You are on page 1of 36

1.

Sensor Level :

Liquid and Water Level Sensor Right Angle Plastic Float Switch
This internally bulkhead mounted switch is ideal for use in the tanks of a wide range of
applications from aquariums to boats and from coffee machines to hydroponics. Prevent
overflows and floods. Model SSPL-1
Material: polypropylene
Max contact rating: 10W
Operating temperature: -10 ~ 85C
Max DC switching voltage: 100V
Max switching current: 0.5A
Max breakdown voltage: 220V DC
Max load current: 1.0A
Max contact resistance: 0.1 ohms
Weight: 13g
Wire length: 33cm
To install this float switch, please note that you will need to be able to access the inside of your
applications tank.

2. Sensor flow

SKU: 14_D000114014445
Water flow sensor is mainly consists of plastic valve body, rotor assembly and Hall Current
Sensor.It is installed in the hot water inlet end for detecting water flow. When water through the
flow rotor assembly, Magnetic rotor will rotate and Speed will change as the flow change. Hall
Current sensor output corresponding pulse Signal and feedback to controller, then the controller
will control the flow.
Features:

Lght weight, easy to install

Inlaid with stainless steel impeller shaft, durable wearable.

Seal Ring with the upper and lower force structure never leaks.

Suitable for automatic gas water heaters

Waterproof,Heat resistance,pressure resistance,cold resistance

Specification:

The lowest rated working voltage: DC 5V-24V

Maximum operating current: 15 mA (DC 5V).

Working voltage range: DC 5~18 v.

Load capacity: 10 mA (DC 5V).

Work temperature: 80

Work humidity range: 35%~90%RH (no frost)

Allowing pressure: pressure 1.75Mpa

Storage temperature: -25~+80 c

Save humidity: 25%95%RH

Flow Range: 10-200L / min

Diameter: Approx. 5.8cm/2.28inch

Total Length: Approx. 9.2cm/3.62inch

3-Pin cable length: Approx. 50cm/19.69inch

Color: Black

3. PLC LS

Item Description
Model: XGB XBC-DR30E(V1.11) , Power: 100-240Vac, 68Va, In:24Vdc, 4mA, Out: RY :
DC24V ,AC220V , 2A/P.

Size (Est): 13.5x 9 x 6 cm, Weight aro 0.6 kg (unit only), 1 Kg with packing.

INPUT DAN OUTPUT PLC


MODUL INPUT PLC
Modul input / output PLC pada dasarnya adalah antar muka yang mengoneksikan PLC
dengan peralatan input / output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan modul ini, PLC
mengindra besaran-besaran fisik (posisi, gerakan, level, arus, tegangan) yang terasosiasi dengan
sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program yang tersimpan di memori
PLC.
Secara fisik, rangkaian input/output dengan unit CPU tersebut terpisah Secara kelistrikan.
Hal ini untuk menjaga agar kerusakan pada peralatan input output tidak menyebabkan terjadinya
hubung singkat pada unit CPU. isolasi rangkaian modul dari CPU ini umumnya menggunakan
rangkaianotocoupler

Gambar 1 rangkaian internal input PLC dengan input tegangan DC

Gambar 2 rangkaian internal input PLC dengan input tegangan AC

Gambar 3 rangkaian internal input PLC dengan input tegangan AC/DC

Dari gambar 1 sampai gambar 3, terlihat bahwa secara fisik rangkaian pada modul ini
terpisah dari rangkaian internal (CPU). Isolasi rangkaian ini menggunakan optocoupler dengan
dua buah diode pemancar yang dipasang antiparalel. Hal ini dilakukan untuk tujuan fleksibilitas
penyambungan terminal input dengan catu daya penggerak sensor atau saklar yang terhubung.
Dalam hal ini, terminal common pada modul dapat dihubungkan balk dengan polaritas yang
lebih positif atau lebih negatif dari catu dayanya
Besar arus yang mengalir di dalam sebuah terminal input ketika sebuah saklar tertutup
umumnya berada dalam satuan miliampere (tipikalnya adalah 7 miliampere). Arus sebesar ini
telah cukup untuk menggerakkan basis transistor pada optocoupler menjadi ON. Jika
menggunakan sumber tegangan yang lebih kecil dari yang telah ditentukan oleh vendor PLC
yang dipakai maka akan terjadi situasi undercurrent, yaitu arus yang mengalir pada modul tidak
dapat menggerakan basis transistor pada optocoupler tersebut
MODUL OUTPUT PLC
Pada Modul output PLC ada tiga jenis output PLC yang juga populer di pasaran, yaitu:
Relay, Transistor, Triac.
output Relay
output PLC jenis relay adalah yang paling fleksibel penggunaannya karena dapat
menggerakkan beban AC maupun DC. kelemahannya terletak pada tanggapan switching-nya
yang relatif lambat (sekitar 10 ms ), dan akan mengalami kerusakan setelah beberapa juta siklus

switching.

