You are on page 1of 6

110

DENTINO
JURNAL KEDOKTERAN GIGI
Vol II. No 2. September 2014

Laporan Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA HAMIL DENGAN PERILAKU


KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DI POLI KANDUNGAN RSUD BANJARBARU
Muhsinah, Emma Yuniarrahmah, Bayu Indra Sukmana
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
ABSTRACT
Background: Pregnant women are one of the group whose oral health vulnerable to oral disease. The
research have claimed that level of knowledge, attitudes, and behavior of pregnant women can affect their dental
oral health. Some dental oral problem that can occur in pregnant women are pregnancy gingivitis, periodontitis
pregnancy, pregnancy tumor, dental erosion, dental caries and teeth mobility. Purpose: The purpose of this
research was to determine the correlation between knowledge level of pregnant women with dental oral health
behaviors in obstetric and gynecology polyclinic of RSUD Banjarbaru. Methods: This study used quantitative
methods. Samples were taken by purposive sampling method with total 60 pregnant women. Results: The
categorization result of dental oral health knowledge in obstetric and gynecology polyclinic of RSUD
Banjarbaru were obtained that there was no subject (0%) that in low category, 53 person subject (88,33%) in
moderate category and 7 person subject (11,67%) in high category. The categorization result of dental oral
health behavior in obstetric and gynecology polyclinic of RSUD Banjarbaru were obtained that there was no
subject (0%) that in bad category, 44 person subject (73,33%) in moderate category and 16 person subject
(26,67%) in good category. The correlation knowledge level of pregnant women with dental and oral health
behaviors with Spearman statistical test were obtained p value = 0.029 (p <0.05). Conclusion: Based on the
results of this study concluded that there was a significant correlation between knowledge level of pregnant
women and dental oral health behavior.
Keywords : pregnant women, knowledge, behavior, dental and oral disease
ABSTRAK
Latar Belakang: Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan akan penyakit gigi dan
mulut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita hamil dapat
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Adapun efek kehamilan pada kesehatan rongga mulut, antara lain:
gingivitis kehamilan, periodontitis kehamilan, tumor kehamilan, erosi gigi, karies gigi, dan mobilitas gigi.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan wanita hamil dengan perilaku
kesehatan gigi dan mulut di poli kandungan RSUD Banjarbaru. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Sampel diambil dengan metode purposive sampling sebanyak 60 orang wanita hamil. Hasil: Hasil
kategorisasi pengetahuan kesehatan gigi dan mulut wanita hamil di poli kandungan RSUD Banjarbaru
didapatkan tidak ada subjek (0%) berada pada kategori rendah, 53 orang subjek (88,33%) kategori sedang dan
7 orang subjek (11,67%) berada pada kategori tinggi. Hasil kategorisasi perilaku kesehatan gigi dan mulut
wanita hamil di poli kandungan RSUD Banjarbaru didapatkan tidak ada subjek (0%) berada pada kategori
buruk, 44 orang subjek (73,33%) kategori sedang dan 16 orang subjek (26,67%) berada pada kategori baik.
Hubungan tingkat pengetahuan wanita hamil dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut diperoleh nilai p=0,029
(p<0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan wanita hamil dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut.
Kata-kata kunci: wanita hamil, pengetahuan, perilaku, penyakit gigi dan mulut
Korespondensasi: Muhsinah, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat, Jl. Veteran 128B, Banjarmasin 70249, Kalimantan Selatan, e-mail: muhsinah.m3s2@yahoo.co.id

