Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Batas Wilayah
Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat
pada gambar adalah sebagai berikut:
1
DESA
LUAS
JUMLAH
JUMLAH
RATA-RATA
KEPADATAN
WILAYAH
PENDUDU
RUMAH
JIWA/RUMAH
PENDUDUK
(km )
TANGGA
TANGGA
per km2
1
2
Pangkalan
Tanjung Burung
7.54
5.24
16.888
7.669
5,362
2,685
4.08
4.5
2.24
1.48
Tegal Angus
2.83
9.513
2,900
4.6
3.31
Tanjung Pasir
5.64
9.513
1,823
4.6
1.73
Muara
5.14
3.566
492
4.4
6.86
Lemo
3.61
6.632
655
4.4
1.82
30.02
53.831
13.917
4.6
10.364
JUMLAH
NO
1
DESA/KEL
Pangkalan
Tanjung
Lakilaki
8.690
Jumlah Penduduk
Perempua
JUMLAH
n
8.198
16.888
3.941
3.728
7.669
4.875
4.638
9.513
Burung
Tegal Angus
Tanjung Pasir
4.889
4.624
9.513
Muara
1.814
1.752
3.566
Lemo
3.388
3.214
6.632
27.637
26.194
53.831
JUMLAH
Agama
Jumlah Pemeluk
1
2
3
4
5
6
Islam
Budha
Kristen
Khatolik
Khonghucu
Hindu
49232
3183
771
203
52
3
Lapangan
pekerjaan
penduduk
di
wilayah
kerja
Jumlah
4592
13757
13536
386
6373
4004
45
43
141
4109
13316
6063
222
65
Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam
sehingga
pendidikan
sangat
berperan
dalam
pembangunan kesehatan.
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal
Angus
N
O
1
2
3
4
5
6
JUMLAH SEKOLAH
S
PAUD
TK
RA
D
MI
SMP
MTS SMA
Lemo
0
0
0
3
0
0
0
0
Muara
0
0
0
3
0
0
0
0
Pangkalan
1
2
0
5
1
2
1
0
Tanjung Burung
1
0
0
2
1
0
0
0
Tanjung Pasir
0
2
0
2
1
0
1
0
Tegal Angus
0
1
0
2
2
2
1
1
PUSKESMAS
1
3
0
12
4
2
2
1
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015
NAMA DESA
SMK
0
0
1
0
0
0
0
MA
0
0
0
0
0
0
0
No.
1
2
3
4
5
6
Jenjang Pendidikan
Tidak/belum tamat SD
SD/MI
SLTP/MTS
SLTA/MA
AK/Diploma
Jumlah
12598
15738
4060
3601
159
Universitas
130
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal
Angus,2015
dalam
program-program
pembangunan
puskesmas
kesehatan,
harus
pelaksanaan
disesuaikan
dengan
Kesehatan
Berikut adalah sarana kesehatan yang ada di Desa Pangkalan(RPJM Desa
Pangkalan, 2015)
Tabel 1.7 Sarana Kesehatan di Desa Pangkalan
Sarana Kesehatan
Jumlah
Apotek
1 Unit
Balai Pengobatan
2 Unit
Klinik Khitan
1 Unit
Poliklinik
3 Unit
Praktik Bidan
3 Unit
Praktik Dokter
2 Unit
Sumber: RPJM Desa Pangkalan, 2015
Misi
kerjanya.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan
Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan
Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu Desa
Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara, dan Lemo.
(Profil Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Gambar 1.3 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
hasil
laporan
bulanan
Penyakit
(LB1)
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
4 Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi
terkait, dalam hal ini, antara lain:
8
1 Peningkatan
gizi
keluarga
Pemberian
Makanan
Dengue,
Flu
Burung,
Chikungunya,
dan
sejenisnya.
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan
memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan
memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah
masingmasing dan lingkungan sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur
dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan
Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan
diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU.
5 Pengkajian PHBS
Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga BerPHBS Dinas Kabupaten Tangerang melalui melaksanakan
pendataan dan penilaIan rumah tangga sehat yaitu rumah
tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS bagi
rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah
tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indikator PHBS bagi
rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran
dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di
Kabupaten Tangerang. Dan berdasarkan hasil pengkajIan, dari
62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%)
rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga
sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Jumlah
KK YDT
% Persalinan
Oleh Tenaga
Kesehatan
% ASI
eksklusif
% By/ blt
ditimbang
% Cuci
Tangan
% Air
Bersih
%
Jamban
Sehat
%
Bersihkan
Jentik
% Makan
Sayur
Buah
%
Aktivitas
Fisik
% Tidak
Merokok
dalam Rumah
% Jumlah
(Sehat)
Lemo
Muara
Pangkalan
Tegal Angus
Tj. Burung
Tj. Pasir
Jumlah
206
210
210
214
210
210
1260
63.6
71.5
57.6
35.6
64.6
71.4
65.2
24.8
43.6
42.4
24.3
58.6
49.5
37.7
64
70.6
67.1
58.9
65.7
79.5
67.5
91.6
45.9
70
87.4
43.3
38.6
63.6
83.6
99
95.7
90.2
96.6
91.4
92.8
44.8
43
66.5
57
46.7
68.8
54
80.8
92
51.4
94
79
92.7
86
84
73.4
57
39.7
61.9
72.3
55.3
62
33
33.3
72.4
72.8
65.6
61.5
45
71.2
33.5
57
72.8
65.2
54
18
56.5
16.2
17
16.7
17
15.5
10
Pembinaan
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat
di
penyebarluasan
informasi
kesehatan
untuk
di
masyarakat
dapat
menggambarkan
derajat
aktifitas
(100%)
(75,10%)
(100%)
(15,19%)
(99,45%)
(17,15%)
fisik
setiap
hari
(12,05%)
8 Mengkonsumsi makanan seimbang
(25,20%)
(25,15%)
(98,10%)
pendidikan
yang
masih
rendah
sehingga
dilakukan
penyuluhan
tentang
PHBS
yang
terus
11
6 Kesehatan Lingkungam
Kesehatan
Lingkungan
merupakan
aspek
yang
merupakan
langkah
yang
tepat
dalam
besar
perumahan
penyakit
waktunya,
sehingga
dapat
berperan
diantara
anggota
sekitarnya.
Rumah
sehat
kondisi
kesehatan
media
penularan
atau
tetangga
sebagai
keluarga
adalah
rumah
tinggal
yang
PUSKESMAS
DESA
Tanjung Burung
Pangkalan
Tegal Angus
Tegal Angus
Tanjung Pasir
Muara
Lemo
JUMLAH
JUMLAH
SELURUHNYA
JUMLAH
DIPERIKS
A
%
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT
%
SEHAT
2685
5362
2900
1823
492
655
13917
254
298
189
339
79
89
1248
9,46
5,56
6,52
18,60
16,06
13,59
70
109
123
78
274
42
49
675
42,91
21,28
41,27
80,83
52,16
55,06
54
12
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
KK
TEMPAT SAMPAH
JKM
JKP
JKS
%JKM
%JKP
%JKS
Lemo
6.557
655
162
89
49
24,7
54,9
55,1
Muara
3.524
492
124
79
42
25,2
63,7
53,2
Pangkalan
16.871
2.685
1.035
298
123
38,5
28,8
41,3
Tanjung burung
7.754
5.362
618
254
109
11,5
41,1
42,9
Tanjung pasir
9.738
1.823
447
339
274
24,5
75,8
80,8
Tegal angus
9.378
2.9
720
189
78
24,8
26,3
41,3
53.822
13.917
3.106
1.248
3.106
24,9
48,4
52.4
Tegal angus
JUMLAH
Jumlah KK Periksa
JK:
Jumlah KK Sehat
13
yang
diperiksa
mengalami
penurunan,
hal
ini
hanya
41,3%.
Berbagai
faktor
seperti
tingkat
yang
masih
rendah
menyebabkan
sulitnya
tenaga
sanitarian
dan
kurangnya
tenaga
di
Puskesmas
pengelolaan
Tegal
air
Angus
bersih,
adalah
pemeriksaan
pengawasan
terhadap
14
Keluarga
Keluarga
Keluarga
Keluarga
Tn. Agus
Tn. Didi
Ny. Ayati
Tn. Moh Djamsuri
15
18
menurut Tn. Agus jika menggunakan kartu jaminan kesehatan akan berbelit,
dan akhirnya jika berobat memilih untuk bayar sendiri.
Saat ini keluarga Tn. Agus tidak ada yang sedang sakit. Tetapi pada
riwayat penyakit keluarga Tn. Agus, Tn. Agus sendiri pernah menderita
demam berdarah dan dirawat dirumah sakit Mitra Husada selama 4 hari.
Anak Tn. Agus yang ke 5, Tn A. Arifiandi pernah mendapat pengobatan paru
selama hampir setahun dan mengatakan pengobatan tuntas saat itu. Penyakit
yang sering dialami keluarga Tn. Agus adalah gatal-gatal.
Keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu hanya Tn. Agus yang
merokok aktif. Saat berjualan dari pagi sampai sore hari Tn. Agus menjaga
dagangan es kelapa Tn. Agus kadang sambil merokok. Keluarga Tn. Agus
mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor
dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga hanya Tn. Agus yang
suka lari pagi setiap habis shalat subuh.
Di Keluarga ini, hanya Tn. Agus yang memiliki kebiasaan
berolahraga yaitu berjalan pagi selama 30 menit setiap harinya. Sedangkan
arif sesekali pergi bermain bola bersama teman teman nya sore hari sepulang
sekolah.
