaksi negatif jika tidak
ada pertumbuhan dan media tetap hijau.
e. Fermentasi Laktosa dan Gula-Gula Lainnya
- Tujuan pemeriksaan
: untuk mengidentifikasi bakteri
- Prinsip kerja
: Enzymatic Digest of Gelatin dan Ekstrak
Daging Sapi menyediakan karbon dan sumber nitrogen untuk
pertumbuhan umum mikroorganisme. Laktosa merupakan sumber
-
bakteri yang mampu memproduksi asam dari glukosa dan Methyl Red
sebagai indikator penurunan pH (pH < 4,4 = merah ; pH 5-5,8 = oranye ;
-
pH > 6 = kuning).
Prinsip kerja
12
13
LAPORAN
Nomer sampel
:-
: isolasi dilakukan
Karakterisktik kultur
: jernih
Uji koagulase
Ujia DNA-ase
: tidak dilakukan
Kesimpulan
: pewarnan gram
Nomer sampel
:-
: isolasi dilakukan
Karakterisktik kultur
: jernih
Uji koagulase
Ujia DNA-ase
: tidak dilakukan.
Kesimpulan
: pewarnaan gram
14
FUNGI
Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada umumnya tidak
motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan. Namun demikian fungi secara
fundamental dapat dibedakan dari tumbuhan karena mereka tidak
mempunyai klorofil.
Dengan demikian mereka tidak mampu melakukan proses fotosintesis menghasilkan bahan
organic dari karbondioksida dan air, sehingga mereka disebut organisme yang heterotrof.
Sifat heterotrof ini menyerupai sifat sel hewan. Fungi merupakan kingdom yang cukup besar
terdiri dari kurang lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
baik secara struktur, fisiologi maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam bentuk
kapang pada permukaan sayuran, busuk, sebagai ragi pada roti maupun sebagai cendawan
(jamur berukuran besar yang tumbuh di tanah atau pada kayu-kayu lapuk. Jadi fungi
mempunyai berbagai penampilan tergantung dari speciesnya. Telaah mengenai fungi disebut
mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani mykos yang berarti cendawan (fungi berbentuk
payung).
Berikut fungi yang dilihat pada praktikum mikrobiologi:
1. Aspergillus Sp
3. Konidiofora septat atau nonseptat, muncul dari foot cell (yaitu sel miselium yang
membengkak dan berdinding tebal).
4. Konidiofora membengkak menjadi vesekel pada ujungnya, membawa stigmata
dimana tumbuh konidia.
5. Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna.
6. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam.
7. Beberapa species tumbuh baik pada suhu 370C atau lebih.
Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik. Meskipun terdapat
lebih dari 100 spesies, hanya ada beberapa species yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia yaitu : Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang-kadang bisa juga akibat
Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang sebagian besar menginfeksi melalui jalur
pernapasan atau dengan transmisi inhalasi.
Aspergillus niger merupakan jamur yang seringkali menyebabkan penyakit pada manusia
dibandingkan dengan species Aspergillus lainnya, dimana jika sejumlah besar spora-spora
jamur ini terhisap dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius yang disebut dengan
aspergillosis. Aspergillosis sering terjadi pada para pekerja dimana terdapat debu yang
terpapar oleh spora Aspergillus. Sebagai contoh Aspergillus ditemukan pada dinding
bangunan kuno Mesir yang bisa terhirup apabila area tersebut terkena hembusan angin. A.
niger juga menjadi penyebab utama dari Otomikosis ( infeksi jamur pada organ telinga), yang
dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan pendengaran sementara, menyebabkan kerusakan
saraf, merusak kanal pada telinga, dan juga membrane timpani.
Pada beberapa orang spora dari Aspergillus fumigatus dapat menyebabkan reaksi alergi yang
biasanya dialami oleh orang-orang yang memang memiliki riwayat penyakit asma, spora ini
dapat menyebabkan batuk atau bersin dan kadang-kadang dapat menimbulkan demam yang
jika tidak ditangani dengan baik maka berpotensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada
organ paru-paru. Tetapi bukan tidak mungkin orang sehat pun dapat terjangkit karena paparan
terus-menerus dari spora jamur.
Jamur Aspergillus sp dapat menginvasi (masuk ke dalam) paru-paru dan menyebabkan
pneumonia yang serius pada orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
Kondisi ini merupakan suatu infeksi dan bukan suatu reaksi alergi.
