You are on page 1of 23

ISOLASI BAKTERI PADA KULIT

PENDAHULUAN
Beberapa lokasi pada tubuh kita termasuk pada kulit terdapat populasi flora normal. Di kulit
umumnya dijumpai bakteri coccus gram positif termasuk Staohylococcus epidermidis yang
non-pathogen. Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada membran mukosa nasal,
tetapi dapat berpindah ke kulit sebagai flora transient. Staphylococcus aureus merupakan
bakteri pathogen karena dapat menyebabkan berbagai macam infeksi kulit.

ALAT DAN BAHAN

Ose bulat
Nutrient broth
Nutrient agar
Lidi kapas steril

CARA KERJA
1. Basahi lidi kapas steril dengan mencelupkan pada tabung berisi nutrient broth.
Tiriskan pada bagian sisi tabung.
2. Tentukan lokasi yang akan diperiksa (tangan, kaki, atau wajah), lakukan swab pada
bagian kulit.
3. Inokulasi pada petri pada kuadran 1. Gunakan ose steril untuk menyebarkan inokulum
pada kuadran 2, 3, dan 4.
4. Inkubasi pada suhu 35C, 24-48 jam.
5. Perhatikan koloni yang tumbuh. Berdasarkan morfologi koloni, hitung jumlah tipe
yang berbeda.
6. Lakukan pewarnaan gram pada masing-masing tipe koloni yang berbeda.
Apabila hasilnya menunjukkan bakteri coccus gram positif, lanjutkan dengan uji
biokimia untuk identifikasi bakteri coccus (uji katalase)

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Gambarkan morfologi koloni

Jumlah koloni berbeda


: 85 koloni
Morfologi masing-masing koloni
:
- Ukuran: moderat/sedang dan besar
- Pigmentasi: putih
- Form: sirkuler/bulat bertepi
2

- Margin: serrate/tepi bergerigi


- Elevasi: umbonate
2. Hasil pewarnaan gram
: bakteri gram positif basil
3. Sebutkan flora normal yang terdapat pada kulit!
- Staphylococcus epidermidis
- Staphylococcus aureus (dalam jumlah sedikit)
- Spesies propionibakterium
- Spesies peptostreptokokus
- Difteroid
Bakteri adalah mikroorganisme yang tidak memiliki membran inti (prokariota), tidak
memiliki organel bermembran, dan materi asam nukleatnya berupa plasmid. Bakteri
memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral. Bakteri termasuk
organisme yang mempunyai kemampuan menguraikan bahan organik menjadi unsur
anorganik sederhana yang bisa dimanfaatkan organisme produsen dalam proses
fotosintesis. Ketika ditumbuhkan pada media, misalnya agar plate, bakteri akan
membentuk koloni. Koloni inilah yang memudahkan kita dalam melakukan
pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh dua macam koloni yang berbeda pada
isolasi bakteri yang berasal dari lipatan kulit telapak tangan. Masing-masing
dibedakan oleh:
- Ukuran koloni
- Bentuk koloni
- Warna koloni
- Elevasi koloni
- Tepian koloni
Setelah diinkubasi pada suhu 350C selama 24-48 jam, terlihat adanya 85 morfologi
koloni. Dimana salah satu koloninya berbentuk moderat berwarna putih dengan tepian
bulat bertepi dengan tepian bergerigi, serta elevasinya umbonate atau cembung bagian
tengah agak menonjol.
Kemudian setelah itu dilakukan pewarnaan gram, dimana hasilnya adalah bakteri
gram positif basil. Flora normal dengan bentuk kokus gram (+) adalah Staphylococcus
aureus. Staphylococcus aureus bersifat katalase positif, anaerob fakultatif, dan
3

membentuk koloni yang licin, bulat dan cembung pada media agar. Bakteri ini
biasanya memproduksi enzim koagulase, memfermentasi manitol, termonuklease
positif dan memfermentasi bermacam jenis gula dan membentuk asam tetapi tidak
membentuk

gas.

