Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
model
dan
menafsirkan
solusi
yang
diperoleh;
(4)
untuk dapat
pembelajaran
dan
matematika
pemahaman
di
sekolah
konsep-konsep
yang
diantaranya
adalah
diperlukan
untuk
mekanistis (rutin); (4) komunikasi (dari mana saja dan kemana saja), sehingga
model pembelajaran lebih menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi
dalam menyelesaikan masalah.
Paradigma
pembelajaran
pada
abad
ke-21,
menekankan
bahwa
sehari-hari
dengan
dunia
matematika
yang
abstrak.
Untuk
2001),
pembelajaran
mengenai
pemodelan
matematis
sudah
pembelajaran
yang
digunakan
untuk
menumbuhkan
sangat
penting
dalam
pendidikan
matematika,
terutama
dalam
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam belajar matematika. Motivasi siswa dalam belajar diibaratkan bahan bakar
dalam sebuah kendaraan, daya tahan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh
motivasinya. Kemampuan siswa dalam menghadapi masalah matematika,
dipengaruhi oleh motivasi yang ada dalam diri siswa, baik motivasi intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi merupakan salah satu faktor yang
menunjang keberhasilan siswa dalam memahami matematika (NCTM, 2011).
Motivasi berhubungan dengan emosi atau perasaan yang menimbulkan
keingintahuan dalam belajar matematika, serta keinginan siswa untuk terlibat dan
bertahan dalam pemecahan masalah. Motivasi tidak hanya menimbulkan
ketangguhan dalam menghadapi tantangan tetapi juga berkontribusi pada
pengembangan kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka untuk memahami
matematika dan untuk memecahkan masalah matematika.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan pemodelan, abstraksi matematik
dan motivasi belajar siswa, salah satunya adalah menggunakan pembelajaran
yang menekankan kemampuan-kemampuan tersebut. Karakteristik pembelajaran
yang melibatkan masalah dunia nyata, pemodelan, proses abstraksi dan adanya
interaksi antar siswa dalam proses pembelajarannya, salah satunya adalah
pembelajaran kontekstual kolaboratif. Dalam pembelajaran tersebut diharapkan
motivasi belajar siswa dalam belajar matematika dapat meningkat dan pada
akhirnya kemampuan pemodelan matematis dan kemampuan abstraksi dapat
meningkat juga. Motivasi siswa tidak hanya untuk mengejar nilai semata, tetapi
menimbulkan motivasi dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) untuk menguasai
konsep-konsep matematika baik dalam matematika itu sendiri atau dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran untuk membantu meningkatkan kemampuan pemodelan
matematis, kemampuan abstraksi matematis dan motivasi belajar siswa terhadap
matematika berbasis pada teori belajar konstruksivisme. Berbagai model
pembelajaran yang mempunyai karakteristik seperti itu, salah satunya adalah
pembelajaran kontekstual yang dipadukan dengan strategi kolaboratif atau disebut
dengan pembelajaran kontekstual kolaboratif (PKK). Keunggulan pembelajaran
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kontekstual
kolaboratif
dalam
pembelajaran
matematika
adalah
dapat
diharapkan
dapat
mengembangkan
Maka pembelajaran
kemampuan
membuat
pembelajaran yang
individu.
Dalam
proses
pembelajarannya,
siswa
membangun
kolaboratif harus dimunculkan oleh guru dan siswa, siswa harus dilibatkan secara
aktif dalam proses pembentukan pengetahuan. Pertanyaan yang diajukan atau
yang dimunculkan tentunya harus menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Sabandar (2005), mengajukan pertanyaan tantangan ataupun pertanyaan
yang bersifat divergen atau yang dapat menimbulkan konflik kognitif perlu
dimunculkan untuk merangsang daya matematis siswa.
Peran guru dalam pembelajaran kontekstual kolaboratif harus menciptakan
situasi pembelajaran yang melibatkan masalah dunia nyata (real world problem)
sehingga siswa tertarik untuk menyelesaikannya. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak selalu memperoleh penyelesaian, kemungkinan mengalami kebuntuan,
guru berperan membantu mengarahkan siswa secara tidak langsung dengan
menggunakan beberapa pertanyaan terbuka dan
mempersiapkan berbagai
10
11
korelasi
antara
kemampuan
pemodelan
matematis
dan
pembelajaran kontekstual
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa faktor yang
menjadi perhatian penulis untuk dikaji dan dianalisis lebih lanjut dalam penelitian
ini, yaitu: pembelajaran kontekstual kolaboratif (PKK), pembelajaran kontekstual
(PK), pembelajaran biasa (PB), kemampuan pemodelan matematis, kemampuan
abstraksi matematis, dan motivasi belajar siswa dalam matematika. Selain itu,
diperhatikan pula faktor level sekolah (tinggi, sedang) dan kelompok pengetahuan
awal matematika (atas, tengah, bawah) sebagai variabel kontrol. Rumusan
masalah utama dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan pembelajaran
kontekstual kolaboratif
matematis
kontekstual
kolaboratif
siswa
antara
(PKK),
yang
memperoleh
pembelajaran
kontekstual
pembelajaran
(PK),
dan
pembelajaran kontekstual
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
13
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran
kontekstual kolaboratif terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan
pemodelan dan abstraksi matematis serta motivasi belajar siswa dalam
matematika. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah:
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
14
pembelajaran biasa
atau
kekurangan
siswa
dalam
menyelesaikan
soal-soal
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran kontekstual kolaboratif dan pembelajaran
kontekstual pada pelajaran matematika sebagai sarana untuk melibatkan
aktivitas siswa secara optimal melakukan: pengamatan, penalaran, koneksi,
komunikasi, representasi; memecahkan masalah, mengkonstruksi pengetahuan
serta sebagai wahana dalam meningkatkan kemampuan pemodelan dan
abstraksi matematis, serta motivasi belajar siswa. Melalui aktivitas-aktivitas
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
15
guru,
diharapkan
pembelajaran
kontekstual
kolaboratif
dan
E. Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian, didefinisikan sebagai berikut:
1.
2.
3. Kemampuan
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
16
karakteristik
utama
yaitu:
berbasis
masalah
kontekstual,
menemukan
(inquiry),
komunitas
belajar
(learning
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
17
7.
karakteristik
utama
pembelajaran
kontekstual,
namun
9.
Tata, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu