Professional Documents
Culture Documents
ISSN :2303-1433
AlamatRedaksi :
BagianHumas
Akper Dharma Husada Kediri
Jln. Penanggungan 41 A Kediri, JawaTimur, Telp&Fax (0354) 772628
Email :jurnalakperdharma@yahoo.com
Web Site : http://akper-akbid-kediri.com
1- 9
10 - 17
18 - 24
25 - 33
34 - 40
Pengaruh Pijat Bayi dengan Terapi Bunga Lavender Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Tidur Neonatus di Posyandu Melati Mojoroto Kediri
Sri Kasmiatun
41 - 47
Keterkaitan Status Gizi Dengan Kejadian Phlebitis Pada Pasien Dewasa Di Ruang
Flamboyan RSUD Gambiran Kota Kediri
Budi Hartanto, Moh Alimansur,
48 - 54
Pengaruh Pijat Aromaterapi Lavender terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif.
Finta Isti Kundarti, Ira Titisari, Naning Tri Windarti
55 - 65
Pengaruh Posisi Merangkak Terhadap Kemajuan persalinan Kala I Fase Aktif pada
Primigravida di BPS Ny. Endang Sumaningdyah Kota Kediri
Rahajeng SNR, Ira Titisari, Susanti Pratamaningtyas
66 - 71
Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Menjaga Kebersihan Mulut pada Bayi
Koekoh Hardjito, RE. Wijayanti, Siti Fatkhur Rohmah
Perbandingan Efek Suplementasi Tablet Tambah Darah dengan dan tanpa Vitamin C
terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil 16-32 Minggu di Desa Keniten Kec.
Mojo Kab. Kediri
Siti Asiyah, Dwi Estuning Rahayu, Wiranti Dwi Novita
Keterkaitan Prestasi Belajar dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Praktek Klinik
Keperawatan Jiwa
Sucipto, Moh Alimansur
72 - 75
76 - 81
82 - 84
ISSN 2303-1433
ISSN 2303-1433
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah analitik dengan menggunakan
rancangan cross sectional, dimana peneliti
mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan
di Desa Pranggang, Punjul dan Sumber
Agung di wilayah kerja Puskesmas
Pranggang Kabupaten Kediri sejumlah 54
orang. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagian ibu
menyusui bayi usia 0-6 bulan di Desa
Pranggang, Punjul dan Sumber Agung
wilayah kerja Puskesmas Pranggang
Kabupaten Kediri yang berjumlah 48
orang. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah probability sampling
dengan metode cluster sampling. Statistik
Nonparametris yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua sampel
yang berkorelasi pada penelitian ini
adalah Korelasi Spearman Rank.
Hasil Penelitian
Data Umum
1. Umur Ibu Menyusui
Diagram
1
Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Umur Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas
Pranggang Kabupaten Kediri.
ISSN 2303-1433
2. Tingkat Pendidikan
Diagram
2
Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Pranggang Kabupaten Kediri.
Data Khusus
1. Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
Diagram
5
Distribusi
frekuensi
Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Pranggang Kabupaten
Kediri
3. Jenis Pekerjaan
Diagram
3
Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Pranggang Kabupaten Kediri.
ISSN 2303-1433
Baik
Tidak
Baik
35
Sangat
Tidak
Baik
0
Cukup
11
Kurang
36
10
48
No
Pengetahuan
1.
Baik
2.
3.
Jumlah
Jumlah
37
Pembahasan
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan sebagian besar ibu
menyusui di wilayah kerja Puskesmas
Pranggang Kabupaten Kediri memiliki
pengetahuan yang baik tentang ASI
Ekslusif yaitu 75 %.
Pengetahuan adalah sebagai sesuatu
pembentukan yang terus-menerus oleh
seseorang yang setiap saat mengalami
reorganisasi karena adanya pemahamanpemahaman baru (Budiman, 2013:4).
Dengan
pengalaman
seseorang
memperoleh banyak informasi dari
%kebenaran
pengetahuan.
Seseorang
menjadi tahu apa yang akan dilakukannya
77.1
untuk memperoleh pemahaman dari
22,9
informasi tersebut.
Oleh sebab itu
0pengalaman pribadi pun dapat digunakan
sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
100
Pengetahuan
seseorang
juga
dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal, salah satunya
yaitu informasi/media massa. Informasi
dapat dijumpai dalam kehidupan seharihari, yang diperoleh dari data dan
pengamatan terhadap dunia sekitar
melalui komunikasi. Informasi yang
diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek (immedate
impact) sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. (A.
Wawan dan Dewi M, 2013).
Penelitian Ayu Suryaningtyas tentang
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian
ASI di Puskesmas Nguter. Hasil
perhitungan yang menggunakan uji
Kendal Tau menggunakan program
SPSSS.15.00 for Windows diperoleh nilai
rhoxy sebesar 0,530 dan nilai probabilitas
(p-value) 0,002 lebih kecil dari (alpha) =
0,05. Berdasarkan kriteria tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis nol di tolak
dan secara statistik ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif
secara signifikan.
ISSN 2303-1433
Tingkat
pengetahuan
responden
tentang ASI Eksklusif yang baik
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain tingkat pendidikan dan adanya
informasi
dari petugas
kesehatan.
Kemudahan informasi yang berhubungan
dengan
pengetahuan
tentang
ASI
Eksklusif diperoleh dari beberapa sumber,
misalnya dari buku, majalah, media
elektronik, petugas kesehatan, serta orangorang disekitar lingkungan ibu. Adanya
informasi tentang ASI Eksklusif yang
diperoleh ibu baik yang diperoleh ketika
melakukan kegiatan Posyandu membantu
mereka dalam mengetahui dan memahami
tentang pengetahuan ASI Eksklusif yang
baik dan benar.
Penelitian Mariane Wowor, tentang
hubungan pengetahuan dan sikap dengan
pemberian ASI Eksklusif pada ibu
menyusui di Puskesmas Bahu Kota
Manado. Berdasarkan hasil penelitian
pada 38 responden di Puskesmas Bahu,
dan setelah dilakukan pengolahan data
dengan uji spearnans rho di dapatkan
hasil yang signifikan yaitu p = 0,000 <
0,05 sehingga ada hubungan pengetahuan
dengan pemberian ASI. Untuk hubungan
sikap dengan pemberian ASI didapatkan
hasil p = 0,036 < 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI.
Sebagian besar ibu di wilayah kerja
Puskesmas Pranggang adalah sebagai ibu
rumah tangga sehingga ibu lebih cepat
mendapat informasi dari kader. Kader
yang biasanya lebih dekat dengan
masyarakat juga selalu menginformasikan
pentingnya ASI Eksklusif bagi ibu dan
bayi. Selain itu, penyuluhan biasanya
dilakukan bidan
2-4 minggu sekali.
Terkadang saat ada kegiatan posyandu
atau ketika ada kegiatan yang lain (seperti
ibu
yang melakukan pemeriksaan
kehamilan
juga
selalu
diberikan
penyuluhan tentang ASI Eksklusif).
Tingginya pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif juga dipengaruhi oleh umur
ibu yang sebagian besar memiliki umur
20-35 tahun, dimana dari segi umur
ISSN 2303-1433
ISSN 2303-1433
ISSN 2303-1433
ISSN 2303-1433
ISSN 2303-1433
10
ISSN 2303-1433
11
ISSN 2303-1433
Variabel
Usia Ibu
20-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
>40 tahun
Pendidikan Ibu
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
D3
S1
Pekerjaan
Ibu
Rumah
Tangga
Swasta
PNS
Frekuensi
Persentase
(%)
2
9
12
1
4
7,2
32,1
42,8
3,6
14,3
0
19
3
6
0
67,9
10,7
21,4
14
50
6
8
21,4
28,6
Frekuensi
Persentase
(%)
14
14
50
50
18
4
3
2
0
1
64,2
14,3
10,7
7,2
0
3,6
26
2
92,8
7,2
Frekuensi
Persentase
(%)
Pemberian ASI
predominan
0 bulan
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
5 Bulan
6 Bulan
3
5
0
4
5
5
6
10,7
17,9
0
14,3
17,9
17,9
21,4
28
0
100
0
10
13
35,7
46,4
15
17,8
Penerapan Tipe
pola asuh
Lebih 50%
Kurang 50 %
Tingkat
kecerdasan (IQ)
90-109 (normal)
110-119
(cerdas)
120-139 (amat
cerdas)
12
ISSN 2303-1433
Variabel
Pemberian ASI
predominan
0 bulan
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
5 Bulan
6 Bulan
Frekuensi
Rata IQ
3
5
0
4
5
5
6
111,0
112,6
0
115,5
113,0
115,2
116,5
Penerapan Tipe
pola asuh
Lebih 50%
Kurang 50 %
28
0
114,2
0
Koefisien
Regresi ()
Konstanta
84,242
Pola Asuh
8,675
Pemberian ASI 1,932
predominan
n
= 46
R
= 0,832
Adjusted R2
= 0,671
P =0,000
Koefisien
standar
(b)
0,462
0,426
0,000
0,000
0,000
13
ISSN 2303-1433
14
ISSN 2303-1433
dibuat
sendiri
untuk
merangsang
pertumbuhan otak anak, sehingga
keterbatasan ekonomi tidak menjadi
penghalang
bagi
keluarga
untuk
menyediakan alat permainan yang mampu
merangsang
pertumbuhan
dan
perkembangan sel otak. Kondisi populasi
yang berbeda antara penelitian ini dan
penelitian Pichayapinyo yang mungkin
memberikan perbedaan hasil
b) Pengaruh Pemberian ASI
Predominan terhadap Kecerdasan
(IQ)
Penelitian
ini
mendukung
penelitian Foroushani (2010), Geoff Der
tahun 2006 dan Morterson (2002) yang
menjelaskan bahwa anak yang diberi ASI
lebih lama memiliki point IQ lebih tinggi
dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI
lebih pendek. Juga penelitian Anderson
(1999) yang melakukan tes perkembangan
kognitif, tes perkembangan mental, tes IQ
dengan Wechsler dan Stanfort-Binet juga
menjelaskan bahwa bayi yang diberi ASI
predominan
dibanding
formula
predominan memiliki point terhadap testes tersebut lebih tinggi.
ASI memiliki kandungan gizi yang
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi
secara optimal.
Komposisi ASI yang terdiri dari lemak
yang mengandung DHA,ARA, EFA yang
penting untuk pertumbuhan otak, juga
kandungan laktosa yang
merupakan
sumber galaktose yang penting untuk
memproduksi galaktolipids yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan Central
Nerves System atau CNS. ASI juga
mengandung vitamin A,E, K dan mineral
yang diperlukan untuk mendukung
metabolisme energi di sel syaraf. Bayi
yang mendapatkan ASI lebih lama, akan
mendapatkan zat-zat gizi tersebut lebih
banyak
sehingga dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi
secara optimal. Bayi yang mendapatkan
ASI lebih lama, bonding atau ikatan kasih
ibu-bayi juga lebih lama. Bonding ini
15
ISSN 2303-1433
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Hendaknya pengambil kebijakan pada
tatanan pelayanan kesehatan dapat
meningkatkan edukasi pada masyarakat
tentang pentingnya pemberian ASI
predominan lebih lama, apalagi ASI
eksklusif, juga tentang penerapan pola
asuh orang tua yang tepat yang merupakan
satu bentuk stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak sebagai upaya-upaya
untuk meningkatkan nilai tes IQ, Menjalin
kerjasama lintas sektor dalam hal ini
Dinas Pendidikan khususnya lembaga
pendidikan Taman Kanak-kanak agar
dapat menyediakan alat permainan yang
lebih edukatif untuk merangsang tumbuh
kembang optimal anak,
Hasil penelitian ini, hendaknya juga
menjadi masukan bagi responden, bahwa
pola pengasuhan yang tepat, menjadi
sesuatu yang penting untuk diperhatikan,
karena pola pengasuhan yang baik dan
tepat menjadi salah satu faktor yang dapat
meningkatkan point tes IQ, Secara teoritis
masih banyak
faktor lain
yang
mempengaruhi IQ anak seperti status gizi,
pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi
keluarga. Dalam penelitian ini faktorfaktor tersebut diduga ikut berpengaruh
tetapi tidak dilakukan analisis secara
16
ISSN 2303-1433
Modules,Level
1,Third Edition
(Revised) Shelburne, Vermont:
Wellstrart International
Mortenson EL, Michaelsen KF, Sanders
SA, Reinisch JM, (2002) The
association between duration of
breastfeeding and adult intelligence,
Denmark: JAMA: Vol; 287: 23652371
Rini Andarwati, Edy Prawirohartono,
Indra
L
Gamayanti,
(2010),
Hubungan BBL, ASI Eksklusif,
Sttaus Gizi, Stimulasi kognitif
dnegan kecerdasan anak usia 5-6
tahun, Digital Library UGM
Soekidjo Notoatmojo, (2005) Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Rineka Cipta
Soetjiningsih, (1997) Tumbuh Kembang
Anak: Editor Ranuh, IG.N Gde,
Jakarta: EGC
Sudigdo Sastroasmoro, (2011) DasarDasar Penelitian Klinis, Jakarta: CV
Sagung Seto
Sugiyono,
(2010) Statistika untuk
Penelitian, Bandung: Alfabeta
Sunaryo
(2004),
psikologi
untuk
Keperawatan, Jakarta: EGC
Utami Roesli, (2009) Mengenal ASI
Eksklusif, Jakarta: Trubus Agriwidya
Wasty Soemanto,
(2006 ) Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
WHO, (2002) Infant and Young Child
Nutrition, Global Strategy on Infant
and Young Child Feeding, FiftyFifty World Health Assembly
WHO, (2009) Early Child Development,
Fact sheet N 332
WHO, (2009) Infant and Young Child
Feeding: model chapter for textbook
for medical students and allied
health profesionals, WHO Library
Cataloguing-in-Publication
Data,
ISBN 978 92 4 159749 4
WHO, (2010) Indicators for Assesing
Infant and Young Child Feeding
Practices, part 3 Country Profiles:
Departement
of
Child
and
Adolescent
Health
and
Development,
159975
ISBN
978
92
4
7
17
ISSN 2303-1433
18
ISSN 2303-1433
Pada
tahun
2009
Departemen
Kesehatan di Indonesia membuat berbagai
program untuk mengatasi masalah gizi
kurang pada balita. Seperti, program
penanggulangan
yang
meliputi,
pendidikan
gizi,
pemberdayaan
masyarakat
melalui
pembentukan
keluarga sadar gizi (kadarzi), peningkatan
survellans gizi. Semua itu dilakukan
dengan tiga strategi utama yakni,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan
akses terhadap pelayanan kesehatan
berkualitas, monitoring dan informasi
kesehatan. (http:/www. menkokesra.