Muhsinah : Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Hamil

PENDAHULUAN
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001, 60% penduduk Indonesia
menderita penyakit gigi dan mulut, dan salah
satunya adalah penyakit periodontal sebesar
87,84%.1 Menurut Riskesdas tahun 2007, penduduk
bermasalah gigi dan mulut di Provinsi Kalimantan
Selatan 29,2% dan khusus untuk kota Banjarbaru
yang mengalami masalah gigi dan mulut sebesar
15,9%.2 Peningkatan prevalensi ini terjadi seiring
dengan meningkatnya usia dan gejala yang
dijumpai pada seluruh populasi, dan salah satu
kelompok yang rentan terhadap masalah ini adalah
kelompok wanita hamil. Kehamilan adalah suatu
proses alamiah, yang melibatkan perubahan
fisiologi, anatomi dan hormonal. Efek perubahan
hormonal pada wanita hamil akan mempengaruhi
hampir semua sistem organ, termasuk rongga
mulut.1,3
Beberapa studi menyatakan bahwa efek
perubahan hormonal akan mempengaruhi kesehatan
gigi dan mulut wanita hamil, 27-100% wanita
hamil mengalami gingivitis dan 10% mengalami
granuloma piogenik. Lesi mukosa oral lebih sering
terjadi pada wanita hamil daripada wanita yang
tidak hamil.4 Penelitian yang dilakukan Apriasari
dan Hasbullah. di poli kebidanan RSUD Banjarbaru
tahun 2012, melaporkan wanita hamil dengan
gingivitis gravidarum 30,2 % dan epulis
gravidarum 7,5 % dari 53 wanita hamil.5 Pada
penelitian Wirawan pada tahun 2012 di RSUD
Banjarbaru, dilaporkan prevalensi gingivitis pada
wanita hamil sebesar 40,5% dari total 42 wanita
hamil.6 Hal ini disebabkan karena perubahan
hormonal dan vaskular yang menyertai dengan
kehamilan akan memperberat respon gingiva
terhadap plak bakteri. Pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut akan mengurangi insidensi gingivitis
selama kehamilan.4,7 Menurut penelitian yang
dilakukan Santoso dkk. tahun 2009, penyakit
periodontal seperti gingivitis yang tidak dirawat
pada wanita hamil merupakan salah satu faktor
resiko bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
kurang bulan. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa responden dengan kebersihan mulut kurang,
mempunyai risiko 2,55 kali melahirkan bayi BBLR
kurang bulan dibandingkan dengan responden
dengan kebersihan mulut baik.8
Pada penelitian terhadap 320 wanita hamil
di Iran tahun 2008 didapatkan hanya 5,6% sampel
yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi,
30% sampel yang bersikap baik terhadap kesehatan
dan 34,4% sampel yang memiliki perilaku
kesehatan yang baik (3). Hasil penelitian Diana di
Indonesia tahun 2009 menyebutkan bahwa hanya
sedikit (38%) wanita hamil yang mengetahui
hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi
dan mulut. Selebihnya (43%) wanita hamil
menjawab tidak ada hubungan antara kehamilan

111

dengan kesehatan gigi dan mulut. Seluruh wanita


hamil pada penelitian ini, semuanya tidak ada yang
mengubah cara membersihkan dan memelihara
kesehatan gigi dan mulut.9 Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dan
perilaku wanita hamil terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut akan menyebabkan
terjadinya penyakit gigi dan mulut.3Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita
hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut,
mengetahui perilaku kesehatan gigi dan mulut dan
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan wanita
hamil dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Poli
Kandungan RSUD Banjarbaru pada bulan JuliAgustus 2013. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh wanita hamil yang datang ke poli
kandungan RSUD Banjarbaru pada bulan JuliAgustus 2013. Pengambilan sampel dilakukan
secara Purposive Sampling. Sampel yang
digunakan adalah 60 orang wanita hamil yang
berkunjung pada periode Juli-Agustus
2013.
Kriteria inklusi dalam penelitan ini adalah wanita
hamil pengunjung Poli Kandungan RSUD
Banjarbaru dan wanita hamil yang bersedia mengisi
kuesioner.
Instrumen (alat ukur) yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah item yang
telah dinyatakan valid dan reliabel untuk tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
wanita hamil sebanyak 20 item dan jumlah item
untuk perilaku kesehatan gigi dan mulut wanita
hamil 24 item. Penilaian skala pengetahuan dan
perilaku menggunakan pengukuran skala Likert,
yang dimodifikasi menjadi empat alternatif
jawaban. Skor untuk pernyataan positif adalah
SS=3, S=2, TS=1, STS=0, sedangkan skor
pernyataan negatif SS=0, S=1, TS=2, STS=3.
Alat ukur diuji validitas dan reliabilitas
sebelum penelitian. Uji validitas alat ukur skala
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan perilaku
kesehatan gigi dan mulut pada penelitian ini
menggunakan Corrected Item- Total Correlation
dan uji reliabilitas skala pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut dan perilaku kesehatan gigi dan mulut
menggunakan Alpha Cronbach. Uji validitas dan
reliabilitas kuesioner dilakukan dengan bantuan
program komputer. Subjek penelitian mengisi
informed concent sebelum mengisi kuesioner.
Pengisian kuesioner oleh subjek didampingi oleh
peneliti. Kuesioner yang terkumpul kemudian
dilakukan pengolahan dan analisis data. Analisis
data yang digunakan untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan wanita hamil dengan perilaku

Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 2. September 2014 : 110 - 114

112

kesehatan gigi dan mulut di poli kandungan RSUD


Banjarbaru menggunakan uji kolerasi Spearman.
HASIL PENELITIAN
Hasil
kategorisasi
data
variabel
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan variabel
perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat
pada Gambar 1 dan 2.

sebesar 0,001 (p<0.05) dan perilaku 0,033 (p<0,05).