Gambar 4 rangkaian internal output PLC Jenis relay

Besar rating arus untuk setiap terminal umumnya tidak boleh melebihi 2 A untuk tegangan
220 volt (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada manual PLC yang digunakan). Bila batas besar
rating arus ini dilampaui, akan menimbulkan kerusakan pada modul output nya. Jika keluaran
yang akan dikontrol merupakan beban yang relatif besar (mengalirkan arus dengan jumlah besar)
maka akan lebih aman jika output relay ini mengontrol beban tersebut lewat relay luar.
output transistor
output PLC jenis transistor, beban yang dapat dikontrol terbatas pada beban-beban jenis DC
saja. (besar arus yang bisa dilewatkan umumnya adalah 1 A, dengan waktu respons kurang dari 1
ms)
Berdasarkan transistornya, ada dua jenis output PLC ini: (1) jenis NPN dan (2) jenis PNP.
Pada prinsipnya kedua jenis keluaran ini adalah sama, yaitu dapat mengalirkan arus atau daya
dalam satu arah saja. Ada dua jenis mode operasi transistor ini: (1) transistor digunakan sebagai
penguat linier, dan (2) transistor digunakan sebagai saklar. Dalam rangkaian internal PLC,
Iransistor dioperasikan sebagai saklar, yaitu dengan cara mengoperasikan pada daerah jenuhnya.
Perlu ditekankan di sini, walaupun transistor ini berlaku sebagai saklar, tetapi secara praktis
akan selalu ada drop tegangan pada saklar ini (antara kaki collector terhadap emiter) yang
besarnya berkisar antara 1-2 volt

Gambar 5 rangkaian internal output PLC Jenis Transistor

jenis keluaran transistor NPN. Dari gambar, terlihat bahwa terminal common pada modul
output harus selalu dihubungkan dengan sumber tegangan positif (ingat, transistor dalam
operasinya hanya akan mengalirkan arus dari collector ke emiter jika tegangan collector lebih
positif dari tegangan emitter
Modul output PLC jenis PNP memiliki prinsip kerja kebalikan dari jenis NPN yang telah
dibahas di atas.
output jenis triac
output Triac terbatas pada beban jenis AC (besar arus yang bisa dilewatkan umumnya adalah
1 A, dengan waktu respons kurang dari 1 ms)

Triac adalah sebuah komponen semikonduktor yang berfungsi mengalirkan arus bolak-balik.
Arus yang dialirkan dikontrol oleh terminal gate pada triac tersebut dalam modul output PLC
jenis ini, triac digunakan untuk memerlukan gerakkan beban-beban AC lewat rangkaian
internalnya

Gambar 6 rangkaian internal output PLC Jenis Triac

ANALOG INPUT PLC


Selain dapat mengolah sinyal digital, PLC juga dapat mengolah sinyal analog. Modul ini
biasanya didesain untuk membaca sinyal-sinyal standard industri yakni 0 5 V, 10 V, atau 4
20 mA. Untuk menggunakan analog input, modul ini harus dihubungkan ke rangkaian PLC dan
ditentukan Unit No.-nya. Unit No. ini ditentukan dengan cara mengatur skrup Mach No. di depan
Modul Analog Unit. Skrup Mach No. ini ada 2 buah: satu skrup puluhan (x10) dan satu skrup
satuan (x10). Jika ingin membuat modul ini memiliki Unit No. 12, putar skrup puluhan ke
angka 1 dan skrup satuan ke angka 2. Selain itu, di IO Table dan Unit Setup pada CXProgrammer juga harus diberi Unit No. yang sama. Ingat, Unit No. modul ini tidak boleh sama
dengan modul lain karena akan bertabrakan pengalamatan memorinya.