90.id).
Peran serta orang tua dalam pemberian
gizi yang baik pada balita sangat
berpengaruh, karena gizi buruk dan gizi
kurang pada balita terjadi melalui proses
yang panjang dan utamanya sangat
ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada masa pertumbuhan balita
yakni, sejak janin masih dalam kandungan
hingga bayi dilahirkan sampai berusia dua
tahun.(Riri Wijaya,2006).
Menurut laporan organisasi kesehatan
WHO,
permasalahan
gizi
dapat
ditunjukkan dengan besarnya angka
kejadian gizi buruk yang menunjukkan
kesehatan masyarakat Indonesia terendah
di ASEAN, dan menduki peringkat ke 142
dari 170 negara. Data WHO menyebutkan
angka kejadian gizi buruk pada balita
tahun 2002 meningkat menjadi 8,3% dan
gizi kurang 27,5%, serta pada tahun 2005
kejadian gizi buruk naik lagi menjadi
8,8% dan gizi kurang 28% (Dina, 2007).
Tahun 2007 lalu tercatat sebanyak 4
juta balita Indonesia mengalami gizi
kurang dan 700.000 anak masuk kedalam
kategori gizi buruk. Pendapat serupa
dikemukakan dari Rachmat sentika, Sp.A,
MARS, dari tim Ahli Anak komisi
perlindungan Anak Indonesia, Rachmat
menilai konduisi Asupan gizi balita di
Indonesia memprihatinakn, penyebabnya
asupan gizi yang kurang dan perubahan
pola asuh yang tidak terpantau baik. Ahli
gizi anak dari Istitusi Pertanian Bogor,
Prof Dr Ir Ali Khomsan MS dan TIM Ahli
19
ISSN 2303-1433
2.
3.
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua anak umur 0 24 bulan yang ada
di Wilayah Kota Kediri. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah :
semua anak umur 0 24 bulan yang
mengalami KEP yang ada di wilayah Kota
Kediri yaitu sebanyak 8 balita. Sebagai
kontrol adalah anak umur 0 24 bulan
yang tidak mengalami KEP yang ada di
wilayah Kota Kediri yaitu sebanyak 8
balita. Adapun teknik samping yang
digunakan adalah purposive sampling.
KRITERIA SAMPEL
a. Kriteria Inklusi
1). Anak umur 0 24 bulan yang
mengalami KEP
2). Anak umur 0 24 bulan yang
mengalami KEP yang diberi MPASI
3). Anak umur 0 24 bulan yang
tidak mengalami KEP yang
diberi MP-ASI
4). Anak umur 0 24 bulan yang
mengalami KEP yang orang
tuanya bersedia anaknya menjadi
responden
5). Anak umur 0 24 bulan yang
tidak mengalami KEP yang orang
tuanya bersedia anaknya menjadi
responden.
Variabel Penelitian
Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah
awal
pemberian
makanan
pendamping ASI (MP-ASI).
ANALISA DATA
Untuk mengetahui hubungan antara 2
variabel maka peneliti melakukan analisa
korelasi dengan menggunakan uji Fisher
Exact Probability Test :
Rumus : P =
Tepat
waktu
43,75
Tidak tepat
waktu
56, 25
Jumlah
16
100
20
ISSN 2303-1433
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
GIZI
BURUK
TB/BB
73 cm / 9 kg
81 cm / 9,6 kg
81,5 cm / 9,2
kg
58 cm / 7,4 kg
58 cm / 6,8 kg
68 cm / 9 kg
70 cm / 9 kg
55 cm / 9 kg
71 cm / 7,2 kg
76,5 cm / 7,2
kg
72 cm / 6,4 kg
78 cm / 7,4 kg
79 cm / 7,8 kg
75 cm / 7 kg
80 cm / 7 kg
68 cm / 5 kg
Jml
1
1
1
6,25
6,25
6,25
1
1
1
1
1
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
Jm
l
%
No
TB/BB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
73 cm / 9 kg
81 cm / 9,6 kg
81,5 cm / 9,2 kg
58 cm / 7,4 kg
58 cm / 6,8 kg
68 cm / 9 kg
70 cm / 9 kg
55 cm / 9 kg
71 cm / 7,2 kg
76,5 cm / 7,2 kg
72 cm / 6,4 kg
78 cm / 7,4 kg
79 cm / 7,8 kg
75 cm / 7 kg
80 cm / 7 kg
68 cm / 5 kg
1
2
1
1
6,25
6,25
1
1
1
1
1
1
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
Usia 0 1
tahun
Usia 1 th
2 th
Jml
1
1
1
1
1
1
1
1
Jml
1
1
1
1
1
1
1
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
%
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
6,25
Pemberian
MP-ASI
6,25
Tepat waktu
Tidak tepat
waktu
Jumlah
Gizi buruk
Gizi baik
Jml
(%)
Jml
(%)
12,5
75
87,5
25
100
100
21
ISSN 2303-1433
menyebutkan
bahwa
sebab-sebab
kurangnya asupan energi dan protein
antara lain makanan yang tersedia kurang
mengandung energi, nafsu makan anak
terganggu sehingga penyerapan sari
makanan
dalam
usus
terganggu,
kebutuhan yang meningkat, misalnya
karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.
3. Pengaruh pemberian MP ASI terhadap
kejadian KEP
Dari hasil analisa data dengan
menggunakan Fisher Exact Probability
Test dapatka nilai P hitung kurang dari 0,
05. Artinya ada pengaruh antara
pemberian MP-ASI dini dengan kejadian
KEP pada anak umur 0 24 bulan.
Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya KEP pada anak, salah satu
diantaranya disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam
makanan yang dimakan sehari-hari. Selain
itu faktor ekonomi, sosial, budaya, dan
pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau
tidak tepat waktu dapat mengakibatkan
terjadinya
malnutrisi
/
gangguan
pertumbuhan anak (KEP).