Karekteristik

penting

dari

Staphylococcus

aureus

adalah

pembentukan pigmen koloni yang umumnya berwarna kuning keemasan, dan


betahemolisis positif pada blood agar. Sementara yang membedakan antara
Staphylococcus aureus dengan Staphylococcus epidermidis adalah kemampuannya
memproduksi nuklease tahan panas. Enzim ini sangat unik sehingga dapat
membedakan nuklease yang diproduksi oleh Staphylococcus epidermidis.
Keduanya merupakan flora mikroba normal, jika masih dalam jumlah yang sedikit.
Istilah flora mikroba normal menunjukkan populasi mikroorganisme yang hidup di
kulit dan membran mukosa orang normal yang sehat. Keberadaan flora virus normal
pada manusia masih diragukan.

UJI EFEKTIVITAS HAND SANITIZER

PENDAHULUAN
Bakteri dapat kita jumpai di tangan kita dalam jumlah banyak, baik golongan flora normal
atau transient yang berasal dari lingkungan. Flora normal tidak berbahaya bagi tubuh kita,
sedangkan golongan transient dapat menyebabkan penyakit. Salah satu cara yang sederhana
dan efektif untuk mengurangi mikroorganisme transient penyebab penyakit adalah dengan
mencuci tangan kita.
Saat ini penggunaan hand sanitizer merupakan metode yang popular saat ini untuk
membersihkan tangan. Produk-produk tersebut sangat popular karena dapat digunakan untuk
membersihkan tangan ketika sabun, air, atau bahan pembersih lainnya tidak ditemukan.
Bahan aktif yang terdapat pada produk hand sanitizer adalah etil alcohol 62%. Eksperimen
kali ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hand sanitizer untuk menghilangkan bakteri
dari tangan.

ALAT DAN BAHAN

Nutrient broth
Nutrient agar
Lidi kapas steril
Hand sanitizer

CARA KERJA
1. Celupkan lidi kapas steril pada tabung berisi nutrient broth untuk membasahi lidi
kapas. Tiriskan pada tepi tabung
2. Swab telapak tangan kiri sebagai berikut:
Mulai pada ujung distal telunjuk, swab ke arah proksimal, putar lidi kapas, dan ulangi
swab 2-3 kali. Inokulasi pada setengah bagian plate nutrient agar. Ulangi inokulasi
pada daerah plate yang sama tapi membentuk sudut 90. Putar lidi kapas dan pastikan
bahwa seluruh bagian lidi kapas sudah diinokulasi pada plate.
3. Ulangi tahap no. 2 untuk jari manis dan inokulasi pada setengah bagian plate lainnya.

4. Ambil hand sanitizer dan letakkan secukupnya pada telapak tangan kiri dan basuh
bagian dalam telapak tangan dengan kedua tangan. Lakukan sampai cairan/gel tidak
tampak dan tangan sudah kering.
5. Ambil kapas lidi steril celupkan pada tabung berisi nutrient broth. Swab telapak
tangan kiri seperti pada langkah no. 2. Lakukan pada jari tengah dan jari kelingking.
Inokulasi masing-masing pada setengah bagian plate nutrient agar.
6. Inkubasi dalam suhu 35C selama 48-72 jam
7. Amati hasil pertumbuhan koloni pada plate. Hitung jumlah total koloni pada kedua
plate, bandingkan, hitung presentase bakteri yang dibunuh hand sanitizer
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pada tabel di bawah ini catat hasil eksperimen saudara:
No
Sebelum menggunakan hand

Jumlah koloni total


Setelah menggunakan hand sanitizer

sanitizer
1.