Keluarga Tn. Agus memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Istri
Tn. Agus, Ny. Siti Aisyah memasak makanan dengan menu seadanya, contoh
menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tempe, sayuran dan
terkadang menggunakan telur, ayam, ataupun daging. Ny. Siti Aisyah
memasak dua kali sehari saat makan siang dan makan malam untuk semua
anggota keluarga.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit ringan, keluarga ini biasanya
memilih berobat dengan membeli obat warung dulu, bila tak ada perbaikan
dan sakit dirasa cukup berat baru berobat ke dokter di klinik yang terdapat di
daerah kampung melayu. Keluarga Tn. Agus memiliki kartu jaminan
kesehatan nasional. Tetapi Tn. Agus tidak pernah menggunakannya karena
menurut Tn. Agus jika menggunakan kartu jaminan kesehatan akan berbelit,
dan akhirnya jika berobat memilih untuk bayar sendiri.
19
Keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu hanya Tn. Agus yang
merokok aktif. Saat berjualan dari pagi sampai sore hari Tn. Agus menjaga
dagangan es kelapa Tn. Agus kadang sambil merokok. Keluarga Tn. Agus
mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor
dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga hanya Tn. Agus yang
suka lari pagi setiap habis shalat subuh.
Keluarga Tn. Agus tinggal di rumah dengan luas bangunan 12x 6 m.
Rumah keluarga Tn. Agus terdiri dari satu ruang tamu yang berfungsi sebagai
ruang keluarga, dua kamar tidur berukuran 3 m x 4 m, ruang tengah
berukuran 2,5 m x 3 m, ruang dapur berukuran 4 m x 4 m, dan 1 buah kamar
mandi berukuran 1 m x 1 m. Di rumah keluarga Tn. Agus hanya terdapat 2
jendela di depan rumah. satu jendela di ruang keluarga dan bisa di buka
untuk sirkulasi udara dan pencahayaan. Terdapat 6 lampu berwarna putih di
teras depan, di ruang keluarga, di kamar tidur, serta di dapur. Terdapat 1
lampu berwarna kuning di bagian belakang rumah. Saat siang hari tidak perlu
menyalakan lampu karena cahaya matahari bisa masuk.
Dalam
1.
Nama
Tn. Agus
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
Menu
Makan
Banyaknya
URT
Laki-laki
16 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
Malam
Nasi
putih
Ikan
sarden
kaleng
Air
putih
Nasi putih
1 porsi
Berat
(Gram)
100
1
potong
sedang
2
gela
s
1 porsi
100
20
(Berbuk
a)
No.
1.
Nama
Tn. Agus
Ikan
goreng
Air putih
1 potong
2 gelas
Banyaknya
URT
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
Menu
Makan
Laki-laki
17 Juni
2016
Nasi
Ayam
goreng
1 porsi
1 potong
Sayur
kacang
wortel
Air putih
1 porsi
Nasi
Tempe
goreng
1 porsi
2 potong
sedang
Sayur
Asem
1 porsi
Es kelapa
1 gelas
Air putih
2 gelas
Nasi
Telur
ceplok
1 porsi
1 butir
100
55
Sayur
daun
sesin
1 porsi
50
Mi instan
1 bungkus
Air putih
2 gelas
Pagi
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
18 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
Berat
(Gram)
100
2 gelas
100
21
No.
1.
2.
Nama
Tn Agus
Ny. Siti
Aisyah
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
Menu
Makan
Banyaknya
URT
Laki-laki
18 Juni
2016
Bihun
Bakwan
goreng
1 porsi
2 potong
sedang
Kolak
1 gelas
Air putih
2 gelas
Nasi
putih
Ikan
sarden
kaleng
Air putih
1 porsi
Perempua
n
16 Juni
2016
Malam
(Berbuka)
Pagi
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
Nasi
putih
Ikan
goreng
Air putih
Berat
(Gram)
50
100
1 potong
sedang
2 gelas
1 porsi
100
1 potong
2 gelas
22
No.
2.
Nama
Ny. Siti
Aisyah
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
Menu
Makan
Banyaknya
URT
Perempua
n
17 Juni
2016
Nasi
Ayam
goreng
1 porsi
1 potong
Sayur
kacang
wortel
Air putih
1 porsi
Nasi
Tempe
goreng
1 porsi
2 potong
sedang
Sayur
Asem
1 porsi
Es kelapa
1 gelas
Air putih
2 gelas
Nasi
Telur
ceplok
1 porsi
1 butir
100
55
Sayur
daun
sesin
1 porsi
50
Mi instan
1 bungkus
Air putih
2 gelas
Menu
Banyaknya
Pagi
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
18 Juni
2016
No.
Nama
Jenis
Pagi
(Sahur)
Tanggal Waktu
Berat
(Gram)
100
2 gelas
100
23
Kelamin
2.
3.
Ny. Siti
Aisyah
Tn.
Arifiandi
Perempua
n
Perempua
n
18 Juni
2016
16 Juni
2016
Makan
Makan
URT
Malam
(Berbuka)
Bihun
Bakwan
goreng
1 porsi
2 potong
sedang
Kolak
1 gelas
Air putih
2 gelas
Nasi
putih
Ikan
sarden
kaleng
Air putih
1 porsi
Pagi
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
Nasi
putih
Ikan
goreng
Air putih
Berat
(Gram)
50
100
1 potong
sedang
2 gelas
1 porsi
100
1 potong
2 gelas
No.
3.
Nama
Tn.
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
Menu
Makan
Banyaknya
URT
Laki-laki
17 Juni
Nasi
1 porsi
Pagi
Berat
(Gram)
100
24
Arifiandi
2016
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
18 Juni
2016
No.
3.
Nama
Tn.
Arifiandi
Pagi
(Sahur)
Ayam
goreng
1 potong
Sayur
kacang
wortel
Air putih
1 porsi
Nasi
Tempe
goreng
1 porsi
2 potong
sedang
Sayur
Asem
1 porsi
Es kelapa
1 gelas
Air putih
2 gelas
Nasi
Telur
ceplok
1 porsi
1 butir
100
55
Sayur
daun
sesin
1 porsi
50
Mi instan
1 bungkus
Air putih
2 gelas
2 gelas
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
Menu
Makan
Banyaknya
URT
Laki-laki
18 Juni
2016
Bihun
Bakwan
1 porsi
2 potong
Malam
(Berbuka)
100
Berat
(Gram)
50
25
goreng
sedang
Kolak
1 gelas
Air putih
2 gelas
27
hanya mengkonsumsi air putih rata-rata lima gelas per hari. Setiap anggota
keluarga Tn. Didi gemar mengkonsumsi teh manis, biasanya satu kali sehari
di sore hari. Keluarga Tn. Didi tidak runtin mengkonsumsi susu. Tn. Didi
atau istrinya membelikan susu untuk anak-anaknya ketika mereka ingin, yang
dibeli biasanya adalah susu kental manis. Keluarga Tn. Didi mengaku sering
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, namun jarang ketika selesai
melakukan aktivitas. Keluarga Tn. Didi mencuci tangan menggunakan air
yang tidak mengalir.
Penyakit yang sering dialami oleh anggota keluarganya adalah batuk
pilek, sedangkan Nn. Sumiyati anak kelima di keluarga ini mempunyai sakit
maag yang sering kambuh saat dirinya terlambat makan atau memakan
makanan yang asam atau pedas. Apabila sakit, biasanya keluarga Tn. Didi
terbiasa membeli obat warung, mereka baru memeriksakan diri ke dokter jika
penyakitnya belum sembuh dengan obat warung. Anak Tn. Didi yang
terakhir, tiga minggu yang lalu mengalami sakit infeksi saluran pernapasan
akut dengan gejala demam, disertai batuk pilek, sudah diperiksakan ke dokter
di RS. Mitra Husada. Pada tahun 2002 Anak Tn. Didi yang bernama Sumiyati
pernah terkena DBD dan dirawat di Rumah Sakit. Keluarga Tn. Didi juga
jarang memeriksakan diri secara rutin ke dokter. Keluarga Tn. Didi setiap
harinya beraktivitas sesuai kegiatan masing-masing, Tn. Didi membuka
usaha tambal bannya di pagi hari dan usahanya ditutup malam hari. Karena
bekerja di rumah, Tn. Didi menghabiskan waktunya luangnya untuk
membantu istrinya mengurus rumah dan anak-anaknya, sedangkan Ny.
Suryani yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga hanya melakukan kegiatan
seperti membersihkan rumah, mencuci, memasak, dan mengurus anakanaknya.
Ny. Suryani melahirkan kesembilan
28
dan memberikan ASI kepada kesembilan anaknya sejak lahir hingga umur 2
tahun.
