Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Latar belakang:
Disebabkan tingginya prevalensi coomom cold and sinusitis di
Provinsi Chaharmahal dan Bakhtiari serta kurangnya penelitian
mengenai pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit provinsi, maka
penelitian ini dilakukan untuk menentukan dan membandingkan
efisiensi serta efek samping antara azithromycin dengan coamoxiclav.
Metode:
Penelitian ini merupakan uji klinis randomisasi buta ganda (doubleblinded randomized clinical trial). Populasi penelitian uji klinis ini
terdiri dari 90 pasien dengan diagnose sinusitis akut berusia 12-65
tahun. Setidaknya terdapat dua kriteria mayor atau satu kriteria
mayor dan 2 kriteria minor dengan durasi minimal 7 hari dan paling
lama 28 hari, dengan beberapa kriteria diagnostic sinusitis sebagai
inklusi pasien kedalam penelitian ini. Gejala gejala yang ada pada
pasien diperiksa sebelum dan sesudah mendapatkan terapi. Terapi
yang diberikan adalah 500 mg Azithromycin tablet per hari selama
3 hari pada kelompok 1 (G1) dan 625 mg co-amoxiclav tablet setiap
8 jam selama 10 hari pada kelompok 2 (G2). Data dianalisa dengan
1. Pendahuluan
Terdapat lebih dari milyaran kasus bakteridan viral rhinosinusitis di
Amerika Serikat dalam satu tahun (Flint et al., 2014). Dengan
perkiraan biaya sebesar 5,8 milyar $ pertahun (Demury GP, Wald
ER). Sinusitis mempunyai banyak komplikasi seperti kista retensi
mukosa, mucocele, polipinflamasi, dan komplikasi orbital.
Komplikasi orbital dari infeksi sinus paranasal termasuk: edema
orbital preseptal, trombosis vena opthalmicus superior, thrombosis
sinus cavernosus, dan kebutaan. Berbagai terapi sinusitis telah
dibandingkan dan dilaporkan sejak tahun 1982, dengan
memberikan sedikit perbedaan hasil (von Sydow, Axelsson, &
Jensen, 1982). Tingkat penyembuhan klinis yang dilaporkan adalah
73.9% untuk azithromycin dan 73.3% untuk co-amoxiclav dalam
sebuah penelitian study (Casiano, 1991). Cefpodoxime proxetil
ditunjukkan mempunyai daya kerja klinis seperti amoxicillin untuk
menangani sinusitis maksilaris bacterial akut (von Sydow,
Savolainen, & Soderqvist, 1995). Dalam laporan penelitian di atas
dan dari sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Ioannidis dan
kolega, azithromycin dilaporkan mempunyai daya kerja dengan
tingkat kegagalan klinis diatas antibiotic laininya (Ioannidis,
Contopoulos-Ioannidis, Chew, & Lau, 2001). Clement melaporkan
bahwa respons klinis total adalah 87.5% untuk azithromycin dan
83.7% untuk co-amoxiclav (Clement & de Gandt, 1998). Temuan ini
mengindikasikan bahwa terapi antimikrobakterial dalam waktu
singkat (5 hari, 3 hari) dengan azithromycin sama efektifnya dan
terkadang lebih efektif dibandingkan terapi konvensional lainnya
yang diberikan dalam jangka waktu lama (10- to 14-hari) (Guay,