You are on page 1of 15

VISKOSITAS FLUIDA, FLUIDA NEWTONIAN DAN NON-NEWTONIAN SERTA ALIRAN LAMINER DAN

ALIRAN TURBULEN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada di
sekeliling kita, dan pada setiap orang menyadari bahwa ada beberapa cara yang dapat
menyebabkan suatu cairan bisa mengalir lebih mudah dari pada zat -zat yang lainnya. Di
dalam proses pengukuran sifat zat cair dan kekentalannya maka sering dikaitkan dengan
metode dari Viskositas. Metode viskositas sendiri, berkaitan dengan suatu keadaan atau fase
viskeus, yakni fase yang berada di antara zat padat dan zat cair yang terjadi sewaktu bahan
padat menjadi lembek dan sebelum menjadi cair sewaktu dipanaskan. Namun, tidak semua
bahan dapat mengalami fase viskeus sebelum menjadi cair. Karena dalam fase viskeus ini,
mengalirnya suatu bahan tidak leluasa seperti cairan karena adanya hambatan diantara bagian
bagiannya atau diantara lapisan lapisan dalam gerakan alirannya.
Viskositas juga membicarakan tentang masalah gesekan yang terjadi antara bagianbagian atau lapisan-lapisan pada suatu cairan atau fluida pada umumnya, yang bergerak
antara satu dengan yang lain. Tentunya gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkan oleh
gaya tarik-menarik antara molekul-molekul disatu lapisan dengan molekul-molekul dilapisan
lain. Gaya interaktif itu terutama ialah gaya elektrostatika, yaitu gaya antara muatan-muatan
listrik. Selain itu pada viskositas kita dapat menentukan jumlah kekentalan dalam suatu zat
padat, yang dalam kemanfaatna ini nantinya kita dapat mengaplikasikan di dalam bidang
pengolahan pangan.
Viskositas berhubungn dengan besarnya gaya gesekan antar lapisan zat cair itu dan juga
antar zat dengan dinding pipanya. Fuida cair yang mengalir di dalam pipa, jenis alirannya
dapat berupa aliran laminar dan aliran turbulen. Fluida
Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newton atau fluida bukan Newton. Dalam
fluida Newton terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan geser yang diterapkan dan
laju perubahan bentuk yang diakibatkan, seperti yang ditunjukan Gambar 1. Dalam fluida
bukan-Newton terdapat hubungan tak linear antara besarnya tegangan geser yang diterapkan
dan laju perubahan bentuk sudut. Suatu plastik ideal mempunyai hubungan linear yang
konstan antara r dan du/dy

Gambar 1: Diagram Rheologi

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dari pemaparan latar belakang fluida diatas maka dapat di Tarik kesimpulan rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
Apakah pengertian dari viskositas?
Bagaimana konsep dari viskositas?
Bagaimana mengukur viskositas?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
Apakah pengertian dari fluida Newtonian dan fluida non-newtonian?
Apakah aliran laminar dan aliran turbulen?

1.3. MANFAAT PENULISAN MAKALAH


1. Mengetahui bagaimana anfaat viskositas dalam dunia teknologi pertanian.
2. Mengetahui kekentalan dari suatu bahan pangan.
3. Mengetahui viskositas secara umum dan materi-materi yang dikandungnya.
4. Mengetahui konsep dari viskositas.
5. Mengetahui factor-faktor yang memengaruhi viskositas.
6. Mengetahui konsep serta perbedaan dari fluida Newtonian dan fluida non-newtonian.
7. Mengetahui pengertian, konsep dan perbedaan aliran laminar dan aliran turbuen.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN VISKOSITAS.
Viskositas dapat dengan mudah dipahami dengan meninjau satu lapisan tipis fluida
yang ditempatkan di antara dua lempeng logam yang rata. Satu lempeng bergerak (lempeng
atas) dan lempeng yang lain diam (lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan dengan
lempeng ditahan oleh gaya adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng. Dengan
demikian, lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak akan ikut bergerak,
sedangkan lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng diam akan tetap diam.
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan
didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan
suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila
ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.
Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100 sentipoise ).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga
disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka
semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang
berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan
antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah

mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang
sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas tinggi. Sebagai contoh,air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Secara formal, viskositas (diwakili oleh simbol "eta") adalah rasio daritegangan
geser (F / A) dengan gradien kecepatan (v x / z atau x dv / dz) dalam fluida. Satuan SI
untuk viskositas adalah yang kedua pascal [Pa s], yang tidak memiliki nama khusus.
Viskositas juga adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan
bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan
dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekanfluida. Yang paling umum unit
viskositas adalah yang kedua dyne per sentimeter persegi dyne s [/ cm 2], yang diberi
nama poise [P] setelah fisiologi Perancis Jean Louis Poiseuille (1799-1869). Sepuluh poise
pascal sama dengan satu detik [Pa s] membuat sentipoise [cP] dan [MPa kedua millipascal s]
identik.
1 pascal detik = 10 poise = 1,000 millipascal detik
1 sentipoise = 1 millipascal detik
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik
untuk cairan maupun gas.
Menurut hukum polsscuille, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa
persatuan waktu rumus dengan persamaan:

Dimana:

: viskositas cairan
v
: volume total cairan
: waktu yang dibutuhkan cairan dengan v mengalir melalui
viscometer.
P
: tekanan yang bekerja pada cairan
R
: jari-jari tabung
L
: panjang pipa
(Catatan: Persamaan diatas juga berlaku untuk fluida gas)
Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang ditentukan di
atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut atau viskositas sederhana,
untuk membedakannya dari kuantitas lain. Namun, biasanya hanya disebut viskositas.
Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol "nu") adalah rasio
viskositas fluida untuk densitasnya.
Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah pengaruh
gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut viskometer
kapiler - pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian bawah. Bila dua
cairan volume sama ditempatkan di viscometers kapiler identik dan dibiarkan mengalir di
bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu lebih lama daripada kurang
cairan kental mengalir melalui selang.
2.2. KONSEP VISKOSITAS
Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Yang dimaksud dengan fluida adalah gaya gesekan internal fluida
(internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek

menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair Viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesil (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) sedangkan dalam zat gas
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir contohnya adalah air.
Sebaliknya fluida yang lebih kental, lebih sulit mengalir, sebagai contoh minyak goreng, oli,
madu. Tingkat kekentalan suatu fluida juga tergantung pada suhu semakin tinggi suhu zat
cair, semakin kental zat cair tersebut. Perlu diketahui, bahwa Viskositas atau kekentalan
Cuma ada pada fluida riil. Yang dimaksud fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti air, sirup, oli, asap knalpot.

2.3. KOEFISIEN VSKOSITAS


Viskositas fluida dilambangkan dengan symbol (eta). Jadi tingkat kekentalan suatu
fluida dinyatakan oleh koefisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Lapisan fluida
tipis ditempatkan diantara dua pelat sejajar. Lapisan fluida tipis ditempatkan diantara. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antara molekul tidak sejenis. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan
lapisan fluida yang menempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat saling tarikmenarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja diantara selaput fluida (molekul fluida saling tarik
menarik).
Perubahan kecepatan lapisan fluida (V) dibagi jarak terjadinya perubahan ()
= V . V dikenal dengan gradient kecepatan.
I
I
Pelat yang berada disebelah atas dapat bergerak karena adanya gaya tarik menarik (F). Untuk
fluida tertentu, besarnya gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida
yang menempel dengan pelat (A), laju fluida (V) dan berbanding terbalik dengan jarak .
Secara matematis dapat ditulis F AV (1).

Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien Viskositas. Jika fluida makin kental
maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding
lurus dengan koefisien kekentalan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
F (2)
Disubstitusikan persamaan 1 ke persamaan ke 2
F AV (3)

Persamaan 3 dapat ditulis sebagai berikut :


F
= AV

F.
= AV

= F
AV
Dengan :
= Koefisien Viskositas (Ns/m2) = Pa . S
F = Gaya
= Jarak
A = Luas Permukaan
V = Laju

= Sebanding
Persamaan Poiseuille
Persamaan Poiseuille ini kita turunkan menggunakan bantuan persamaan koefisien
Viskositas yang telah diturunkan sebelumnya. Ketika menurunkan persamaan koefisien
Viskositas, terlebih dahulu meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar dan fluida
tersebut bisa bergerak karena gaya tarik (F).
F = AV

Karena fluida bisa mengalir akibat adanya perbedaan tekanan (fluida) mengalir dari tempat
yang tekanannya tinggi ke tempat yang tekanannya rendah, maka F diganti dengan
P1 P2 (P1 ) P2) . (P1 P2) = AV (i)