Keluarga Tn. Didi tinggal di sebuah rumah bangunan semi permanen
seluas 50m2 yang terdiri dari dua lantai. Sebagian dinding rumah terbuat dari
batu bata dan sebagian yang lain dari triplek dan anyaman bambu. Sebagian
lantainya terbuat dari semen dan sebagian lagi berlantaikan tanah. Sebagian
besar atap rumah menggunakan genteng yang terbuat dari tanah liat. Lantai
satu rumah Tn. Didi terdiri dari sebuah teras, ruang utama, dua kamar tidur,
satu kamar pakaian, sebuah dapur yang digunakan juga sebagai kamar mandi,
dan terdapat satu buah jamban, sedangkan lantai dua terdiri dari satu buah
kamar tidur. Ruang utama berukuran 3 x 2 m beralaskan semen yang dilapisi
karpet plastik, terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga
berkumpul, di ruangan tersebut terdapat dua buah jendela kaca yang dapat
dilewati cahaya matahari namun tidak dapat dibuka. Masing masing kamar di
lantai satu berukuran 1.5 x 2 m tidak terdapat ventilasi untuk pertukaran
udara dan masuknya cahaya matahari, terdapat satu buah kasur yang
diatasnya banyak baju-baju ditumpuk, sedangkan kamar yang terdapat di
lantai dua berkuruan 3 x 2 m dan disekitarnya terdapat ban-ban bekas dan
peralatan tambal ban yang sudah tidak terpakai. Keluarga Tn. Didi mandi di
tempat yang digunakan bersamaan dengan dapur dan tempat mencuci piring,
mencuci baju di dilakukan di kali dan buang air besar dilakukan di jamban
yang terdapat di bagian belakang terpisah dari rumah. Saluran pembungan
akhir dari jamban keluarga ini langsung dialirkan ke kali, dan saluran
pembuangan limbah juga di alirkan ke kali di belakang rumahnya tersebut.
Sumber air yang digunakan Tn. Didi yakni dari sumur bor yang dibuat
sendiri oleh keluarga Tn. Didi, air sumu tersebut digunakan untuk mandi dan
mencuci alat makan, sedangkan untuk minum dan memasak, keluarga ini
menggunakan air suling isi ulang, keluarga Tn. Didi menggunakan air kali
sebagai sumber air untuk mencuci pakaian. Dalam hal pembuangan sampah
rumah
tangga
keluarga
Tn.Didi
membawa
sampahnya
ke
tempat
29
Nama
Jenis
Kelamin
Tanggal
Waktu
Makan
1.
Tn. Didi
Laki-laki
16 Juni
Pagi
2016
Nasi putih
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
2 porsi
200
(Sahur)
Tempe goreng
1 potong
25
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
200 ml
100
Bakwan
2 buah
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
(Berbuka)
17 Juni
Pagi
Menu Makan
Dan Minum
30
2016
(Sahur)
Ikan sarden
1 potong
40
Malam
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
Tempe Goreng
1 potong
25
Sayur Sop
1 porsi
100
1 gelas
200 ml
Air putih
1 gelas
200 ml
Menu Makan
Dan Minum
Nasi
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
1 porsi
100
(Berbuka)
No.
1.
2.
Nama
Tn. Didi
Ny.
Suryani
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tanggal
Waktu
Makan
18 Juni
Pagi
2016
(Sahur)
Tahu Goreng
2 potong
50
Malam
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
300
(Berbuka)
Bakwan
2 potong
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi putih
3gelas
1 porsi
600 ml
100
16 Juni
Pagi
2016
(Sahur)
Tempe goreng
1 potong
25
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
Bakwan
2 potong
(Berbuka)
100
31
17 Juni
2016
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
300
(Sahur)
Ikan sarden
1 potong
40
Malam
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
1 potong
25
Sayur Sop
1 porsi
100
1 gelas
200 ml
Air putih
2 gelas
400 ml
Menu Makan
Dan Minum
Nasi
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
1 porsi
100
( Sahur)
Tahu Goreng
1 potong
50
Malam
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
200
(Berbuka)
Bakwan
2 potong
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
(Sahur)
Tempe goreng
Potong
25
Malam
Air putih
Nasi putih
gelas
1 porsi
600 ml
100
Bakwan goreng
2 potong
100
1 gelas
200 ml
Pagi
No.
2.
3.
Nama
Ny.
Suryani
Nn.
Sumiyati
Jenis
Kelamin
Perempuan
Perempuan
Tanggal
Waktu
Makan
18 Juni
2016
Pagi
16 Juni
2016
Pagi
(Berbuka)
32
17 Juni
2016
Air putih
Nasi
3 gelas
1 porsi
600 ml
100
(Sahur)
Ikan sarden
1 potong
40
Malam
Air putih
Nasi
3 gelas
1 porsi
600 ml
100
1 potong
25
Sayur Sop
1 porsi
100
1 gelas
200 ml
Air putih
2 gelas
400 ml
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
1 porsi
100
Pagi
No.
3.
4.
Nama
Nn.
Sumiyati
Tn. Romi
Jenis
Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Tanggal
Waktu
Makan
18 Juni
2016
Pagi
Menu
Makan
Dan Minum
Nasi
(Sahur)
Tahu Goreng
1 potong
50
Malam
Air Putih
Nasi
3 gelas
1 porsi
600 ml
100
(Berbuka)
Bakwan
2 potong
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi putih
3 gelas
1 porsi
600 ml
100
(Sahur)
Tempe goreng
2 potong
50
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400
100
Bakwan goreng
1 potong
50
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi putih
3 gelas
1 porsi
600 ml
100
16 Juni
2016
Pagi
(berbuka)
17 Juni
2016
Pagi
33
(Sahur)
Ikan sarden
1 potong
40
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400
100
Bakwan
1 potong
50
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi putih
3 gelas
1 porsi
600 ml
100
(Sahur)
Tahu Goreng
1 potong
50
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
Bakwan
1 buah
50
1 gelas
100
Air putih
3 gelas
600
Menu
Makan
Dan Minum
Nasi putih
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
1 porsi
100
(Sahur)
Tempe goreng
1 potong
25
Malam
Air putih
Nasi putih
1 gelas
1 porsi
200 ml
100
Bakwan goreng
2 potong
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
(sahur)
Ikan sarden
1 potong
40
Malam
Air putih
Nasi
1 gelas
1 porsi
200
100
Tempe Goreng
1 potong
25
Sayur Sop
1 porsi
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
Tahu Goreng
1 potong
50
(berbuka)
18 Juni
2016
Pagi
(Berbuka)
No.
5.
Nama
An. Ikmal
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Tanggal
Waktu
Makan
16 Juni
2016
Pagi
(Berbuka)
17 Juni
2016
Pagi
(Berbuka)
18 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
34
Malam
(Berbuka)
No.
6.
Nama
An. Dendi
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Air putih
Nasi
1 gelas
1 porsi
200 ml
100
Bakwan goreng
1 potong
50
1 gelas
200 ml
Air putih
2 gelas
400 ml
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
1 porsi
200
Tanggal
Waktu
Makan
16 Juni
Pagi
Menu
Makan
Dan Minum
Mie goreng
Siang
Air putih
Tempe goreng
1 gelas
2 potong
200 ml
50
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400 ml
100
Bakwan goreng
2 buah
100
1 gelas
200
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400
100
Tempe goreng
2 potong
100
Air putih
Air putih
Nasi
1 gelas
2 gelas
1 porsi
200 ml
200 ml
100
Tempe Goreng
2 potong
50
Sayur Sop
1 porsi
100
1 gelas
200 ml
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100 gr
Sayur sop
1 porsi
100 gr
Air putih
Bakwan goreng
1 gelas
2 buah
200 ml
100
2016
17 Juni
2016
Pagi
Siang
Malam
18 Juni
2016
Pagi
Siang
35
Malam
Air putih
Nasi
2 gelas
1 porsi
400 ml
100 gr
Bakwan goreng
2 buah
100
1 gelas
200 ml
Air putih
2 gelas
400 ml
36
diolah
dengan
cara
menggoreng
dan terkadang
dikukus
37
yang sehari-hari ia makan yaitu sepiring nasi dengan tahu temped an sayur
asem. Sesekali ia berbuka puasa meminum teh manis dan gorengan yang
dibuat sendiri.
Ny. Ayati jarang mengalami masalah kesehatan dalam sebulan
terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh Ny. Ayati adalah nyeri pada
sendi lutut, dan nyeri ulu hati. Biasanya apabila sakit Ny. Ayati hanya
membeli obat di warung dan sangat jarang sekali berobat ke dokter,
puskesmas, maupun klinik terdekat kecuali jika pada penyakit tertentu. Ny.
Ayati memiliki kebiasaan melahirkan di rumahnya dengan bantuan dukun
beranak. Ny. Ayati mengatakan rutin kontrol kehamilan setiap bulan di bidan
langganan nya, namun alasan melahirkan dibantu oleh dukun beranak karena
kontraksi yang tiba-tiba dirasakan tidak mampu menunggu bidan sehingga
mencari dukun beranak terdekat. Ny. Pemberian ASI sempat dilakukan
Ny.Ayati pada putra kedua dan ketiganya, namun untuk imunisasi belum
sempat terlaksanakan.
Ny. Ayati tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas 10 x 7
m. Sebagian
sebagiannya lagi terbuat dari anyaman bambu bercampur triplek dan tidak di
cat. Bagian lantai ruang tamu terbuat dari semen, pada teras depan dan pada
bagian belakang rumah lantainya beralaskan tanah. Semua atap rumah
menggunakan genteng yang terbuat dari tanah liat. Rumah Ny. Ayati terdiri
dari sebuah teras, sebuah ruang tamu sekaligus kamar tidur, sebuah dapur
sekaligus sumur dengan panjang 4m dan kamar mandi air didalam sumur
berwarna kuning kecoklatan. Ruang tamu berukuran 2 x 3 m terdapat sebuah
TV, di ruangan tersebut tidak ditemukan adanya jendela maupun ventilasi
tetapi ada beberapa bagian genteng yang hilang sehingga cahaya matahari
dapat masuk dan juga ketika hujan lebat rumah Ny. Ayati seringkali bocor
dan air nya ditampung dengan ember yang dimiliki. Ny. Ayati mandi disumur
dengan menggunakan air sumur dan jika mencuci baju pergi ke kali.