Dari beberapa kasus pemberian MPASI dini memang dapat menyebabkan
KEP. Hal ini disebabkan makanan yang
diberikan kurang mengandung energi dan
protein, seperti apa yang dikemukakan
Nano Sunartyo (2006) bahwa pemberian
MP-ASI hendaknya memenuhi beberapa
syarat yaitu makanan harus memiliki nilai
energi dan protein yang tinggi, bersifat
padat gizi dan berserat lunak, memiliki
nilai suplementasi yang baik, memiliki
komposisi vitamin dan mineral dalam
jumlah yang cukup, tidak hanya dapat
menimbulkan rasa kenyang saja, dapat
diterima oleh alat pencernaan bayi dengan
baik. Sebaiknya MP-ASI mulai diberikan
saat usia bayi 6 bulan, pada usia di bawah
6 bulan sistem pencernaan bayi belum
memenuhi enzim untuk mencerna
makanan. Pernyataan Luluk L Soraya
(2005) bahwa saat bayi berumur 6 bulan
ke atas sistem pencernaannya sudah relatif
22
ISSN 2303-1433
23
ISSN 2303-1433
24
ISSN 2303-1433
Stimulasi
berlebihan
mengakibatkan
jumlah perdarahan ini biasanya lebih
banyak dibanding menstruasi normal
(ovulatoir).
Sebaliknya
kekurangan
estrogen menyebabkan perdarahan yang
lebih jarang dan jumlah darah yang hilang
lebih sedikit.
Cahyaningsih
(2011:
89)
mendefinisikan remaja sebagai masa
kanak-kanak menuju dewasa. Batasan usia
remaja menurut WHO (2007) adalah 1019 tahun (Kusmiran, 2011: 3). Pubertas
adalah suatu bagian dari masa remaja
diamana lebih ditekankan pada proses
biologis yang mengarah pada kemampuan
bereproduksi (Cahyaningsih, 2011: 90).
Menurut Wong (2009: 585) pubertas
adalah proses kematangan hormonal dan
pertumbuhan yang terjadi ketika organorgan reproduksi mulai berfungsi dan
karakteristik seks sekunder mulai muncul.
Remaja
putri
lebih
banyak
membutuhkan zat besi dari pada remaja
putra, karena remaja putri mengalami
menstruasi setiap bulannya (Adriani,
2012: 318). Menurut Gibney (2009: 282)
25
ISSN 2303-1433
26
ISSN 2303-1433
27
ISSN 2303-1433
harapan
pada
masing-masing
sel.
Arikunto (2010: 335) menyebutkan,
frekuensi harapan didapat melalui rumus
berikut:
( )
( )
( )
2) Kejadian Anemia
( )
Normal
Tidak Normal
Total
Anemia
Anemia
Tidak
Anemia
10
28
1
2
11
30
Total
38
3
41
Dari
tabel
diatas
kemudian
melakukan perhitungan nilai frekuensi
28
ISSN 2303-1433
29
ISSN 2303-1433
30
ISSN 2303-1433
Penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian Kirana (2011) yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara pola
menstruasi dengan kejadian anemia
dengan
nilai
p=
0,789.
Dalam
penelitiannya, Kirana menyebutkan faktor
yang berhubungan dengan anemia adalah
asupan zat gizi, asupan vitamin A, asupan
vitamin C, dan asupan zat besi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Yamin (2012) juga menyatakan tidak ada
hubungan antara pola menstruasi dengan
kejadian anemia gizi besi pada remaja
putri di SMA Kab. Kepulauan Selayar
Tahun 2012. Dari uji statistik yang
dilakukan pada penelitian tersebut
diperoleh
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
anemia
meliputi:
pengetahuan remaja, asupan protein,
asupan zat besi, pekerjaan ayah, pekerjaan
ibu, dan tingkat pendidikan ayah.
Hasil penelitian lain yang sejalan
dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Siahaan (2012) yang
mengatakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara pola haid
dengan kejadian anemia pada remaja putri
di Wilayah Kota Depok tahun 2011
dengan nilai p = 0,756. Penelitian ini
menyebutkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
anemia
meliputi:
pengetahuan remaja, asupan protein,
asupan zat besi, pekerjaan ayah, pekerjaan
Ibu.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan penelitian ini adalah
Hampir seluruh responden mengalami
pola menstruasi normal, Hampir sebagian
responden mengalami anemia dan Tidak
terdapat hubungan pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja putri kelas
VII SMPN 6 Kediri.
Saran Bagi Tempat Penelitian
diharapkan SMPN 6 Kediri membina
kerjasama dengan puskesmas setempat
dalam
upaya
pencegahan
dan
penanggulangan anemia pada remaja putri
di SMPN 6 Kediri. Pencegahan anemia
31
ISSN 2303-1433
dapat
dilakukan
sebagai
berikut:
Melakukan penyuluhan rutin tentang
pencegahan anemia dua kali dalam satu
tahun, Anjuran mengkonsumsi tablet
tambah darah sekali dalam seminggu
dengan 60 mg dan jika remaja sedang
dalam masa haid, dianjurkan untuk
meminum tablet tambah darah sekali
sehari selama sepuluh hari.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M. 2012. Peranan Gizi dalam
Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Pengantar
Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aris dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia
Untuk
Mahasiswa
Kebidanan.
Jakarta: TIM
Bakta, IM. 2013. Hematologi Klinik
Ringkas. Jakarta: EGC
Benson, RC. 2009. Buku Saku obstetri
dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Betz, CL dan Sowden, LA. 2009. Buku
Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta:
EGC
Briawan, D. 2014. Anemia Masalah Gizi
pada Remaja Wanita.Jakarta: EGC
Cahyaningsih, DS. 2011. Pertumbuhan
Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: TIM
Coad dan Dunstall. 2007. Anatomi dan
Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC
Cogswell, M.2009. The Iron Disorders
institute Guide to Anemia. United
States: Cumberland House an
imprint of Sourcebooks
Corwin, EJ. Buku Saku Patofisiologi.
2009.Jakarta: EGC
Farida, I.2007. Determinan Kejadian
Anemia pada Remaja Putri di
Kecamatan
Gebog
Kabupaten
Kudus.
Semarang:
Universitas
Diponegoro. Diunduh tanggal 23
Februari
<<http://eprints.undip.ac.id/17704/>
>
Fauziah, D dkk. 2011. Hubungan Antara
Pola Menstruasi dan Konsumsi Zat
Besi dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri di SMA Informatika
Ciamis. Tasikmalaya: Universitas
Siliwangi Tasikmalaya. Diunduh
tanggal
30
Desember
2013
<<journal.unsil.ac.id/download.php?
id= 64321>>
Gibney, J. Michael dkk. 2009. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC
Handayani, W dan Haribowo, AS. Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan
gangguan Sistem Hematologi. 2008.
Jakarta: Salemba Medika
Hardjito,
K.
2012.
Pengantar
Biostatistika.
Magetan:
Forum
Ilmiah Kesehatan
Hermawanto, H. 2010. Menyiapkan Karya
Tulis Ilmiah. Jakarta : TIM
Hidayat, DR. 2009. Ilmu perilaku
manusia. Jakarta: TIM
Isnaeni, DN. 2010. Hubungan Antara
Stres dengan Pola Menstruasi pada
Mahasiswa DIV Kebidanan Jalur
Reguler universitas Sebelas Maret
Surakarta. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret. Diunduh tanggal 10
Juli
2014
<<http://www.sharepdf.com/b30bb3
2fa19447f1ab77b9e52934945c/
12345251.htm>>
Kirana, DP. 2011. Hubungan Asupan Zat
Gizi dan Pola Menstruasi dengan
Kejadian Anemia pada Remaja
Putri di SMAN 2 Semarang.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Diunduh tanggal 23 Februari 2014
<<http://eprints.undip.ac.id/32594/1
/395_Dian_Purwitaningtyas_Kirana
_G2C007022.pdf>>
Kuniasih, dkk. 2010. Sehat & Bugar
Berkat Gizi Seimbang. Jakarta:
Gramedia. Diunduh tanggal 6 Juli
2014
<<http://manjilala.info/pengukuranstatus-gizi-pada-remaja/>>
32
ISSN 2303-1433
33
ISSN 2303-1433
34
ISSN 2303-1433
35
ISSN 2303-1433
2 (13%)
3 (20%)
1 (7%)
3 (20%)
6 (40%)
4
Hari
5
Hari
6
Hari
7
Hari
36
ISSN 2303-1433
1 (7%)
3 Hari
4 (27%)
4 Hari
10 (67%)
5 Hari
37
ISSN 2303-1433
38
ISSN 2303-1433
39
ISSN 2303-1433
40
ISSN 2303-1433
41
ISSN 2303-1433
31%
69%
< 15
jam
16-20
jam
42
ISSN 2303-1433
Ibu
Nenek
Pembantu
Suami
Total
8%
< 15 jam
16-20 jam
A.
Frek
38,46
15,38
23,07
23,07
100
Pembahasan
Observer
5
2
3
3
13
92%
sebelum dipijit
Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
F
%
F
%
0
0
5
38,46
0
0
2
15,38
1
7,7
3
23,07
0
0
3
23,07
1
7,7
4
30,77
Pemenuhan
kebutuhan
tidur
neonatus
sebelum
pemijatan
dengan aroma terapi bunga
lavender
Dari hasil penelitian pada gambar 1
menunjukkan bahwa kebutuhan tidur
neonatus tidak terpenuhi yaitu sebanyak 9
responden (69%).
Gangguan tidur ternyata tidak hanya
terjadi pada orang dewasa saja, tetapi
gangguan ini bisa terjadi pada bayi dan
anak-anak. Seorang bayi yang baru lahir
atau sampai usia 3 bulan akan
memerlukan waktu untuk tidur hampir
seharian atau lebih dari 20 jam. Bila bayi
terbangun setiap malam setiap harinya
atau pola tidurnya sama dengan orang
dewasa atau mempunyai temperamen
yang buruk karena kurang tidur berarti
bayi mempunyai gangguan tidur yang
perlu diatasi (Wong, 2003). Pada mingguminggu pertama bayi masih beradaptasi
43
ISSN 2303-1433
44
ISSN 2303-1433
45
ISSN 2303-1433
46
ISSN 2303-1433
47
ISSN 2303-1433
Seseorang
yang
mengalami
kekurangan gizi atau asupan gizi yang
kurang berakibat terhadap sistem imun
nonspesifik dan spesifik (Darmadi, 2008).
Salah satu bentuk infeksi nosokomial
adalah infeksi melalui jarum infus
(phlebitis). Angka kejadian phlebitis pada
orang dewasa yang berhubungan dengan
pemakaian kateter perifer sekitar 13%.
Resiko terjadinya phlebitis adalah lokasi
kateter infus dengan kelebihan cairan lipid
secara terus menerus dan lamanya pasien
dirawat di Intensive Care Unit (ICU).
Kontaminasi infus yang terjadi selama
pemasangan intra vena sebanyak 4%
sebagai akibat cara kerja yang tidak steril
dan pemakaian yang lama. The Center
For Disease Control and Prevention telah
menyusun penggantian infus tidak boleh
lebih dari 72 jam, kecuali untuk
penanganan darah dan lipid emulsi diganti
tiap 24 jam (Pasaribu, 2006). Apabila
tubuh kekurangan zat gizi, khususnya
energi dan protein, pada tahap awal akan
menyebabkan rasa lapar kemudian dalam
jangka waktu tertentu berat badan akan
48
ISSN 2303-1433
Usia
< 20 Th
10
20-35 Th
25
83,3
> 35 Th
6,7
30
100
Total
49
ISSN 2303-1433
Jenis Kelamin
Status Pekerjaan
Bekerja
24
80,0
Tidak Bekerja
20,0
30
100
Laki-Laki
20
66,7
Perempuan
10
33,3
Total
30
100
Total
Tingkat Pendidikan
No.
SD
9,7
SMP
11
35,5
SMA
14
45,2
PT
9,7
31
100
No.
Total
Status Gizi
Kurus
10
33,3
Normal
13
43,3
Gemuk
23,3
Total
30
100
Kejadian Phlebitis
Tabel 6
ISSN 2303-1433
Kejadian Phlebitis
Phlebitis
10
50,0
Tidak Phlebitis
10
50,0
20
100
Total
No
Status
Gizi
Total
Tidak
Plebitis
Plebitis
F
Kurus
60,0
40,0
10
100
Normal
0,0
13
100
13
100
Gemuk
57,1
42,9
100
10
33,3
20
66,7
30
100
Total
Variabel
N = 30
= 0,05
Constanta
.862
0,604
51
ISSN 2303-1433
52
ISSN 2303-1433
53
ISSN 2303-1433
54
ISSN 2303-1433
ABSTRACT
Pain in the labor are predisposition for anxiety, hyperventilation, thus causing oxygen
requirements and increased blood pressure. Pain in the labor can be reduced by nonpharmacological methods, one of which is using aromatherapy. Lavender as an
aromatherapy effect relaxation, pain relief, reduces anxiety and causes calmness. The
purpose of this research was to know the effect of lavender massage aromatherapy to the
level of the first stage of labor pain in the active phase of first stage labor. The research
design used quasi experiment with pre-test post-test with control group design. The
population in this research that the whole maternal active phase of the first stage in BPM
Blabaks Community Health Center Kediri Regency. The research time is June 23th 2014
until July 19th 2014. Total samples in this research is 20 respondents with consecutive
sampling techniques. The research instrument used scale observation. Statistical tests in
this study using the paired t test.The results showed t value (11,000) > t table (2,262) and P
value (0.000) < (0.05), then H0 is rejected, which means there is effect of lavender
(Lavandula angustifolia) massage aromatherapy to the pain labor level of the active phase
in the first stage of labor. So the conclusion of lavender massage aromatherapy down the
level of pain in the active phase of the first stage of labor. This method can be applied
midwives to help reduce pain during childbirth.
Keywords: Lavender Aromatherapy, Pain, Labor, Massage
PENDAHULUAN
Persalinan
merupakan
proses
fisiologis yang terjadi pada setiap wanita.
Persalinan merupakan suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin, air
ketuban, selaput plasenta dan plasenta)
keluar kandungan melalui jalan lahir.
Persalinan dikatakan normal apabila
presentasi janin belakang kepala, tidak
mempunyai komplikasi-komplikasi lain
dan dapat lahir dengan tanpa bantuan serta
lamanya persalinan tidak melebihi 24 jam
(Hakimi, 2010).
