Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN PRAKTIKUM
EMULSIFIKASI
OLEH :
NAMA
: M. ALFIAN PARTANG
NIM
: N11107010
KELOMPOK : I
ASISTEN
MAKASSAR
2008
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Emulsi, Emulsiones, adalah sistem dispersi kasar dari dua atau
lebih cairan yang tidak larut satu sama lain. Penandaan emulsi
diantaranya dari bahasa latin (Emulgere = memerah) dan berpedoman
pada susu sebagai jenis suatu emulsi alam.
Sistem emulsi dijumpai banyak penggunaannnya dalam farmasi.
Dibedakan antara emulsi cairan , yang ditentukan untuk kebutuhan dalam
(emulsi minyak ikn, emulsi parafin)dan emulsi untuk penggunaan luar.
Yang terakhir dinyatakan sebagai linimenta (latin linire = menggosok). Dia
adalah emulsi kental (dalam peraturannya dari jenis M/A), juga sediaan
obat seperti salap dan suppositoria dapat menggambarkan emulsi dalam
pengertian fisika.
Ahli fisika kimia menentukan emulsi sebagai suatu campuran yang
tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya
tidak saling bercampur
Pada percobaan ini kita akan mempelajari cara pembuatan emulsi
dengan menggunakan emulgator dari golongan surfaktan yaitu Tween 80
dan Span 80. Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator
merupakan faktor yang penting untuk diperlihatkan karena mutu dan
b.
Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam
fasa minyak.
Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena memiliki
I.2.1
Maksud percobaan
Mengetahui
dan
memahami
hal-hal
yang
berperan
dalam
Tujuan Percobaan
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori Umum
Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil,
terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair
lainnya. Sistem ini biasanya distabilkan dengan emuulgator. (1)
Emulsi yang digunakan dalam bidang farmasi adalah sediaan yang
mengandung dua cairan immiscible yang satu terdispersi secara seragam
sebagai tetesan dalam cairan lainnya. Sediaan emulsi merupakan
golongan
penting
dalam
sediaan
farmasetik
karena
memberikan
pengaturan yang dapat diterima dan bentuk yang cocok untuk beberapa
bahan berminyak yang tidak diinginkan oleh pasien (2).
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu : (5)
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak terdispersi di
dalam fasa air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam
fasa minyak (5).
Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu
emulgator yang aktif permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan.
hukum
Gibbs
kehadiran
kelebihan
pertemuan
penting
tergantung pada
mesifase
yang
khas,
yang
banyak
dibentuk
dalam
ketergantungannya dari struktur kimia tensid/air, suhu dan seni dan cara
penyiapan emulsi. Daerah strukturisasi kristal cair yang berbeda dapat
karena pengaruh terhadap distribusi fase emulsi.
4. Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah satu sediaan yang
terdiri dari dua cairan tidak bercampur, dimana yang satu terdispersi
seluruhnya sebagai globula-globula terhadap yang lain. Walaupun
umumnya kita berpikir bahwa emulsi merupakan bahan cair, emulsi dapat
dapat diguanakan untuk pemakaian dalam dan luar serta dapat digunakan
untuk sejumlah kepentingan yang berbeda (3).
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang
mencegah koslesensi, yaitu penyatuan tetesan besar dan akhirnya
menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan)
menstabilkan dengan cara menempati daerah antar muka antar tetesan
dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel
yang akan brekoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar
permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel
yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar
permukaan dari fase, hingga meninggalkan proses emulsifikasi selama
pencampuran (2).
Menurut teori umum emulsi klasik bahwa zat aktif permukaan
mampu menampilakn kedua tujuan yaitu zat-zat tersebut mengurangi
tegangan
permukaan
(antar
permukaan)
dan
bertindak
sebagai
Tipe system
36
A/M emulgator
79
8 18
M/A emulgator
13 15
15 18
Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil
surfaktan tersebut, sedang makin tinggi nilai HLB surfaktan akan makin
hidrofil. (6)
Cara menentukan HLB ideal dan tipe kimi surfaktan dilakukan
dengan eksperimen yang prosedurnya sederhana, ini dilakukan jika
kebutuhan HLB bagi zat yang diemulsi tidak diketahui. Ada 3 fase:
a. Fase I
Dibuat 5 macam atau lebih emulsi suatu zat cair dengan sembarang
campuran surfaktam, dengan klas kimi yang sama, misalnya campuran
Span 20 dan Tween 20. Dari hasil emulsi dibedakan salah satu yang
terbaik diperoleh HLB kira-kira. Bila semua emulsi baik atau jelek maka
percobaan diulang dengan mengurangi atau menambah emulgator.
b. Fase II
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB di sekitar HLB yang
diperoleh dari fase I. dari kelima emulsi tersebut dipilih emulsi yang terbaik
maka diperoleh nilai HLB yang ideal.
c. Fase III
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB yang ideal dengan
menggunakan bermacam-macam surfaktan atau campuran surfaktan.dari
emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan mana yang
paling baik (ideal) (6).
: Sorbitan monooleat
Nama lain
RM
: C3O6H27Cl17
Pemerian
Kelarutan
: Praktis
tidak
larut
tetapi
terdispersi
bercampur
dengan
Penyimpanan
HLB Butuh
: 4,3
: Polysorbatum 80
Nama lain
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
HLB Butuh
: 15
: Aqua destilata
Nama lain
: Air suling
RM/BM
: H2O / 18,02
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Oleum Cocos
: Minyak kelapa
: 0,845 0,905 g/ml
: Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
II.3
Prosedur Kerja
dalam eter P.
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk.