Gambar 7 Terminal Modul Analog input (No. Unit)

Pengalamatan nomer modul bisa dilihat pada table berikut:


Switch
Unit
Word allocated in
Word allocated in
setting number special I/O unit area in
special I/O unit area in
CIO Area
DM Area
0
Unit #0
CIO 2000 to 2009
D20000 to D20099
1
Unit #1
CIO 2010 to 2019
D20100 to D20199
2
Unit #2
CIO 2020 to 2029
D20200 to D20299
3
Unit #3
CIO 2030 to 2039
D20300 to D20399
4
Unit #4
CIO 2040 to 2049
D20400 to D20499
5
Unit #5
CIO 2050 to 2059
D20500 to D20599
to
to
to
to
n
Unit #n CIO 2000 + (n x 10) to
D20000 + (n x 100) to
CIO 2000 + (n x 10) +
D20000 + (n x 100) +
9
99
Sebagai contoh, modul CJ1W-AD081-V1 mempunyai 8 terminal input. Jadi, jika Unit No.
nya 2, maka memori CIO (memori penempatan I/O) berada di alamat CIO 2020 hingga CIO
2027. Memori CIO adalah memori penempatan data input/output pada modul analog. Untuk
modul analog input, nilai masukan analog yang terbaca di terminal input disimpan di memori ini
setelah dikonversi menjadi data biner 16-bit bertipe signed integer.
Sehingga apabila modul CJ1W-AD081-V1 dengan seting Unit No. nya 2, maka data hasil
konversinya disimpan pada alamat CIO 2020 sampai CIO 2027.
Selain penentuan alamat memori, jenis input yang dibaca juga harus ditentukan (tegangan
atau arus). Penentuan ini dilakukan dengan mengubah switch di bagian belakang terminal
(gambar di bawah).

Gambar 8 Terminal Modul Analog input (Switch pemilihan input)

Setelah itu input bisa diakses dengan memindahkan datanya dari CIO ke DM dengan
menggunakan instruksi MOV pada ladder diagram.

Gambar 9 contoh program pembacaan input analog

Dengan instruksi MOV tadi, data sinyal analog yang berasal dari input terminal 2 dapat
dibaca dan diolah.

ANALOG OUTPUT
modul analog output digunakan untuk mengeluarkan sinyal analog dari PLC. Sinyal analog
yang dapat dikeluarkan umumnya berada dalam rentang sinyal-sinyal standard industri seperti 4
20 mA. Sama seperti pada modul analog input, modul analog output juga harus diatur Unit No.
nya terlebih dahulu untuk menentukan pengalamatan memorinya. Selain itu, resolusi dan jenis
outputnya juga bisa ditentukan (tegangan atau arus).
Cara mengeluarkan output analog mirip dengan cara membaca input analog, yakni dengan
cara memindahkan atau memasukkan data ke dalam memori CIO, tetapi dengan
sedikit perbedaan. Dalam mengeluarkan output analog, setelah memindahkan data ke memori
CIO, Conversion Enable Bit harus diset agar output dikonversi ke analog dan dikeluarkan.

Misalkan ingin mengeluarkan output analog dari modul CJ1W-DA042-V sebesar 2.5V pada
range tegangan 0 5V dengan resolusi 4000 (pengaturan resolusi bisa dilihat pada datasheet).
Maka nilai yang dikeluarkan adalah #07D0. Terminal output 2 dan Unit No. 3 (seting Unit No.
tidak boleh sama dengan modul lainnya karena akan mengakibatkan pengalamatannya
bertabrakan). Sehingga didapatkan alamat CIO 2031.

Gambar 10 contoh program mengeluarkan output analog

Setelah perintah MOV, digunakan perintah SET untuk me-set Conversion Enable Bit. Letak
bit ini berada pada alamat CIO 2000 + (10 x n) untuk Unit No. #n.

Gambar 11 alamat bit SET

Pada contoh ini, alamat Conversion Enable Bit ada pada CIO 2030 karena Unit No. bernilai
3. Bit yang di-set adalah bit ke-2 sehingga alamat yang di-set adalah CIO 2030.01. Dengan cara
yang sama, pengeluaran output analog juga dapat dilakukan pada pin-pin lainnya.

Pompa Air Modifikasi Baru Siap Dikirim

Pompa air listrik baru modifikasi ini hari ini kita kirim ke lampung ke salah satu pembeli
dengan nama Meswanto dan alamat way tuba desa suka maju kecamatan bumi agung
kabupaten way kanan lampung. Beliau bercerita kalau di tempat dia sangat membutuhkan
pompai air dengan kekuatan yang kuat dan mampu menghisap air dalam jumlah yang besar. Hal
ini bertujuan untuk membasahi tanah sawah yang sudah lama kering. Dengan pompa air yang
baru lalu kita modifikasi ini maka insya Allah mampu mengeluarkan air 5 liter per detik dan
dengan biaya yang relatif murah.

