You are on page 1of 18

SEJARAH ARSITEKTUR DUNIA

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE)

DOSEN

Dr. Ir. AGUS SALADIN, MA

DISUSUN OLEH

ARINI TRIMANTI RAGANANTA


( 052.14.020 )

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TRISAKTI
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dahulu pembangunan dikatakan ideal jika dapat melindungi manusia dari ancaman lingkungan alam,
sebagai contoh naungan yang dapat berfungsi sebagai pelindung dari keadaan cuaca atau semacam
ancaman binatang buas. Namun sekarang justru alam yang harus di lindungi. Faktanya sangat mustahil
menghilangkan dampak negative pembangunan dengan mencegah pembangunan, karena pembangunan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang akan terus berlanjut untuk itulah konsep keberlanjutan harus
di terapkan.
Dengan demikian konsep pembangunan ideal secara global mulai bergeser kearah pembangunan yang
responsive terhadap isu lingkungan, pembangunan yang dapat melindungi alam dari ancaman polusi dan
penurunan kualitas yang diakibatkan oleh ulah manusia agar dapat diwariskan ke generasi berikutnya.
Green building atau bangunan dengan atribut berkelanjutan diperlukan untuk mencapai kondisi
lingkungan dan sumber daya alam yang terus berkelanjutan daya tamping dan kualitas pendukung untuk
memenuhi kebutuhan dalam proses pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa
mendatang.
Sustainable architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung
konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang
dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia. Karya ilmiah ini
bertujuan ingin membahas konsep dan pengaplikasian konsep yang ada dalam arsitektur berkelanjutan.
1.2. Rumusan Masalah
Apa aspek yang diperhatikan pada arsitektur berkelanjutan?
Apa konsep dari arsitektur berkelanjutan?
Bagaimana contoh/preseden dari arsitektur berkelanjutan?
1.3. Tujuan Masalah
Mengetahui aspek yang dipentingkan dalam arsitektur berkelanjutan
Mengetahui konsep arsitektur berkelanjutan
Mengetahui pengaplikasian konsep pada bangunan

BAB II
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Arsitektur berkelanjutan memiliki banyak pengertian dari berbagai pihak. Beberapa diantaranya adalah
pengertian yang dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, Arsitektur yang
memenuhi kebutuhan saat ini, tanpamembahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam
memenuhi kebutuhanmereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat
lain, darisatu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.
Pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk diaplikasikan di era modernini. Maksud dari
pembangunan yang berkelanjutan adalah:
1. Environmental Sustainability:
Ecosystem integrity
Carrying capacity
Biodiversity
Yaitu pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahanlebih lama karena
memungkinkan terjadinya keterpaduan antarekosistem,yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber
daya alam dan lingkunganekologis manusia, seperti iklim planet, keberagaman hayati, danperindustrian.
Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telahmencapai taraf pengrusakan secara global,
sehingga lambat tetapi pasti,bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung
kehidupanmanusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.
2. Social Sustainability:
Cultural identity
Empowerment
Accessibility
Stabilitye. Equity
Yaitu pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter darikeadaan sosial setempat. Namun,
akan lebih baik lagi apabila pembangunantersebut justru meningkatkan kualitas sosial yang telah ada.
Setiap orangyang terlibat dalam pembangunan tersebut, baik sebagai subjek maupunobjek, haruslah
mendapatkan perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agartercipta suatu stabilitas sosial sehingga terbentuk
budaya yang kondusif.
3. Economical Sustainability:
Growth
Development
Productivityd. Trickle-down
Yaitu pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan operasinya.Selain itu, dari segi ekonmomi bisa
mendatangkan profit juga, selainmenghadirkan benefit seperti yang telah disebutkan pada aspek-aspek