155

14

Sebelum cuci tangan:

Setelah cuci tangan:

2. Hitung rata-rata presentase pengurangan jumlah bakteri pada tangan!


155-14 = 141
141
100 =91
155
3. Apakah hand sanitizer menghilangkan sebagian besar bakteri pada tangan saudara?
Apakah pemakaian hand sanitizer bermanfaat?
Selisih bakteri pada penggunaan hand sanitizer cukup banyak. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan hand sanitizer cukup bermanfaat.
Ada berbagai upaya untuk mengendalikan penularan penyakit di rumah sakit. Salah
satu cara yang sudah dilakukan adalah dengan adanya cuci tangan. Tangan dokter dan
perawat memang rawan menjadi media kuman untuk menularkan kepada orang lain
atau pada diri sendiri. Ketika dokter sakit, ia bisa menularkan sakitnya ke pasien yang
diperiksa melalui tangannya, begitupun sebaliknya. Atau seorang pasien bisa tertular
penyakit dari pasien lain dengan perantara kedua tangan dokter.
Lima momen cuci tangan berdasarkan WHO:
- Sebelum kontak dengan pasien
- Sebelum tindakan aseptik
- Setelah terkena cairan tubuh pasien
- Setelah kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan pasien
7

Cuci tangan dapat menggunakan alkohol antiseptik atau dengan air dan sabun. Cuci
tangan dengan alkohol hanya dilakukan ketika tangan sudah bersih namun
diperkirakan telah terkontaminasi dengan kuman.

UJI BIOKIMIA UNTUK MENGIDENTIFIKASI BAKTERI


PENDAHULUAN
Meskipun kultur dan teknik pewarnaan bakteri dapat memberikan informasi penting
dalam pemeriksaan, namun kedua teknik tersebut tidak cukup untuk memberikan
informasi yang lengkap dalam identifikasi bakteri. Hasil kultur dan pewarnaan harus
dikombinasikan dengan hasil uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri secara tepat.
Uji biokimia bertujuan untuk melihat kemampuan metabolik isolat bakteri. Setelah
sejumlah uji biokimia dilakukan, kombinasi hasilnya akan memperlihatkan pola
biokimia untuk suatu isolat, yang menunjukkan kekhasan satu dengan yang lainnya.
Terdapat banyak uji biokimia digunakan di laboratorium Mikrobiologi, yang sering
digunakan antara lain:
1. Uji katalase
2. Uji koagulase
3. Produksi H2S
4. Produksi indol
5. Fermentasi laktosa dan gula-gula lainnya
6. Uji Methyl Red
7. Uji Citrat
Pada praktikum ini akan dilakukan uji katalase dan koagulase dari hasil kultur bakteri.
ALAT DAN BAHAN

Api bunsen
Ose bulat
Tabung reaksi
Pipet
Akuades steril
Gelas objek
Reagen: Hidrogen peroksida (H2O2) 3%, latex aglutinasi kits, plasma darah

CARA KERJA
1. Uji katalase
a. Metode 1: Gunakan pipet pasteur untuk meletakkan beberapa tetes hidrogen
peroksida 3% pada kultur miring di tabung. Perhatikan timbulnya gelembunggelembung, jika ditemukan hasilnya positif
b. Metode 2: Campurkan sedikit kultur bakteri dengan beberapa tetes aquades,
kemudian tambahkan hidrogen peroksida. Perhatikan timbulnya gelembung
2. Uji koagulase

Campurkan 1 ose kultur ke dalam 0.5 ml plasma kelinci pada tabung reaksi.
Inkubasi pada suhu 35C selama empat jam. Perhatikan apakah terdapat
penggumpalan plasma.
LAPORAN
1. Tulislah hasil pemeriksaan dari uji katalase dan koagulase serta istilah kolomkolom di bawah ini dengan tepat
No.

JENIS PEMERIKSAAN

TUJUAN

PRINSIP KERJA

HASIL

INTERPRETASI HASIL

Untuk

Campurkan kultur

(+)

Baik, karena ada

mengidentifikasi

bakteri dengan

bakteri

sedikit aquades, lalu

PEMERIKSAAN
1.

UJI KATALASE

gelembung yang timbul

tambahkan H2O2
lihat apakah ada
gelembung.

