You are on page 1of 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geothermal merupakan salah satu energi yang memanfaatkan fluida dari
dalam bumi yang memperoleh panas dari magma di perut bumi (Saptadji, 2004).
Sama halnya dengan minyak bumi, geothermal membutuhkan batuan reservoir
sebagai tempat terperangkapnya fluida. Meskipun pada prinsipnya reservoir
panas bumi sama dengan reservoir minyak bumi namun terdapat banyak
perbedaan

sehingga di perlukan pengembangan

metode-metode

Untuk

menentukan karakteristik reservoir dan teknik-teknik dalam produksi panas


bumi. Hal ini yang menyebabkan pekerjaan-pekerjaan pada panas bumi berbeda
dengan pekerjaan pada minyak bumi
Pada sumur panas bumi sangat penting dilakukan pengujian dan
pengukuran. Pengujian dan pengukuran sumur panas bumi dapat dilakukan pada
saat pengeboran, saat pengeboran telah selesai maupun pada tahap produksi.
Pengukuran dan pengujian sumur panas bumi dilakukan untuk mempoleh
informasi mengenai karakteristik reservoir, keadaan sumur maupun informasi
lainnya mengenai sumur tersebut (Edward Ml 2013). Informasi-informasi tersebut
sangat penting diketahui baik pada saat proses pengeboran maupun untuk tahapan
produksi dan pengembangan.
Salah satu pengujian yang dilakukan ialah pengujian transien tekanan.
Pengujian transien tekanan bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan antar
sumur produksi maupun sumur injeksi hal ini sangat dibutuhkan untuk proses
pengembangan. Pengujian transien tekanan dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu dengan metode pressure build up test, pressure draw down testing
dan interference test (saptaji 2004).
Build up test dan drawdown tekanan merupakan metode single well test.
Pengujian sumur menggunakan single well test akan mengahasilkan informasi
yang terbatas mengenai keadaan reservoir dan hanya mewakili keadaan reservoir

Universitas Sriwijaya
1

radius beberapa meter dari sumur uji. Oleh sebab itulah perlu dilakukan multi well
test sehingga di dapatkan data yang lebih akurat.
Interference test adalah uji transien test yang digunakan karena memiliki
keunggulan dalam mengambarkan permeabilitas dan hubungan tekanan antar
sumur (Segeev, 1986). Interference test merupakan metode multi well test
sehingga metode ini perlu diterapakan pada lapangan geothermal. Untuk
menganalisa interference test ini maka digunaka metode type curve matching
yaitu dengan memplotkan kurva perubahan tekanan terhadap waktu dengan type
curve (Edward ML 2013). Dari hasil analisis maka akan di peroleh korelasi antar
sumur dan keadaan permeabilitas reservoir.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin didapatkan dari penilitian ini adalah :
1. Mengetahui prinsip dasar uji interference,
2. Nilai "interwell properties" seperti transmisivity dan storativity.
3. Mengetahui karakteristik model aliran reservoir, apakah terbuka atau tertutup?
1.3. Perumusan Masalah
1.
2.
3.

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :


Bagaimana tahapan pelaksanaan uji interference ?
Berapa besar nilai interwell properties pada sumur produksi ?
Bagaimana Karakteristik model pola aliran reservoir pada daerah tersebut?

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini hanya terbatas pada
analisa hasil interference test dengan mengunakan type curve matcing.

Universitas Sriwijaya

You might also like