Salah satu tanda mulainya persalinan
yaitu adanya kekuatan his yang makin
sering terjadi dan dengan jarak semakin
pendek. Nyeri persalinan kala I
merupakan proses yang fisiologis. Nyeri
persalinan kala I disebabkan oleh adanya
dilatasi serviks, hipoksia pada sel-sel otot
uterus yang memendek (effacement), serta
55
ISSN 2303-1433
56
ISSN 2303-1433
Usia
Frekuensi
1.
2.
3.
Total
< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
4
15
1
20
Persentase
(%)
20%
75%
5%
100%
No.
1.
2.
3.
4.
5.
2
Distribusi
Frekuensi
Pendidikan Responden di
BPM
Wilayah
Kerja
Puskesmas Blabak.
Pendidikan
Frekuensi
0
6
8
5
1
Persentase
(%)
0%
30%
40%
25%
5%
20
100%
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Total
Pekerjaan
IRT
Swasta
Frekuensi
17
2
Persentase(%)
85%
10%
57
ISSN 2303-1433
3.
4.
Wiraswata
PNS
Total
1
0
20
5%
0%
100%
1.
2.
3.
4.
Tingkat
nyeri
Nyeri
ringan
Nyeri
sedang
Nyeri
sangat
hebat
Nyeri
terhebat
Fase
akselerasi
Fase dilatasi
maksimal
Fase
deselerasi
Pre
test
Post
test
Pre
test
Post
test
Pre
test
Post
test
10
nilai awal
responden
pada post
responden
1.
2.
3.
Tingkat
nyeri
Nyeri
ringan
Nyeri
sedang
Nyeri
sangat
hebat
Fase
akselerasi
Fase dilatasi
maksimal
Fase
deselerasi
Pre
Test
Post
Test
Pre
test
Post
test
Pre
test
Post
test
10
58
ISSN 2303-1433
Nyeri
persalinan
berasal
dari
kontraksi miometrium dan merupakan
proses fisiologis dengan intensitas
berbeda-beda
pada
masing-masing
individu (Cunningham,2004). Rasa nyeri
dapat dipengaruhi oleh paritas, usia,
kecemasan, dukungan keluarga, budaya
dan lingkungan serta pengalaman
persalinan sebelumnya (Judha, 2012).
Sejumlah 10 responden yang menjadi
kelompok kontrol, pada fase deselerasi
didapatkan hasil bahwa tingkat nyeri yang
dialami berada pada kategori nyeri sangat
hebat sejumlah 1 responden yang berusia
< 20 tahun dan 8 responden berusia 20-35
tahun. Sedangkan 1 orang responden
berada pada kategori nyeri terhebat
berusia > 35 tahun. Rata-rata responden
yang tidak diberikan pijat aromaterapi
lavender memiliki kisaran usia 20-35
tahun yang terlampir pada lampiran 7.
Faktor usia dapat memengaruhi
respon nyeri seseorang. Anak memiliki
respon nyeri yang lebih tinggi bila
dibanding dengan usia remaja, dewasa dan
orang tua. Hal ini karena anak dapat
mengekspresikan nyeri lebih bebas
sedangkan pada remaja respon nyeri lebih
rendah
karena
dapat
mengontrol
perilakunya, sedangkan pada usia dewasa
dan orang tua lebih rendah karena
menganggap nyeri merupakan proses
alamiah (Maslikhanah, 2011).
Ibu yang berusia > 35 tahun memiliki
tingkat nyeri yang semakin besar bila
dibanding dengan usia < 35 tahun. Ibu
yang lebih tua mempunyai metabolisme
yang lebih lambat bila dibandingkan
dengan ibu yang berusia lebih muda,
sehingga tingkat nyeri yang dirasakan
juga akan berbeda.
Selain itu, ibu yang mengalami stres
dan cemas selama proses persalinan dapat
menyebabkan kontraksi uterus menjadi
semakin nyeri. Ibu yang sedang
melahirkan dalam keadaan rileks dan
nyaman tidak merasakan adanya nyeri
yang sangat. Dengan begitu persalinan
akan berjalan lebih mudah dan nyaman.
59
ISSN 2303-1433
60
ISSN 2303-1433
61
ISSN 2303-1433
62
ISSN 2303-1433
63
ISSN 2303-1433
64
ISSN 2303-1433
Sugiyono.
2012.
Statistika
untuk
Penelitian. Alfabeta: Bandung.
________. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Alfabeta:
Bandung.
Sulistyowati, D. I. D. 2012. Efektifitas
Terapi Aroma LavenderTerhadap
Tingkat Nyeri dan Kecemasan
Persalinan Primipara Kala I Di
Rumah Sakit dan Klinik Bersalin
Purwokerto. Universitas Indonesia.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin
(Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.
Wahyuningsih, E. 2008. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wijayati, M.A. 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Wiknjosastro, S. P. 2007. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Yudha, E.K dan Nike Budhi. 2009.
Obstetri Williams Panduan Ringkas.
Jakarta: EGC.
Yuliatun, L. 2008. Penanganan Nyeri
Persalinan
dengan
Metode
Nonfarmakologis.
Malang:
Banyumedia Publishing.
Zahra, A. Dan Leila, M.S. 2013. Lavender
Aromatherapy Massages in Reducing
Labor Pain and Duration of Labor.
African Journal of Pharmacy and
Pharmacology. Halaman 426-430.
65
ISSN 2303-1433
66
ISSN 2303-1433
67
ISSN 2303-1433
68
ISSN 2303-1433
69
ISSN 2303-1433
70
ISSN 2303-1433
71
ISSN 2303-1433
ABSTRACT
Oral thrush often found in babies and young children who drink milk with bottle/pacifiers
and children taking fopspeen is not clean. The exixtences of residual milk can also be the
cause of these sariawan. One effort to prevent sariawan is to maintain mouth hygiene of
children. The purpose of this study was to identify the correlation between knowledge of
mother about sariawan with attitude of mother to do oral hygiene for a baby. Method is
used in this research is study analyze correlation with used approximaly cross sectional.
Population of this research is all mother which is had baby Sample in this research is 33
person From statistic test with standart errors 5% (0.05) was gotten p= 0,020 < 0.05, so
otherwise there is the correlation between knowledge of mother about sariawan with
attitude of mother to do oral hygiene for a baby. Suggested to health staff for care
increase service quality about health baby, So the mother can guard or correct the attitudes
and behaviors in the care of her baby.
Keyword : Knowledge, Attitude, Oral thrush, Oral Hygiene
Latar Belakang
Sariawan (Thrush) sering dijumpai
pada bayi dan anak kecil yang minum
susu dengan botol atau dot atau anak kecil
yang menghisap dot kempong (fonspeen)
yang tidak diperhatikan kebersihannya
(Ngastiyah, 2005). Penyakit ini dapat
menyerang bagian permukaan dalam
rongga mulut, bagian lidah dan gusi
(Susanto, 2007).
Sariawan sering terjadi akibat
rendahnya pengetahuan orang tua
mengenai perawatan mulut bayi yang
benar dan akibat kurang terjaganya
kebersihan mulut bayi. Anak dari orang
tua dengan tingkat sosial ekonomi yang
rendah maupun tinggi dapat mengalami
sariawan, apabila orang tuanya tidak
mengetahui cara merawat bayi secara
benar (Nursalam, 2005).