Uji Katalase
Beberapa bakteri yang mempunyai flavoprotein dapat mereduksi O2 dengan
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) dan superoksida O2. Kedua bahan ini
adalah bahan toksik yang dapat merusak sel. Katalase adalah enzim yang
10

memecah H2O2. Uji katalase digunakan untuk mengidentifikasi kelompok bakteri


berbentuk kokus, dalam membedakan Staphyllococcus dan Streptococcus.
Kelompok Streptococcus, hasil (-)
Kelompok Staphyllococcus hasil (+)
Penentuan adanya katalase ini terlihat dari ada atau tidaknya gelembung pada
koloni.
2. Jenis pemeriksaan biokimia lain untuk mengidentifikasi bakteri:
a. Uji Koagulase
- Tujuan pemeriksaan
: untuk mengidentifikasi bakteri
-

Staphylococcus, S. Aureus, S. Epidermidis


Prinsip kerja
: campurkan kultur dengan sedikit plasma
kelinci. Lalu inkubasi selama 4 jam pada suhu 35 .

Interpretasi hasil

: ada atau tidaknya penggumpalan plasma, hasil

positif untuk Staphylococcus dan S. Aureus. Hasil negatif untuk S.


Epidermidis.
b. Produksi H2S
- Tujuan pemeriksaan
- Prinsip kerja

: untuk mengidentifikasi bakteri


: memasukkan indikator H2S ke dalam kultur,

lalu diinkubasi selama 18 jam pada suhu 37 .


- Interpretasi hasil
c. Produksi Indol
- Tujuan pemeriksaan
-

: warna menjadi hitam


: untuk mengidentifikasi bakteri yang dapat atau

tidak menghasilkan indol.


Prinsip kerja
: inokulasikan kultur sangkaan ke Tryptone
broth lalu inkubasi pada suhu 35C selama 24 jam, lalu ditambahkan

reagen Kovacs sebesar 0.2-0.3ml


Interpretasi hasil
: Jika terbentuk cincin merah pada bagian atas
tabung maka bakteri dapat memproduksi indol (indol positif) dan bila
terbentuk cincin kuning maka disimpulkan sebagai indol negatif.Jika
kultur dugaan adalah E. coli maka seharusnya menunjukkan hasil positif
dan sel berbentuk batang pendek. Gunakan kultur Bacillus subtilis sebagai

kontrol negatif dan kultur E. coli sebagai kontrol positif.


d. Uji Citrat
- Tujuan pemeriksaan
: untuk membedakan mana bakteri yang
-

menggunakan citrat untuk nutrisinya dan mana bakteri yang bukan.


Prinsip kerja
: Inokulasikan kultur sangkaan ke medium
Simmon Citrate (SC) agar lalu inkubasi pada 35 oC selama 962jam.

11

Interpretasi hasil

: Reaksi positif jika terdapat pertumbuhan

media yang berwarna hijau berubah menjadi biru, reaksi negatif jika tidak
ada pertumbuhan dan media tetap hijau.
e. Fermentasi Laktosa dan Gula-Gula Lainnya
- Tujuan pemeriksaan
: untuk mengidentifikasi bakteri
- Prinsip kerja
: Enzymatic Digest of Gelatin dan Ekstrak
Daging Sapi menyediakan karbon dan sumber nitrogen untuk
pertumbuhan umum mikroorganisme. Laktosa merupakan sumber
-

karbohidrat. Fermentasi laktosa ditunjukkan oleh produksi gas.


Interpretasi hasil
: Terdapat produksi gas pada kultur.

f. Uji Methyl Red


- Tujuan pemeriksaan

: untuk mengidentifikasi bakteri, membedakan

bakteri yang mampu memproduksi asam dari glukosa dan Methyl Red
sebagai indikator penurunan pH (pH < 4,4 = merah ; pH 5-5,8 = oranye ;
-

pH > 6 = kuning).
Prinsip kerja

: Inokulasikan kultur sangkaan ke MR-VP broth

lalu inkubasi pada 35 oC selama 482 jam. Tambahkan 5 tetes larutan


Methyl Red ke dalam tabung. Jika kultur dugaan adalah E. coli maka
seharusnya menunjukkan hasil positif. Gunakan kultur Enterobacter spp.
-

sebagai kontrol negatif dan kultur E. coli sebagai kontrol positif.