Kekuatan Pompai Air Modifikasi

Daya kekuatan pompa air modifikasi yang terjual hari ini adalah 125 watt. Sebenarnya ada yang
400 watt sampai 900 watt namun tentu harga jauh lebih mahal. Dengan kekuatan 125 watt saja
bisa sampai 5 liter perdetik dan insya Allah dalam sehari bisa membanjiri kolam dan sawah.
Kalau yang pompa air shimizu listrik bekas walau 125 watt kekuatan cuma bisa sedot air 2,5
detik namun harga jauh lebih murah. Pipa yang tersedia 1,5 inci untuk out put maupun in put.
Harga yang 125 watt 750.000 rupiah saja.

Tujuan Pembuatan Pompa Air Modifikasi


Kami memodifikasi pompai air listik ini dengan tujuan sebagai berikut.
- Meningkatkan potensi pompa air
- Membantu para peternak kolam agar lebih mudah dalam pengisian kolam terpal
- Dengan pompa air modifikasi maka biaya isi air lebih hemat dari pada diesel
- Lebih kuat
- Lebih tahan lama
- Lebih keren

- Harga selisih sedikit


Insya Allah bisa hubungi saya di 085704284485. Berikut ini ada pilihan lain yang mana yang
anda suka silahkan bilang sama saya.

Kalau yang di atas itu bisa 5 liter per detik dan speknya sama dengan gambar yang pertama jadi
harga juga sama.

Apa itu PLC?

PLC, singkatan dari Programmable Logic Controller adalah perangkat yang


berfungsi untuk mengontrol suatu sistem operasi atau sistem mesin. Cara
PLC mengontrol sistem adalah dengan cara menganalisa input kemudian
mengatur kondisi output sesuai keinginan pengguna. Input PLC bisa
berupa switch, limited switch, sensor elektrik, atau input-input lain yang
dapat menghasilkan sinyal yang dapat masuk ke PLC. Output PLC pun
beragam, contohnya switch yang menyalakan lampu indikator, relay yang
mengatur jalannya motor, kontaktor magnet yang mengatur motor 3 phase,
atau output-output lain yang dapat menerima sinyal output dari PLC.
Selain itu PLC juga memakai memori yang dapat diprogram untuk
menjalankan intruksi-intruksi/perintah yang melaksanakan fungsi-fungsi
khusus, berupa: gerbang logika, logika pewaktuan (timer), sinyal
sekuensial dan perhitungan aritmatika yang dapat mengontrol mesin
melalui modul-modul I/O digital maupun analog. (I/O = Input/Output)

Prinsip Kerja PLC

PLC merupakan perangkat elektronika yang dibuat dari mikroprosesor,


dengan tujuan PLC ini dapat menganalisa kondisi input yang kemudian
dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna untuk pengontrolan suatu
output. Sinyal input dimasukan kedalam Input Card. Input Card sendiri
memiliki 2 jenis, yaitu:
1. Analog Input Card
2. Digital Input Card
Setiap input memiliki alamat tertentu, sehingga mikroprosesor akan
mendeteksi input melalui nama alamat inputnya, bukan jenis inputnya.
Banyaknya input pada PLC tergantung pada jenis PLC itu sendiri.
Sinyal output dikeluarkan PLC sesuai dengan program yang telah
ditetapkan oleh pengguna. Sama seperti Input, Jenis Output pun memiliki 2
jenis, yaitu:
1. Analog Output Card
2. Digital Output Card
Setiap output memiliki alamat tertentu dan mikroprosesor akan membaca
keadaan output sesuai dengan nama alamat outputnya. Pada PLC juga
disediakan Internal input dan Internal output yang dapat digunakan
pengguna. Input Output yang disediakan didalam PLC sangat beragam,
mulai dari timer, delay off, delay on, counter, off timer, on timer dan
konfigurasi lainnya. Untuk memproses konfigurasi tersebut, PLC
mendeteksinya melalui nama alamatnya.
Untuk melaksanakan kontrol sistem, PLC menggunakan perangkat lunak
yang dapat diprogram. Biasanya program yang dipakai PLC adalah Ladder
Diagram dan intruksi dasar diagram, akan tetapi setiap jenis PLC memiliki
perbedaan cara dalam penulisan program.
Struktur Dasar PLC
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Input/Output (I/O)
3. Memory
4. Power Supply
I. CPU

CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi keadaan input dan output
PLC. CPU juga berfungsi sebagai prosesor dan timer untuk perangkat
lunak, serta CPU juga dapat menerjemahkan bahasa perantara yang berisi
logika dan timer yang dibutuhkan untuk komunikasi data (interface)
dengan pengguna.
II. Memory
Memory disini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah yang telah
diprogram oleh pengguna dan juga berfungsi untuk menyimpan data-data
hasil perhitungan proses. PLC menggunakan perangkat memori
semikonduktor seperti RAM (Random Access Memory), ROM (Read Only
Memory) dan PROM (Programmable Read Only Memory).
RAM mempunyai akses dengan kecepatan tinggi dan dapat programprogram didalamnya dapat di program ulang (deprogram) sesuai dengan
keinginan pemakai. RAM juga disebut sebagai Volatile Memory, yaitu
memori akan hilang semua datanya jika memori tidak dialiri listrik. Untuk
mengantisipasi listrik padam secara tidak sengaja, maka RAM dipasang
sebuah Baterai yang akan mengaliri listrik jika sumber listrik utama
padam.
III. Input Output
Sebagaimana fungsi PLC adalah untuk mengontrol proses, input dan
output adalah bagian penting PLC. Perangkat yang dihubungkan dan
mengirim data ke PLC dinamakan perangkat input. Sinyal masuk melalui
terminal atau kaki-kaki penghubung, terminal ini dinamai Input Poin.
Input akan mengirim informasi keadaannya ke dalam memori dan
disimpan dilokasi memori yang biasa disebut Input Bit. PLC juga
mempunyai terminal yang dapat mengeluarkan suatu sinyal yang juga
disebut output. Terminal yang mengeluarkan sinyal dapat disebut Output
Poin. Output Poin pun akan mengirim data ke memori dan disimpan pada
bagian Output Bit pada memori.
IV. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi jika tidak ada supply listrik. Beberapa input PLC
adalah menggunakan listrik DC dan listrik AC. Listrik AC digunakan
sebagai sumber yang dapat digunakan untuk menyuplai beban yang besar.
Sedangkan listrik DC digunakan sebagai suplai sistem operasi. Perlu
diingat, bagian dalam PLC sangat sensitif, sehingga tidak boleh tertukar
mana bagian yang memakai suplai AC dan suplai DC.

KBM 1. Sistem Kendali PLC


Kegiatan Belajar 1

SISTEM KENDALI PLC


Tujuan Pemelajaran
Setelah pemelajaran siswa dapat :

Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC

Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

Menjelaskan keunggulan PLC

Menyebutkan daerah penerapan PLC

Mengidentifikasi struktur PLC

1. Sistem Kendali
Istilah sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu peralatan
atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja
suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan
yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencakup antara lain
menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan suatu proses
kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan suatu kumpulan peralatan
listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan peralatan lain yang menjamin
stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses kerja.
Sistem kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.

Gambar1 Unsur-unsur sistem kendali


Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat yang
dapat merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol tekan,
saklar batas, termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan informasi
mengenai besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian
proses. Bagian proses dapat berupa rangkaian kendali yang menggunakan
peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga berupa suatu sistem
kendali yang dapat diprogram misalnya PLC.

Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang


selanjutnya digunakan untuk mengaktifkan aktuator (peralatan output) yang
dapat berupa motor listrik, kontaktor, katup selenoid, lampu, dan
sebagainya. Dengan peralatan output, besaran listrik diubah kembali
menjadi besaran fisik.
Sistem kendali dibedakan menjadi dua, yaitu sistem kendali loop terbuka dan
sistem kendali loop tertutup.
1. Sistem Kendali Loop Terbuka
Sistem kendali loop terbuka adalah proses pengendalian di mana variabel
input mempengaruhi output yang dihasilkan. Gambar 2 menunjukkan
diagram blok sistem kendali loop terbuka.

Gambar 2 Diagram blok sistem kendali loop terbuka


Dari gambar 2 di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang
diberikan oleh peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak
diketahui apakah hasil output sesuai dengan yang dikehendaki.
2. Sistem Kendali Loop Tertutup
Sistem kendali loop tertutup adalah suatu proses pengendalian di mana
variabel yang dikendalikan (output) disensor secara kontinyu, kemudian
dibandingkan dengan besaran acuan.
Variabel yang dikendalikan dapat berupa hasil pengukuran temperatur,
kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dan sebagainya. Hasil
pengukuran tersebut diumpan-balikkan ke pembanding (komparator) yang
dapat berupa peralatan mekanik, listrik, elektronik, atau pneumatik.
Pembanding membandingkan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang
dikendalikan dengan besaran acuan, dan hasilnya berupa sinyal kesalahan.
Selanjutnya, sinyal kesalahan diumpankan kepada peralatan kendali dan
diproses untuk memperbaiki kesalahan sehingga menghasilkan output
sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata lain, kesalahan sama dengan
nol.