Prevalensi
sariawan
(stomatitis)
bervariasi tergantung pada daerah
populasi yang diteliti. Angka prevalensi
stomatitis berkisar 15-25% dari populasi
penduduk di seluruh dunia. Penelitian
telah menemukan terjadinya stomatitis
sekitar 2% di Swedia (1985) 1,9% di
Spanyol (2002) dan 0,5% di Malaysia
(2000). Stomatitis
tampaknya jarang
terjadi di Bedouins Kuwaiti yaitu sekitar
5% dan ditemukan 0,1% pada masyarakat
India di Malaysia. Di Indonesia belum
diketahui berapa prevalensi stomatitis di
masyarakat, tetapi dari data klinik
penyakit
mulut
di
rumah
sakit
Ciptomangun Kusumo, periode 20032004 didapatkan prevalensi stomatitis dari
101 pasien terdapat kasus stomatitis
17,3%.
Penyebab sariawan (thrush) pada
umumnya adalah candida albicans yang
ditularkan melalui vagina ibu yang
terinfeksi selama persalinan (saat bayi
lahir) atau tranmisi melalui susu botol dan
puting susu yang tidak bersih, atau cuci
tangan yang tidak benar. Pada bayi baru
lahir, biasanya timbul pada 7-10 hari
setelah lahir (Sefrina, 2012). Dampak
sariawan jika dibiarkan dan tidak segera
ditangani maka asupan nutrisi yang masuk
dalam tubuh bayi akan berkurang.
Masalah
tersebut
juga
dapat
mengakibatkan diare karena jamur dapat
tertelan dan menimbulkan infeksi usus
yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka
bayi akan terserang diare seringkali
72
ISSN 2303-1433
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian ditunjukkan dalam
diagram di bawah ini:
dalam
73
ISSN 2303-1433
74
ISSN 2303-1433
penelitian
yang
menunjukkan
pengetahuan
yang
kurang
akan
menjadikan sikap yang kurang juga dalam
menjaga kebersihan mulut bayi.
Simpulan Dan Saran
Sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang
sariawan. Sebagian besar besar responden
memiliki sikap negatif dalam menjaga
kebersihan
mulut
bayi.
Terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu tentang
sariawan dengan sikap ibu dalam menjaga
kebersihan mulut bayi.
Saran kepada tenaga kesehatan untuk
meningkatkan kualitas layanan kesehatan
yang diberikan pada ibu yang mempunyai
bayi dengan memberikan sehingga ibu
lebih memahami tentang gangguan pada
mulut bayi ini. Perubahan pemahaman
tentang dampak yang dapat ditimbulkan
oleh adanya sariawan perlu lebih
ditingkatkan pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ernia Karina, 2014. Alasan mengapa
harus
rajin
membaca.
http://www.hipwee.com/motivasi/in
i-loh-alasan-kenapa-kamu-harusrajin-membaca/
Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit.
Jakarta: EGC
Nursalam
dkk.
2005.
Asuhan
Keperawatan Bayi&Anak (Untuk
Perawat & Bidan). Jakarta:
Salemba Medika
Sefrina, A. 2012. Mengenal, Mencegah,
Menangani Berbagai Penyakit
Berbahaya Bayi dan Balita. Jakarta
Timur: Dunia Sehat
Susanto, A. 2007. Kesehatan Gigi dan
Mulut. Jakarta: PT Sunda Kelapa
Pustaka
Wawan
A
dan
M.
Dewi.2011.
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika
75
ISSN 2303-1433
76
ISSN 2303-1433
77
ISSN 2303-1433
No
Res
pon
den
Kadar Hb
Awal
(Sebelum
diberi
Tablet Fe)
Kadar
Hb Akhir
(Setelah
diberi
Tablet F)
Selisih
Kadar Hb
(Kadar Hb
awal
dengan
Kadar Hb
Akhir)
1.
10,8
12,4
1,6
2.
12,2
12,5
0,3
3.
10,1
12
1,9
4.
11,7
11,8
0,1
5.
10
11,6
11
-0,6
6.
12
10,8
10,1
-0,7
7.
14
11,1
10,3
-0,8
8.
16
11
11,2
0,2
9.
18
10,5
11,2
0,7
10.
20
12,4
12,5
0,1
11.
22
11,5
11,7
0,2
12.
24
10,3
10,4
0,1
13.
26
11,6
11,7
0,1
28
Rata-rata
12,2
11,5
-0,7
11,3
11,5
0,2
14.
Tabel
2
Perubahan
Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Usia
Kehamilan
16-32
minggu
yang
Mengkonsumsi Tablet Fe dan Vitamin C
Res
pon
den
Kadar Hb
Awal
(Sebelum
diberi Tablet
Fe dan
Vitamin C)
Kadar Hb
Akhir
(Setelah
diberi
Tablet Fe
dan
Vitamin C)
Selisih
Kadar Hb
(Kadar Hb
awal
dengan
Kadar Hb
Akhir)
1.
11,2
12,2
2.
12,6
12,8
0,2
3.
10
10,8
0,8
4.
9,3
12,1
2,8
5.
11
11,7
0,7
6.
11
11,8
12,4
0,6
7.
13
10,7
10,1
-0,6
8.
15
10,4
10,2
-0,2
9.
17
8,7
10,8
2,1
10.
19
9,1
11
1,9
11.
21
9,5
11,8
2,3
12.
23
9,2
12,2
13.
25
10
10,5
0,5
14.
27
9,6
0,6
10,1
10,5
0,4
10,2
11,2
1,1
No
15.
29
Rata-rata
78
ISSN 2303-1433
79
ISSN 2303-1433
80
ISSN 2303-1433
kecamatan-palmerah-kotaadministrasi-jakarta-barat/.
tanggal 16-7-2014
diakses
Daftar Pustaka
Adriani,
Merryana
dan
Bambang
Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi
Masyarakat. Jakarta : Kencana
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Arisman, MB. 2004. Gizi dalam Daur
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedoteran
EGC. I: 2-13
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.2013. Hasil Riskesdas
2013 Terkait Kesehatan Ibu.
http://kesehatanibu.depkes.go.id/arc
hives/678. Diakses tanggal 26-22014 Pukul 21.25
Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi
Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba
Medika
Sifik dan Nanang Prayitno, 2012, Sikap
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Terhadap Kadar Hb Ibu Hamil yang
Berkunjung
ke
Puskesmas
Kecamatan
Palmerah
Kota
Administrasi Jakarta Barat.
http://www.esaunggul.ac.id/article/s
ekap-kepatuhan-konsumsi-tablet-feterhadap-kadar-hb-ibu -hamil-yangberkunjung-ke-puskesmas-
81
ISSN 2303-1433
Pendahuluan
Program pendidikan Diploma III
Keperawatan
merupakan
jenjang
pendidikan tinggi yang menghasilkan
perawat profesional pemula dengan
kompetensi 29 kompetensi salah satu
kompetensi
keperawatan
adalah
melaksanakan
asuhan
keperawatan
dengan
gangguan
jiwa.
(Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan, 2006). Untuk memenuhi
kompetensi tersebut metode pembelajaran
yang digunakan pembelejaran dikelas dan
pembelajaran praktek klinik di rumah
sakit Jiwa.
Menurut penelitian yang dilakukan
Helena dan Mustikasari (2001), lebih
separuh (64,3%) mahasiswa yang akan
praktek
klinik
keperawatan
jiwa
mengalami cemas berat hal ini disebabkan
sebagian masyarakat menganggap Rumah
sakit jiwa tempat yang menakutkan dan
dihindari, mahasiswa merupakan sebagai
bagian
dari
masyarakat
sebagian
beranggapan seperti masyarakat yang lain.
Menurut Sharif dan Masoumi (2005) yang
dikutip Triyana (2002) lingkungan klinik
rumah sakit merupakan satu-satunya
82
ISSN 2303-1433
dalam
kesiapan
praktik
klinik
Keperawatan Jiwa, peneliti berasumsi
dengan prestasi belajar mata kuliah
keperawatan jiwa I akan mengurangi
kecemasan mahasiswa dalam praktik.
Yujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan prestasi belajar mata kuliah
keperawatan jiwa I dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi praktik
klinik keperawatan jiwa mahasiswa
Akademi Keparawatan Dharma Husada
Kediri tahun 2013.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan
secara cross sectional. Dalam penelitian
cross sectional digunakan pendekatan
transversal, dimana observasi terhadap
variabel bebas (faktor resiko) dan variabel
terikat (efek) dilakukan hanya sekali pada
saat yang sama. Populasi penelitian adalah
seluruh mahasiswa tingkat III yang akan
melaksanakan
Praktek
Klinik
Keperawatan Jiwa
AKPER Dharma
Husada Kediri tahun akademik 2013 /
2014 . Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian mahasiswa tingkat III yang akan
melaksanakan
Praktek
Klinik
Keperawatan Jiwa
AKPER Dharma
Husada Kediri tahun akademik 2013 /
2014. Dengan besar sampel 90 yang
dihitung dengan rumus seperti dibawah
ini:
Hasil Penelitian
Prestasi Belajar
Tabel 1 : Gambaran Prestasi Belajar
Mahasiswa dalam Mata Kuliah
Askep Jiwa II tahun 2014
Prestasi Belajar
kurang
cukup
baik
Total
Percent
8.9
43.3
47.8
100
Frequency
0
22
68
90
Percent
0
24.4
75.6
100.0
Total
rs =0,238
Frequency
8
39
43
90
berat
sedang
Ringan
83
ISSN 2303-1433
prestasi
belajar
mahasiswa
dalam
menempuh Mata Kuliah Askep Jiwa II.
Pembahasan
Prestasi belajar Keperawatan Jiwa 1
Dari diatas menunjukkan
bahwa
sebanyak 43 responden ( 47,8 %) berada
pada tingkat prestasi belajar baik , 39
responden ( 43,3 % ) berada pada tingkat
cukup, 8 responden ( 8,9 % ) berada pada
tingkat kurang.
Hal tersebut dimungkinkan oleh
karena adanya rasa percaya diri dari
responden yang merupakan perwujudan
dirinya untuk bertindak dan mencapai
tujuan (berhasil) (Dimyati : 1999).
Tingginya prestasi belajar pada responden
(mahasiswa) bisa terjadi dengan alasan
adanya taraf / tingkat Intelegensi (IQ)
rata-rata (90-110) sehingga dengan
potensinya
tersebut
responden
(mahasiswa) berkompetisi menunjukkan
kemampuan bahwa ia telah mampu
memecahkan/ menyelesaikan tugas-tugas
belajar dengan baik (Ahmad, Supriyono :
1991).
Kecemasan
Berdasarkan
data
diatas
68
mahasiswa yang menempuh praktek klinik
keperawatan Jiwa dengan kecemasan
ringan, 22 mahasiswa
mengalami
kecemasan sedang
Hubungan Prestasi belajar dengan
tingkat kecemasan mahasiswa dalam
menempuh
praktik
Klinik
Keperawatan Jiwa.
Memperhatikan hasil penelitian yang
menggunakan analisa statistik Uji
spearman rho, seperti terlihat pada tabel
3 , di dapatkan nilai korelasi spearman
sebesar 0,238 dengan taraf kemaknaan P
= 0.05. berarti ada hubungan antara
Prestasi belajar dengan tingkat kecemasan
praktek klinik keperawatan jiwa.
Hal tersebut dimungkinkan karena
Menurut Kaplan dan Sadock (1997),
faktor eksternal yang mempengaruhi
84
ISSN 2303-1433
2.
Daftar Pustaka
Kaplan, H.I & Saddock, B.J. 2005. Sinopsis
Psikiatri. 8th ed. Jakarta: Bina Rupa Aksara,
pp:1-8. Magister
Keliat, B.A. (1999). Penatalaksanaan Stress.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Kozier B.,& Erb G. (1991). Fundamentals of
Nursing : Conxcepts and Procedurs, Addition
Wesley Publishing Company California
Lutfa U & Maliya A. (2008) Faktor-faktor
85
ISSN 2303-1433
Jurnal Ilmu Kesehatan berupa hasil penelitian , konsep-konsep pemikiran atau ide kreatif
dan inovatif yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan praktek
keperawatan professional. Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut sistematika
sebagai berikut :
1. Judul, menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas, ditulis dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Judul artikel dicetak dengan huruf besar di
tengah-tengah menggunakan font 12 Times New Roman.
2. Nama penulis, tanpa gelar. Jumlah penulis yang tertera dalam artikel minimal 1
orang, jika penulis terdiri 4 orang atau lebih, yang dicantumkan di bawah judul
artikel.
3. Abstrak, ditulis dalam bahasa Inggris dan merupakan intisari seluruh tulisan,
meliputi :masalah, tujuan, metode, hasildansimpulan (IMRAD: Introduction,
Method, Result, dan Discussion). Abstrak ditulis dengan kalimat penuh. Di bawah
abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci (keywords)
4. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah sertatujuan
penelitian dan harapan untuk waktu yang akan datang.
5. Bahan dan Metode, berisi penjelasan tentang bahan-bahan dana lat-alat yang
digunakan, waktu tempat, teknik dan rancangan percobaan.
6. Hasil, dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan
berkaitan dengan tujuan penelitian.
7. Pembahasan, menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi: fakta, teori dan
opini.
8. Simpulan dan saran, berupa keseimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi yang
mengacu pada tujuan penelitian. Saran berisi saran yang dapat diberikan oleh
penulis berdasarkan hasil penelitian.
9. Pengutipan, perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung
(nama,tahun).
10. Kepustakaan, sumberrujukan (kepustakaan) sedapat mungkin merupakan pustaka
terbitan 10 tahun terakhir diutamakan adalah hasil laporan penelitian danarti
kelilmiah dalam jurnal ilmiah.
Naskah yang dikirim keredaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan pada
kertas HVS dengan salah satu program pengolah data MS Word, ukuran A4 (210X297
mm) denganjarak 1 spasi, font 11 Times New Romans, batas kertas 3 cm dari tepi kiri
2,5 cm dan tepi bawah, kanan dan atas.
86