Rumah Ny. Ayati terletak di tepi jalan raya dengan jarak antar rumah
1 meter di sebelah kanan dan kiri. Ny. Ayati mengatakan jarang berinteraksi
dengan warga sekitar meskipun jarak antar rumah sangat dekat, sesekali
38
hanya bertegur sapa jika saat sedang melaksanakan olahraga pagi, menurut
Ny.Ayati interaksi antar tetangga tidak begitu penting. Ny. Ayati memiliki
kebiasaan membuang sampah di kali yang terletak dibelakang rumahnya,
atau jika terdapat banyak sampah sampah tersebut dikumpulkan di halaman
rumah lalu sampah akan dibakar di sebrang kali. Ny. Ayati tidak memiliki
tempat sampah di dalam rumah maupun di luar rumah, sehingga sampah
kebanyakan di biarkan tercecer di depan rumah lalu di kumpulkan disebuah
pelastik. Sampah yang terkumpul biasanya dibakar pada saat sore hari.Ny.
Ayati belum memiliki sepiteng untuk jambannya sehingga seluruh saluran air
jamban dari Ny.Ayati langsung ke kali yang membuat lingkungan sekitar jadi
tidak sehat. Penyakit yang sering dialami sekitar lingkungan tempat tinggal
Ny. Ayati tidak diketahui nya, riwayat penyakit seperti DBD, TB paru, dan
hipertensi disangkal oleh Ny. Ayati
Tabel 1.13 Food Record Keluarga Ny. Ayati
No
Nama
.
1.
Jenis
Tanggal Waktu
Kelamin
Ny. Ayati
Makan
Berat (Gram)
Perempua
16 Juni Pagi
Nasi putih
1 porsi
100 gr
2016
Tahu rebus
2 potong
100 gr
Tempe goreng
2 potong
50 gr
Sayur asem
1 porsi
100 gr
Malam
Air putih
Nasi putih
2 gelas
1 porsi
400 mL
100 gr
(Berbuka
Tempe goreng
2 potong
75 gr
Tahu goreng
3 potong
150 gr
Sayur asem
1 porsi
100 gr
17 Juni Pagi
Air putih
Nasi putih
3 gelas
1 porsi
600 mL
100 gr
2016
Tempe kukus
2 potong
50 gr
Tahu goreng
1 potong
50 gr
Sayur asem
1 porsi
100 gr
(Sahur)
(Sahur)
39
Air putih
Nasi putih
1 gelas
1 porsi
200 mL
100 gr
Tempe goreng
3 potong
75 gr
Tahu goreng
3 potong
200 gr
Sayur asem
porsi
50 gr
Air putih
Menu Makan
3 gelas
Waktu
Makan
dan Minum
Malam
(Berbuka
)
No
Nama
.
1.
Jenis
Tanggal
Kelamin
Ny. Ayati
600 mL
Banyaknya
URT
Berat (Gram)
Perempua
18 Juni
Pagi
Nasi putih
porsi
50 gr
2016
(Sahur )
Tahu rebus
2 potong
100 gr
Tempe goreng
2 potong
50 gr
Sayur asem
porsi
50 gr
Malam
Air putih
Nasi putih
1 gelas
1 porsi
200 mL
100 gr
(Buka)
Tempe kukus
3 potong
75 gr
Tahu goreng
2 potong
100 gr
Sayur asem
porsi
50 gr
Air putih
4 gelas
800 mL
belakang lulus SD. Nn. Siti merupakan anak kelima di keluarga ini yang berusia 19
tahun dan nn. Eka usia 18 tahun yang merupakan anak terakhir. Kedua putri mereka
ini berlatar belakang pendidikan SMA.
Tn. Moh. Djamsuri berprofesi sebagai pegawai kelurahan dengan pendapatan
sekitar Rp 1.500.000,- tiap bulan. Disamping itu Tn. Moh. Djamsuri juga membuka
usaha warung klontongan dirumahnya dengan pendapatan sekitar Rp 1.500.000
hingga Rp. 2000.000,00 perbulan. Keluarga Tn. Moh. Djamsuri,keluarga ini tidak
biasa menabung karna menurut Tn. Moh. Djamsuri pendapatan perbulan hanya
cukup untuk kebutuhan sehari hari dan digunakan lagi untuk modal usahanya.
Tn. Moh. Djamsuri mempunyai kebiasaan merokok,namun sudah berhenti
sejak lebih kurang 20 tahun yang lalu dikarenakan menurut Tn. Moh. Djamsuri
beliau sudah semakin tua dan disamping itu Tn. Moh. Djamsuri sering batuk
berulang.
Tn. Moh. Djamsuri memiliki kebiasaan berolahraga rutin setiap pagi setelah usai
sholat subuh dengan durasi 30 menit. Namun tidak satupun dari anggota
keluarganya yang berolahraga dikarenakan tidak terbiasa dan tidak mempunyai
waktu untuk berolahraga.
Tn. Moh. Djamsuri memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Yaitu
pagi hari (pukul 07.00/08.00), siang hari (12.00), dan sore hari (17.00), Ny.Onyin
tidak rutin makan 3 kali sehari, Namun kedua anak mereka tidak mempunyai pola
makan yang teratur, mereka hanya akan makan jika terasa lapar. Hal ini dikarenakan
oleh aktivitas perkuliahan mereka. Sama halnya dengan ny.Onyin yang hanya
makan jika terasa lapar. Menu makanan rutin keluarga ini adalah sayur asem, ikan,
tahu atau tempe. Biasanya bahan makanan tersebut diolah dengan cara digoreng dan
sesekali dengan bumbu-bumbuan. Keluarga biasanya mengkonsumsi buah-buahan 2
kali dalam seminggu pada saat sarapan. Namun anggota keluarga ini tidak rutin
minum susu setiap harinya, kecuali Tn. Moh. Djamsuri yang terkadang
mengkonsumsi susu (kental manis) pada jam sarapannya jika tidak tersedia teh
manis. Ny.Onyin membeli bahan makanan sehari hari di pasar, kemudian mencuci
sayur dan bahan makanan lainnya dengan menggunakan air suling. Ny. Onyin
mengaku sering membeli makanan yang sudah jadi di warung atau pasar
41
dikarenakan hal tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga. Keluarga Tn. Moh.
Djamsuri biasanya makan dan minum diruang utama sambil menonton tv tapi
biasanya tidak makan bersama.Tn. Moh. Djamsuri rutin minum air putih sekitar
1500-1800 ml perhari, Ny.Onyin sekitar 600 ml perhari, sedangkan kedua anaknya
mengkonsumsi air putih tidak tentu,kira-kira hanya sekitar 900 ml per hari.
Keluarga Tn. Moh. Djamsuri mengaku sering mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, maupun sesudah selesai aktivitas namun tidak menggunakan air yang
mengalir dan sabun. Tetapi keluarga ini tidak mengetahui tata cara cuci tangan yang
benar.
Penyakit yang sering dialami oleh anggota keluarga Tn. Moh. Djamsuri
adalah batuk, pilek dan gatal-gatal. Tn. Moh. Djamsuri sering mengalami sakit batuk
sejak umur 30 tahun dan dirasakan hamper tiap hari hingga sekarang. Dari penuturan
Tn. Moh. Djamsuri batuk dirasakan tidak berdahak dan dulu sudah pernah berobat
ke dokter dan di rontgen, namun menurut dokter tersebut Tn. Moh. Djamsuri
penyakit tersebut bukan merupakan penyakit serius. Sehingga hingga sekarang Tn.
Moh. Djamsuri tidak pernah kontrol lagi tentang hal ini karna dianggap merukan hal
yang sudah biasa. Namun menurut istri dan anaknya, Tn. Moh. Djamsuri batuk
hampir setiap hari namun tidak berdahak, Tn. Moh. Djamsuri juga memiliki riwayat
penyakit magh. Nn. Eka sering mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal dan
muncul bentol-bentol pada hampir seluruh badannya. Sedangkan an. Siti dan Ny.
Onyin hanya sesekali mengalami batuk dan pilek dan terkadang sakit kepala dan
sakit perut. Biasanya apabila sakit mereka terbiasa membeli obat warung, terutama
ny.onyin. Keluarga Tn. Moh. Djamsuri hanya akan ke puskesmas atau klinik jika
sakit yang dialami tidak sembuh setelah mencoba berbagai macam obat warung.
Keluarga Tn. Moh. Djamsuri setiap harinya beraktivitas sesuai kegiatan, Tn.
Moh. Djamsuri akan membuka warung dari jam 08.00 20.00 dan akan ke
kelurahan hanya jika ada panggilan. sedangkan Ny. Onyin yang bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga hanya melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, mencuci,
memasak dan sesekali menggantikan suaminya di warung. Untuk kedua anaknya
berangkat kekampus pada pagi hari jam 07.00 dengan menggunakan motor dan
42
pulang di jam yang tidak tentu. Biasanya jika seluruh keluarga ada dirumah, akan
berkumpul di ruang tamu, duduk atau tiduran diatas lantai
Ny. Onyin melahirkan keenam anaknya dengan persalinan normal dibantu
oleh dukun beranak dikarenakan dahulu sulit menemukan bidan. Menurut pengakuan
Ny. Onyin, beliau memberikan imunisasi lengkap untuk anak-anaknya, yakni hingga
umur 9 bulan. Ny. Onyin memberikan perlakuan yang sama dalam pemberian ASI
untuk keenam anaknya yakni sekitar 12 15 bulan dengan tambahan susu formula.