yangtelah disebutkan sebelumnya. Pembangunan ini memiliki ciri produktif secarakuantitas dan kualitasnya,
serta memberikan peluang kerja dan keuntunganlainnya untuk individu kelas menengah dan bawah.
Arsitektur berkelanjutan merupakan alat pencatat gas karbon yang dikembangkan ilmuan MIT
memperlihatkan data terbaru kandungan CO atmosphere bumi pada Juni 2009 mencapai 3,64 triliun ton. Ini
angka tertinggi dalam 800 ribu tahun terakhir kandungan CO terus meningkat hingga 800 ton setiap
detiknya. Meningkatnya jumlah kandungan CO di atmosphere sangat mencemaskan semua kalangan.
Arsitek pun perlu ikut bertanggung jawab karena lebih dari 30% emisi CO dihasilkan oleh bangunan.
(Karyono, 2010,par.3)
Sektor bangunan juga turut mengkonsumsi 17% air bersih, 25% produk kayu, 30-40% penggunaan energy
dan 40-50% penggunaan barang mentah untuk pembangunan dan pengoprasiannya. Sementara itu
bangunan baru maupun hasil renovasi memiliki masa kerja yang cukup lama, dapat dibayangkan berapa
besar energy yang terbuang dan air yang terpakai dalam jangka waktu 50-80 tahun mendatang.
(Bauwer,2007)
Sebagai wujud komitmen internasional untuk merefisi konsep arsitektural sebelumnya, yang kurang atau
tidak responsive terhadap permasalahan lingkungan, maka lahirlah konsep keberlanjutan dalam ranah
arsitektural atau biasa disebut sebagai Sustainable Architecture. (Williamson, 2007)
Mengutip dari buku James Steele, suistanable architecture, arsitektur berkelanjutan dapat dipahami sebagai
arsitektur untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang
dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Sassi (2006), secara jelas dan rinci memaparkan strategi komperhensif dan terstruktur mencakup 6 aspek
utama berkelanjutan. Strategi tersebut merupakan hasil observasi Sassi terhadap beragam studi kasus
arsitektur yang menerapkan konsep berkelanjutan. Berikut 6 aspek utama arsitektur berkelanjutan

Sustanable Land-use
Lahan (land) merupakan sumber daya alam yang paling berharga, karena lahan tidak hanya meninggalkan
tempat untuk manusia bertempat tinggal lebih dari itu, pada lahan terkandung SDA yang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan manusia.
Perkembangan populasi dan pola aktifitas manusia, seperti membuka lahan untuk pertanian, tambang,
perkebunan dan urbanisasi, memberikan pengaruh cukup besar terhadap perubahan kualitas daya dukung
lahan. Oleh sebab itu mempertimbangkan dampak bangunan terhadap lahan sekitar merupakan strategi
paling utama dalam mewujudkan arsitektur berkelanjutan.
Sustanable Energy
Pemanasan global merupakan isu lingkungan yang memicu berbagai gerakan peduli lingkungan termasuk
lahirnya konsep Green Building. Pemanasan global merupakan kondisi peningkatan suhu ekstrem yang

melanda dunia diakibatkan oleh peningkatan polusi emisi gas karbon yang menyebabkan tingginya kadar
gas rumah kaca secara tidak wajar pada atmosphere bumi. Gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akhirnya panas tersebut akan tersimpan dipermukaan bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerut sehingga mengakubatkan suhu rata-rata tahunan meningkat.
Hampir 30% dari total emisi karbon yang terkandung di atmosphere berasal dari sector industry dan
konstruksi, tidak hanya itu, emisi gas CFC penyebab utama bocornya lapisan ozon, juga sebagian besar
berasal dari bangunan, oleh sebab itu efisiensi penggunaan energy dan penggunaan sumber daya energy
terbarukan yang minim emisi karbon, CFC dan emisi gas lainnya yang berbahaya bagi lingkungan menjadi
salah satu strategi utama Green Building. Solusi paling tepat adalah dengan mengganti sumber energy fosil
dengan sumber energy terbarukan yang minim emisi karbon.
Sustanable Water
Air merupakan kebutuhan viral makhluk hidup namun seiring bertambahnya jumlah populasi manusia
kualitas daya dukung alam sebagai sumber pemasok air mengalamin penurunan. Keadaan semakin di
perparah dengan adanya isu peningkatan suhu bumi dan perubahan iklim. Sebagai saat musim hujan,
intensitas hujan semakin besar sedangkan area resapan air semakin berkurang, akibatnya air yang turun
tidak diserap dengan baik, sehingga selain bencana banjir pasokan air tanah akan berkurang secara drastic
karena tidak ada air hujan yang diserap dan pada saat musim panas dapat dipastikan semakin memburuk.
Ancaman terhdapat ketersediaan sumber air bersih juga turut disebabkan oleh fungsi air akibat pengolahan
dan pembuangan limbah yang tidak tepat, baik cair maupun padat ke sumber air bersih. Fungsi air
merupakan dampak langsung aktifitas pemenuhan kebutuhan dan peningkatan populasi manusia;
urbanisasi, lahan yang terkontaminasi, pembuangan kotoran, proses industry, penggunaan pestisida dan
pupuk buatan, pertambangan, pembakaran lahan dan penggunaan bahan kimia dalam kegiatan sehari
hari.
Sustanable Material
SDA terbagi menjadi dua; dapat diperbaharui ( membutuhkan puluhan tahun atau kurang untuk pemulihan)
dan tidak dapat diperbaharui (membutuhkan ratusan, ribuaan bahkan jutaan tahun untuk pemulihan). Tidak
hanya terancam habis eksploitasi SDA terbaharui, contohnya hutan, secara terus menerus melebihi masa
pulih dan juga turut mengancam keanekaragaman flora & fauna, hilangnya habitat alami dan meningkatkan
keadaan plusi udara.
Pengolahan fabrikasi SDA menjadi komiditi siap jual juga turut menyumbang emisi karbon dalam jumlah
besar karena diperlukan energy yang cukup besar yang berdasar dari sumber daya fosil. Distribusi bahan
bangunan dengan kendaraan bermotor juga turut menyumbangkan emisi karbon dalam jumlah besar, hal ini
yang menyebabkan hamper 30% total emisi karbon berasal dari sector bangunan.
Perawatan bangunan juga membutuhkan energy dan material walau dalam jumlah tidak sebanyak proses
konstruksi. Industri konstruksi di Inggris bertanggung jawab atas 70% limbah bahan bangunan bekas

