You are on page 1of 4

PENDAHULUAN

Latar belakang .
AIDS (acquired Immunodeficiency syndrome) adalah suatu kumpulan gejala penyakit
kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan..
Penyebab penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk
family retroviridae (Widoyono, 2011).
Penyakit ini memerlukan berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh seperti darah,
cairan genitalia, dan ASI. Virus terdapat juga dalam saliva, air mata, dan urin (sangat rendah).
HIV tidak dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah disunatkan memiliki
risiko HIV yang lebih kecil dibandingkan dengan pria yang tidak disunat.
Selain melalui cairan tubuh, HIV jiga ditularkan melalui:
1. Ibu hamil
a. Secara intrauterine, intarapartum, dan pastpartum(ASI).
b. Angka transmisi mencapai 20-50%.
c. Angka transmisi melalui ASI dilaporkan lebih 1/3.
d. Laporan lain menyatakan resiko penularan melalui ASI adalah 11-29%.
e. Sebuah studi meta-analisis prosprektif yang melibatkan penelitian pada dua kelompok
ibu, yaitu kelompok ibu yang menyusui sejak kelahiran bayi dan kelompok ibu yang
menyusui setelah beberapa waktu usia bayinya, melaporkan bahwa angka penularan
HIV pada bayi yang belum disusui adalah 12% (yang diperoleh dari penularan
melalui mekanisme kehamilan dan persalinan), dan angka penularan HIV meningkat
menjadi 29% setelah bayinya disusui.
Bayi normal dengan ibu HIV bisa memperoleh antibody HIV dari ibunya selama 615 bulan.
2. Jarum suntik
a. Prevalensi 5-10%
b. Penularan HIV pada anak dan remaja biasanya melalui jarum suntik karena
penyalahgunaan obat.
c. Diantara tahanan (tersangka atau terdakwa perdana) dewasa, penguna obat suntik di
Jakarta sebanyak 40% terinfeksi HIV, di Bogor 25%, dan di Bali 53%.
3. Transfusi Darah
a. Resiko penularan sebesar 90%
b. Prevalensi 3- 5 %
4. Hubungan Seksual
a. Prevalensi 70 80 %.
b. Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali hubungan intim

c. Modal penularan ini adalah yang tersering di dunia. Akhir akhir ini dengan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan kondom, maka penularan
melalui jalur ini cenderung menurun dan digantikan oleh penularan melalui jalur
penasun ( penggunaan narkoba suntik)

Setelah virus tersebut masuk dengan cara-cara diatas, kemudiaan proses infeksi
dimulai saat HIV terikat dengan sejenis protein permukaan sel inang ( misalnya sel
Limfosit-T) atau berkurangnya nilai CD4 ddalam tubuh manusia. Kemudiaan , Virus
masuk kedalam sel inang dan melalui memperbanyak diri. Virus yang baru saja terbentuk
di dalam sel inang akan mengancurkan sel inang dan muai menyrang sel-sel lain di dalam
tubuh manusia, setelah itu sel-sel yang telah terinfeksi akan mati dan ada pula yang akan
memproduksi virus-virus baru dalam kurung waktu yang lama. Dapat disimpulkan bahwa
lama kelamaan kekebalan tubuh akan habis dan jumlah virus sangat banyak atau
meningkat. Gejala-gejala klinis dari HIV/AIDS adalah sebagai berikut :
a. Masa inkubasi 6 bulan sampai 5 tahun
b. Window period selama 6-8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudah terinfeksi HIV tetapi
belum terdekteksi oleh pemeriksaan laboratorium.
c. Seseorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun. Jika tidak diobati, maka
penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS.
d. Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti :
1. Diare kronis
2. Kandidiasis mulut yang luas
3. Peniomositis careen
4. Pneumonia interstisialis limfositik
5. Esofalopati kronik.

Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak
Negara di seluruh dunia, UNAIDS, Badan WHO yang mengurusi masalah AIDS,
memperkirakan jumlah odha di seluruh dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta orang.
Saat ini tidak ada Negara yang terbebas dari HIV/AIDS. HIV/AIDS menyebabkan berbagai
krisis secara bersamaan, menyebabkan krisis kesehatan, krisis pembangunan Negara, krisis
ekonomi, pendidikan dan juga krisis kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS menyebabkan
krisis multidemensi. Sebagai krisis kesehatan, AIDS memerlukan respons dari masyarakat dan
memerlukan layanan pengobatan dan memerlukan layanan pengobatan dan perwatan untuk
individu yang terinfeksi HIV. (Djoerban dan Djauzi,2009)