Interpretasi hasil
: Jika kultur dugaan adalah E. coli maka
seharusnya menunjukkan hasil positif.

12

IDENTIFIKASI BAKTERI COCUS

13

LAPORAN
Nomer sampel

:-

Hasil pewarnaan Gram langsung dari : tidak dilakukan pewarnaan gram


Isolate

: isolasi dilakukan

Karakterisktik kultur

: jernih

Hasil pewarnaan Gram langsung dari : tidak dilakukan pewarnaan gram


Uji katalase

: ditemukan adanya gelembung udara

Uji koagulase

: ditemukan adanya penggumpalan plasma

Ujia DNA-ase

: tidak dilakukan

Kesimpulan

: merupakan positif bakteri staphylococcus

Pemeriksaan lain yang diperlukan

: pewarnan gram

Nomer sampel

:-

Hasil pewarnaan Gram langsung dari : tidak dilakukan pewarnaan gram


Isolate

: isolasi dilakukan

Karakterisktik kultur

: jernih

Hasil pewarnaan Gram langsung dari : tidak dilakukan pewarnaan gram


Uji katalase

: ditemukan adanya gelembung udara

Uji koagulase

: ditemukan adanya penggumpalan plasma

Ujia DNA-ase

: tidak dilakukan.

Kesimpulan

: merupakan positif bakteri staphylococcus

Pemeriksaan lain yang diperlukan

: pewarnaan gram
14

FUNGI

Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada umumnya tidak
motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan. Namun demikian fungi secara
fundamental dapat dibedakan dari tumbuhan karena mereka tidak

mempunyai klorofil.

Dengan demikian mereka tidak mampu melakukan proses fotosintesis menghasilkan bahan
organic dari karbondioksida dan air, sehingga mereka disebut organisme yang heterotrof.
Sifat heterotrof ini menyerupai sifat sel hewan. Fungi merupakan kingdom yang cukup besar
terdiri dari kurang lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
baik secara struktur, fisiologi maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam bentuk
kapang pada permukaan sayuran, busuk, sebagai ragi pada roti maupun sebagai cendawan
(jamur berukuran besar yang tumbuh di tanah atau pada kayu-kayu lapuk. Jadi fungi
mempunyai berbagai penampilan tergantung dari speciesnya. Telaah mengenai fungi disebut
mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani mykos yang berarti cendawan (fungi berbentuk
payung).
Berikut fungi yang dilihat pada praktikum mikrobiologi:
1. Aspergillus Sp

Ciri-ciri Aspergillus adalah :


1. Hifa septat dan misellium bercabang, biasanya tidak berwarna.
2. Koloni kompak.
15

3. Konidiofora septat atau nonseptat, muncul dari foot cell (yaitu sel miselium yang
membengkak dan berdinding tebal).
4. Konidiofora membengkak menjadi vesekel pada ujungnya, membawa stigmata
dimana tumbuh konidia.
5. Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna.
6. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam.
7. Beberapa species tumbuh baik pada suhu 370C atau lebih.
Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik. Meskipun terdapat
lebih dari 100 spesies, hanya ada beberapa species yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia yaitu : Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang-kadang bisa juga akibat
Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang sebagian besar menginfeksi melalui jalur
pernapasan atau dengan transmisi inhalasi.
Aspergillus niger merupakan jamur yang seringkali menyebabkan penyakit pada manusia
dibandingkan dengan species Aspergillus lainnya, dimana jika sejumlah besar spora-spora
jamur ini terhisap dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius yang disebut dengan
aspergillosis. Aspergillosis sering terjadi pada para pekerja dimana terdapat debu yang
terpapar oleh spora Aspergillus. Sebagai contoh Aspergillus ditemukan pada dinding
bangunan kuno Mesir yang bisa terhirup apabila area tersebut terkena hembusan angin. A.
niger juga menjadi penyebab utama dari Otomikosis ( infeksi jamur pada organ telinga), yang
dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan pendengaran sementara, menyebabkan kerusakan
saraf, merusak kanal pada telinga, dan juga membrane timpani.
Pada beberapa orang spora dari Aspergillus fumigatus dapat menyebabkan reaksi alergi yang
biasanya dialami oleh orang-orang yang memang memiliki riwayat penyakit asma, spora ini
dapat menyebabkan batuk atau bersin dan kadang-kadang dapat menimbulkan demam yang
jika tidak ditangani dengan baik maka berpotensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada
organ paru-paru. Tetapi bukan tidak mungkin orang sehat pun dapat terjangkit karena paparan
terus-menerus dari spora jamur.
Jamur Aspergillus sp dapat menginvasi (masuk ke dalam) paru-paru dan menyebabkan
pneumonia yang serius pada orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
Kondisi ini merupakan suatu infeksi dan bukan suatu reaksi alergi.