renovasi, penggusuran atau penghancuran yang dibuang begitu saja tanpa pengolahan lebih lanjut padahal
limbah bangunan mengandung banyak racun yang dapat meressap kedalam kandungan air tanah dan
udara.
Sustainable Health and Well-Being
Sick Building Syndrome merupakan fenomena menurunnya kondisi kesehaan penghuni bangunan akibat
pengaruh elemn yang terdapat pada bangunan; seperti kualitas udara, pencahayaan, utilitas dan control
bangunan, furniture dll. Sick Builiding Syndrome biasanya terjadi pada bangunan kantor, namun tidak
menutup kemungkinan terjadi pada tipe bangunan lain
Air Conditioning merupakan salah satu penyebab Sick Building Syndrome, adapun penyebab lainnya seperti
radiasi cahaya fluorescent dan minimnya pencahayaan alami; polusi yang berasal dari mesin perlengkapan
kantor, cat atau finishing dinding, peralatan dan perabot yang mengandung bahan kimia berbahaya, udara
kotor akibat minimnya pertukaran udara; minimna pemandangan luar dan ketidakmampuan penghuni untuk
mengontrol temperature, kelembapan dan pencahayaan yang baik. Merancangan bangunan Healthy
Building adalah solusinya.
Namun penting untuk disadari penting untuk digarisbawahi bahwa keberlanjutan tidak hanya seputar
strategis arsitektural atau solusi dalam bentuk pembangunan, juga tidak hanya terkait proses dan system
manajemen lingkungan. Keberlanjutan berhubungan erat dengan cara kita hidup, bertempat tinggal dan
beraktivitas. Apapun yang kita lakukan; makan, tidur, menghibur diri, dsb secara kita sendiri atau tidak akan
berdampak terhadap lingkungan.
Salah satu upaya membentuk kesadaran tersebut melalui promosi konsep keberlanjutan (Promoting
Sustainability) terhadap masyarakat luas dengan memanfaatkan potensi lingkungan alami dan buatan (built
environment) sebagai media efektif promosi, karena umumnya ketidak pedulian muncul akibat ketidak
pahaman atau ketidak tahuan.
Perlu diingat bahwa praktek berkelanjutan tidak dapat dipukul rata karena erat kaitannya dengan perbedaan
kondisi ekonomi, social dan lingkungan setiap wilayah, oleh karena itu sangat penting untuk menganalisis
kondisi serta kebutuhan local suatu wilayah agar praktek keberlanjutan tepat sasaran.
Green Building
(W.M.Adams,2009) Sustanable development is a way of talking about the future shape of the World and
Green development is about he power to decide how it is manage. (GBI,2010)
Green Building adalah bangunan yang menerapkan strategi (atribut) berkelanjutan (Bauer,2007). Diperlukan
penerapan strategi keberlanjuan secara holistic dalam pembangunan green building agar terwujud dua
sasaran utama green building(Sassi,2006);

