Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Purpose : To investigate the correlation of prostate-specific antigen (PSA), prostatespecific antigen density (PSAD) to Gleason score (GS).
Material and methods : We analyzed retrospectively medical records of all patients
admitted at Urology Department Dr. Soetomo hospital treated for prostate carcinoma
between January 2001 and December 2007. There were approximately 20 patients per
year. The screened patients were 134 patients, we recorded tumor variables including
Prostate-Specific Antigen, Prostate-Specific Antigen Density and Gleason Score.
Spearman correlation test was used to determine correlation between study variables.
Results : There were 42 selected patients with PSA, PSAD, and Gleason scores values
complete. The mean age was 67 + 8,92894 years old. The median age was 67 years old.
Mean PSA was 202.8771 + 643.92603 ng/ml. Means for PSAD and GS was 5.4955 +
20.99119 and 6.38 + 1.987 respectively. Statistical analysis with Spearman correlation
test resulted in significant correlation of both PSA and PSAD to GS, with correlation
coefficient p = 0.008 and p = 0.001 respectively.
Conclusions : PSA and PSAD was positively correlated to GS. Higher PSA and PSAD
values were associated with higher GS also.
Keywords : Prostate carcinoma, prostate-specific antigen, prostate-specific antigen
density, Gleason score.
1. LATAR BELAKANG
Karsinoma prostat dinilai sebagai keganasan yang paling sering timbul pada pria
dan merupakan penyebab kematian karena kanker pada pria kedua setelah kanker paru
(Parker, 1996). Penemuan prostate-specific antigen (PSA) pada tahun 1979 telah
mengubah secara dramatik dalam penegakan diagnosis dan penatalaksanaan karsinoma
prostat (Schellhammer, 1993). PSA merupakan serum petanda penyakit prostat yang
paling sensitif. Sehingga meskipun tidak spesifik, tetapi sensitifitasnya cukup tinggi dan
sangat berguna dalam deteksi dini karsinoma prostat (Partin, 1994).
Prostate-specific antigen density (PSAD) adalah nilai yang didapat dari
pembagian nilai serum PSA dengan volume prostat. Volume prostat sendiri didapatkan
dari pemeriksaan ultrasonografi trans-rektal (TRUS). PSAD sangat bermanfaat untuk
menentukan perlu/tidaknya biopsi terutama pada nilai serum PSA antara 4,0-10,0 ng/ml
(Shilajit, 2007).
Sejak lebih dari 30 tahun yang lalu diperkenalkan sebagai standar sistim grading
untuk karsinoma prostat oleh Gleason dan Mellinger, skor Gleason menjadi faktor
prognostik yang paling penting dalam karsinoma prostat (Gleason, 1974). Bersama
dengan beberapa parameter lainnya, antara lain besar tumor, nilai serum PSA, batas tepi
tumor merupakan sarana untuk memperkirakan progresifitas tumor dan strategi terapi
lanjutan yang tepat untuk penderita.
Nilai serum PSA, staging klinis dan skor Gleason merupakan tiga komponen
penting dalam memprediksi risiko yang mungkin terjadi akibat karsinoma prostat yang
tergabung dalam tabel Partin. Hubungan langsung antara PSA dan PSAD dengan skor
Gleason masih belum jelas.
1.1. Prostate-Spesific Antigen (PSA)
Prostate-Specific Antigen (PSA) adalah serine-protease yang diproduksi oleh
kelenjar prostat dan berada dalam sirkulasi dalam bentuk bebas (free/unbound) dan
terikat (bound). PSA bersifat spesifik organ, tetapi tidak spesifik untuk petanda keganasan
(Tanagho EA, 2008). PSA adalah salah satu alat pemeriksaan mendeteksi adanya
keganasan pada prostat. Di Amerika Serikat karsinoma prostat adalah keganasan tersering
terjadi pada laki-laki diatas 60 tahun dan merupakan penyebab kematian kedua terbanyak
karena kanker pada pria (Ferreira MD, 2005; Shilajit D, 2007). Sejak berkembangnya era
pemeriksaan PSA, banyak penderita karsinoma prostat diketemukan pada saat masih
stadium dini. Selain itu PSA juga digunakan untuk menilai progresivitas tumor serta
keberhasilan terapi. (Ramos CG, 2004)
Selama ini nilai serum PSA 4 ng/ml digunakan sebagai batas diperlukan tindakan
biopsi prostat meskipun spesifitas tes ini rendah penderita dengan nilai PSA di bawah 10
ng/ml, berkisar antara 25-40%. Artinya sekitar 60-75% penderita karsinoma prostat
menjalani biopsi yang tidak perlu (Morote J, 1997).
