Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
KELOMPOK II
O1A114138
O1A114147
O1A114165
O1A114132
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Imun yang berjudul Sistem
Imun Spesifik Humoral dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca .
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini memiliki
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
Kendari,
Penulis
April 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................1
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang..........................................................................1
Rumusan Masalah.....................................................................2
Tujuan........................................................................................2
Manfaat.....................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................3
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh..........................................3
B. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh........................................3
C. Regulasi......................................................................................5
D. Komponen Komponen Sistem Imun.......................................7
E. Imunitas Humoral.......................................................................9
F. Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh................................9
G. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh.................................13
BAB III KESIMPULAN.................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan,
tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, berolahraga, dan terhindar dari
masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam
tubuh, maka harus segera dikeluarkan. Kondisi sistem kekebalan tubuh
menentukan kualitas hidup. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang
jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut.
Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya
tahan tubuh kebal terhadap penyakit. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan
sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan masih memerlukan ASI yang
membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh
bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada
orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah
sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan
instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Misalnya sarapan di dalam
kendaraan, makan siang serba tergesa, belum lagi kualitas makanan yang
dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut,
daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit.
Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif.
Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan
kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan
antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga
timbul berbagai penyakit infeksi, dan penuaan dini pada usia produktif.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
Bagaimana mekanisme sistem kekebalan tubuh?
Apa yang dimaksud dengan regulasi?
Apa saja komponen-komponen sistem imun ?
Apa yang dimaksud dengan imunitas humoral?
Apa saja gangguan pada sistem kekebalan imun?
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Manfaat
Dapat mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh.
Dapat mengetahui mekanisme system kekebalan tubuh.
Dapat mengetahui pengertian regulasi.
Dapat mengetahui komponen- komponen sistem imun.
Dapat mengetahui pengertian imunitas humoral.
Dapat mengetahui gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
BAB II
ISI
A.
dapat menginfeksi tubuh dan menyebabkan penyakit yang akut sehingga sangat
dibutuhkannya sistem pertahanan dari tubuh untuk melawan bakteri,viirus serta
parasit tersebut . Suatu sistem khusus yang dimiliki tubuh melawan bermacammacam agen infeksius dan toksik inilah yang disebut dengan Sistem Kekebalan
Tubuh (Sistem Imun).
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan
virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan
pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja
sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker.
B.
air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua
kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan
antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan
antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan.
Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni
setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan
vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap
suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan
atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh
seseorang
dengan
terjadi pada
spesifik humoral dan spesifik seluler.Yang berperan dalam sistem imun spesifik
humoral adalah limfosit B atau sel B sedangkan pada spesifik seluler yang
beperan adalah limfosit T atau sel T. Bila antigen spesifik melakukan kontak
dengan limfosit T dan B didalam jaringan limfoid maka limfosit T tertentu
menjadi teraktivasi untuk membentuk sel T teraktivasi dan limfosit B tertentu
menjadi teraktivasi untuk membentul antibodi. Sel T yang teraktivasi dan atibodi
ini kemudian bereaksi dengan sangat spesifik terhadap antigen tipe tertentu yang
mencetuskan pembentukan sel imun tadi.Makrofag juga sangat berperan dalam
proses aktivasi sel T dan sel B. dmana makrofag mentransfer antigen-antigen
tertentu secara langsung ke limfosit dengan cara kontak sel ke sel sehingga
menimbulkan aktivasi klon limfositik yang spesifik. Selain itu makrofag juga
menyekresikan zat pengaktivasi khusus yang meningkatkan pertumbuhan dan
reproduksi limfosit spesifik. zat ini disebut
Interleukin-1.
10
11
dan kolostrum lebih tinggi sebagai IgA sekretori. Baik IgA dalam serum maupun
dalam sekresi dapat menetralisir toksin atau virus dan atau mencegah kontak
antara toksin/virus dengan alat
sasaran.
c. IgM
IgM merupakan Ig terbesar kebanyakan sel B mengandung IgM pada
permukaannya sebagai reseptor antigen. IgM dibentuk paling dahulu pada
respons imun primer tetapi tidak berlangsung lama,karena itu kadar IgM yang
tinggi merupakan tanda adanya infeks dini.
d. IgD
IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah dalam darah. IgD tidak
mengikat komplemen,mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen berbagai
makanan dan autoantigen seperti komponen nukleus. Selanjutnya IgD ditemukan
bersama IgM pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen pada aktivasi sel B.
e. IgE
IgE ditemukan dalam serum dalam jumlah yang sangat dikit. IgE mudah
diikat mastosit ,basofil, eosinofil, makrofag, dan trombosit yang pada
permukaannya memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE. IgE dibentuk juga
setempat oleh sel plasma dalam selaput lendir saluran napas dan cerna . Kadar
IgE
serum
yang
tinggi
ditemukan
pada
alergi,
infeksi
cacing.
E. Imunitas Humoral
Imunitas humoral berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah
limfosit B atau sel B. Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten dalam
sumsum tulang. Bila sel B dirangsang benda asing sel tersebut akan berpoliferasi
dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi
yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antbodi ialah
mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri,virus dan menetralsas toksin.
F.
12
13
14
.
Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel
tersebut terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut respons kekebalan
primer. Pada respons kekebalan primer, dibutuhkan sekitar 1017 hari bagi
limfosit untuk membentuk respons yang maksimum. Pada waktu tersebut, sel-sel
B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat
menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi,
gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh
telah dibersihkan oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi
oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih
cepat (27 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini dinamakan
dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini sangat kita kenali di
dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar air,
kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.
15
Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap selsel asing atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang
ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul
antibodi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis sel T yang
berperan dalam kekebalan selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu sitotoksik, sel T
pembantu, dan sel T supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen
pada permukaan sel asing, sel T sitotoksik akan aktif untuk menyerang dan
menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T
supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju
pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi. Proses ini berlangsung apabila
infeksi telah berhasil ditangani.
Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T pembantu
ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B dan juga
menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons kekebalan.
16
Keterangan: Mekanisme kekebalan yang dilakukan oleh (a) sel T sitotoksik, (b) sel
T pembantu, dan (c) sel Tsupressor.
Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus.
Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat
menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat
mendeteksi
protein
virus
pada
permukaan
sel
yang
terinfeksi
dan
17
menyebabkan penyakit.
Komponen sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor
18
8. Kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti alrgi
sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi
kekebalan, serta penyakit autoimun.
DAFTAR PUSTAKA
C. Elizabeth J, buku saku patofisiologi edisi tiga, buku kedokteran, EGC : 2009.
W.F. Ganong, Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22, buku kedokteran, EGC:2008
Dorland. 1995. Pocket Medical Dictionary. Philadelphia: Saunders Company
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: PT Setia
Purna Inves
Gershon RK. 1987. The immunological. Sunderland: Mass Sinauer Associat ion
http://blog.ub.ac.id/cdrhfitria/2012/09/19/sistem-imun-spesifik-seluler/
tanggal 1 Oktober pukul 20.54 WIB
di
unduh
19