Green building sudah seharusnya dapat meminimalisir dampak negative siklus bangunan
( pembangunan, penggunaan hingga proses merobohkannya) terhadap lingkungan secara
menyeluruh

Green building sudah seharusnya memberikan kontribusi positif terhadap kondisi social, fisil &
psikis penghuni dan msyarakat pada lokasi bangunan tersebut berada.

Pembangunan dengan standar green building diperlukan untuk mencapai kondisi lingkungan dan sumber
daya alam yang terus berkelanjutan daya tampung.

BAB III
PRESEDEN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
3.1. The Edith Green Wendell Wyatt Federal Building
Edith Green-Wendell Wyatt (EGWW) Federal Building adalah 18-story, 512,474 sf office tower di pusat
kota Portland, Oregon. Awalnya dibangun pada
tahun 1974, bangunan menerima dana dari the
American Recovery and Reinvestment Act untuk
menjalani renovasi besar untuk mengganti
peralatan dan system sebelumnya. Dana ini
ditetapkan proyek harus memenuhi energi dan
konservasi air yang ditetapkan dari the Energy
Independence and Security Act (EISA) sebagai
persyaratan.
Sejak renovasi bangunan selesai pada 2013,
studi pasca-hunian telah membantu untuk
menunjukkan kesesuaian dengan standart yang
sudah ditetapkan dalam tujuan efisiensi EISA,
dalam menyempurnakan dan

meningkatkan

kinerja aktual bangunan, dan memberikan umpan balik kepada the General Services Administration
(GSA) dan tim desain untuk pekerjaan di masa mendatang. Studi-studi ini, yang akan bertahan hingga
Januari 2016, sedang dilakukan bersama-sama oleh anggota dari desain dan konstruksi tim, the GSA
Region 10, GSAs Office of Federal High Performance Green Buildings, dan badan penelitian pihak
ketiga.

EGWW telah melampaui standart energi dan


hemat air yang diprediksikan. Gas dan
penggunaan listrik menunjukkan penghematan
45% energi dalam dua tahun pertama. Sebuah
model air diprediksi bangunan akan panen
sekitar 540.000 galon air per tahun yakni
pengurangan 60% dalam penggunaan air. Tapi
dalam dua tahun pertama penggunaan, air hujan
yang sebenarnya dikumpulkan setiap tahun
adalah 626.544 galon, atau pengurangan 65%
dalam penggunaan air.

Cahaya dan Udara


Salah

satu

desain

strategi

yang

telah

terbukti
menguntungkan
penghuni
adalah
rak

bangunan
penggunaan

cahaya

dan

reflektor untuk meningkatkan desain pencahayaan bangunan. Penghuni dilantai atas mempunyai
kepuasan yang tinggi dengan bertempatan di sisi barat bangunan menggambarkan keberhasilan
vertical reed. Menurut survei 65% penghuni dari EGWW melaporkan kepuasan pada siang hari. Selain
itu, sebuah studi pihak ketiga menunjukkan bahwa selain penghematan energi, efek pencahayaan
terbantu dengan circadian entrainment.

Metrics
Daylighting at levels that allow lights to be off during daylight hours: 65%
Views to the Outdoors: 96%
Within 15 feet of an operable window: 51%
Air (Water Cycle)

EGWW mencapai lebih dari 65%


penghematan air melalui strategi ganda
menggabungkan perlengkapan pipa airconserving
tangki

bersama-sama
160.000

galon

dengan
untuk

mengumpulkan air hujan. Dibuat oleh


repurposing berbagai senapan bawah
tanah, tangki memungkinkan air hujan
untuk disimpan dan digunakan untuk
toilet disiram, irigasi dan mekanik
cooling tower air makeup. Hal ini juga
membantu proyek memenuhi lain tujuan
EISA - mengelola storm water untuk
mengurangi efek aliran sungai negatif.
Ketika hujan jatuh miring 180 kW pada solar array di atas gedung, langsung disalurkan ke tangki
penyimpanan.