Keluarga Tn. Moh. Djamsuri tinggal di sebuah rumah bangunan permanen
seluas 15 x 6 m. Seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata yang dilapis semen
dan cat. Hampir seluruh lantainya terbuat dari keramik hanya sebagian terbuat dari
semen yaitu dibagian dapur dan ruang cuci. Sebagian besar atap rumah
menggunakan genteng yang terbuat dari seng dan menggunakan plafon. Saat terjadi
hujan sering terdapat rembesan air hujan yang berasal dari atap terkumpul di
beberapa plafon danter kadang membahasi dinding. Rumah Tn. Moh. Djamsuri
terdiri dari sebuah teras dimana terdapat sofa dan di sampingnya merupakan tempat
parkiran motor, kemudian terdapat sebuah ruang tamu(ruang utama) yang digunakan
untuk berkumpul, makan, nonton tv dan mengerjakan aktivitas lainnya, kemudian
terdapat empat buah kamar tidur, sebuah dapur, sebuah gudang dan terdapat 1 buah
kamar mandi. Ruang tamu berukuran 3 x 6 m beralaskan keramik, terdapat TV dan
merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, di ruangan tersebut terdapat dua
buah jendela kaca namun tidak pernah difungsikan. Masing masing kamar tidur
berukuran 2 x 3 m beralaskan keramik namun tidak terdapat ventilasi kecuali kamar
utama.
Tiga buah kamar tidur yang digunakan terlihat penuh barang yang
menumpuk. Kamar mandi mempunyai ukuran 1 x 1,5 m, terdapat sebuah bak mandi
yang terisi air yang cukup bersih. Kamar mandi ini digunakan untuk mandi, buang
air besar mapun buang air kecil dan mencuci baju. Saluran pembungan akhir dari
jamban maupun limbah keluarga ini dialirkan langsung ke kali yang terdapat
dibelakang rumahnya. Sumber air Tn. Moh. Djamsuri yakni dari sumur bor yang
dibuat sendiri oleh keluarga Tn. Moh. Djamsuri yang dialirkan langsung ke bak
kamar mandi. Sumber air minum di keluarga Tn. Moh. Djamsuri menggunakan
galon maupun air mineral kemasan. Keluarga Tn. Moh. Djamsuri mencuci bahan
43
masakan,buah ataupun sayuran menggunakan air gallon sulingan yang dibeli dengan
harga Rp.5000,00.
Keluarga Tn. Moh. Djamsuri tidak memiliki tempat sampah baik di dalam
maupun diluar rumah. Hal ini dikarenakan menurut keluarga Tn. Moh. Djamsuri
tidak ada petugas yang mengambil sampah dan keluarga tidak ada waktu untuk
membuang sampah sehingga keluarga Tn. Moh. Djamsuri selalu membuang sampah
di kali yang letaknya persis dibelakang rumah dan sesekali dibakar. Disamping itu
menurut keluarga Tn. Moh. Djamsuri apabila sampah dibuang ke kali akan terbawa
aliran sungai. Biasanya pembuangan sampah dilakukan sehari sekali saat sampah
dirasakan sudah menumpuk. Pada dasarnya keluarga Tn. Moh. Djamsuri
mengetahui bahwa membuang sampah di kali tidak baik namun karena kurangnya
fasilitas pengelolaan sampah di daerah ini sehingga membuang sampah ke kali
menjadi suatu kebiasaan mereka.s
Rumah keluarga Tn. Moh. Djamsuri terletak di samping jalan raya yang
berada tepat depan rumah. Disebelah kanan kiri rumah terdapat rumah tetangga yang
berjarak sekitar 100 meter. Kehidupan sosialisasi Tn. Moh. Djamsuri termasuk
kurang dikarenakan sekitar rumahnya jarang terdapat kegiatan bersama sehingga
komunikasi antar tetangga jarang terjalin.
Tabel.1.14 Food Record keluarga Tn.Djamsuri
No.
Nama
Jenis
Kelamin
Tanggal Waktu
Makan
1.
Tn.
Djamsuri
Laki-laki
16 Juni Pagi
2016
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
17 Juni Pagi
2016
(Sahur)
Menu
Makan
Dan Minum
Nasi putih
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
2 centong 200
Ikan sarden
1 potong
600 ml
200 ml
2 centong
200
Bihun goreng
2 sendok
50
Bakwan Goreng
2 potong
1200 ml
2 centong
200
Tempe goreng
1 potong
50
70
44
Malam
(Berbuka)
No.
1.
Nama
Tn.
Djamsuri
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Tanggal Waktu
Makan
18 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
2.
Ny.
Onyin
Perempua
n
16 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
Sayur Labu
1 porsi
100
600 ml
200 ml
3 centong
200
Sayur labu
1 potong
100
Ayam goreng
1 potong
50
Tahu goreng
1 potong
50
Menu
Makan
Dan Minum
Nasi
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
2 centong 200
Tempe Goreng
2 potong
100
Telur
1 butir
55
600 ml
200 ml
3 centong
300
Ikan goreng
1 potong
100
Bakwan goreng
2 potong
100
1200 ml
2 centong
200
1 potong
70
300 ml
45
Malam
(Berbuka)
17 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
Malam
( Berbuka
)
No.
2.
Nama
Jenis
Kelamin
Ny.Onyin
Perempua
n
Tanggal
18 Juni
2016
Waktu
Makan
Pagi
( Sahur)
Perempua
n
16 Juni
2016
200
Bihun goreng
2 sendok
50
Bakwan Goreng
1 potong
50
600 ml
2 centong
300
Tempe goreng
1 potong
50
Labu
1 porsi
100
300ml
200ml
2 centong
200
Sayur labu
1 porsi
100
Ayam goreng
1 potong
50
Tahu goreng
1 potong
50
500 ml
Menu
Makan
Dan Minum
Nasi Putih
Banyaknya
URT
Berat
(Gram)
2 centong 300
50
1 butir
55
300 ml
Nasi putih
200 ml
2 centong
200
Ikan goreng
1 potong
50
Bakwan goring
1 potong
50
Pagi
500 ml
1 centong
100
(Sahur)
1 potong
70
Malam
600 ml
2 centong
100
Bihun goreng
2 sendok
50
Bakwan Goreng
1 potong
50
(Berbuka)
Nn. siti
200 ml
2 centong
Malam
3.
(Berbuka)
46
17 Juni
2016
Pagi
(Sahur)
Malam
(Berbuka)
No.
3.
Nama
Nn. Siti
Jenis
Kelamin
Perempuan
18 Juni
2016
Tanggal
Sirup
1 sendok
15
600 ml
1 centong
100
Tempe goreng
1 potong
50
Chicken nugget
2 potong
100
600 ml
2 centong
200
Ayam goreng
1 potong
50
Tahu goreng
1 potong
50
Bihun goring
2 sendok
Sirup
1 sendok
50
1 botol mineral
600 ml
15
Waktu
Menu
Banyaknya
Makan
Makan
URT
Pagi
Nasi Putih
1 centong
Berat
(Gram)
100
Tempe Goreng
1 buah
50
Telur ayam
1 butir
55
600 ml
2 centong
200
Ikan goreng
1 potong
100
Bakwan goring
1 potong
50
Bihun
2 sendok
50
600 ml
1 centong
100
(digoreng)
Malam
4.
Nn. Eka
Perempuan
16 Juni
2016
Pagi
Malam
70
600 ml
2 centong
200
Bihun goreng
2 sendok
50
Bakwan Goreng
1 potong
500
Sirup
1 sendok
15
800 ml
47
17 Juni
2016
Pagi
Malam
No.
Nama
4.
Nn. Eka
Jenis
Kelamin
Perempua
n
18 Juni
2016
Pagi
Nasi putih
1 centong
100
Tempe goreng
1 potong
50
Chicken nugget
2 potong
100
400 ml
2 centong
200
Ayam goring
1 potong
50
Tahu goreng
1 potong
50
Bihun
2 sendok
50
Sirup
1sendok
15
600 ml
Menu
Makan
Dan Minum
Nasi Putih
Banyaknya
URT
1 centong
Berat
(Gram)
100
Tempe Goreng
1 buah
50
Telur ayam
1 butir
55
(digoreng)
1
Malam
botol
air 600 ml
mineral
Nasi putih
2 centong
200
Ikan goreng
1 potong
100
Bihun
2 sendok
50
1 botol air
600 ml
mineral
4
Area Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, didapatkan
8
9
binaan
10 Penggunaan jamban yang tidak sehat di keluarga binaan
11 Kesadaran untuk bersalin di bantu petugas kesehatan
12 Rumah kelurga binaan yang tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa sebagian
besar keluarga binaan memiliki pola makan sehari hanya sebanyak
2 kali, siang hari dan sore hari, keluarga binaan juga tidak
membiasakan sarapan pagi. Menu yang biasa dimakan oleh
sebagian besar keluarga binaan hanya terdiri dari nasi (50%), tahutempe (25%), dan sayur asem (25%), dari menu tersebut tidak
terlihat adanya protein hewani dan buah-buahan didalamnya,
selain itu konsumsi air putih di keluarga binaan masih kurang dari 8
gelas per hari, maka dapat dikatakan makanan yang dikonsumsi
oleh keluarga binaan sehari-hari belum sesuai dengan pola makan
sehat dan seimbang. Hal ini salah satunya dapat disebabkan
karena
keluarga
binaan
tidak
terlalu
peduli
dan
tidak
sudah
merasa
cukup
sehat.
lakukan
Keterbatasan
memenuhi
Mayoritas
kriteria
keluarga
pola
binaan
makan
sehat
mengatakan
dan
seimbang.
belum
pernah
Berdasarkan alasan di atas, kami melakukan kegiatan presurvey dengan tujuan untuk menetapkan area masalah mana yang
paling dominan. Dari hasil pre-survey didapatkan hanya sebanyak
3 dari 11 responden keluarga binaan (27,3%) yang memiliki
pengetahuan
yang
baik
mengenai
pola
makan
sehat
dan
Tahun 2014
puskesmas
tegal
yang
sudah
menerapkan
wilayah
konsumsi
satu
didalamnya
dengan
jumlah
kasus
1250
kasus.