Berdasarkan data Depkes RI dari 1 April 1987 hingga 30 Desember 2010 jumlajh kasus
AIDS adalah 24131 dan jumlah kematian akibat AIDS adalah sebanyak 4539. Jumlah terbanyak
pada penderita laki-laki yaitu sebanyak 17628 dan 6416 pada perempuan dengan penyebaran
tinggi melalui heteroseksual (Alagapan, 2011)
Menurut Depkes Sumatera Utara menduduki peringkat ke-9 dari 33 provinsi di Indonesia,
dimana terdapat 507 kasus AIDS dan 94 kematian disebakan AIDS telah dilaporkan hingga
Desember 2010 . Diambil data VCT pusyansus RSUP H.Adam Malik Medan, jumlah penderita
HIV/AIDS tahun 2008 ditemukan 403 kasus, tahun 2009 ditemukan 528 kasus, untuk tahun 2010
ditemukan 2366 kasus, dan untuk tahun 2011 ditemukan 2982 kasus (Alagapan, 2011)
Tingginya prevalensi AIDS diatas juga disebabkan oleh beberapa faktor (predisposisi)
yang mempengaruhi yaitu:

HIV sangat mudah berubah- ubah sesuai dengan lingkungannya, oleh karena itu obat dan

vaksin susah untuk di buat


Bagian tubuh yang diserang HIV adalah sistem yang menyerang kekebalan tubuh, yang

menyebabkan kekebalan tubuh manusia menjadi lumpuh dengan segala akibatnya.


Mortalitas penyakit yang sangat tinggi. Jika sudah dinyatakan AIDS positif, dalam waktu

5 tahun penderita akan meninggal.


Transfortasi dan mobilisasi penduduk akan mempermudah penularan PMS.
Ekonomi sangat besar pengaruhnya.
Usia penderita biasanya banyak menyarang usia muda, produktif sehingga berpengaruh

pada berkurangnya usaha kerja.


Moderenisasi dan urbanisasi banyak berpengaruh.
Penyimpangan prilaku seksual ( banyak berpengaruh).
Penyalahgunaan obat obat terlarang ( narkoba)
Industrialisasi (banyak pengaruh)
Adat istiadat dan agama (banyak berpengaruh)

Sebanyak 50,7% kasus AIDS dari tahun 1987 hingga September 2010, terjadi pada
remaja yang berusia 15-29 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Data ini secara jelas
memberi gambaran bahwa, remaja memerlukan edukasi dan penyuluhan yang benar tentang
penyakit ini supaya tidak terinfeksi HIV.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolesence) adalah mereka yang
berusia 10-19 tahun . UNFPA menyatakan remaja aktif secara seksual dan mereka sering kali
kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi, keterampilan

menegosiasikan

hubungan seksual dan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, sehingga mereka rentan
terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti HIV/AIDS faktor lainnya yaitu banyak diantara
remaja yang kurang atau tidak memiliki hubungan yang stabil dengan orang tuanya maupun
dengan orang dewasa lainnya. Mereka lebih senang berbicara dengan sahabat karib tentang
masalah-masalah kesehatan reproduksi yang menjadi perhatian mereka. Apabila terjadi
kecenderungan ke arah penarikan diri, sangat mungkin terjadi tindakan irasional (alagapan,
2011).
Menurut hasil survei yang telah dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional di 33 provinsi pada tahun 2008, sebanyak 63% remaja di Indonesia usia sekolah SMP
dan SMA sudah melakukan hubungan seksual diluar nikah. Usia remaja mempunyai sifat ingin
tahu yang sangat besar sehingga menyebabkan mereka menocba segala sesuatu yang menurut
mereka menarik. Jika tidak tersedia informasi yang tepat dan relevan tentang penyakit
HIV/AIDS, sikap ingintahu mereka menyebabkan mereka masuk kedalam sub-populasi
berprilaku resiko tinggi. (Fauzan dan Sirait, 2002).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan masalah penelitian:
- Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
1.3 TUJUAN PENEITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Al Manar
1.3.2

Tujuan Khusus
A. Mengetahui distribusi remaja yang memiliki pengetahuan katagori baik tentang
HIV/AIDS di SMA Al Manar
B. Mengetahui distribusi remaja yang memiliki pengetahuan katagori cukup tentang
HIV/AIDS di SMA Al Manar.
C. Mengetahui distribusi remaja yang memiliki pengetahuan katagori buruk tentang
HIV/AIDS di SMA Al Manar.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Dapat di gunakan sebagai sumber referensi dan bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada para siswa tentang HIV/AIDS
3. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai HIV/AIDS

You might also like