You are on page 1of 6
KAJIAN PENGGUNAAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN, BEE POLLEN PADA PEMBUATAN SABUN OPAQUE ‘Ani Sucyani Evliza Hambali dan Hasanah Kurniadewi Depanemen Teknlog Indust Feranian,Fakutas Teknologi Penaian, IP ABSTRACT The Aloe vera gel consists of saponin which is able 10 control and maimiain skin moist Bee pollen consisis of high peotein as well as 4, B, C, D, and E vitamins used 10 regenerate skin and to supply some nutrition to the skin. Based on those facts, aloe vera gel und bee pollen could be used in opaque soap which in return could give an additional vatue and increase selling point and beneft. The best opaque soup is made from the Aloe vera gel with the concentration of 5% and the bee pollen of 5% The soap characteristics are as follows: moisture conient 2.37%; the amount of fay acid 72.18%: the degree of unsaponifiable fraction 0.43% insoluble matter in alcohol 0,57%: the degree of free alkali as sodium hydroxide (NaOH) 1,022%: pit 9,35: emulsion stability 96,90% and foam stability 92.95% Key words : Aloe vera, bee pollen, opaque soap PENDAHULUAN Lida buaya (Aloe vera) merupakan taneman asli Afrika, yang termasuk golongan Liliaceae. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, memperluas pemanfaatan Khasiat lidah ‘buaya. Pemontbatan lidah buaya kini tidak hanya terbatas pada tanaman hias saja tetapi juga sebagai ‘obat dan balan baku pada industri kosmetika, Keistimewaan lidah buaya ini terletak pada ‘gelnya yang dapat membuat kulit tidak cepat kering ddan selalu Kelinatan lembab, Keadaan tersebut di- sebabkan sifat gel lidah buaya yang mampu meresap ke dalam kulit, schingga dapat menahan kehilangan cairon yang. terlampau banyak dari dalam kul (Suryowidodo, 1988). Kandungan saponin yang terdapat dalam gel lidah buaya dapat membersihkan kotoran dari Kult, melembutkan, melembabkan dan rmenambah kehalusan kulit (wivw-geocities.com), Selain menghasilkan madu, lebah madu juga menghasilkan bee pollen. Bee pollen memiliki kan- dungan protein yang tinggi seria _mengandung vitamin A, B, C, D dan E sehingga dapat berfungsi ‘untuk memnbantu, cegenerasi Kulit dan memberikan purist pada kulit (Pusat Perlebahan Apiari Pram, 2003) Sabun merupakan pembersih tubuh yang di- ‘gunakan schari-hari. Sabun dengan air dapat mem- bersihkan kotoran dari permukaan kulit. seperti kotoran minyak, keringat, sel-sel kulit yang telah mati dan sisa kosmetik. Sabun opaque adalah sabun boerbentuk batang yang secara fisik terlihat tidak ‘wansparan. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan penam- bahan gel lidah buaya dan bee pollen dalam pem- buatan produk sabun opague dapat member nila J Tek Ind. Pert Vol. 15(2), 40-45 tambah pada produk sabun seria menanibah nila jal ddan manfaat dari tanaman lidah buaya dan bee pollen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkar onsentrasi gel lidah buays dan bee pollen terbaik pada produk sabun opague dan mengetahui karak- teristik sabun opague yang dihasilkan, METODOLOG Bahan dan Alat Bahan-behan yang digunakan dalam penclitian ini adalah asam stearat, minyak kelapa, NaOH. air aliserin, NaCl, EDTA, ge! lidah