51
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
PENGETAHUAN
1
PENGERTIAN
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui indra mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010)
Pengetahuan juga diartikan sebagai hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini
terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba,
mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari; kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai
(Salam, 2003)
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra
yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan (Hidayat, 2007).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat
membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya tersebut
2
TINGKAT PENGETAHUAN
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
52
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Pengukuran tingkatan
pengetahuan ini menggunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan,
2
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)..
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriakriteria yang ada. (Notoatmodjo,
2005)
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni:
1
Keyakinan
Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahi stimulus (objek) terlebih
dahulu.
Menarik
Orang lebih tertarik kepada stimulus
53
4
5
Evaluasi
Menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Mencoba
Orang telah mulai mencoba perilaku baru.
Adopsi
Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan
SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam
sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan
dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal
ahli agama, pemegang peerintahan, dan sebagainya (Notoatmojo, 2007).
PENGUKURAN PENGETAHUAN
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan- tingkatan atas.
Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status
pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
(Notoatmodjo, 2007).
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1
54
kulkas.
Keesokan
harinya
ketika
ingin
meneruskan
memperoleh
kebenaran
pengetahuan.
Oleh
sebab
itu
berhasil
diterima
dan
diyakini
oleh
pengikut-pengikut
agama
yang
menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
yang
dikemukakan,
kemudian
dicari
Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah
proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataanpernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti
dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersbut berdasarkan
57
pengalaman-pengalaman
empiris
yang
ditangkap
oleh
indra.
Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan
umum
ke
khusus.
Aristoteles
(384-322
SM)
Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
58
Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh
Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang
59
bahwa
ekonomi
dapat
mempengaruhi
pengetahuan
PENGUKURAN PENGETAHUAN
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status
60
Kategori Baik
: 79-100 %
Kategori Cukup
: 56-78 %
seseorang
memilih
makanan
dan
masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, untuk
membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak masa kanakkanak. Namun sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana kebiasaan dan
karakteristik anaknya.(Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997)). Kunci menuju
kesehatan yang baik adalah diet yang seimbang dan bervariasi.
2
Promosi junk food yang tinggi lemak, tinggi garam dan tinggi gula,
serta rendah serat, dipromosikan dan ditawarkan dengan sangat menarik
63
muda.
Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang pola konsumsi makanan
yang sehat dan seimbang, menyebabkan perilaku yang salah. Hal ini
disebabkan tidak efektifnya pendidikan gizi kepada anak semenjak usia
pula
letak
geografis
mempengaruhi
makanan
yang
65
RI (2007: 28),
Status Sosial Ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut
dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas
menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli
makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan
membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya.
Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya
kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan
kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza Dirjen
Binkesmas Depkes RI (2007: 29).
Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama
pada kondisi yang umum (Suhardjo, 2003). Pada umumnya jika tingkat
pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung untuk membaik juga
(Suhardjo dkk, 1986). Besar kecilnya pendapatan keluarga berpengaruh
terhadap pola konsumsi makanan dan pola konsumsi makanan dipengaruhi
pula oleh faktor sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu bagi suatu
masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah, usaha perbaikan gizi erat
hubungannya dengan usaha peningkatan pendapatan dan pembangunan
menahan lapar dari pada makan Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007: 30).
Ragam Dan Frekuensi Bahan Makanan Yang Dikonsumsi
a Ragam
Bahan makanan yang dikonsumsi sangat beragam, membiasakan
makan makanan yang beraneka ragam adalah prinsip pertama dari gizi
seimbang yang universal. Artinya, setiap manusia dimana saja
membutuhkan makanan yang beraneka ragam atau bervariasi karena
tidak ada satupun makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang
dibutuhkan tubuh. Semakin beragam pola hidangan makanan, semakin
mudah terpenuhi kebutuhan akan berbagai zat. Bahan makanan yang
dikonsumsi dikelompokkan kedalam bahan makanan pokok, lauk hewani,
lauk nabati, sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
1 Makanan pokok
Makanan pokok merupakan bahan makanan yang mengandung
karbohidrat. Makanan pokok terdiri atas bahan makanan serelia dan
umbi-umbian. Yang termasuk makanan pokok antara lain adalah beras,
jagung, tepung terigu, roti, kentang, singkong, ubi jalar, gembili, talas,
uwi, mi gandum, tepung beras dan lain-lain.
2 Lauk hewani dan lauk nabati
Bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan sumber
protein yang berasar dari hewan. Yang termasuk dalam bahan lauk
hewani antara lain daging sapi, kambing, ayam, telur, jerohan, keju,
bebek, ikan, udang, cumi-cumi. Bahan lauk nabati adalah lauk berasal
67
Sayuran
Buah-buahan
Frekuensi
Frekuensi makan adalah jumlah makanan dalam seharihari baik
68
seimbang
merupakan
susunan
pangan
sehari-hari
yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik,
perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu seharihari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah
yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam
makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan
69
Dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) ada empat lapis berurutan dari
bawah ke atas, dan semakin ke atas semakin kecil. Empat lapis artinya Gizi
Seimbang didasarkan pada prinsip 4 pilar yaitu Mengonsumsi makanan
beragam., Membiasakan perilaku hidup bersih, Melakukan aktivitas fisik, dan
70
71
5
6
7
8
Berat badan
Aktivitas
Kebiasaan makan (like or dislike)
Ketersediaan pangan setempat
dalam
mewujudkan
gizi
seimbang.
Selain
memperhatikan
74
baik dan sempurna. Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi (setara dengan 70140 gr/2-4 potong daging sapi ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4 potong
daging ayam ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4 potong ikan ukuran sedang)
15 sehari dan pangan protein nabati 2-4 porsi sehari ( setara dengan 100-200
gr/ 4-8 potong tempe ukuran sedang atau 200-400 gr/ 4-8 potong tahu ukuran
sedang) tergantung kelompok umur dan kondisi fisiologis (hamil, menyusui,
lansia, anak, remaja, dewasa). Susu sebagai bagian dari pangan hewani yang
dikonsumsi berupa minuman dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu
menyusui serta anak-anak setelah usia satu tahun. Mereka yang mengalami
diare atau intoleransi laktosa karena minum susu tidak dianjurkan minum
susu hewani. Konsumsi telur, susu kedele dan ikan merupakan salah satu
4
alternatif solusinya.
Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang sering
dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di
Indonesia sejak lama.Contoh pangan karbohidrat adalah beras, jagung,
singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut, sagu dan produk olahannya.
Indonesia kaya akan beragam pangan sumber karbohidrat tersebut.
Disamping mengandung karbohidrat, dalam makanan pokok biasanya
juga terkandung antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin) dan
beberapa mineral. Mineral dari makanan pokok ini biasanya mempunyai
mutu biologis atau penyerapan oleh tubuh yang rendah. Serealia utuh seperti
jagung, beras merah, ketan hitam, atau biji-bijian yang tidak disosoh dalam
penggilingannya mengandung serat yang tinggi.Serat ini penting untuk
melancarkan buang air besar dan pengendalian kolesterol darah.Selain itu
sereal tersebut juga memilki karbohidrat yang lambat diubah menjadi gula
darah sehingga turut mencegah gula darah tinggi. Beberapa jenis umbiumbian juga mengandung zat non-gizi yang bermanfaat untuk kesehatan
seperti ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning yang mengandung antosianin dan
lain-lain.
Selain makanan pokok yang diproduksi di indonesia, ada juga
makanan pokok yang tersedia di Indonesia melalui impor seperti terigu.
76
maupun
saat
membubuhkan
pada
masakan.
Jika
4
5
sayursayuran.
Kurangi atau batasi mengkonsumsi es krim.
Selalu membaca informasi kandungan guladan kandungan total
kalori (glucosa, sucrosa, fruktosa, dextrosa, galaktosa, maltosa) dan
78
rendah natrium.
Jika tidak tersedia pangan kemasan dalam kaleng yang rendah natrium,
pangan dalam kemasan tersebut perlu dicuci terlebih dahulu agar
4
5
Konsumsi lemak
Lemak yang terdapat di dalam makanan, berguna untuk meningkatkan
jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta
menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak dalam hidangan
sehari-hari dianjurkan tidak lebih dari 25% kebutuhan energi, jika
mengonsumsi lemak secara berlebihan akan mengakibatkan berkurangnya
konsumsi makanan lain. Hal ini disebabkan karena lemak berada didalam
sistem pencernaan relatif lebih lama dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama.
Secara nasional, rata-rata konsumsi lemak di Indonesia telah sesuai
dengan yang dianjurkan yaitu 47 gram/kapita/hari atau 25 persen dari total
konsumsi energi. Karakteristiknya adalah lebih besar pada kelompok
penduduk usia 2-18 tahun, tinggal di perkotaan dan pada kelompok
perempuan (Riskesdas, 2010).