Gambar 3 Sistem kendali loop tertutup


2. Sistem Kendali PLC
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relai
elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi,
tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram
yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC (Programmable Logic
Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis
sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Disamping itu,
kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan penerapan yang
luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan jantung sistem kendali. Dengan
program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat
memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian
didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian
peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang
berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan
komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan
pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram blok PLC

Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas
PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut :
1. PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input
dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program
mengendalikan PLC sehingga saat sinyal iput dari peralatan input on timbul
respon yang sesuai. Respon ini umumnya mengonkan sinyal output pada
peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem PLC. ia
mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan
mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data
pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software sistem yang
mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM
(Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram
sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia
digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM
(Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus
dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi
program ulang menggunakan PROM Writer.
Interfis adalah modul rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan
sinyal pada peralatan luar. Interfis input menyesuaikan sinyal dari peralatan
input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interfis output
menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan
output.
2. Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC
memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan
input itu antara lain :
o Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas,
saklar level, saklar tekan, saklar proximity.
o Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu,
sensor level,
o Rotary encoder
3. Peralatan Output

Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya :
o Kontaktor
o Motor listrik
o Lampu
o Buzer
4. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali
PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya,
peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan
aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
o berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder,
konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
o Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX
Programmer.
o Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
o Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer,
plotter.
5. Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital
membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari
dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar,
sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada unit.
3. Komponen Unit PLC
Unit PLC dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan : yang dibedakan menurut

jenis catu daya

jumlah terminal input/ output

tipe rangkaian output

1. Jenis Catu Daya


PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya
untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
2. Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya.
Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya
PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30,
40 atau 60. Jumlah terminal I/O ini dapat dikembangkan dengan memasang
Unit I/O Ekspansi sehingga dimungkinkan memiliki 100 I/O.
Pada umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan
tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki
terminal input 6 dan terminal output 4.
3. Tipe Rangkaian Output
PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung
kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian
output yaitu : output relai, output transistor singking dan output transistor
soucing.
Di bawah ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O,
dan tipe rangkaian output.

Penjelasan Komponen

1. Terminal input catu daya


Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke terminal ini
2. Terminal Ground Fungsional
Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe AC) untuk
meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan mengurangi resiko
kejutan listrik.
3. Terminal Ground Pengaman
Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi resiko kejutan
listrik
4. Terminal catu daya luar
PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal output catu daya
24 VDC untuk mencatu daya peralatan input.
5. Terminal input
Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini.
6. Terminal Output
Sambunglah peralatan output luar ke terminal output ini.
7. Indikator status PLC
Indikator ini menunjkkan status operasi PLC, seperti ditunjukkan pada tabel
berikut ini :
Indikato
r

Status

Arti

PWR
(hijau)

ON

Daya sedang dicatukan ke PLC

OFF

Daya tidak sedang dicatu ke PLC

RUN
(hijau)

ON

PLC beroperasi dalam mode RUN atau


MONITOR

OFF

PLC beroperasi dalam mode PROGRAM,


atau terjadi kesalahan fatal

COMM
(kuning)

ERR/ALM
(merah)

Berkedi
p

Data sedang ditransfer melalui port


peripheral atau port RS-232C

OFF

Data tidak sedang ditransfer melalui


port peripheral atau port RS-232C

ON

Terjadi kesalahan fatal

Berkedi
p

Terjadi kesalahan tidak fatal

OFF

Operasi berlangsung normal

8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input
menyala selama refreshing input/ output.
Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai berikut :
Kesalahan fatal

Indikator input

Kesalahan unit CPU,


kesalahan bus I/O, atau
terlalu banyak unit I/O

Padam

Kesalahan memori atau


kesalahan FALS (sistem
fatal)

Indikator akan berubah sesuai


status sinyal input, tetapi status
input tidak akan diubah pada
memori.