buaya, bee pollen ‘sera bahan-bahan lain untuk analiss. Alatalat yang digunakan pada penelivian ini fadalah gelas piala, pisau stainless steel, saringan. timbangan, blender. pengaduk dan pemaras (hot plate strer), abu (akar, termometer, cetakan dan alatalat lain untuk analisis. Metode Penelitian. Penelitian in dilakukan dalam dua tahap yaitu pembuaten sabun dan analisis produk sabun yang dihasilkan, Pembuatan Sabun ‘Sebelum melakukan proses pembuatan sabun. terlebih dahuly dilakukan persiapan gel lidah buaya hinges dapat digunakan dalam pembuatan sabun engan menambahkan asam sitrat (untuk mengham- bat terjadinya proses pencaklatan enalmatis pada gel Tidah buaya) dan natrium benzoat (sebagsi bahan 40 Kajian Penggunaan Lidah Buaye (Aloe Vera) dan ... engawet untuk menghambat pertumbuhan bakteri pda gel lidah buaya) masing-masing sebanyak 0,1% dari berat gel lidah buaya dan selanjutnya dilakukan blansir pada suhu 70-B0°C setama 3-5 menit Pembuatan sabun opaque dilakukan dengan ‘mencampurkan asam stearat dan minyak kelapat dengan larutan Nabi dengan pemanasan hinges membentuk stock sabun, kemudian dilakukan. pencampuran bahar-bahan Iain seperti gliserin, NaCl, EDTA, gel lidah buaya dan bee pollen hingg hhomogen lalu dicetak dan didiamkan selama 24 jar. Formula yang digunakan untuk pembuatan sabun ‘opaque dapat dilihat pada Tabel | Analisis Produk ‘Analisis produk sabun bertujuan untuk menge- ‘hut sifat fisik dan kimia produk yang dihasilkan ddan mengetahui kesesuaian dengan standar SNI 06- 3832-1994, Analisis yang dilakukan adalah kadar air, jumlah asam lemak, fraksi tak tersabunkan, bagi fan tak larut dalan: alkohol dan alkali bebas, Slain itu, juga dilakukan analisis terhadap pH, stabilitas emulsi dan stabilitas busa, Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial (4 x 2) dengan dua ‘ali vlangen, Faktor yang digunakan adalah konsen- trasi ge lidah buaya (5, 10, 1S dan 20 %), dan kon- sentrasi bee pollen (5 dan 10 %). Model matematika rancangan tersebut adalah sebagai berikut BABE ABYt Ey Yiu + variabel respon yang diamati akibat pengarah faktor A (=1,2,3,4), faktor B (j=1,2) dan tlangan ke-k (K=1,2) bh: Rata-rata sebenarnya ‘A, :Pengaruh faktor A (konsentrasi gel lidalt buaya) pada tarat ke-i + Pengarub faktor B (konsentrasi bee pollen) pada tara ke-j ‘ABy Pengaruh interaksi fak faktor B pada taraf ke-j a. :Galat pada ulangan kek karena A, dan B, ‘A pada taraf ke-i dan HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik sabun opague yang. dihasilkan Gisesuaikan menurat spesifikasi mutu yang terdapat dalam SNI_06-3532-1994. Karakterisasi_sabun ‘opaque ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisik ddan kimia dengan parameter kadar air, jumlah asam lemak, fraksi tak tersabunkan, bagian tak larut dalam alkohol, alkali bebas, pH, ‘stabilitas emulsi dan stabilitas busa, Kadar Air Kadar air menunjukkan banyaknya kandungan aie yang terdopat dalam suatu bahan. Menurut SNI (1994), kadar air dalam sabun maksimum sebeser 15% Rata-ata kadar air sabun opague yang di kan berkisar antara 9,37-14,11%. Berdasarkan has analisis keragaman tethadap kadar air menunjukkan tahwa