Pada percobaan bola kecil dijatuhkan ke dalam cairan yang hendak di ukur angka
kekentalannya. Bola tersebut mula-mula akan mengalami percepatan karena gaya beratnya.
Tetapi karena sifat kekentalan cairan besar, percepatan ini makin berkurang dan akhirnya nol.
Pada saat tersebut, kecepatan ini makin berkurang dan disebut Kecepatan Terminal.
Hubungan antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari Hukum
Stokes :
Vm = 2r2g ( - 0). (1)

Dimana : Vm = Kecepatan terminal (cm/at)


= Angka kekentalan
r = Jari-jari bola
g = Percepatan gravitasi bumi (cm/at2)
= Rapat massa bola (gr/cm3)
0 = Rapat massa cairan (gr/cm3)
Pada persamaan 1 dianggap bahwa diameter tabung relatif sangat besar dibanding
dengan diameter bola. Bila perbandingan kedua diameter tersebut tidak terlalu besar perlu
ditambah faktor koreksi terhadap persamaan tersebut, yaitu
F = ( 1 + 2,4 r )
R
Dengan : r = Jari-jari tabung bagian dalam
R = 1,76 cm
Sehingga persamaan 1 menjadi
= ( . 0) ..................... (2)
F.Vm
Dengan : F = (1 + 1,36 r)
=2
g
Dengan demikian bila harga dan 0 diketahui, sedangkan harga r dan Vm diukur, maka
harga dapat dari persamaan 2.
Ketika menurunkan persamaan koefisien viskositas, kita meninjau aliran lapisan
fluida riil antara 2 pelat sejajar. Setiap bagian fluida tersebut mengalami perubahan kecepatan
teratur sejauh . Untuk kasus ini laju aliran fluida mengalami perubahan secara teratur dari
sumbu tabung sampai ke tepi tabung. Fluida yang berada di sumbu tabung mengalir dengan
laju (V) yang lebih besar semakin ke pinggir, laju fluida semakin kecil. Jari-jari tabung =

jarak antara sumbu tabung dengan tepi tabung = R. Jarak antara setiap bagian fluida dengan
tepi tabung = r. Karena jumlah setiap bagian fluida itu sangat banyak dan jaraknya dari tepi
tabung juga berbeda-beda, maka kita cukup menulis :
V1 = Laju fluida yang berada pada jarak r1 dari tepi tabung (r1 = R)
V2 = Laju fluida yang berada pada jarak r2 dari tepi tabung (r2 r1)
V3 = Laju fluida yang berada pada jarak r3 dari tepi tabung (r3 r2 r1)
V4 = Laju fluida yang berada pada jarak r4 dari tepi tabung (r4 r3 r2 r1)
Vn = Laju fluida yang berada pada jarak r n dari tepi tabung (rn .. r4 r3 r
2 r1).
Jumlah setiap bagian fluida sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berada
jumlahnya yang sebenarnya, maka cukup ditulis dengan symbol n. Setiap bagian fluida
mengalami perubahan laju (V) secara teratur, dari sumbu tabung (r 1 = R) sampai tepi tabung
(rn). Dari sumbu tabung (rn) laju setiap bagian fluida makin kecil
(V1 V2 V3 V4 .. Vn). Cara praktis untuk menentukan terjadinya persamaan
perubahan laju aliran fluida riil dalam tabung adalah menggunakan kalkulus. Dari penjelasan
diatas mempunyai gambaran bahwa dari R ke rn, laju fluida semakin kecil
* Panjang pipa = L, maka akan diperoleh persamaan :
(P1 P2) = V L
.. (ii)
2
2
(R r )
Karena yang kita tinjau adalah laju (V) aliran fluida, maka persamaan 2 menjadi
L = (P1 P2) (R2 r2)
V = (P1 P2) (R2 r2)
4 L
V = (R2 r2) (P1 P2) (iii)
4
L
Persamaan laju aliran fluida pada jarak r dari pipa yang berjari-jari R. Perlu diketahui bahwa
fluida mengalir dalam pipa, sehingga perlu meninjau laju aliran volume fluida tersebut.
2.4. PENGUKURAN VISKOSITAS
Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Terdapat berbagai jenis
viscometer yang berbeda, tetapi, karena sasaran makalah ini adalah untuk membuktikan
prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika, bukan untuk menjelaskan permesinan hidrolik dan
peralatannya, makahal ini dapat dicari pada sumber lain. Untuk mempermudah, disebutkan
beberapa cara untuk menentukan , yaitu:
a. Dengan viscometer torsi
Rumus R = A dipakai pada silinder konsentris
b. Dengan viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3,
bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap
melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas
a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a,
stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan.
Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan.
Tekanan merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan
sebanding dengan berat jenis cairan.
Berdasarkan hokum Heagen Poisuille :
Dimana :

t =

p=
tekanan hidrostatis
r =
jari-jari kapiler
waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi
L=
panjang kapiler
Untuk air :
air = r4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum berlaku :
x = r4 . tx . px.g.h / ( 8VL)
Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :
x / air = tx.x / taa

Gambar 2 : viscometer Ostwald

c.