Meskipun bangunan tidak secara terpisah mengukur air minum untuk lansekap, staf pemeliharaan tidak
melaporkan pembacaan air setiap hari. Di musim dingin, EGWW menggunakan sekitar 10.000 galon air
per hari. Selama musim panas, irigasi dan pendinginan menara mengkonsumsi antara 12.000 sampai
17.000 galon per hari. Itu, antara 800 sampai 1.000 galon air minum yang digunakan setiap hari sampai
tangki kering, biasanya pada bulan Juli. Selama setahun, mengesankan 626.544 galon air hujan telah
dikumpulkan dan digunakan kembali, setara dengan tujuh kompetisi-ukuran sekolah tinggi kolam
renang. Selama musim dingin, penyimpanan air hujan hingga 85% dari total penggunaan air bangunan.

Material & Konstruksi

Salah satu sistem yang dipilih baik karena manfaatnya untuk kesehatan manusia dan untuk efisiensi
energi adalah bercahaya pemanasan dan pendinginan sistem. Sementara yang lebih baik untuk
kualitas udara dalam ruangan daripada sistem konvensional, dan sangat efisien, salah satu negatif
yang dirasakan dari panel bercahaya adalah kurangnya pergerakan udara, yang banyak orang
menyamakan dengan pendinginan. Pelajaran penting adalah pentingnya mendidik penyewa tentang
apa yang diharapkan di lingkungan baru mereka. Untuk memfasilitasi ini, tim manajemen properti
dimasukkan GSA penyewaan hijau dan operasi kebijakan ke dalam program pemilihan fitur hijau
bangunan dan dampak yang mereka miliki.
Salah satu fokus program ini adalah tenant yang dipimpin pengalihan limbah. Untuk tahun fiskal 2015,
EGWW memiliki 51,33% tingkat pengalihan limbah mengesankan, yang melebihi tujuan GSA dari 50%
pengalihan. Selain daur ulang kertas standar, plastik, kaca, dll, bangunan juga berpartisipasi dalam
pengomposan offsite organik landscape.

Energy Flows & Energy Future

Berdasarkan data utilitas dikumpulkan, direnovasi EGWW menggunakan 55% energi kurang dari
bangunan aslinya. Efisiensi ini berasal sebagian dari desain faade yang luar biasa menampilkan
perangkat shading yang membentang sampai seluruh tinggi 18-cerita tentang wajah barat, dan sistem
reflektor warna / cahaya terintegrasi di selatan dan timur wajah. Strategi shading ini adalah kunci untuk
mampu menggabungkan primer Ukur Konservasi Energi proyek - pemanas dan sistem pendingin.
Penghuni kenyamanan dan kualitas udara dalam ruangan juga ditingkatkan dengan penggunaan sistem
berseri-seri, menggaris bawahi fakta bahwa penyewa bangunan dan produktivitas mereka adalah
penerima manfaat utama dari bangunan generasi ini. Karyawan didorong untuk berkontribusi bagi
pengurangan energi melalui penggunaan bangunan sig-nage menggembar-gemborkan berbagai
strategi hijau dimasukkan seluruh EGWW.
Salah satu perubahan yang signifikan terhadap proyek yang terjadi setelah desain adalah
penggabungan server peternakan di ruang bawah tanah gedung, yang memungkinkan untuk
pengumpulan limbah panas untuk pemanasan daerah lain gedung. Strategi ini menghasilkan
penghematan energi tambahan dibandingkan dengan taburan server di beberapa lantai.
Bangunan ini diperkirakan mencapai skor Energy Star of 97.

3.2.

Collaborative Life Sciences Building for OHSU, PSU & OSU

Oregon Health & Science University,


Portland State University, dan Oregon
State

University

menciptakan

bermitra

Collaborative

untuk
Biologi

Bangunan (CLSB), kesehatan sekutu baru,


akademik dan penelitian bangunan. CLSB
menyediakan ruang kelas akademik, ruang
kuliah,
keterampilan