faklor Konsentrasi gel tidah — buaya berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 93% (0°0,05), sedangkan faktor konsentrasi bee pollen dan intraksi antara Konsentrasi gl lidah buoya dan bee pollen menunjukkan tidak berbeda nyata Uji laut" Duncan memperinatkan bahwa pengaruh perlakuan artara Monsenrasi gel fidth Buaya 10 dan 15% tidak berbeda nyata dan kedua Konsenirasi tersebut_berbeda nyata_terhadap Konsentrasi gel lidah buaya $ dan 20%. Hal ini discbabkan adanya kandungan air yang sangat tingel Gi dalary gel lidah buaya, sehingga semakin tinggi penambahan konsenirasi_ gel Tidah buaya maka semakin besar pula kadar air yang terdapat pada sabun opaque ‘yang. dihasilken. Air merupakan ‘Komponen terbesar yang terkandung dalam gel lidah Taya yaltu sebesar 99,51% (Aloe Vera Center, 2008), abel 1. Formulasi Sabun Opague Formula (% bib) pose 1 2 3 4 3 6 7 a ‘AsamSteart | 14,00] 13.22 1244] the? | 1322] 1248[ 1167 | 10,89 Mimak Kelaga | 40,00] 37,78 | 35,56] 3333 | 397,78 | 35.56 [3333 31,11 NaOH 30%, 32,00] 30221 28.44 | 2666 | 30,22] 2844 | 26,67] 24,88 Gliserin 3,60 340] 3201 3,00 | 3401 3.20] 3,00| 2,80 NaCl [020] 019] 0180.17 | 019 017] O16 EDTA 020 | 0,19] ors] 017 | o9| ois | o17 | 0.16 GeiLidah Buaya | 5,00 |_10,00| 15,00] 20.00 | s,00| 10,00 | 15,00 | 20,00 Bes Pollen 500] 5,00] 5,00] 5.00 | 10,00| 10,00 10,00 | 10,00 umiah 100,00 | 100,00 | 100,00 | 100.06 | 100.00 | 100,00] 100.00 | 100,00 | a J. Tek nd, Pert, Vol. 15(2), 40-45 Nila rata-ata kadar air terendah terdapat pada sabun opaque yang menggunakan gel tidah buaya ddan bee pollen masing-masing sebesar 5%, sedang- kan nila ratarata kadar air tertinggi diperoleh pada penggunaan gel lidah buaya 20% dan bee pollen 10%, Semakin tinggi konsentrasi gl lidah buaya dan bee pollen maka semekin tinggi pula kandungan air yang terdapat di dalam sabun opague seperti teribat pada Gamba 1 © Bee Pots 1 Ber Pat 1 entra a ian any) Gambar 1, Histogram Hubungan antara Konsentrasi Gel Lidah Buaya dan Konsentrasi Bee Pollen terhadap Kadar Air Jumiah Asam Lemak Jumlah asam lemak pada sabun menunjukkan {otal jumlah asam lemak yang telah tersabunkan dan fasam lemak bebas yang terkandung pada. sabun, Menurut SNI (1994), jumlah asam lemak sabun ‘minimal sebesor 70%. Hasil analisis menunjukkan rateata jumlah asam lemak sabun opaque berkisar antara 70,49-72,19%, ‘Berdasarkan hasil analisis keragaman terhadsp jumish asam lemak menunjukksn bahwa faktor onsentrasi gel lidah buaya, konsentrasi bee pollen ddan interaksi keduanya tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% (30,05) Dalam suatu formulasi, asam lemak derperan ‘sebagai pengatur konsistensi. Asam Jemak diperoleh secara alami melalui hidrolisis cigliserida (William dan Schmitt, 2002). Ditsmbahkan pula oleh Spitz (1996), bahwa asam lemak memiliki kemampuan terbatas untuk fart dalam air, Hal ini akan membuat sabun menjadi lebih tahan lama pada kondisi setelah igunakan, Kadar Fraksi Tak Tersabunkan Menurut SNI (1994), fraksi tak tersabunkan yang terdapat pada sabun maksimum sebesar 2,5%. FFraksi tak tersabunkan menunjukkan bagian kom ponen di dalam sabun yang tidak tersabunkan