Professional Documents
Culture Documents
DENTINO
JURNAL KEDOKTERAN GIGI
Vol II. No 2. September 2014
Laporan Penelitian
PENDAHULUAN
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001, 60% penduduk Indonesia
menderita penyakit gigi dan mulut, dan salah
satunya adalah penyakit periodontal sebesar
87,84%.1 Menurut Riskesdas tahun 2007, penduduk
bermasalah gigi dan mulut di Provinsi Kalimantan
Selatan 29,2% dan khusus untuk kota Banjarbaru
yang mengalami masalah gigi dan mulut sebesar
15,9%.2 Peningkatan prevalensi ini terjadi seiring
dengan meningkatnya usia dan gejala yang
dijumpai pada seluruh populasi, dan salah satu
kelompok yang rentan terhadap masalah ini adalah
kelompok wanita hamil. Kehamilan adalah suatu
proses alamiah, yang melibatkan perubahan
fisiologi, anatomi dan hormonal. Efek perubahan
hormonal pada wanita hamil akan mempengaruhi
hampir semua sistem organ, termasuk rongga
mulut.1,3
Beberapa studi menyatakan bahwa efek
perubahan hormonal akan mempengaruhi kesehatan
gigi dan mulut wanita hamil, 27-100% wanita
hamil mengalami gingivitis dan 10% mengalami
granuloma piogenik. Lesi mukosa oral lebih sering
terjadi pada wanita hamil daripada wanita yang
tidak hamil.4 Penelitian yang dilakukan Apriasari
dan Hasbullah. di poli kebidanan RSUD Banjarbaru
tahun 2012, melaporkan wanita hamil dengan
gingivitis gravidarum 30,2 % dan epulis
gravidarum 7,5 % dari 53 wanita hamil.5 Pada
penelitian Wirawan pada tahun 2012 di RSUD
Banjarbaru, dilaporkan prevalensi gingivitis pada
wanita hamil sebesar 40,5% dari total 42 wanita
hamil.6 Hal ini disebabkan karena perubahan
hormonal dan vaskular yang menyertai dengan
kehamilan akan memperberat respon gingiva
terhadap plak bakteri. Pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut akan mengurangi insidensi gingivitis
selama kehamilan.4,7 Menurut penelitian yang
dilakukan Santoso dkk. tahun 2009, penyakit
periodontal seperti gingivitis yang tidak dirawat
pada wanita hamil merupakan salah satu faktor
resiko bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
kurang bulan. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa responden dengan kebersihan mulut kurang,
mempunyai risiko 2,55 kali melahirkan bayi BBLR
kurang bulan dibandingkan dengan responden
dengan kebersihan mulut baik.8
Pada penelitian terhadap 320 wanita hamil
di Iran tahun 2008 didapatkan hanya 5,6% sampel
yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi,
30% sampel yang bersikap baik terhadap kesehatan
dan 34,4% sampel yang memiliki perilaku
kesehatan yang baik (3). Hasil penelitian Diana di
Indonesia tahun 2009 menyebutkan bahwa hanya
sedikit (38%) wanita hamil yang mengetahui
hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi
dan mulut. Selebihnya (43%) wanita hamil
menjawab tidak ada hubungan antara kehamilan
111
Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 2. September 2014 : 110 - 114
112
Gambar 1.
Kategorisasi
Data
Variabel
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Mulut
Gambar 2.
113
DAFTAR PUSTAKA
1.
114
Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 2. September 2014 : 110 - 114