Menurut kandungan asam lemaknya, minyak dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu kelompok lemak tak jenuh dan kelompok lemak jenuh.
Makanan yang mengandung lemak tak jenuh, umumnya berasal dari pangan
79
80
82
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran
tenaga/energi
dan
pembakaran
energi.
Aktivitas
fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olah raga
selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Beberapa
aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik sehari-hari
83
secara
terstruktur
dan
terencana,
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan kesegaran.
Cara Pengolahan Makanan
Dalam menu Indonesia pada umumnya makanan dapat diolah dengan cara
sebagai berikut :
1
terlebih dahulu.
Usahakan untuk tidak memasak bahan makanan dalam waktu terlalu lama
karena kandungan zat gizinya akan lebih banyak hilang.
Kandungan zat gizi per porsi nasi kurang lebihseberat 100 gram, yang
setara dengan gelas adalah: 175 Kalori, 4 gram Protein dan 40 gram
Karbohidrat. Daftar pangan sumber karbohidrat sebagai penukar 1 (satu)
porsi nasi:
Tabel 2.1 Daftar pangan sumber karbohidrat sebagai penukar 1 (satu)
porsi nasi
85
86
Tabel 2.4 Daftar pangan lain sumber Protein hewani sebagai penukar 1
porsi Ikan segar:
87
D Kelompok Buah-Buahan
Kandungan zat gizi perporsi buah (setara dengan 1 buah Pisang
Ambon ukuran sedang) atau 50 gram, mengandung 50 Kalori dan 10 gram
Karbohidrat. Daftar buah-buahan sebagai penukar 1 (satu) porsi buah:
Tabel 2.5 Daftar buah-buahan sebagai penukar 1 (satu) porsi buah
88
89
3 Untuk Kelompok Umur 7-9 Tahun dan Anak Usia Sekolah 10-12 tahun
Tabel 2.8 Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi untuk Kelompok Umur 7-9
Tahun dan Anak Usia Sekolah 10-12 tahun
90
91
92
Tabel 2.12 Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi untuk Kelompok Umur 3049 tahun
93
Keterangan :
1. Nasi 1 porsi = gelas = 100 gr = 175 kkal
2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
3. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal
4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal
5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50 kkal
6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
7. Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal
8. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal
9. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
10. Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
*) sdm : sendok makan **) sdt : sendok teh p : porsi
94
KERANGKA TEORI
Variabel
Independent
Variabel
dependent
Umur
Pendidikan
Ekonomi
Pengetahuan
Informasi
Pengalaman
Hubungan Sosial
95
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan teori sebelumnya, maka dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan RT 001 RW 004
Desa Pangkalan KabupatenTangerang Propinsi Banten.
Variabel
Independent
Variabel
Dependent
Pendidikan
Ekonomi
Pengetahuan
Informasi
Hubungan Sosial
96
NO
VARIABEL
Pengetahuan
pola makan
sehat dan
seimbang
Pendidikan
DEFINISI OPERASIONAL
ALAT
UKUR
Pola makan sehat dan seimbang adalah cara atau Kuesioner
usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
untuk mempertahankan kesehatan, status nutrisi,
mencegah
atau
menyembuhkan
penyakit.
Frekuensi makan 3 kali sehari dengan porsi makan
pagi tidak perlu sebanyak porsi makan siang dan
makan malam secukupnya saja Dikatakan gizi
seimbang digambarkan dalam piramida triguna
makanan atau sekarang disebut tumpeng gizi
seimbang yaitu susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai
dengan
kebutuhan
tubuh
dengan
memperhatikan 4 pilar prinsip gizi seimbang yaitu
beragam pangan, aktifitas fisik, kebersihan diri dan
lingkungan, dan pemantaun berat badan. Beragam
pangan didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat
gizi, yaitu sumber zat energi/tenaga yang dapat
berupa padi-padian, tepung-tepungan, umbiumbian, sagu, dan pisang. Sebagai sumber zat
pembangun berupa sayuran dan buah, serta sumber
zat pengatur berupa ikan, ayam, telur, daging, susu,
kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti
tempe, tahu dan oncom. Konsumsi makanan harus
memperhatikan jumlah air putih yang dikonsumsi
per hari yaitu >8 gelas. Kebersihan diri salah
satunya dengan cara mencuci tangan menggunakan
air mengalir dan sabun. Aktifitas fisik yaitu
olahraga rutin selama 30 menit setiap hari atau
minimal 3-5 hari dalam seminggu untuk
mempertahankan berat badan normal
Jenjang pendidikan formal terakhir yang
Data
ditamatkan oleh responden.
CARA
UKUR
Wawancara
Wawancara
Identitas
97
NO
VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
ALAT
CARA
Ekonomi
UKUR
Data
UKUR
Wawancara
Identitas
Informasi
Kuesioner
Wawancara
Kuisioner
Wawancara
Hubungan
Sosial
98
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode deskriptif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan masalah yang
terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, bertujuan untuk
mendeskripsikan apa yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian
dilakukan.
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah
keseluruhan objek pengumpulan data.
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah,
langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara
objektif dan rasional.
1
Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria di mana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:
1 Bersedia untuk menjadi informan
2 Merupakan anggota keluarga binaan
3 Usia di atas 17 tahun sampai dengan usia 65 tahun
4 Sehat jasmani dan rohani
Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria di mana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian,
yaitu:
1 Tidak bersedia menjadi informan
2 Berusia di atas 65 tahun dan atau di bawah 17 tahun
3 Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
4 Memiliki gangguan mental
Jenis dan Sumber Data
1 Jenis data
a
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Data diskrit
Dalam penelitian ini terdapat 10 responden yang tercantum dalam
grafik 4.1 dan grafik 4.4 mengenai jumlah perempuan dan laki-laki
serta distribusi tingkat pendidikan pada keluarga binaan.
2
Data kontinu diperoleh dari segi usia yang tercantum dalam grafik
4.2
100
Sumber Data
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para
responden yaitu empat keluarga binaan di RT 001/ RW 004, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, Juni 2016.
a
Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke
Data sekunder
Data yang didapat dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal
Data tersier
Data yang didapat dari buku Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni
Kegiatan
Pengumpulan data program wajib Puskesmas Tegal Angus, laporan
penyakit dan gambaran Desa Tanjung Pasir.
c
a
b
102
Tanggal
Kamis, 16 Juni 2016
Kegiatan
a Kunjungan keluarga binaan untuk memberikan kuesioner presurvey
b Mengolah hasil kuesioner presurvey dan menentukan area masalah
c Menentukan area permasalahan Pengetahuan tentang Pola Makan
Sehat di RT 001/004, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2016
Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai seputar faktorfaktor yang berkaitan dengan area masalah.
Tanggal
Sabtu, 18 Juni 2016
g
h
Komunitas
Kunjungan keluarga binaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
a
b
Kegiatan
Bimbingan dengan dr. Oscar mengenai kuesioner
Kunjungan ke keluarga binaan untuk pengisian kuesioner &
pemberian terapi farmakologi sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan
c
d
e
Minggu, 19 Juni 2016 a
b
c
Senin, 20 Juni 2016
kesehatan.
Mengolah data yang diperoleh dari pengamatan langsung
Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari hasil kuesioner
Membuat laporan
Kunjungan ke keluarga binaan untuk mendalami area masalah dan
akar penyebab masalah
Menentukan akar penyebab masalah
Membuat diagram fishbone
keluarga binaan
Melaksanakan kegiatan intervensi kepada keluarga binaan
104
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1
Laki-laki; 36%
Perempuan; 64%
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 001/ RW
004, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2016
Berdasarkan dari grafik 4.1 tentang distribusi jenis kelamin pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berjenis kelamin
perempuan yaitu 7 orang ( 64%)
105
15-19
20-24
25-29
60-64
6
5
4
3
2
1
0
Usia Respoden
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di RT 001/ RW 004,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Juni
2016
Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berdasarkan
variabel-variabel dalam check list dan kuesioner yang diambil langsung pada
empat rumah keluarga binaan pada bulan Juni 2016.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan Pola Makan Sehat dan
Seimbang pada Keluarga Binaan di RT 001/ RW 004, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2016
Pengetahuan Pola Makan
Jumlah
Persentase
1
4
6
11
9,1%
36,4%
54,5%
100%
106
Jumlah
Persentase
Tinggi
Menengah
Rendah
Total
3
1
7
11
27.3%
9%
63.7 %
100%
Jumlah
Persentase
Tinggi
Menengah
Rendah
Total
0
1
10
11
0%
9%
91%
100%
Ketersediaan informasi
Jumlah
Persentase
4
7
11
36,4%
63,6%
100%
Jumlah
Persentase
27,3%
8
11
72,7%
100%
Tabel 4.6 Hasil Analisis Univariat Enam Variabel Terkait Pengetahuan Mengenai
Pola Makan Sehat dan Seimbang di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2016
108
NO
VARIABEL
HASIL UKUR
JUMLAH
PERSENTASE
Pengetahuan
Baik
Cukup
(ORANG)
1
4
(%)
9,1%
36,4%
6
11
3
1
7
11
0
1
10
11
4
7
11
3
54,5%
100%
27.3%
9%
63.7%
100%
0%
9%
91%
100%
36,4%
63,6%
100%
27,3%
Pendidikan
Pendapatan
Informasi
Hubungan
Kurang
Total
Tinggi
Menengah
Rendah
Total
Tinggi
Menengah
Rendah
Total
Baik
Buruk
Total
Baik
sosial
Buruk
72,7%
Total
11
100%
109
110
PENDIDIKAN
Rendahnya tingkat
pendidikan responden
Tidak disekolahkan
oleh orang tua
Anggapan orang tua
bahwa sekolah tidak
penting
Kurangnya jumlah
petugas kesehatan
INFORMASI
EKONOMI
Tidak cukup dana untukmengikuti
pola makan sehat dan seimbang
Penghasilanhanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari- hari
Pekerjaan sebagai pedagang
kecil
Kurangnya lapangan
pekerjaan
Kurangnya
kreativitas
Tidak
berpendidikan
tinggi
Hubungan sosial
buruk
Jarak rumah antar
keluarga binaan terpisah
cukup jauh
KURANGNYA
PENGETAHUAN
MENGENAI POLA
MAKAN SEHAT
DAN SEIMBANG
PADA KELUARGA
BINAAN RT 001/
RW 004 DESA
PANGKALAN
Warga jarang
berinteraksi satu sama
Tidak tersedianya
sarana dan
prasarana bagi
keluarga binaan
untuk saling
HUBUNGAN
SOSIAL
111
No.
