Professional Documents
Culture Documents
Uji Efektifitas Dekok Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella Typhi Secara in Vitro (502-Pb)
Uji Efektifitas Dekok Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella Typhi Secara in Vitro (502-Pb)
PENDAHULUAN
30
Tabel 2. Hasil penghitungan jumlah koloni Salmonella typhi pada pemberian berbagai konsentrasi dekok bunga belimbing
wuluh
Isolat
I
II
III
IV
Rata-rata
SD
0%(KK)
265302054
258778233
343587906
276175089
285960820,5
39082473,57
Konsentrasi
5%
7,5%
30009474
684
31314204
6156
31966569
1710
30879351
855
31042399,5
2351,25
820870,85
2573,90
10%
0
1368
0
0
342
684
12,5%
0
0
0
0
0
0
15%
0
0
0
0
0
0
jumlah koloni
400000000
300000000
isolat 1
200000000
isolat 2
100000000
isolat 3
isolat 4
0%
5%
7.50%
10%
12.50%
15%
konsentrasi
Gambar 1. Diagram batang jumlah koloni berdasarkan perlakuan konsentrasi bunga belimbing wuluh
12,5%; dan 15%. Terdapat empat isolat bakteri Salmonella typhi
400000000
200000000
0
0%
5%
7.5
10%
12.50%
jumlah koloni
15%
konsentrasi
Gambar 2. Grafik rata-rata jumlah koloni berdasarkan perlakuan konsentrasi bunga Belimbing Wuluh
dimana y adalah jumlah koloni Salmonella typhi sedangkan x
adalah konsentrasi dekok bunga belimbing wuluh.
Tabel 3 Hasil uji post hoc Duncan
koloni
Konsentrasi
15,00
12,50
10,00
7,50
5,00
0,00
4
4
4
4
4
4
0,0000
0,0000
342,000
2351,250
31042399,50
285960820,5
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas dekok
bunga belimbing wuluh (Averhoa bilimbi) sebagai antimikroba
terhadap bakteri Salmonella typhi secara in vitro. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode dilusi tabung untuk
menentukan adanya Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar
Bunuh Minimum (KBM).
Sediaan dekok bunga belimbing wuluh yang digunakan
dalam penelitian ini dibuat dari bunga belimbing wuluh yang
masih segar. Bunga belimbing wuluh dapat dengan mudah
diperoleh dari pekarangan sekitar rumah sehingga diharapkan
penerapan hasil penelitian ini lebih mudah bagi masyarakat. Pada
penelitian ini dibuat konsentrasi awal dekok bunga belimbing
wuluh sebesar 50% yang berarti dalam 50 gram bahan bunga
belimbing wuluh ditambahkan aquadest steril sebanyak 100 ml.
Dalam penelitian ini digunakan 4 isolat bakteri Salmonella
typhi yang berasal dari penderita demam tifoid dan disimpan oleh
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang. Kepadatan bakteri Salmonella typhi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 104 bakteri/ml. 10
Kepadatan sel bakteri diukur dengan menggunakan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm.
Penelitian ini menggunakan enam konsentrasi dekok
bunga belimbing wuluh yang berbeda yaitu 0%; 5%; 7,5%; 10%;
12,5%; dan 15% sebagai rentang konsentrasi yang dianggap
mewakili. Keenam konsentrasi tersebut diperoleh berdasarkan
percobaan pendahuluan (eksplorasi awal) yang telah dilakukan
sebelummya sehubungan dengan belum diketemukannya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Achmadi UF. Waspadai Sakit Saluran Pencernaan. Pikiran Rakyat. 2003 http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0703/05/0307.htm
[akses 15 Mei 2004].
Zulkarnaen I. Antibiotik Dosis Tunggal Pada Demam Tifoid. Simposium Current Diagnosis and Treatment. 2001
http://www.interna.fk.ui.ac.id/artikel/current2001/ctt01_20.htm [akses 15 Mei 2004].
Syaroni
A.
Perkembangan
Penatalaksanaan
Demam
Tifoid.
Smart
Doctor.
2002.
http://b.domaindlx.com/smartdoctor/software/utama/news_item.asp?NewsID=28 [akses 15 Mei 2004].
Jamal S. Deskripsi Penyakit Sistem Sirkulasi: Penyebab Kematian Utama di Indonesia. Badan Penelitian danPengembangan
Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta; 2004; 6.
Salsa.
Belimbing
Wuluh
Obat
Batuk.
Jokam
My
Salsabilla.
2003.
http://members.lycos.co.uk/mysalsabilla/forum/vewthread.php?tid=64 [akses 14 Pebruari 2004].
Mursito B. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung. Jakarta: Penebar Swadaya; 2002; 47-48.
Cakrawala-IPTEK. Belimbing Wuluh. IPTEKnet. 2004. http://iptek.net.id/cakra_obat/tanamanobat.php?1d=69 [akses 14 Pebruari
2004].
Indra. Penelitian Experimental dalam: Buku Ajar Metodologi Penelitian. seri I. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya;
1999; 25.
Martin EW, Cook EF, Leuvallen EE, Osol A., Tice LF, Van Matrer CT. Remingtons Practice of Pharmacy (R.P.P.XII) 12th edition.
Easton Pennsylvania: Mack Publishing Company; 1961; 308-309.
Murray PR, Baron EJ, Pfalier MA, Tenover FC, Yolken RH. Manual of Clinical Microbiology 7th edition. American Society for
Microbiology. Washington DC: ASM Press; 1999; 517-522, 1526-1541
Finegold MS, Baron JE. Bailey and Scotts Diagnostic Microbiology, 7th Ed. Toronto: Mosby Company; 1986; 183.
Srimulyani, Gunawan D. Ramuan Tradisional Untuk Penderita Asma. Jakarta: Penebar Swadaya; 2001; 84-87
Robinson T. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-6. Department of biochemistry University of Massachussets. Bandung:
Penerbit ITB; 1995; 156,157,196
Cheeke PR. Saponins: Suprising Benefits of Desert Plants. The Linus Pauling Institute. 2003. http://Ipi.oregonstate.edu/spsu98/saponins.html [akses 1 Juni 2004].
Venturella VS. Natural Product. In: GardnerH, (Ed). Remington. The Science and Practice of Pharmacy 20th edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins; 2000; 675-683.
Poespitaningtyas E. Uji Efektifitas Dekok Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai Antimikroba terhadap Bakteri
Pseudomonas aeruginosa secara in vitro. Tugas Akhir FKUB. Malang; 2004.
Wibisono A. Uji Effektifitas Antimikroba Dekok Bunga belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Bakteri Escherichia Coli
secara in vitro. Tugas Akhir FKUB. Malang; 2004.