karena JTek Ind Pert Vol. 15(2), 40-45 a Ani Suryani, Erliza Hambali, dan Hasanah Kurniadewi tidak bereaksi atau tidak berikatan dengan senyawa alkali (Natrium) pada proses pembuatan sabun. Hasil analisismenunjukkan nilai rate-rata fraksi tak tersabunkan sabun yang, dihasitkan ber- kisar antara 0,43-0,87%. Hasil andlisis kerageman terhadap fraksi tak tersabunkan menunjukkan bahwa faktor konsentrasi bee pollen berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% (a=0,05), sedangkan faktor konsentrasi gel lidah buaya dan interaksi antara konsentrasi gel lidah buaya dan bee pollen ‘menunjukkan tidak berbeda nyata Uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa pengaruh perlakuan antara Konsentrasi bee pollen 5 ddan 10% berbeda nyata, Hal ini disebabkan adanya kandungan sterol dan pigmen yang terdapat dalam ‘bee pollen, Menurut Ketaren (1986), yang termasuk fraksi tak tersabunkan misalnya persenyawaan sterol dan pigmen. Berdasarkan hasil_pengamatan, peningkatan penambaban konsentrasi bee pollen yang digunakan dapat meningkatkan kadar fraksi yang tak tersabun- ken pada sabun opaque yang dihasilkan seperti ter- Tihat pada Gambar 2. Semakin tinggi penambahan konsentrasi bee pollen maka semakin tinggi pula kadar fraksi tak tersabunkan yang terdspat_pada sabun opaque yang dihasilkan 10 Bor Pats 1 Bee Pater 5 0 8 2 ansias el deh Sonya) Gambar 2. Histogram Hubungan antara Konsentrasi Gel Lidah Buaya dan Konsentrasi Bee Pollen terhadap Kadar Fraksi Tak Ter- sabunkan Fraksi tak tersabunkan dapat mengurangi kemampuan sabun dalam membersihkan minyak atau Kotoran Tainaya (Spitz, 1996). Fraksi tak ter- sabunkan merupakan Komponen yang dapat meng- hhambat proses pembersihan atau daya deterjensi. Bagian Tak Larut dalam Alkohol Analisis bagian yang tak larut dalam alkohol dilakukan untuk mengetabui banyaknya komponen yang tidak larut dalam alkohol yang terdapat pada ‘abun opague, Menurut SNI (1994), bagian tak larut 2 Kajian Penggunaan Lidah Buaya (Aloe Vera) dan alkohol yang terdapat pada sabun maksimum sebesar 25%. Berdasarkan hasil analisis, sabun opaque rata- rata_mempunyai bagian yang tidak larut dalam alkohol berkisar antara 0,57-0,62%. Hasil analisis keragaman terhadap bagian tak larut alkohol rmenunjukkan bahwa faktor konsentrasi bee pollen berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%. (a°0,05), sedangkan faktor Konsentrasi gel lidah buaya dan interaksi antara konsentrasi gel lidah bbuaya dan bee pollen menunjukkan tidak berbeda ryala. Uji lanjut Dunean memperlihatkan bahwa Pengaruh perlakuan antara konsentrasi bee pollen 5% dan 10% berbeda nyata, Nilai rata-rata bagian tak larut alkohol teren- ah terdapat pada sabun opaque yang menggunakan gel lidah buaya dan bee pollen masing-masing sebesar 5%, sedangkan nilai rata-rata bagian tak larut alkohol tertinggi diperoleh pada pengeunaan gel lidah buaya 20% dan bee pollen 10%. Semakin tinggi konsentrasi bee polien yang digunakar maka semakin tinggi pula bagian tak larut dalam alkohol pada sabun opaque yang, dihasilkan seperti terlihat pada Gambar 3, Hal ini disebabkan adanya kan- ‘ambahan alkali yang berlebih pada proses pembuat- fan sabun, Alkali bebas yang, melebihi standar dapat ‘menyebabkan iritasi pada kulit. Menurut SNI (1994), a kadar alkali bebas pada sabun maksimum sebesar 0.1%. Hasil analisis menunjukkan rata-rata. alkali bbebas pada sabun opagxe berkisar antara 0,012 0,022%, Berdasarkan hasil analisis keragaman terhadap alkali bebas menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi gel lidah buaya, konsenirasi bee pollen ddan interaksi keduanya tidak berbeda nyata. pada tingkat kepercayaan 95% (a=0,05). Hal ini berarti bbahwa penambahan gel fidah buaya dan bee pollen pada formulasi sabun opaque tidak berpengaruh terhadop kadar alkali bebas yang dihitung sebagai kadar NaOH dari sabun opaque yang dihasilkan, Menurut Wasitaatmadja (1997), pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat meningkatkan aya absorbsi Kulit sehingga kulit menjadi teriritasi Sabun opaque yang dihasilkan mempunyai pH rata- rata berkisar antare 7,65-9,35. Berdasarkan hasil analsisKeragaman tethadap pH menunjukkan bahwa faktor konsentrasi gel lidah buaya dan bee pollen berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% (a=0,05), sedangkan interaksi antara konsen- trasi gel lidah’ buaya dan bee pollen menunjukkan tidak berbeda nyata Uji anjut Duncan memperlihatkan bahwa engaruh perlakuan antara konsentrasi gel lidah buaya 10 dan 15% tidak berbeda nyata dan kedua konsentrasi tersebut berbeda nyata terhadap konsen- teasi gel lidah buaya 5 dan 20%, sedangkan ujilanjut Duncan terhadap bee pollen memperlihatkan bahwa Pengaruh perlakuan antara konsentrasi bee pollen $ ddan 10% berbeda nyata Patense Polen 0% Sa vs | onsets GLa rye Gambar 4. Histogram Hubungan antara Konsentrasi Gel Lidah Buaya dan Konsentrasi Bee Pollen terhadap pH Nilairata-rata pH tertinggl terdapat pada sabun opaque yang menggunakan gel lidah buaya dan bee poilen rasing-masing sebesar 5%, sedang-kan nifai rata-rata pH terendah diperoleh pada penggunaan gel J. Tek Ind, Pert, Vol. 15(2), 40-45 lidah buaya 20% dan bee pollen 10%. Semakin tinggi penambahan konsent-asi gel lidah buaya dan bee pollen maka semakin rendah pH sabun apaque yang dihasilkan seperti terliat pada Gambar 4, Hal tersebut disebabkan gel lidah buaya dan bee pollen yang bersifat_asam dengan pit masing-masing Sebesar 4,32 dan 4,20, Stabilitas Emulsi Menurut Suryani, et. af. (2002), sabun padat termasuk dalam emulsi tipe w/o. Emulsi yang. baik tidak membentuk lapisan-lapisan, tidak terjadi perubshan warna dan memiliki konsistensitetap, Hasil analisis menunjukkan lai rata-rata stabilitas emulsisabun opaque yang. dihasilkan berkisar antara 94,35-96,90%, Berdasarkan_hasil analisis keragaman terhadap stabilitas emulsi_ me- runjukkan bahwa faktor kosentrasi gel lidah buaya dan bee pollen berpengarul nyata pada tingkat ke- percayaan 95% (a=0.05), sedangkan interaksi antara konsentrasi gel lidah buaya dan bee polien menun- Jjukkan tidak berbeda nyata. Uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa ppengaruh perlakuan antare Konsentrasi gel lidah bbuaya 10, 15 dan 20% tidak berbeda nyata dan ke- tiga konsentrasi tersebut Serbeda nyata terhadap konsentrasi gel lidah buaya 5%, sedangkan