Gambar 3: bagan viscometer Ostwald

Dengan hokum stokes bola jatuh.


Ff = 6r Rumus Stokes:
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r yang
jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya dengan keceptan v. Rumus Stokes hanya
berlaku bila Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar) 1, bilangan Reynolds didefinisikan
sebagai :
Dimana d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus Stokes hanya berlaku pada
kecepatan sangat kecil, tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
Arti dari bilangan Reynolds kritis Re = 1 , adalah bahwa Re 1 aliran melalui bola adalah
viskos dan hambatan pada gerakan adalah hambatan viskos, dimana pada Re 1 aliran melalui
bola adalah turbulen dan hambatan pada gerakan adalah campuran dari gesekan dan
hambatan bentuk akibat aliran turbulen.

Gambar 4 : gaya yang bekerja pada saat bola dengan kecepatan tetap.

d. Viscometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding
dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian
tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan
bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
e. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
f. Viscometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam
untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh
melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang
semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai
bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :
6rVmax = 4/3 r3 (bola cair) g
= { 2/g r3 (bola cair) g } / Vmax
Vmax = h / t
Dimana :
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :
a = [ 2/g r2 (a 1) g ta ] / h
x = [ 2/g r2 (x 1) g tx ] / h
x/ a = [ (x 1) g tx ] / [ (a 1) g ta ]
2.5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1. SUHU
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel
cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. KONSENTRASI LARUTAN
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
3. BERAT MOLEKUL SOLUTE
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga
manaikkan viskositas.
4. TEKANAN
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan
5. KEHADIRAN ZAT LAIN
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti
bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan

air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin
encer, waktu alirnya semakin cepat.
6. UKURAN DAN BERAT MOLEKUL
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,
larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat
sehingga viskositas juga tinggi.
7. BERAT MOLEKUL
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
8. KEKUATAN ANTAR MOLEKUL
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH
pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newtonian dan non-Newtonian. Dalam
fluida Newtonian terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan geser yang
diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan. Namun, apabila
hubungannya
tak linear maka disebut non-Newtonian. Gas dan cairan encer cenderung bersifat
fluida
Newtonian sedangkan hidrokarbon berantai panjang yang kental mungkin bersifat nonNewtonian.

Gambar 5: Grafik fluida Newtonian dan non-Newtonian


2.6. FLUIDA NEWTONIAN
Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah
suatu fluida yang memiliki kurva tegangan/regangan yang linier. Yang di golongkan dalam
fliuda ini antara lain : air, udara, ethanol, benzene dsb. Fluida Newtonian akan terus mengalir
sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada gaya tersebut. Viskositas akan berubah jika terjadi
perubahan suhu dan tekanan. Dengan kata lain fluida yang mengikuti hukum newton tentang
aliran dan dapat ditulis dengan persamaan berikut ini:

adalah tegangan geser fluida [Pa]


adalah viskositas fluida suatu konstanta penghubung [Pas]
adalah gradien kecepatan yang arahnya tegak lurus dengan arah geser [s1]
Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur
dan tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida
bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida, persamaan yang
menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah

di mana
adalah tegangan geser pada bidang dengan arah
adalah kecepatan pada arah
adalah koordinat berarah
2.7. FUIDA NON NEWTONIAN

Fuida non-Newtonian adalah suatu fluida yang akan mengalami perubahan viskositas
ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida nonNewtonian tidak memiliki viskositas yang konstan. Berkebalikan dengan fluida nonNewtonian, pada fluida Newtonianviskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang
bekerja pada fluida.Selain itu, Fluida Non-Newtonian juga adalah fluida yang tidak tahan
terhadap tegangan geser (shear stress), gradient kecepatan (shear rate) dan temperature.
Dengan kata lain viskositas merupakan fungsi dari pada waktu.

a.

b.