Meskipun karsinoma prostat dapat menyebabkan peningkatan signifikan nilai
serum PSA, tetapi hubungan antara nilai serum PSA dengan deferensiasi histopatologi
karsinoma prostat masih belum jelas. Penelitian yang sudah banyak dilakukan adalah
adanya hubungan yang signifikan antara nilai serum PSA dengan volume tumor, makin
tingginya nilai PSA berhubungan positif dengan makin besarnya volume prostat.
(Kassouf W, 2007; Maria Carmen Mir, 2008).
1.2. Prostate-Spesific Antigen Density (PSAD)
Untuk meningkatkan sensitivitas PSA sebagai prediktor dugaan adanya karsinoma
prostat, beberapa peneliti menganjurkan untuk memeriksa Prostate-Spesific Antigen
Density (PSAD). PSAD merupakan rasio antara nilai serum PSA dibandingkan dengan
volume prostat berdasarkan hasil trans-rektal ultrasonografi (TRUS). Banyak penelitian
menyebutkan PSAD lebih sensitif membedakan BPH dengan karsinoma prostat. Pada
penderita karsinoma prostat memiliki PSAD cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
BPH (Shilajit, 2007).
Benson et al mendapatkan adanya perbedaan yang signifikan nilai PSAD pada
penderita yang biopsinya positif dengan yang negatif (Benson, 1992). Lebih jauh,
penderita dengan nilai PSAD 0,1 atau lebih, 97% menderita karsinoma prostat. Tetapi
bagaimanapun juga perlu diperhatikan bahwa hasil TRUS sangat bergantung pada
operator.
Penelitian lain telah menyebutkan bahwa ada hubungan langsung antara PSAD
dengan kemungkinan adanya keganasan. Laki-laki dengan PSA antara 4,0 dan 10,0 ng/ml
dan pemeriksaan colok dubur normal, nilai PSAD > 0,15 dianggap sebagai nilai ambang
kecurigaan adanya keganasan prostat (Seaman, 1993; Bazinet, 1994).
PSAD makin tinggi mungkin ditemukan pada kelompok penderita dengan biopsi
positif dibandingkan dengan kelompok biopsi negatif, karena keganasan prostat lebih
cenderung ditemukan ketika tindakan biopsi konstan pada volume prostat kecil daripada
pada prostat yang besar (Uzzo, 1995). Ada sebagian ahli yang masih meragukan manfaat
PSAD, oleh karena adanya fakta-fakta sebagai berikut : (1) rasio epitel-stroma yang
bervariasi, dan (2) kesalahan penghitungan volume prostat mencapai sekitar 25%.
Ohori dkk pada penelitiannya menghubungkan gambaran histopatologi hasil radikal
prostatektomi dengan alat diagnostik yang ada (Ohori M, 1994).
Hubungan antara nilai PSAD dengan hasil histopatologi operasi (grading
Gleason) sendiri masih belum jelas. Apakah tingginya nilai PSAD akan diikuti nilai
Gleason juga tinggi atau justru menurun, masih belum jelas.
1.3. Skor Gleason (GS)
Di samping penentuan derajat diferensiasi tumor menurut Mostofi, dikenal pula
diferensiasi Gleason. Sistem Gleason didasarkan atas pola perubahan arsitektur dari
kelenjar prostat yang dilihat secara mikroskopik dengan pembesaran rendah (60 100
kali), yang dibedakan dalam 5 tingkat perubahan mulai dari tingkat very well
differentiated (tingkat 1) hingga undifferentiated (tingkat 5).
Dari pengamatan mikroskopik suatu preparat, kemudian ditentukan 2 jenis pola
tumor, yaitu tumor yang mempunyai pola/tingkat yang paling ekstensif disebut sebagai
primary pattern dan pola/tingkat yang ekstensif ke-dua dominan setelah primary pattern
atau disebut secondary pattern. Kedua tingkat tersebut kemudian dijumlahkan sehingga
menjadi grading dari Gleason. Misalkan primary pattern tingkat 4 sedangkan secondary
pattern tingkat 2, maka penjumlahan grading Gleason adalah 4+2 = 6. Karena itu grading
Gleason berkisar antara 2 sampai dengan 10, yaitu merupakan hasil penjumlahan dari
1+1=2 hingga 5+5=10. Dari penjumlahan itu didapatkan skor dari Gleason, kemudian
disimpulkan tingkat histopatologinya.
penderita dan skor Gleason ada 86 penderita. Dari keseluruhan data di atas, yang
dianalisa adalah penderita yang memiliki kelengkapan data PSA, PSAD dan GS, yaitu
sebanyak 42 penderita.