uji lanjut Duncan terhadap bee poller memperlihatkan bahwa perlakuan antara konsentrasi bee pollen S dan 10% berbeda nyata. Hal ini disebabkan adanya pengaruh perbandingan atau rasio antara fase terdispersi dan fase pendispersi. Gel lidah buaya dan bee pollen merupakan fase terdispersi pada sistem emulsi sabun tipe wlo dengan lemak sebogai fase pendispersinya, Selain itu, ukuran partikel dan distribusi gel lidah buaya dan bee pollen juga dapat mempengaruhi sta- bilitas emulsi Nilai rata-rata stabilitas emulsi tertinggi ter- dapat pada sabun opaque yang menggunakan get lidah buaya dan bee pollen masing-masing sebesar 5%, sedangkan nilairaterata stabilitas emulsi terendah diperoleh pada perggunaan gel lidah buaya 20% dan bee pollen 10%, Kestabilan suatu emulsi sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti ukuran partikel dan distribusi, jenis emulsifier yang digunakan, rasio antara fase terdispersi dan fase pendispersi dan perbedaan tegangan antara dua fase (Suryani, ef al., 2002). Semakin tinggi penambahcn konsentrasi gel lidah buaya dan bee pollen maka stabilitas emulsinya akan semakin rendah seperti telihat pada Gembar 5. Stabilitas Busa Hasil analisis menunjakkan oilai rata-rata sta- bilitas busa sabun opague yang, dihasilkan berkisar antara 92,95-85.64%, Hasil analisis keragaman ter- J. Tek ind Pert. Vol. 15(2), 40-45 Ani Suryani, Erliza Hambali, dan Hasanah Kurniadewi hhadap stabilitas busa menunjukkan bahwa faktor onsentrasi gel lidah buaya dan Konsentrasi bee pollen berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% (40,05), sedangkan interaksi antarakon= sentrasi gel lidah buaya dan bee pollen menunjukkan tidak berbeda nyata 2 Gee Pe 10 stalites Emutai (8) s 0 % ow anata Ga ia anya) Gamber 5. Histogram Hubungan antara Konsentrasi Gel Lidah Buaya dan Konsentrasi Bee Pollen terhadap Stabilitas Emulsi Uji lanjut Duncan mempertihatkan bahwa pengaruh perlakuan antara konsentrasigel_lidsh buaya 5, 10 dan 13% tidak berbeda nyata dan ketiga onsentrasi tersebut berbeda nyata terhadap kon- sentrasi gel Tidah buaya 20%, sedangkan uji lanjut Duncan terhadap bee pollen memperlihatkan bahwa pengaruh perlakuan antara konsentrasi bee pollen 5 dan 10% berbeda nyata. Hal ini disebabken adanya kandungan saponin yang terdapat dalam gel lidah buaya. Saponin selain dapat_membersihkan juga dapat meningkatkan jumlah busa, namun busa yang. dihasilkan tidak stabil sehingga semakin tinggi gel Jidah buaya yang ditambahkan maka stabilitas busa- nya akan semakin menurun, anes onsnia Go Lah Bay 0) Gambar 6. Histogram Hubungan antara Konsenteasi Gel Lidah Buaya dan Konsentrasi Bee Pollen terhadap Stabiltas Buse “4 Kajian Penggunaan Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Pada Gambar 6 dapat dilihat,nilai rata-rata stabilitas busa tertinggi ter-dapat pada sabun opaque yang menggunakan gel lidah buaya dan bee pollen ‘masing-masing sebesar 5%, sedangkan nilai rata- rata stabilitas busa terendah diperoleh pada peng gunaan gel lidah puaya 20% dan bee pollen 10%. Schingga semakin tinggi penambahan konsentrasi fe! lidah buaya dan bee pollen maka stabilitas busa akan semakin