Akar Penyebab
Masalah
1.
Persepsi yang
salah tentang
pendidikan
Alternatif
Pemecahan
Rencana Intervensi
Masalah
Memberikan
Memberikan
edukasi mengenai
edukasi mengenai
pentingnya
pentingnya
pendidikan formal
pendidikan formal
untuk memperoleh
melalui penyuluhan
Intervensi Yang
Dilakukan
Jangka pendek
Memberikan penyuluhan
mengenai pentingnya
pendidikan formal
Jangka panjang
kehidupan yang
lebih baik
No.
Akar Penyebab
Alternatif
Masalah
Pemecahan
Rencana Intervesi
Intervensi yang
112
masalah
2.
dilakukan
Tidak
Memberikan
Memberikan bantuan
berpendidikan
tinggi
memaksimalkan
pendapatan yang
menerapkan pola
diperoleh
Memberikan
alternatif cara
untuk menambah
pendapatan
seimbang dengan
tidak menambah
biaya pengeluaran
Memberikan
Jangka Pendek
Memberikan bantuan
bahan makanan ( sesuai
piramida triguna
makanan) untuk dapat
menerapkan pola makan
sehat dan seimbang
Jangka Panjang
pelatihan
Memberikan bantuan
keterampilan agar
kreatif dan
menambah
sayur untuk
pendapatan
kebutuhannya.
Bekerja sama dengan
pemerintah setempat
untuk memberikan
pendidikan keterampilan
dan kreativitas.
NO
.
Akar Penyebab
Masalah
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Rencana
Intervensi yang
Intervensi
dilakukan
113
3.
Kurangnya
Jumlah Petugas
Kesehatan
Membantu tugas
Memberikan
petugas kesehatan
penyuluhan
setempat untuk
mengenai pola
memberikan
penyuluhan
seimbang, serta
kepada warga
cara mencuci
tangan yang benar.
Jangka Pendek
Memberikan
penyuluhan mengenai
pola makan sehat dan
seimbang, serta
mempraktekkan cara
mencuci tangan yang
benar.
Jangka panjang
Menyampaikan kepada
pemerintah setempat
untuk dapat menambah
jumlah petugas
kesehatan
NO
.
4.
Akar Penyebab
Masalah
Tidak
tersedianya
Alternatif
Pemecahan
Rencana Intervensi
Masalah
Menyediakan
Mengumpulkan
sarana atau
Intervensi yang
dilakukan
Jangka pendek
114
sarana dan
prasarana bagi
keluarga binaan
untuk saling
berinteraksi
fasilitas agar
warga dapat
berkumpul dan
saling berinteraksi
dilakukan penyuluhan
Menyediakan fasilitas
agar warga dapat
berkumpul dan
bertukar pikiran.
Mengumpulkan
beberapa keluarga
binaan saat dilakukan
penyuluhan.
Jangka panjang
Menyampaikan kepada
pemerintah setempat
untuk dapat
menyediakan fasilitas
agar warga dapat
berkumpul dan bertukar
pikiran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1
Simpulan
1
Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga
binaan yang bertempat tinggal di RT 001/ RW 004, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2016 maka dilakukanlah diskusi
kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu Pengetahuan
mengenai Pola Makan Sehat dan Seimbang pada Keluarga Binaan di RT 001/ RW
115
edukasi
mengenai
pentingnya
pendidikan
formal
untuk
Rencana Intervensi
1
penyuluhan.
Memberikan bantuan alat dan bahan makanan untuk dapat menerapkan pola
makan sehat dan seimbang dengan tidak menambah biaya pengeluaran dan
memberikan pelatihan keterampilan agar warga bisa lebih kreatif dan
menambah pendapatan.
Memberikan penyuluhan mengenai pola makan sehat dan seimbang, serta cara
kebutuhannya.
Memberikan penyuluhan mengenai pola makan sehat dan seimbang, serta
kesehatan
Menyampaikan kepada pemerintah setempat untuk dapat menyediakan fasilitas agar
warga dapat berkumpul dan bertukar pikiran.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,A.2002. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Binarupa Aksara. Edisi Revisi. Jakarta Barat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001. Jakarta : Sosial Budaya Dasar
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika
Istiarti, T. 2002. Menanti Buah Hati, Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta:
Media presindo
Kartikawatie T, Yusnita, & Yanto D. 2012. Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten
Tangerang: Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus 2012. Tangerang: Puskesmas Tegal
Angus.
Kodyat, B. 1997. Overview Masalah dan Program Kesehatan dan Gizi Masyarakat di Indonesia.
Makalah disampaikan pada Training Peningkatan Kemampuan Penelitian Bidang
Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Biotrop 18-30 Agustus 1997. Bogor.
117
Kodyat,B. 1995. Gizi Seimbang untuk Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Departemen
Kesehatan. Jakarta.
Menteri Kesehatan.Pedoman Gizi Seimbang.25 Mei 2016.
http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.
%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf (diakses pada: 25/06/16
22:30 WIB)
Mubarak, wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Salam, Burhanudin. 2003. Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Renika Cipta
LAMPIRAN I
KUESIONER PENGETAHUAN KELUARGA BINAAN TENTANG POLA MAKAN
SEHAT DAN SEIMBANG DI DESA PANGKALAN KECAMATAN TELUKNAGA
TAHUN 2016
Identitas Responden
1. Nama Responden
2. Jenis Kelamin
4. Umur
: . tahun
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan
1. Laki-laki
2. Perempuan
1. Tidak/belum sekolah
4. SMP
2. Belum/tidak tamat SD
5. SMA
3. SD
6. D3/S1 ke atas
1.Tidak bekerja
4. Pelajar
2. Pedagang
5. PNS/ABRI
118
7. Pendapatan
3. Buruh
6. Lainnya, sebutkan: .
2. Rp 1.500.000 Rp 3.021.000
3. < Rp 1.500.000
119
5.
6.
7.
8.
9.
c. Ikan bandeng
Manakah contoh makanan dibawah ini yang mengandung zat pembangun?
a. Daging sapi
b. Mangga
c. Beras merah
Manakah contoh bahan makanan dibawah ini yang mengandung zat pengatur?
a. Nasi
b. Telur Ayam
c. Apel
Berapa kali makan yang dianjurkan dalam sehari?
a. 3x
b. 2x
c. Saat lapar
Berapa jumlah konsumsi air putih yang dianjurkan dalam sehari?
a. < 5 gelas/hari
b. 8 gelas/hari
c. 5-7 gelas/hari
Kapan porsi makan yang seharusnya paling banyak ?
a. Siang hari
b. Pagi hari
c. Malam hari
10. Berapa lama waktu yang dianjurkan untuk melalukan aktifitas fisik (olahraga)?
a. 30 menit, minimal 3 kali selama satu minggu
b. 30 menit, minimal 5 kali selama satu minggu
c. 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu
INFORMASI
11. Apakah disekitar lingkungan anda pernah mendapatkan informasi mengenai pola makan
sehat melalui media selebaran, majalah, koran, TV, atau radio?
a. Pernah
b. Tidak pernah
12. Apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan mengenai manfaat dan tujuan pola makan
sehat dan seimbang?
a. Pernah
b. Tidak pernah
HUBUNGAN SOSIAL
13. Apakah anda pernah bertukar pikiran dengan tetangga anda mengenai pola makan sehat
seimbang?
a. Pernah
121
b. Tidak pernah
14. Apakah anda pernah mengajak tetangga anda untuk mencari tahu tentang pola makan
sehat dan seimbang?
a. Pernah
b. Tidak perah
122
SKORING KUESIONER
Variabel
Pengetahuan
Soal No.
Skor
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
0
1
1
0
0
2
0
1
1
3
0
0
1
4
0
0
0
5
1
0
0
6
1
0
1
7
0
0
0
8
1
0
1
9
0
0
a. 0
10
b. 0
c. 1
Total Skor a. 10
Penilaian
123
Variabel
Soal No.
11
Informasi
12
Total
13
Hubungan Sosial
14
Total
Skor
a. 1
b. 0
a. 1
b. 0
2
Penilaian
Baik jika skor =2
Buruk jika skor <2
a. 2
b. 1
a. 2
b. 1
c. 0
2
LAMPIRAN II
FOTO KEGIATAN INTERVENSI
124
125
126