Dari data yang didapat ditabulasi dan diolah dengan uji statistik korelasi
nonparametrik Spearman correlation. Signifikansi yang digunakan > 0,05. Bila
didapatkan hasil p > 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel penelitian.
3. HASIL PENELITIAN
3.1. Deskripsi Karakteristik Demografi Pasien
Karakteristik demografi pasien yang tercatat pada penelitian ini adalah usia. Hasil
selengkapnya dari data usia yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 1. Deskripsi Usia Pasien dengan Ca Prostat RSUD dr. Soetomo
periode 2001 -2007.
Valid
Missing
Mean
Median
Std. Deviation
Variance
Usia
134
0
67.2015
67.0000
8.92894
79.7260
1
46.00
44.00
90.00
Range
Minimum
Maximum
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia pasien yang paling muda pada penelitian ini
adalah 44 tahun sedangkan yang paling tua berusia 90 tahun. Rata rata usia pasien yang
menjadi sampel penelitian dari 134 data yang masuk adalah 67 tahun + 8,92894. Median
usia pasien berada pada usia 67 tahun.
3.2. Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar PSA, kadar PSAD dan
skor Gleason. Ketiga variabel tersebut ada dalam rekap data pasien, namun jumlah dari
masing masing variabel tidak sama. Hal ini terkait dengan kelengkapan sumber data
awal yang memang untuk ketiga variabel tidak sama.
Tabel 2. Deskripsi Data Penderita Ca Prostat berdasarkan Pengelompokan Nilai
PSA dan Skor Gleason di RSUD Dr. Soetomo periode 2001 2007.
PSA
<4
4-10
10-20
20-30
30-50
> 50
Jumlah penderita
1
3
2
3
2
1
7
3
4
25
17
Skor Gleason
2-4
5-7
8 - 10
2-4
5-7
8 - 10
2-4
5-7
8 - 10
< 0,12
0,12 0,18
> 0,18
Jumlah penderita
1
1
6
25
12
Sedangkan tabel 3 menunjukkan bahwa 43 dari total 45 penderita (95,5%) yang memiliki
data PSAD dan GS memiliki nilai PSAD > 0,18. Sebanyak 25 penderita dari kelompok
tersebut memiliki GS antara 5 7.
Karena penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang bertujuan menguji
dan mencari hubungan dari data pasien selama periode penelitian mulai tahun 2001
2007 maka uji disesuaikan dengan data yang tersedia. Dengan jumlah data masingmasing variabel yang tidak sama besar, maka yang dianalisa adalah penderita karsinoma
prostat yang memiliki kelengkapan data ketiga variabel yang diteliti, yaitu sebanyak 42
penderita.
Tabel 4. Deskripsi Data Penelitian pada Pasien dengan Ca Prostat di
RSUD dr. Soetomo periode 2001 2007.
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PSA
42
4239.00
1.00
4240.00
202.8771
643.92603
PSAD
42
137.61
.09
137.70
5.4955
20.99119
Gleason Score
42
10
6.38
1.987
Valid
42
Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar PSA pasien yang paling rendah pada
penelitian ini adalah 1,0 sedangkan yang paling tinggi 4240. Dilihat dari nilai minimum
dan maksimum tersebut maka sebaran dari data PSA relatif bervariasi. Kemudian rata
rata kadar PSA pasien yang menjadi sampel penelitian dari 42 data yang memenuhi
syarat adalah 202.8771 + 643.92603 ng/ml.
Tabel juga menunjukkan bahwa kadar PSAD pasien yang paling rendah pada
penelitian ini adalah 0,09 sedangkan yang paling tinggi 137,70. Kemudian rata rata
kadar PSAD pasien yang menjadi sampel penelitian dari 42 data yang memenuhi kriteria
adalah 5.4955 + 20.99119.
Kadar skor Gleason atau GS pasien yang paling rendah pada penelitian ini adalah
3 sedangkan yang paling tinggi 10. Kemudian rata rata kadar skor Gleason pasien yang
menjadi sampel penelitian dari 42 data yang memenuhi kriteria adalah 6.38 + 1.987.