rendah, Pembobotan Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil analisis terhadap karakteris- tik sabun-menunjukkan aha semua formulasi sabun opague dapat memenuhi persyaratan menurut SNI 06-3532-1994 sehingea dilakukan teknik pem= bobotan untuk mendapatkan formulasi sabun opaque teraik. Pembobotan yang dilakukan ber-dasarkan penilaian tingkat kepentingan semua parameter hasil analisis Karakteristik sifat fisiko kimia (objekti) Penilaian hasil_pembobotan berdasarkan_tingkat kepentingan menggunakan nifai momerik, disajikan peda Tabel 2 Teknik pembobotan dilakukan dengan menen- tukan nilaiperingkat (N) pada semua parameter dobjektif, kemudian didapat nilai hasil perkalian (T) anlara masing-masing nilai peringkat dengan ila bobotnya. Dari hasil pembobotan didapatkan formu tasi sabun apague terbaik dengan menggunakan gel Tidah buaya 5% dan bee pollen 5% (A1B}) dengan nila 6,19. KESIMPULAN ‘Berdasarkan hasilanalisis dan hasil pembobot- an, Konsentrasi gel iidah buaya 5% dan bee pollen 5% merupakan formula terbaik untuk pembuatan ssabun opaque dengan kadar air 9,37%; jumlah asam lemak 72,18%; fraksi tak tersabunkan 0,43%; bagian tak larut dalam alkohol 0,579%; alkali bebas 0,024: ‘minyak mineral negatif; pH 9,35: stabilitas emulsi dan stabilitas buss masing-masing sebesar 96,90% dan 92,95%. DAFTAR PUSTAKA, ‘Aloe Vera Center. 2004. Profil Agrobisnis Aloe vera i Kola Pontianak Kalimantan Barat. Aloe Vera Centre, Pontianak. Annual Book of ASTM Standards. 2001. Volume ¥5.04. West Conshohocken, PA United Status BSN, 1994. SNI 06-3532-1994, Pusat Perlebahan Apriari Prarmuka, 2003. Lebah Madu, Cara Beterak dan Pemanfaatan. Penebar Swadaya, Jakarta, Spitz, L. 1996, Soaps and Detergent a Theoretical ‘and Practical Review. AOCS Press. ‘Champaign-Linois Suryani, A, 4. Sailah, dan E. Hambali. 2002, ‘Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Indust Peptanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Suryowidedo, C. W. 1988. Lidah Buaya (Aloe vera Linn.) Sebagai Bahan Baku Industri. Journal ‘Agro-Based Industri: vol 5, No 2, pp: 66-71 \Wasitaaimadja, S.M. 1997, Penuntun limu Kosmetik Medik. Ul-Press, Jakarta Williams D. F, WH. Schmitt. 2002. Kimia dan Teknologi Industri Kosmetika dan Produk Produk Perawatan Dir, Terjemahan, FATETA = IPB, Bogor. Tabel 2. Hasil Pembobotan berdasarkan Nilai Kepentingan Tea 1 rameter sot: aaa ners aoe free toms fot + fae + fasal foes oe to ‘len nentma—| —¥- [sor + [ane fase] 3 fost + [ous] + faert 4a] 3 Tear fae > xe a 3 foun} a are s [oat] 6 [ese] 7 [oat] + [ool 2 fou] a [oa] « foam Fess ares] 3 Joan « [orm] 7 [ows] # [eat] 9 [oas] « [oan] > fel + [ove (cleanses —[— 3 far | fa ose as oe] a fom as Jose eat forr ent 3—forer fous 2 fests fost fess] tloar] ae far * Sommaeat $e eft eet s-tontf toast o lets art fone ft gmuen —1——foer ta tewt-$ fey ¢ tear] Ste + Toni ear ioie Sumta ioe T [ea9) [sa 476] ]3.as[ Tsu] 3.73] 13.10) Keterngan N= Nil Peringat T : Has prtalin entra bobot dengan ili perngkat ‘A: Ronsttrasi gel ida buy; T=S%, A2-10%G: A315M% dan A4>-20%, BB | Konsetras Bee pollen; B I-59 B2=10%. 45 J. Tek Ind, Pert, Vol. 15(2), 40-45

You might also like