Disimpulkan bahwa data pada variabel pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dan perilaku kesehatan
gigi dan mulut tidak berdistribusi normal.
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
menggunakan uji korelasi Spearman karena data
tidak berdistribusi normal. Hasil analisis Spearman
(r) menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat
pengetahuan wanita hamil dengan perilaku
kesehatan gigi dan mulut sebesar r = 0,283 dengan
p = 0,029 (p<0,05). Data menunjukan adanya arah
yang positif (nilai r positif) yang berarti semakin
tinggi pengetahuan wanita hamil maka semakin
baik perilaku kesehatan gigi dan mulut. rendahnya
pengetahuan wanita hamil akan diikuti perilaku
kesehatan gigi dan mulut yang buruk pula.
PEMBAHASAN

Gambar 1.

Kategorisasi
Data
Variabel
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Mulut

Berdasarkan kategorisasi pada Gambar 1,


maka didapatkan tidak ada subjek (0%) yang
memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
berada pada kategori rendah, 53 orang subjek
(88,33%) memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut kategori sedang dan 7 orang subjek (11,67%)
memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
berada pada kategori tinggi. Pengetahuan
dikategorikan rendah jika skor (x 24,95), sedang
jika skor (24,95< x 47,97), dan tinggi jika skor
nilainya (35,05 x).

Gambar 2.

Kategorisasi Data Variabel Perilaku


Kesehatan Gigi dan Mulut

Berdasarkan kategorisasi pada Gambar 2,


maka didapatkan tidak ada subjek (0%) memiliki
perilaku kesehatan gigi dan mulut berada pada
kategori buruk, 44 orang subjek (73,33%) memiliki
perilaku kesehatan gigi dan mulut kategori sedang
dan 16 orang subjek (26,67%) memiliki perilaku
kesehatan gigi dan mulut berada pada kategori baik.
Perilaku dikategorikan buruk jika skor (x 25,03),
sedang jika skor (25,03< x 47,97), dan tinggi jika
skor nilainya (47,97 x).
Hasil
uji
normalitas
menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test untuk pengetahuan

Pada penelitian ini didapatkan bahwa


terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan wanita hamil dengan perilaku
kesehatan gigi dan mulut di Poli Kandungan RSUD
Banjarbaru. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang dipaparkan oleh Notoatmodjo tahun 2007
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dan perilaku seseorang. Penelitian
Hajikazemi pada tahun 2008, juga menunjukan
adanya kolerasi antara pengetahuan dengan
perilaku kesehatan gigi dan mulut. Perilaku mulai
dibentuk dari pengetahuan atau ranah (domain)
kognitif. Subjek atau individu mengetahui
rangsangan yang berupa materi atau objek dari luar
dirinya, kemudian terbentuk pengetahuan baru.
Pengetahuan baru ini akan menimbulkan tanggapan
batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek
yang diketahuinya. Setelah rangsangan diketahui
dan disadari sepenuhnya, akan timbul tanggapan
lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap
rangsangan. Pada kenyataannya, rangsangan yang
diterima subjek dapat langsung menimbulkan
tindakan terhadap rangsangan. Artinya seseorang
tidak harus mengetahui makna dari rangsangan
terlebih dahulu, dengan kata lain untuk bertindak
tidak harus dilandasi dengan pengetahuan dan sikap
terlebih dahulu. Hal itu didukung oleh beberapa
penelitian mengenai pengetahuan dan perilaku.3,10,11
Perilaku yang dilandasi oleh pengetahuan
lebih langgeng dibandingkan yang tanpa dilandasi
pengetahuan. Pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut diperoleh secara alami maupun secara
terencana yaitu melalui pendidikan kesehatan gigi
dan mulut. Beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain: usia, intelegensi,
lingkungan, sosial budaya, pendidikan, informasi
dan pengalaman. Seseorang yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan
dan sikap yang baik tentang kesehatan sehingga
akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup
sehat.11