Model pendekatan fluida non Newtonian


Pseudoplastik
Pseudoplastik adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian di mana viscositasnya cenderung menurun tetapi
shear stress dari fluida ini akan semakin meningkat. Contoh fluida ini adalah vinil acetate/ vinylpyrrolidone co-polymer
(PVP/PA).
Dilatant

Dilatant adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian di mana viscositasnya dan
shear stress dari fluida ini akan cenderung mengalami peningkatan. Contoh dari fluida jenis
ini adalah pasta.
1.

2.

3.

4.

5.

fluida Non-Newtonian dapat digolongkan dalam 5 golongan besar yaitu :


Bingham Fluid Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk Bingham Fluid model dapat dituliskan sebagai berikut :

dengan syarat :
jika : Jenis material yang mengikuti persamaan ini disebut Bingham Plastik. Contoh fluida Bingham Plastik
antara lain : , , dan
Ostwald De Waele Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk Ostwald De Waele model adalah :
persamaan ini memiliki 2 parameter juga dikenal sebagai hukum daya (power Law). Untuk n = 1, maka persamaan akan
direduksi menjadi persamaan hukum Newton untuk viskositas dengan m = . contoh fluida yang mengikuti persamaan Ostwald
De Waele antara lain : campuran pulp kertas dengan air, campuran semen dengan air dan sebagainya.
Eyring Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk fluida Erying model adalah sebagai berikut :
fluida yang mengikuti persamaan Erying model disebut fluida Pseudoplastik.
Ellis Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk fluida Ellis model adalah sebagai berikut :

model ini memiliki 3 parameter yang dapat diatur yaitu , dan . Contoh Fluida yang memenuhi kriterial Ellis Model antara lain :
Carbon Methil Cellulose (CMC) yang dilarutkan ke dalam air.
Reiner philoppoff Model
Persamaan tegangan geser fluida untuk fluida Reiner-Philippoff model sebagai berikut :
Contoh fluida yang mengikuti persamaan Reiner-Philippoff model adalah cairan belerang, 30,4% metanol dalan hexana,
Cholesterol butirat dan Polistirene dalam tetralin.
jenis-jenis fluida ini dapat digambarkan dalam bentuk grafik tegangan geser terhadap gradien kecepatan sebagai
berikut :

Gambar 6 . perbandingan kurva tegangan geser dengan gradien kecepatan untuk jenis-jenis fluida
Klasifikasi dari fludia non-Newtonian

Tipe Fluida

Plastic padat

Fluida Eksponensial

Viskoelastis memiliki
karakteristikviskos dan
elastis

Viskositas yang
bergantung waktu

Perilaku

Karakteristik

Contoh

Tegangan tidak
Plastik
Logam duktil lewat titik yield
menghasilkan regangan
sempurna
nya
yang berkebalikan
Tegangan geser dan
regangan memiliki
Plastik
hubungan linier bila batas
bingham
tegangan geser mulai
berpengaruh terlampaui
Pseudo-plastik yang
Yield
melampaui beberapa batas
pseudoLumpur, beberapakoloid
tegangan geser mulai
plastik
berpengaruh
Dilatant yang melampaui
Yield
beberapa batas tegangan
dilatan
geser mulai berpengaruh
Pengurangan viskositasterl Beberapa koloid, tanah
Pseudoplasti ihat dengan jelas dengan liat, susu, gelatin, darah
k
adanya peningkatan gaya
geser
Peningkatan viskositasterli
Larutan gula pekat
hat dengan jelas dengan
Dilatant
dalam air, suspensi patiberas or
adanya peningkatan gaya
pati jagung
geser
Material Kombinasi linier "seri"
logam, material komposit
Maxwell dari efek elastis dan viskos
kombinasi linier dari
fluida
perilaku Maxwell dan
Oldroyd-B
Newtonian
Material Kombinasi linier "paralel"
Bitumen, adonan, nilon
Kelvin efek elastis dan viskos
Anelastis Material kembali ke
bentuk awal bila gaya yang
bekerja dihilangkan
Peningkatan viskositasterli Beberapa lubrikan
hat dengan jelas seiring
Rheopektik
dengan lama durasi
tegangan
tiksotropik Penurunan viskositasterlih
at dengan jelas seiring
Saus tomat dan beberapa
dengan lama durasi
jenis madu
tegangan

2.9. ALIRAN DALAM FLUIDA


o Aliran Laminar

Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan,
atau lamina-lamina dengan satu lapisan yang meluncur secara merata. Dalam aliran laminar
ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan-kecenderungan terjadinya gerakan

relatife antaralapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton. dalam
pipa tertutup dengan arah aksial.
Aliran laminar Merupakan aliran yang jarang terjadi pada air dan tidak begitu penting
dalam aliran udara, tapi ini terjadi dalam viscosity fluida yang tinggi seperti campuran
sediment dalam air, es, & lava.
Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar (laminae) &
mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida.
Aliran laminar adalah aliran fluida tanpa arus turbulent ( pusaran air ). Partikel fluida
mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Laminar adalah ciri dari arus
yang berkecepatan rendah, dan partikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan
menggelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation).