laboratorium
klinis

dan

mengajar,
laboratorium

simulasi, laboratorium penelitian medis,


ruang ritel, dan dua tingkat parkir bawah
tanah. Juga merupakan bagian dari proyek
ini adalah OHSU Skourtes Tower, yang
merupakan tempat School of Dentistry.
Bersama-sama, mereka terdiri 650.000 sf sqm, konstruksi baru di dua sayap - satu 5-lantai dan satu 12lantai - bergabung dengan atrium tengah.
CLSB adalah bangunan pertama di Schnitzer merupakan Kampus baru OHSU di Portland Selatan
Waterfront. Terletak di situs brownfield dibatasi oleh jalan yang berdekatan dan konstruksi jembatan,
gedung dipahami sebagai model inovatif pendidikan interdisipliner ilmu kesehatan, penelitian, dan
pendidikan. Interior dinding mengkilap sebagai "penelitian dan pengajaran di layar," yang
memungkinkan penghuni dan pejalan kaki untuk melihat aktivitas di laboratorium dan ruang kelas.
atrium menawarkan koneksi dinamis antara unsur-unsur program melalui menghubungkan jembatan
dan bidang studi informal bagi siswa. proyek yang kompleks ini disampaikan melalui Construction
Manager di metode pengiriman Risiko hanya dalam 37 bulan melalui penggunaan dari upaya tim IPDseperti.
Pada awal proses desain keputusan dibuat untuk bergabung dengan sumber dari tiga universitas besar
untuk membuat bangunan tunggal. Sejak ruang diusulkan secara individual masing-masing lembaga
bersifat sementara dan tidak tetap, keputusan untuk berbagi fasilitas tunggal - vs masing-masing
universitas menciptakan sendiri - bisa dibilang keputusan hijau proyek dibuat. Saat ini, ruang kuliah
besar 200 dan 400 kursi secara rutin dijadwalkan untuk digunakan dari 07:00 hingga malam dan siswa
memiliki akses ke pusat sumber belajar tunggal bersama.
Sebagai salah satu dari hanya dua proyek di AS lebih dari setengah juta kaki persegi yang telah
disertifikasi Platinum di bawah LEED NC sistem rating v2009, CLSB menggabungkan sejumlah inovasi
desain yang berkelanjutan. Mereka termasuk: transformasi dari brownfield ada, pengurangan cahaya

polusi, manajemen stormwater, eco-atap untuk mengurangi limpasan Darurat, air non-minum untuk
toilet pembilasan, atrium pemulihan panas, dan kerudung ventilasi asap rendah. Inovatif bahan
digunakan kembali termasuk menyelamatkan pipa pengeboran minyak untuk digunakan sebagai tiang
pondasi, dan repurposing situs pagar yang ada. Dan dengan memasukkan langkah-langkah efisiensi
energi di seluruh, CLSB diperkirakan untuk menyimpan 45% lebih banyak energi dari sebuah bangunan
kode khas akan.
Cahaya dan Udara

The Massing Tower CLSB ini dipelajari dalam hubungan dengan kekuatan alam dari matahari, angin
dan cahaya. Menciptakan massa tipis dan mengimbangi mereka memungkinkan kita untuk
memaksimalkan siang hari menembus ke dalam laboratorium, operatories gigi, kantor dan ruang kelas,
sementara masih memungkinkan atrium pusat untuk memiliki pandangan terhalang dari langit selatan
dan akses langsung ke cahaya yang dipantulkan. Langit-langit di laboratorium penelitian yang miring
dalam konfigurasi kupu-kupu untuk lebih memudahkan penetrasi siang hari dan refleksi.
Selain menyediakan siang hari dan menghubungkan luar ke ruang kuliah besar, atrium juga berfungsi
sebagai kolektor udara panas seperti naik di ruang. Dengan menempatkan tingkat lantai mekanik ke
atas atrium, pemulihan panas mudah dan efisien. atrium juga rumah bagi karya seni yang
menakjubkan, terbuat dari rangkaian LED dari berbagai suhu warna diatur dalam pola sunburst. Sejak
siang hari sangat penting untuk kesehatan sirkadian, sangat tepat bahwa bagian ini dipilih untuk ruang
atrium utama.
Perhatian terhadap kualitas udara dalam ruangan ditunjukkan melalui peningkatan ventilasi, kontrol
sumber polutan, dan penggunaan bahan memancarkan rendah
Air (Water Cycle)