113

Muhsinah : Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Hamil

Banyak orang yang keliru memilih cara


pengobatan yang tepat, disebabkan mereka tidak
tahu tentang penyebab penyakit dan upaya
pencegahannya. Pengetahuan yang rendah terhadap
kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi faktor
predisposisi timbulnya penyakit gigi dan mulut.
Pada kenyataannya, informasi yang diterima subjek
dapat langsung menimbulkan tindakan terhadap
rangsangan itu. Artinya wanita hamil tidak harus
mengetahui makna dari rangsangan itu terlebih
dahulu untuk melakukan suatu tindakan. Perilaku
kesehatan gigi dan mulut wanita hamil merupakan
respon terhadap stimulus yang berhubungan dengan
konsep sehat, sakit dan penyakit.11,12
Hubungan perilaku yang berupa tindakan
dengan pengetahuan, kepercayaan dan persepsi
dijelaskan oleh Rosenstock pada tahun 1974 dalam
Health Belief Model bahwa kepercayaan seseorang
terhadap timbulnya penyakit dan potensi penyakit,
akan menjadi dasar seseorang melakukan tindakan
pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit
tersebut. Pada saat hamil gigi menjadi mudah
mengalami kerusakan, ibu hamil dapat melakukan
pencegahan dengan mengosok gigi minimal 2 kali
sehari, berkumur-kumur sehabis muntah dan
kontrol ke dokter gigi minimal 1 kali selama masa
kehamilan.11 Upaya agar masyarakat berperilaku
atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara
persuasi, bujukan, himbauan ajakan, pemberian
informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya.
Dampak yang timbul dari cara ini terhadap
perubahan perilaku masyarakat terutama wanita
hamil akan memakan waktu lama, namun bila
perilaku tersebut berhasil diadopsi masyarakat
maka perilaku sehat selama hidup dilakukan.13
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita
hamil dengan perilaku kesehatan rongga mulut di
Poli Kandungan RSUD Banjarbaru. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan
mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut
pada masa kehamilan, supaya wanita hamil tidak
hanya memperhatikan janin yang ada pada
kandungannya
tetapi
juga
memperhatikan
kesehatan tubuh termasuk kesehatan gigi dan
mulut. Pada umumnya kehamilan berhubungan
dengan rongga mulut, karena apabila kesehatan
rongga mulut tidak diperhatikaan pada masa
kehamilan maka akan terjadi kelainan-kelainan
rongga mulut seperti gingivitis kehamilan,
periodontitis, epulis gravidarum, karies, dan bayi
lahir BBLR akibat terjadinya ketidakseimbangan
hormon wanita dan adanya faktor-faktor iritasi
lokal dalam rongga mulut.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Ekaputri N dan Sjahruddin FLD. Hubungan


perilaku wanita hamil dalam membersihkan
gigi dan mulut dengan kedalaman poket
periodontal selama masa kehamilan. M I
Kedokteran Gigi. 2005; 62: 90-2.
2. Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Provinsi Kalimantan Selatan. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2007. p.
116,119.
3. Hajikazemi E, Fateme O, Shoaleh HM, Soghra
N, and Hamid H. The relationship between
knowledge, attitude, and practice of pregnant
women about oral and dental care. Euro J,
2008; 24 (4): 556-61.
4. Sarifakioglu E, Gunduz C, and Gorpelioglu.
Oral mucosa manifestations in 100 pregnant
versus
non-pregnant
patients:
an
epidemiological observational study (abstract).
EDJ. 2006; 16 (6): 674.
5. Apriasari, ML dan Irnamanda DH. Prevalensi
gingivitis dan epulis gravidarum pada wanita
hamil trimester ke tiga di RSUD Banjarbaru
(Januari-Juni 2012). Dentino. 2013;1(3): 129125
6. Wirawan, P. Prevalensi gingivitis pada wanita
hamil di rumah sakit umum daerah Banjarbaru
bulan
Juni-Agustus
2012.
Skripsi.
Banjarmasin: FK Unlam.2012. p.26
7. Habashneh, Guthmiller JM, Levy S, Jonhson
GK, Sequier C, Dawson DV, and Fang Q.
Factors related to utilization of dental services
during pregnancy. J Clin Periodontal, 2005;
32(7): 815-6.
8. Santoso O, Wildam ASR dan Dwi
Retroningrum. Hubungan kebersihan mulut
dan gingivitis ibu hamil terhadap kejadiaan
bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di
RSUP Dr. Kariadi Semarang dan jejaringanya.
Media Medika Indonesiana. 2009; 43: 288293.
9. Diana, D. Pengetahuan, sikap, dan perilaku
wanita hamil pengunjung poli ibu hamil (PIH)
RSUD dr. Pirngadi Medan terhadap kesehatan
gigi dan mulut selama masa kehamilan periode
November-Desember 2009. Skripsi. Medan:
FKG USU. 2009. p: 42-47.
10. Kholid, A. Promosi kesehatan: dengan
pendekatan teori perilaku, media dan
aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2012. p. 17-26.
11. Notoatmodjo S,1900 dalam Budiharto.
Pengantar ilmu perilaku kesehatan dan
pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
2010. p. 1-2,6,7,24.

114

Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 2. September 2014 : 110 - 114

12. Hasibuan, S. Perawatan dan pemeliharaan


kesehatan gigi-mulut pada masa kehamilan.
Medan: USU digital library. 2004. p.1-6.
13. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.p.13.

You might also like