Gambar 7. Distribusi kecepatan aliran laminar pada pipa tertutup

Gambar 8. Gambar aliran laminar terbuka.

o ALIRAN TURBULEN
Aliran acak dan mempunyai kecepatan beraneka ragam. Aliran ini terjadi di air dan udara.
Aliran ini lebih efficient dalam mengangkut dan menjalankan sediment karena
beranekaragamnya gradient kecepatannya.
Pada arus turbulen, massa air bergerak keatas, kebawah, dan secara lateral berhubungan
dengan arah arus yang umum, memindahkan massa dan momentum. Dengan gerakan tidak
beraturan seperti itu, massa atau gumpalan fluida akan mempunyai percepatan menyimpang
yang hanya sedikit persentasinya dari kecepatan rata-rata, meskipun begitu arus turbulen
bersifat menentukan arus, sebab turbulen menjaga patikel-partikel dalam suspensi, secara
konstan, seperti clay dan silt pada sungai dan pasir pada arus turbidit, atau secara berangsur,
seperti pada kebanyakan butir pasir di sungai, pantai dan bukit pasir.
Turbulen mentransport partikel-partikel dengan dua cara; dengan penambahan gaya fluida
dan penurunuan tekanan lokal ketika pusaran turbulen bekerja padanya. Keduanya adalah
penyebab terjadinya transportasi pasir sepanjang bawah permukaan. Di alam hampir semua
mekanisme transport pasir terjadi secara turbulen.

Turbulen terutama terjadi di sungai akibat penggerusan sepanjang batas arus air, dan
meningkat akibat kekasaran bawah permukaan; sepanjang garis pantai dan laut penyebabnya
adalah ombak, tekanan angin permukaan, dan penggerusan arus. Di udara turbulen yang
membawa bekas ledakan volkanis ditransport angin. Besarnya gerakan turbulen bervariasi
dari mikro hingga makro, yang terakhir tadi sangat mudah dilihat di sungai dengan
penampakkan pusaran yang kompleks atau dengan boil yang berbenturan dengan permukaan
sungai, secara terus menerus.

Gambar 9. Distribusi kecepatan aliran


turbulen

Gambar 10. Aliran turbulen terbuka.


o BILANGAN REYNOLD
Bilangan Reynold digunakan untukmenentukan sifat pokok aliran, apakah aliran tersebut
laminar, transisi atau turbulen.Osborne Reynold telah mempelajari untuk mencoba
menentukan bila dua situasi aliran yang berbeda akan serupa secara dinamika bila
memenuhi :
1. Kedua aliran tersebut serupa secara geometric, yakni ukuran-ukuran linier yang
bersesuaian mempunyai perbandingan konstan.
2. Garis-garis aliran yang bersesuaian adalah serupa secara geometric, atau tekanan-tekanan
di titik-titik yang bersesuaian memiliki perbandingan konstan.
Dalam menyimak dua situasi aliran yang serupa secara
geometric, Reynold menyimpulkan bahwa aliran-aliran tersebut akan serupa dinamik jika
persamaan-persamaan diperensial umum yang menggambarkan aliran-aliran tersebut
indentik.
.

Re = VD

v=

..(1)

(2)

Dengan mensubtitusikan persamaan (1) Kedalam persamaan (2) maka akan didapat:
Re = vD
v
Dengan :
V = Kecepatan fluida yang
mengalir (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
= Massa jenis fluida (kg/m3)
= Viskositas dimakim fluida
(Pa.s)
= Viskositas kinematik (Pa)

BAB III
PENUTUP
1.

2.

3.
4.
5.

3.1. KESIMPULAN
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida tersebut
mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai kekentalan, atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat
dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.
Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskos99itas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekulmolekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul
Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer torsi, viscometer kapiler/Ostwald,
viscometer Hoppler, viscometer cup dan bob, dengan hokum stokes untuk bola jatuh dan
viscometer cone dan plate.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan
berat molekul solute.
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau
lamina-lamina dengan satu lapisan yang meluncur secara merata.

6. Aliran Turbulen adalah Aliran acak dan mempunyai kecepatan beraneka ragam.

You might also like