9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on.
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251.
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, atau
komputer

12. Port RS 232C


Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, komputer,
atau Programmable Terminal.
13. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan
menggunakan setting komunikasi pada PC Setup atau settng standar.

OF
F

Port peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai


dengan setting komunikasi pada PLC setup, kecuali
untuk Konsol Pemrogram yang disambung ke port
peripheral.

ON

Port peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai


dengan setting komunikasi standar, kecuali untuk Konsol
Pemrogram yang disambung ke port peripheral.

14. Batere
Batere ini memback-up memori pada unit PLC.
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O
analog, unit sensor suhu).
4. Spesifikasi
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan
hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat
(mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi umum,
spesifikasi input, dan spesifikasi output.
1. Spesifikasi Umum
Butir
Tegangan

AC

Spesifiasi
100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz

catu

DC

24 VDC

Tegangan
operasi

AC

85 s.d 264 VAC

DC

20,4 s.d 26,4 VDC

Penggunaa
n daya

AC

60 VA maks

DC

20 W maks

Catu daya
luar

Tegangan catu

24 VDC

Kapasitas
output

300 mA

Tahanan isolasi

20 M minimum

Kuat dielektrik

2300 VAC 50/60 Hz selama 1


menit

Suhu ruang

0o s.d 55o

Ukuran sekerup terminal

M3

Berat

AC

650 g

DC

550 g

2. Spesifikasi Input
Butir

Spesifikasi
+10%

Tegangan input

24 VDC

/-15%

Impedansi input

2,7 k

Arus input

8 mA

Tegangan/ arus on

17 VDC input, 5 mA

Tegangan/ arus of

5 VDC maks, 1 mA

Tunda on

10 ms

Tunda of

10 ms

Konfigurasi rangkaian
input

3. Spesifikasi Output
Butir

Spesifikasi

Kapasitas
switching
maksimum

2 A, 250 VAC (cos = 1)


2 A, 24 VDC

Kapasitas
switching
minimum

10 mA, 5 VDC

Usia kerja relai

Listrik : 150.000 operasi (beban resistif 24


VDC)
100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik : 20.000.000 operasi

Tunda on

15 ms maks

Tunda of

15 ms maks

Konfigurasi
rangkaian output

5. Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet dan PLC


Pada sistem kendali relai elektromagnetik (kontaktor), semua pengawatan
ditempatkan dalam sebuah panel kendali. Dalam beberapa kasus panel
kendali terlalu besar sehingga memakan banyak ruang (tempat). Tiap
sambungan dalam logika relai harus disambung. Jika pengawatan tidak
sempurna, maka akan terjadi kesalahan sistem kendali. Untuk melacak
kesalahan ini, perlu waktu cukup lama. Pada umumnya, kontaktor memiliki
jumlah kontak terbatas. Dan jika diperlukan modifikasi, mesin harus
diistirahatkan, dan lagi boleh jadi ruangan tidak tersedia serta pengawatan
harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan. Jadi, panel kendali hanya
cocok untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat dimoifikasi menjadi
sistem yang baru dengan segera. Dengan kata lain, panel kendali
elektromagnetik tidak fleksibel.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan adanya kelemahan sistem kendali
relai elektromagnetik sebagai berikut :

Terlalu banyak pengawatan panel.

Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan.

Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan.

Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak


kesalahan sistem.

Kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem


kendali PLC.
6. Keunggulan Sistem Kendali PLC
Sistem kendali PLC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
sistem kendali elektromagnetik sebagai berikut :

Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit.

Modifikasi sistem kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan cara


mengganti progam kendali tanpa merubah pengawatan sejauh tidak
ada tambahan peralatan input/output.

Tidak diperlukan komponen kendali seperti timer dan hanya diperlukan


sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke sumber
tenaga listrik.

Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga


produktivitas meningkat.

Biaya pembangunan sistem kendali PLC lebih murah dalam kasus


fungsi kendalinya sangat rumit dan jumlah peralatan input/outputnya
sangat banyak.

Sistem kendali PLC lebih andal.

Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat.