Skor Gleason
42
42
42
2.0288E2
5.4955
6.38
6.43926E2
2.09912E1
1.987
Absolute
.403
.424
.161
Positive
.403
.424
.161
Mean
Std. Deviation
PSAD
PSA
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
PSAD
Skor Gleason
-.377
-.398
-.144
2.610
2.745
1.045
.000
.000
.225
Tidak Normal
Tidak Normal
Normal
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa data yang berdistribusi tidak normal adalah data
PSA dan PSAD, sedangkan data skor Gleason berdistribusi normal. Sehingga pengujian
selanjutnya menggunakan uji korelasi non-parametrik yaitu uji Spearman correlation.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Jika signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka tidak ada hubungan
antara data penelitian
2. Jika signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05 (p < 0,05) maka ada
hubungan antara data penelitian
Berikut adalah hasil perhitungan korelasi PSA dan PSAD dengan skor Gleason :
10
Tabel 6. Uji Korelasi PSA dan skor Gleason pada Pasien dengan Ca Prostat di
RSUD dr. Soetomo periode 2001 2007.
Spearman's rho
Skor Gleason
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed)
N
PSA
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
42
.407**
.008
42
Spearman's rho
Skor Gleason
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed)
N
PSAD
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.
42
.496**
.001
42
Hasil yang lain menunjukkan nilai korelasi Spearman antara PSAD dengan skor
Gleason sebesar 0,496 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Ini signifikansi ini
kurang dari 0,05 sehingga ada hubungan antara kadar PSAD dengan skor Gleason.
Berdasarkan hasil uji tersebut juga diketahui bahwa nilai korelasi bertanda positif yang
berarti semakin tinggi kadar PSAD semakin tinggi juga nilai skor Gleason.
11
4. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang bertujuan menguji dan
mencari hubungan dari data pasien karsinoma prostat di RSUD Dr. Soetomo selama
periode penelitian mulai tahun 2001 2007 dengan uji yang disesuaikan dengan data
yang tersedia. Untuk data PSA tercatat ada 124 pasien, sedangkan data PSAD terdapat
pada 63 pasien dan untuk data skor Gleason terdapat pada 86 pasien. Data yang diolah
adalah data yang memiliki unsure ketiga parameter tersebut, yaitu sebanyak 42 penderita.
Kadar PSA pasien yang paling rendah pada penelitian ini adalah 1,0 ng/ml
sedangkan yang paling tinggi 4240 ng/ml. Dilihat dari nilai minimum dan maksimum
tersebut maka sebaran dari data PSA relatif bervariasi. Kemudian rata rata kadar PSA
pasien yang menjadi sampel penelitian dari 42 data yang masuk adalah 202.8771 +
643.92603 ng/ml. Nilai terendah 1,0 ng/ml menunjukkan nilai PSA sama dengan normal,
meski ada literatur yang mengatakan bahwa seperempat penderita karsinoma prostat
memiliki PSA berkisar antara 2,1-3 ng/ml (Ramon, 2007). Partin dan kawan-kawan
menemukan bahwa pria dengan keganasan prostat yang sudah lanjut mempunyai grade
tinggi dan volume yang lebih besar, memproduksi PSA yang lebih sedikit per gram tumor
(Partin, 2004).
Rata-rata kadar PSA penderita pada penelitian ini > 50 ng/ml menunjukkan bahwa
penderita baru datang berobat pada saat keganasan prostat itu sendiri kemungkinan besar
sudah berekstensi ke luar, 75% berekstensi ke kelenjar getah bening (Seaman E, 1994 ;
Campbell, 2007).
Kadar PSAD pasien yang paling rendah pada penelitian ini adalah 0,09 sedangkan
yang paling tinggi 137,70. Kemudian rata rata kadar PSA pasien yang menjadi sampel
penelitian dari 42 data yang masuk adalah 5.4955 + 20.99119. Dari data yang diperoleh
ternyata ada nilai PSAD yang kurang dari 0,15, faktor yang mempengaruhi, yang paling
mungkin adalah TRUS oleh karena sangat tergantung pada interpretasi operator.