2. Microsporum canis
16

Kingdom: Fungi
Division: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Arthrodermataceae
Genus: Microsporum
Species: Microsporum canis
Microsporum canis memiliki konidia yang besar, berdinding kasar, multiseluler, berbentuk
kumparan, dan terbentuk pada ujung-ujung hifa. Spesies ini banyak membentuk
makrokonidia yang terdiri dari 8-15 sel, berdinding tebal, dan seringkali memiliki ujungujung yang berduri. Pigmen kuning jingga terbentuk pada sisi berlawanan dari koloni.
Dalam reproduksi aseksual, Microsporum canis menggunakan konidia yang disebut juga
mitospora. Konidia ini memiliki satu nukleus dan dapat disebarkan oleh angin, air, dan
hewan. Konidia ini dibentuk oleh konidiospora. Cara perkembangan ini paling dominan
dan berlangsung secara cepat. Sementara pada reproduksi seksualnya, Microsporum canis
menggunakan askus yang sering disebut askospora. Alat perkembangbiakan inilah yang
membedakan dengan yang lain. Askus adalah pembuluh berbentuk tabung yang
mengandung meiosporangium yang merupakan spora seksual yang diproduksi secara
17

meiosis. Yang terjadi pada reproduksinya adalah bertemunya hifa, kemudian terjadi
pertukaran materi genetik yang diberikan oleh entheridium dan arkegonium masingmasing separuhnya. Peristiwa ini disebut dikariofase.

3. Microsporum gypseum

Kingdom: Fungi
Division: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Arthrodermataceae
Genus: Microsporum
Species: Microsporum gypseum
Microsporum gypseum merupakan penyebab penyakit kulit, pemakan zat tanduk atau
keratin, serta merusak kuku dan rambut. Jamur microsporum gypseum dapat ditularkan
secara langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambutrambut yang
mengandung jamur baik dari manusia, binatang atau dari tanah. Disamping cara penularan
tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari

beberapa

faktor:
18

Faktor virulensi dari dermatofita


Faktor trauma
Faktor-suhu dan kelembaban
Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor umur dan jenis kelamin

Pada media Sabouraud agar, pertumbuhan bakteri bisa lambat atau cepat pada suhu 25 0C,
memiliki diameter koloni yang bervariasi antara 1 sampai 9 cm setelah 7 hari diinkubasi.
M gypseum menghasilkan koloni seperti bubuk berwarna coklat dan mikrokonidia dalam
jumlah banyak yang berdinding tipis, bersel empat sampai enam.

4. Penicillium

Kingdom : Fungi
Division: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Trichocomaceae
Genus: Penicillium adalah
Species : Penicillium Sp.