7. Penerapan Sistem Kendali PLC


Sistem kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain
untuk mengendalikan :

Traffic light

Lift

Konveyor

Sistem pengemasan barang

Sistem perakitan peralatan elektronik

Sistem pengamanan gedung

Sistem pembangkitan tenaga listrik

Robot

Pemrosesan makanan

8. Langkah-Langkah Desain Sistem Kendali PLC


Pengendalian sistem kendali PLC harus dilakukan melalui langkah-langkah
sistematik sebagai berikut :
1. Memilih PLC dengan spesifikasi yang sesuai dengan sistem
kendali.
2. Memasang Sistem Komunikasi
3. Membuat program kendali
4. Mentransfer program ke dalam PLC
5. Memasang unit
6. Menyambung pengawatan I/O
7. Menguji coba program
8. Menjalankan program

Rangkuman
1. PLC adalah kependekan dari Programmable Logic Controller yang
berarti pengendali yang bekerja secara logika dan dapat diprogram.
2. Peralatan sistem kendali PLC terdiri atas Unit PLC, peralatan input,
peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
3. Pemilihan suatu unit PLC didasarkan atas pertimbangan jenis catu
daya untuk PLC, jumlah I/O dan tipe rangkaian output.
4. Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).

5. Dibandingkan sistem kendali elektromagnet, PLC lebih unggul dalam


banyak hal, antara lain pengawatan sistem lebih sederhana, gambar
sistem kendali mudah dicetak, lebih murah dalam kasus rangkaian
kendali yang rumit, mempunyai fungsi self diagnostic, dll.
6. PLC diterapkan dalam hampir segala lapangan industri sebagai
pengendali mesin dan proses kerja alat.
Tes Formatif
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali ?
2. Apakah perbedaan sistem kendali loop terbuka dan loop tertutup ?
3. Apakah sesungguhnya PLC itu ?
4. Sebutkan masing-masing tiga contoh :
1. Alat input
2. Alat output
3. Alat penunjang
5. Gambarkan diagram blok yang menunjukkan hubungan masingmasing peralatan sistem kendali PLC !
6. Sebutkan lima keunggulan PLC dibandingkan sistem kendali
elektromagnet !
7. Jelaskan bahwa sistem kendali PLC lebih murah jika dibandingkan
sistem kendali elektromagnet !
8. Sebutkan daerah penerapan PLC !

Kontaktor Schneider LC1K0910M7 4kW 3P Tesys K


Volatse Coil 220VAC
Schneider electric Kontaktor 3 Kutub TeSys K
Kontrol AC: AC-1: 20 Ampere
AC-3: 4kW, 9 Ampere, 1NO

KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC)

11
JUL
Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai
penghubung/kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya
minimal. Dapat dibayangkan MC adalah relay dengan kapasitas yang besat.
Umumnya MC terdiri dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu (aux. contact).
Untuk menghubungkan kontak utama hanya dengan cara memberikan tegangan
pada koil MC sesuai spesifikasinya.Komponen utama sebuah MC adalah koil dan
kontak utama. Koil dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan
menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing masing pole.Magnetic
Contactor atau Kontaktor AC, perangkat pengendalian otomatis, sangat cocok untuk
menggunakan di sirkuit sampai tegangan maksimal 690v 50Hz atau 60Hz dan arus

sampai 780A dari 6A dalam penggunaannya kontaktor dengan struktur lebih


simple / kompak, ukuran kecil dan ringan, secara luas diaplikasikan dalam rangkaian
pengendalian, terutama mengendalikan motor atau perangkat listrik lainnya.Untuk
aplikasi yang lebih, MC mempunyai beberapa accessories. Dan yang paling banyak
dipergunakan adalah kontak bantu. Jika kontak bantu yang telah tersedia kurang
bisa dilakukan penambahan di samping atau depan. Pneumatic Timer juga sering
dipakai dalam wiring sebuah system, misalnya pada Star Delta Starter.
.
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan
beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak
NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila
diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga
terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah
dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip
kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
.
Gambar 1 : Simbol-simbol kontaktor magnet
.
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang
telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi
tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak
yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa
keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi
produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya
sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.
Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang
dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak kontaknya, ditulis dalam
satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk
tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi
terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis 20 % dari tegangan kerja. Dengan

demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh
lebih baik dari pada saklar biasa.
.
Gambar 2 : Cara Kerja Kontak
.
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada
tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A
s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker
untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada
Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama
yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada
kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti
pada gambar dibawah ini.
.
Gambar 3 : Gambar Kontak MC
.
Gambar 4 : Cara Kerja MC
Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol
yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat
manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun
kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang
tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.Kontaktor
memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan
diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.Pengoperasian yang
harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk
menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan
kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.Kontaktor dapat
dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.Tegangan
yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator,
sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.Dengan menggunakan
kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satusatunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol
tekan.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan

dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti


Programmable Logic Controller (PLC).
.

You might also like