2. Microsporum canis
16
Kingdom: Fungi
Division: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Arthrodermataceae
Genus: Microsporum
Species: Microsporum canis
Microsporum canis memiliki konidia yang besar, berdinding kasar, multiseluler, berbentuk
kumparan, dan terbentuk pada ujung-ujung hifa. Spesies ini banyak membentuk
makrokonidia yang terdiri dari 8-15 sel, berdinding tebal, dan seringkali memiliki ujungujung yang berduri. Pigmen kuning jingga terbentuk pada sisi berlawanan dari koloni.
Dalam reproduksi aseksual, Microsporum canis menggunakan konidia yang disebut juga
mitospora. Konidia ini memiliki satu nukleus dan dapat disebarkan oleh angin, air, dan
hewan. Konidia ini dibentuk oleh konidiospora. Cara perkembangan ini paling dominan
dan berlangsung secara cepat. Sementara pada reproduksi seksualnya, Microsporum canis
menggunakan askus yang sering disebut askospora. Alat perkembangbiakan inilah yang
membedakan dengan yang lain. Askus adalah pembuluh berbentuk tabung yang
mengandung meiosporangium yang merupakan spora seksual yang diproduksi secara
17
meiosis. Yang terjadi pada reproduksinya adalah bertemunya hifa, kemudian terjadi
pertukaran materi genetik yang diberikan oleh entheridium dan arkegonium masingmasing separuhnya. Peristiwa ini disebut dikariofase.
3. Microsporum gypseum
Kingdom: Fungi
Division: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Arthrodermataceae
Genus: Microsporum
Species: Microsporum gypseum
Microsporum gypseum merupakan penyebab penyakit kulit, pemakan zat tanduk atau
keratin, serta merusak kuku dan rambut. Jamur microsporum gypseum dapat ditularkan
secara langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambutrambut yang
mengandung jamur baik dari manusia, binatang atau dari tanah. Disamping cara penularan
tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari
beberapa
faktor:
18
Pada media Sabouraud agar, pertumbuhan bakteri bisa lambat atau cepat pada suhu 25 0C,
memiliki diameter koloni yang bervariasi antara 1 sampai 9 cm setelah 7 hari diinkubasi.
M gypseum menghasilkan koloni seperti bubuk berwarna coklat dan mikrokonidia dalam
jumlah banyak yang berdinding tipis, bersel empat sampai enam.
4. Penicillium
Kingdom : Fungi
Division: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Trichocomaceae
Genus: Penicillium adalah
Species : Penicillium Sp.
19
Penicillium sp. genus fungi dari ordeo Hypomycetes, filum Ascomycota.. Penicillium sp.
memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium.konidium
berbeda dengan sporangium karena tidak memiliki selubung pelindung. Tangkai konidium
disebut konidiofor dan spora yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki
cabang-cabang yang disebut phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan
dari phialides yang merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut
sterigma. Beberapa jenis Penicilium sp. Adalah P. Notatum yang digunakan sebagai
produsen antibiotik dan P. Camembertii untuk produksi keju biru.
Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah :
1. Hifa septat, misellium bercabang, biasanya tidak berwarna.
2. Konidiofora septat dan muncul diatas permukaan, berasal dari hifa di bawah
permukaan, bercabang, atau tidak bercabang.
3. Kepala membawa spora seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida dalam kelompok.
4. Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata.
5. Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan
atau kecoklatan.
5. Trhicophyton mentagrophytesi
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class
: Euascomycetes
Order
: Onygenales
20
Family
: Arthrodermataceae
Genus
: Trichophyton
Spesies
: Trichophyton mentagrophytes
6. Trichophyton rubrum
21
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Family : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Species
: Trichophyton rubrum
Pada jamur ini, mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling banyak. Mikrokonidia
berdinding halus, berbentuk tetesan air mata sepanjang sisi- sisi hifa, pada beberapa strain
terdapat banyak mikrokonidia bentuk ini. Koloni sering menghasilkan warna merah pada
sisi yang sebaliknya. Beberapa strain dari T. rubrum telah dibedakan yaitu : T. rubrum
berbulu halus dan T. rubrum tipe granuler. T. rubrum berbulu halus memiliki karakteristik
yaitu produksi mikrokonidia yang jumlahnya sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak
mempunyai makrokonidia. Sedangkan karakteristik
22
23