Shilajit D. Kundu dkk pada penelitiannya mendapatkan hasil bahwa nilai PSAD
berhubungan langsung dengan probabilitas PFS (progression-free survival). PSAD yang
kurang dari 0,1 ng/ml/cc memiliki progresifitas 7% dibandingkan dengan PSAD yang
lebih dari 0,19 ng/ml/cc (24%) (Shijalit, 2007).
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Bazinet M, Meshref AW, Trudel C, Aronson S., Peloquin F., Nachabe M., Begin RL and
Elhilali MM: Prospective evaluation of prostate-specific antigen density a
systemic biopsies for early detection of prostatic carcinoma. Urology 1994 ;
43:44.
Benson MC, Whang IS, Olsson CA, McMahon DJ and Cooner WH : The use of prostate
specific antigen density to enhance the predictive value of intermediate levels of
serum prostate specific antigen. J. Urol. 1992;147: 815.
Bray F, Sankila R, Ferlay J, Parkin DM. Estimates of cancer incidence and mortality in
Europe in 1995. Eur J Cancer 2002;38:99-166.
Ferreirra MD., Koff WJ : Assessment of serum level of Prostate-Specific Antigen
adjusted for the transitional zone volume in early detection of prostate cancer.
International Braz J Urol. 2005; 31(2): 137-146.
Kassouf W, Nakanishi H, Ochiai A et al.: Effect of prostate volume on tumor grade in
patients undergoing radical prostatectomy in the era of extended prostatic
biopsies. J Urol 2007; 178 : 1114.
Maria Carmen Mir, Jacques Planas, Carles Xavier Raventos, Ines Maria de Torres,
Enrique Trilla, Lluis Cecchini, Anna Orsola and Juan Morote : Is there a
relationship between prostate volume and Gleason score? BJU International
2008 ; 102:563-565.
Morote J, Raventos CX, Lorente JA, Lopez-Pacios MA, Encabo G, de Torres I, Andreu
J.: Comparison of free prostate specific antigen and prostate specific antigen
density as methods to enhance prostate specific antigen specificity in early
prostate cancer detection in men with normal rectal examination and prostate
specific antigen between 4,1 and 10 ng/ml. J Urol 1997; 158:502-4.
Ohori M, Wheeler TM, Dunn JK, Stamey TA and Scardino PT: The pathological features
and prognosis of prostate cancer detectable with current diagnostic tests. J Urol
1994; 152:1714.
Parker SL, Tong T, Bolden S, Wingo PA : Cancer statistics, 1996. CA Cancer J Clin.
1996;46:5-27.
Partin AW, Oesterling JE: The clinical usefulness of prostate-specific antigen : update
1994. J Urol. 1994;152:1358-64.
Purnomo BB : Dasar-dasar Urologi 2nd eds, Sagung-Seto, Jakarta, 2003.
Ramon J, Louis JD : Prostate Cancer, Springer, New York, 2007.
Ramos CG, Roehl KA, Antenor JA, Humphrey PA and Catalona WJ: Percent carcinoma
in prostatectomy specimen is associated with risk of recurrence after radical
prostatectomy in patients with pathologically organ confined prostate cancer. J
Urol 2004; 172:137.
Schellhammer PF, Wright GL: Biomolecular and clinical characteristics of PSA and other
candidate prostate tumor markers. Urol Clin North Am. 1993;4:597-606.
Seaman E, Whang IS, Cooner WH, Olsson CA and Benson MC: Predictive value of
prostate specific antigen density for the presence of micrometastatic carcinoma
of the prostate. Urology 1994; 43:645.
14
Seaman E, Whang M, Olson CA, Katz A, Cooner WH and Benson MC: Prostate-specific
antigen density (PSAD) : Role in patient evaluation and management. Urol.
Clin. North Am 1993; 20:653.
Shilajit D. Kundu, Kimberly A. Roehl, Xiaoying Yu, Jo Ann V. Antenor, Brian K. Suarez
and William J. Catalona : Prostate Specific Antigen Density correlates with
features of Prostate Cancer Aggressiveness. J Urol. 2007; 177: 505-509.
Tanagho EA, McAninch JW (Editor) : Smiths General Urology 8th ed. The McGraw-Hill
Co. Inc.: New York, 2008.
Uzzo RG, Wei JT, Waldbaum RS, Perlmutter AP, Byrne J and Vaughan ED. : The
influence of prostate size on cancer detection. Urology 1995 ; 46:831.
Wien AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW., Peters CA.: Campbell-Walsh Urology,
9th ed. Philadelpia : Saunders-Elsevier, 2007.
15