19

Penicillium sp. genus fungi dari ordeo Hypomycetes, filum Ascomycota.. Penicillium sp.
memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium.konidium
berbeda dengan sporangium karena tidak memiliki selubung pelindung. Tangkai konidium
disebut konidiofor dan spora yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki
cabang-cabang yang disebut phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan
dari phialides yang merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut
sterigma. Beberapa jenis Penicilium sp. Adalah P. Notatum yang digunakan sebagai
produsen antibiotik dan P. Camembertii untuk produksi keju biru.
Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah :
1. Hifa septat, misellium bercabang, biasanya tidak berwarna.
2. Konidiofora septat dan muncul diatas permukaan, berasal dari hifa di bawah
permukaan, bercabang, atau tidak bercabang.
3. Kepala membawa spora seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida dalam kelompok.
4. Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata.
5. Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan
atau kecoklatan.

5. Trhicophyton mentagrophytesi

Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class

: Euascomycetes

Order

: Onygenales
20

Family

: Arthrodermataceae

Genus

: Trichophyton

Spesies

: Trichophyton mentagrophytes

Bentuk makroskopis Trichophyton mentagrophytes adalah merupakan tenunan lilin, berwarna


putih sampai putih kekuningan yang agak terang atau berwarna violet merah. Kadang bahkan
berwarna pucat kekuningan dan coklat.
Karakter dari jamur: merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang menggunakan
keratin sebagai nutrisinya. Keratin adalah protein utama dalam kulit, rambut dan kuku.
Athletes foot terjadi ketika jenis jamur tumbuh dan menggandakan diri pada kaki, terutama
pada jari kaki, dan sedikit darinya menyerang tangan. Jamur ini (Trichophyton
mentagrophytes) tumbuh dengan subur di area yang hangat dan lembab. Hal tersebut menjadi
lazim apabila kita memakai sepatu berbahan platik atau berkeringat banyak. Athletes foot
menular lewat kontak langsung atau hubungan dengan materi seperti sepatu, kaus kaki, atau
permukaan kolam.
Athletes foot adalah suatu infeksi/peradangan yang berhubungan dengan kaki disebabkan
oleh jamur. Istilah medisnya adalah tinea pedis. Penyakit tinea pedis disebabkan oleh hifa
yang menyerang kulit pada jari kaki dan menyebabkannya jadi kering dan kawasan lesion
yang bersisik. Lesion membesar bergantung kepada kelembapan. Seterusnya kulit akan
merekah, pucat dan terdapat jangkitan sekunder dari bakteria yang menyebabkan gatal-gatal,
lembap dan kawasan putih terbentuk di antara jari-jari kaki. Kulat yang menyebabkan
Athlelet s foot berupaya tersebar di persekitaran. Ia menjangkiti tisu apabila sistem badan
tidak dapat melawannya. Pencegahan athletes foot bergantung kepada keseimbangan
kesihatan, kebersihan, kaki yang kering; faktor2 ini dapat menghalang kulat dari menumpang
pada bagian badan. Agen antifungus seperti miconazole, biasanya efektif dalam menangani
masalah ini.

6. Trichophyton rubrum

21

Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Family : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Species

: Trichophyton rubrum

Pada jamur ini, mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling banyak. Mikrokonidia
berdinding halus, berbentuk tetesan air mata sepanjang sisi- sisi hifa, pada beberapa strain
terdapat banyak mikrokonidia bentuk ini. Koloni sering menghasilkan warna merah pada
sisi yang sebaliknya. Beberapa strain dari T. rubrum telah dibedakan yaitu : T. rubrum
berbulu halus dan T. rubrum tipe granuler. T. rubrum berbulu halus memiliki karakteristik
yaitu produksi mikrokonidia yang jumlahnya sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak
mempunyai makrokonidia. Sedangkan karakteristik

T. rubrum tipe granuler yaitu

produksi mikrokonidia dan makrokonidia yang jumlahnya sangat banyak. Mikrokonidia


berbentuk clavate dan pyriform, makrokonidia berdinding tipis, dan berbentuk seperti
cerutu. T. rubrum berbulu halus adalah strain jamur yang paling banyak menginfeksi
manusia. Strain ini dapat menyebabkan infeksi kronis

22

23

You might also like