Penghematan air lebih besar dari 60% diantisipasi melalui strategi ganda menggabungkan
perlengkapan pipa air-conserving dengan sistem air hujan reuse. Aliran rendah perlengkapan dan
peralatan yang digunakan di seluruh gedung dan menghasilkan penghematan 35% air di atas sebuah
bangunan dasar Code. Dengan juga menggabungkan strategi panen air hujan, dalam bentuk 44.505
galon tangki bawah tanah, CLSB mampu menangkap 700.000 galon hujan per tahun, yang digunakan
kembali untuk menyiram toilet di menara utara dan atrium pusat. Menara selatan, yang terutama
digunakan untuk simulasi medis, memiliki pembatasan kualitas air dan bukannya dikembangkan untuk
memastikan minimalisasi limpasan air hujan melalui atap hijau. Inovasi ini meminimalkan kebutuhan
untuk mengangkut stormwater ke instalasi pengolahan air limbah, hemat energi offsite memompa.
lanskap juga dirancang dengan konservasi air dalam pikiran. 16.500 kaki persegi area lanskap 27.000
kaki persegi ditanami dengan spesies asli dan adaptif non-irigasi, yang menghemat air dan
menyediakan habitat bagi spesies lokal. Lanskap yang tersisa menggabungkan minimal irigasi gaya
tetes.
Pada akhirnya, bangunan ini diharapkan dapat menghemat lebih dari 1,5 juta galon air per tahun cukup air untuk mengisi 17 kolam renang ukuran Olimpiade.

Material & Konstruksi

Sebagai bagian dari strategi desain kami, tim yang dipilih bahan yang rendah pemeliharaan, tahan
lama, dan rendah VOC. Dalam banyak kasus, tim ini juga dapat memilih produk yang mengandung
kadar tinggi daur ulang, dan produk bersumber regional.
Membantu mengurangi dampak lingkungan, penggunaan CLSB untuk bahan bangunan daur ulang
atasnya mengesankan 30%, berdasarkan biaya. Selain itu, bahan bangunan bersumber regional dalam 500 mil dari situs - menyumbang 22% dari semua produk di Divisi 3 ke 12. Pilihan ini
meminimalkan dampak dari penggalian dan pengolahan bahan perawan, dan membantu mengurangi
emisi yang terkait dengan transportasi yang panjang.
Selama konstruksi, proyek ini dialihkan 85% dari limbah konstruksi yang jauh dari tempat pembuangan
sampah. Itu lebih dari 1.000 ton bahan daur ulang atau digunakan kembali bukannya dikubur. Tidak
termasuk dalam persentase pengalihan limbah adalah penggunaan kembali rig pengeboran lama
digunakan sebagai tumpukan pipa di dasar, yang menyelamatkan $ 3.300.000 dolar dalam biaya
konstruksi dan dicegah tambahan 1.470 ton dari yang pernah memasuki tempat pembuangan sampah.

BAB III
KESIMPULAN
Pembangunan berkelanjutan merupakan solusi kondisi demikian karena pada prinsipnya pembangunan
berkelanjutan memerlukan tiga sector yang kuat dan saling menunjang yaitu: pertumbuhan ekonomi,
perlindungan lingkungan dari akibat buruk bangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Konsep berkelanjutan menitik beratkan pada pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat saat ini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Adapun pada prakteknya tersebutlah istilah green building atau bangunan yang menerapkan
strategi berkelanjutan. Strategi berkelanjutan itu sendiri terdiri dari enam aspek utama yang keenamnya membunyai integritas satu sama lain.
Saran

Mempertimbangkan strategi berkelanjutan Regional Priority sebagai poin penilaian mencontoh


sisem rating LEED milik US Green Building Council melihat keanekaragaman kondisi baik

geografis, social-budaya dan ekonomi di Nusantara


Mempertimbangkan strategi berkelanjutan Design for Reuse and Recycle sebagai langkah
melestarikan nilai-nilai kearifan local Indonesia dalam pembangunan modern

DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Beauer, Michael, Peter Mosle dan Michael Schwarz. Guide Book For Sustainable Architecture.
Munich:Calewey Verlag,2007.
Steele, James. Sustainable Architecture. USA,1997
Internet
http://www.aiatopten.org/taxonomy/term/10
http://n.jurnal-sustanable-architecture
https://www.scribd.com/doc/94759679/ARSITEKTUR-BERKELANJUTAN

You might also like