: sebagai fase minyak
1. Hitung jumlah tween dan span yang dibutuhkan untuk masingmasing HLB butuh.
10
BAB III
METODE KERJA
III.1
11
III.1.1
pengaduk, botol semprot, cawan porselen, gelas kimia 250ml, gelas ukur
100ml, mixer, penangas air, pencatat waktu, pipet tetes, termometer,
tissue roll, timbangan analitik.
III.1.2
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1
Data Pengamatan
13
1.
HLB butuh 12
Volume = 83 ml
HLB butuh 13
Volume = 73 ml
HLB butuh 14
Volume = 74 ml
2.
Volume = 83 ml
Volume = 73 ml
Volume = 74 ml
3.
Volume = 83 ml
Volume = 71 ml
Volume = 74 ml
4.
Volume = 80 ml
Volume = 71 ml
Volume = 74 ml
5.
Volume = 80 ml
Volume = 71 ml
Volume = 74 ml
IV.2 Perhitungan
a.
HLB butuh 12
4/100 x 100g
4g
Tween 80
Span 80
4g a
( 15 x a ) + ( 4,3 x ( 4 a))
12 x 4g
10,7a + 17,2
48g
10,7a
30,8g
2,87g
Tween 80
2,87g
Span 80
4 g 2,87g
= 1,13g
14
b. HLB butuh 13
5/100 x 100g
5g
Tween 80
Span 80
5g a
( 15 x a ) + ( 4,3 x ( 5 a))
13 x 5g
10,7a + 21,5
48g
10,7a
26,5g
2,47g
Tween 80
2,47g
Span 80
5 g 2,47g
= 2,53g
c. HLB butuh 14
6/100 x 100g
6g
Tween 80
Span 80
6g a
15
( 15 x a ) + ( 4,3 x ( 6 a))
14 x 6g
10,7a + 25,8
84g
10,7a
58,2g
5,439g
Tween 80
5,439g
Span 80
6 g 5,439g = 0,561g
BAB V
PEMBAHASAN
16
17
18
dari
lipofilik ini bermuatan negatif, tapi dalam zat kationik bagian lipofilk
ini bermuatan positif. Lantaran muatan ini ionnya yang berlawanan,
zat anionik dan zat kationik cenderung untuk saling menetralkan
jika ada dalam sistem yang sama, jadi kedua bahan ini tidak
tercampurkan satu dengan yang lainnya. Zat pengemulsi nonionik
menunjukkan
tidak
adanya
kecenderungan
untuk
mengion.
Zat padat yang terbagi halus, seperti tanah liat koloid termasuk
bentonit, magnesium hidroksida dan alminium hidroksida. Ini
umumnya membentuk emulsi m/a bila bahan yang tidak larut
ditambahkan ke fase air jika ada sejumlah volume pase air lebih
besar dari pada fase minyaknya. Tetapi, jika serbuk padat yang
19
jangka waktu yang lama. Penurunan stabilitas dapat dilihat jika terjadi
campuran (Bj fase terdispersi lebih kecil dari Bj fase pendispersi ). Hal ini
menyebabkan pemisahan dari kedua fase emulsi.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kestabilan yaitu :
1. Teknik pembuatan
2. Penambahan garam atau elektrolit lemah dalam konsentrasi besar
mempengaruhi kestabilan emulsi.
3. Pengocokan yang keras, apabila emulsi dikocok keras-keras maka
partikel-partikel kecil akan mengadakan kontak menjadi partikel yang
lebih besar sehingga emulsi akan pecah.
4. Penyimpanan
20
Jadi pada percobaan ini untuk fase air yaitu tween 80 dan air,
sedangkan untuk fase minyak yaitu span 80 dan minyak kelapa pada
cawan porselen. Kemudian pencampuran
Alasannya, kedua fase tersebut memiliki suhu lebur yang sama yaitu pada
suhu 70oC sehingga dapat diperoleh emulsi yang baik dan tidak pecah.
Pada fase air dilakukan pengaturan suhu, yaitu suhu dilebihkan
sedikit dari suhu rata-rata kedua fase minyak dan air sebab pada fase ini
dapat
beberapa komposisi
21
22
- Suhu yang tidak sama dari kedua fase ketika dicampur, dimana kenaikan
temperatur dapat
mengurangi
ketegangan
antar
muka
dan
viskositasnya.
Adapun parameter ketidakstabilan suatu emulsi dalam percobaan
ini adalah terjadinya :
a. Flokulasi dan Creaming
Fenomena ini terjadi karena penggabungan partikel yang disebabkan
oleh adanya energi permukaan bebas saja. Flokulasi adalah terjadinya
kelompok-kelompok globul yang letaknya tidak beraturan di dalam
suatu emulsi. Creaming adalah terjadinya lapisan-lapisan dengan
kosentrasi yang berbeda-beda di dalam suatu emulsi. Lapisan dengan
konsentrasi yang paling pekat akan berada di sebelah atas atau di
sebelah bawah tergantung dari bobot jenis fasa yang terdispersi.
b. Koalesen dan demulsifikasi
Fenomena ini tejadi bukan semata-mata karena energi bebas
permukaan tetapi juga karena tidak semua globul terlapis oleh film
antar permukaan. Koalesen adalah terjadinya penggabungan globulglobul menjadi lebih besar, sedangkan demulsifikasi adalah proses
lebih lanjut pada keadaan koalesen dimana kedua fasa ini terpisah
kembali menjadi dau cairan yang tidak bercampur. Kedua fenomena ini
tidak dapat diperbaiki kembali dengan pengocokan.
23
BAB VI
PENUTUP
24
VI.1
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
a. Jugah emulgator yang dibutuhkan untuk tiap harga HLB butuh
adalah :
Jenis HLB
Tween 80
Span 80
12
2,87g
1,13 g
13
2,47 g
2,53 g
14
5,439 g
0,561 g
DAFTAR PUSTAKA
25
26