Professional Documents
Culture Documents
Sensor Level 2
Sensor Level 2
Sensor Level :
Liquid and Water Level Sensor Right Angle Plastic Float Switch
This internally bulkhead mounted switch is ideal for use in the tanks of a wide range of
applications from aquariums to boats and from coffee machines to hydroponics. Prevent
overflows and floods. Model SSPL-1
Material: polypropylene
Max contact rating: 10W
Operating temperature: -10 ~ 85C
Max DC switching voltage: 100V
Max switching current: 0.5A
Max breakdown voltage: 220V DC
Max load current: 1.0A
Max contact resistance: 0.1 ohms
Weight: 13g
Wire length: 33cm
To install this float switch, please note that you will need to be able to access the inside of your
applications tank.
2. Sensor flow
SKU: 14_D000114014445
Water flow sensor is mainly consists of plastic valve body, rotor assembly and Hall Current
Sensor.It is installed in the hot water inlet end for detecting water flow. When water through the
flow rotor assembly, Magnetic rotor will rotate and Speed will change as the flow change. Hall
Current sensor output corresponding pulse Signal and feedback to controller, then the controller
will control the flow.
Features:
Seal Ring with the upper and lower force structure never leaks.
Specification:
Work temperature: 80
Color: Black
3. PLC LS
Item Description
Model: XGB XBC-DR30E(V1.11) , Power: 100-240Vac, 68Va, In:24Vdc, 4mA, Out: RY :
DC24V ,AC220V , 2A/P.
Size (Est): 13.5x 9 x 6 cm, Weight aro 0.6 kg (unit only), 1 Kg with packing.
Dari gambar 1 sampai gambar 3, terlihat bahwa secara fisik rangkaian pada modul ini
terpisah dari rangkaian internal (CPU). Isolasi rangkaian ini menggunakan optocoupler dengan
dua buah diode pemancar yang dipasang antiparalel. Hal ini dilakukan untuk tujuan fleksibilitas
penyambungan terminal input dengan catu daya penggerak sensor atau saklar yang terhubung.
Dalam hal ini, terminal common pada modul dapat dihubungkan balk dengan polaritas yang
lebih positif atau lebih negatif dari catu dayanya
Besar arus yang mengalir di dalam sebuah terminal input ketika sebuah saklar tertutup
umumnya berada dalam satuan miliampere (tipikalnya adalah 7 miliampere). Arus sebesar ini
telah cukup untuk menggerakkan basis transistor pada optocoupler menjadi ON. Jika
menggunakan sumber tegangan yang lebih kecil dari yang telah ditentukan oleh vendor PLC
yang dipakai maka akan terjadi situasi undercurrent, yaitu arus yang mengalir pada modul tidak
dapat menggerakan basis transistor pada optocoupler tersebut
MODUL OUTPUT PLC
Pada Modul output PLC ada tiga jenis output PLC yang juga populer di pasaran, yaitu:
Relay, Transistor, Triac.
output Relay
output PLC jenis relay adalah yang paling fleksibel penggunaannya karena dapat
menggerakkan beban AC maupun DC. kelemahannya terletak pada tanggapan switching-nya
yang relatif lambat (sekitar 10 ms ), dan akan mengalami kerusakan setelah beberapa juta siklus
switching.
Besar rating arus untuk setiap terminal umumnya tidak boleh melebihi 2 A untuk tegangan
220 volt (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada manual PLC yang digunakan). Bila batas besar
rating arus ini dilampaui, akan menimbulkan kerusakan pada modul output nya. Jika keluaran
yang akan dikontrol merupakan beban yang relatif besar (mengalirkan arus dengan jumlah besar)
maka akan lebih aman jika output relay ini mengontrol beban tersebut lewat relay luar.
output transistor
output PLC jenis transistor, beban yang dapat dikontrol terbatas pada beban-beban jenis DC
saja. (besar arus yang bisa dilewatkan umumnya adalah 1 A, dengan waktu respons kurang dari 1
ms)
Berdasarkan transistornya, ada dua jenis output PLC ini: (1) jenis NPN dan (2) jenis PNP.
Pada prinsipnya kedua jenis keluaran ini adalah sama, yaitu dapat mengalirkan arus atau daya
dalam satu arah saja. Ada dua jenis mode operasi transistor ini: (1) transistor digunakan sebagai
penguat linier, dan (2) transistor digunakan sebagai saklar. Dalam rangkaian internal PLC,
Iransistor dioperasikan sebagai saklar, yaitu dengan cara mengoperasikan pada daerah jenuhnya.
Perlu ditekankan di sini, walaupun transistor ini berlaku sebagai saklar, tetapi secara praktis
akan selalu ada drop tegangan pada saklar ini (antara kaki collector terhadap emiter) yang
besarnya berkisar antara 1-2 volt
jenis keluaran transistor NPN. Dari gambar, terlihat bahwa terminal common pada modul
output harus selalu dihubungkan dengan sumber tegangan positif (ingat, transistor dalam
operasinya hanya akan mengalirkan arus dari collector ke emiter jika tegangan collector lebih
positif dari tegangan emitter
Modul output PLC jenis PNP memiliki prinsip kerja kebalikan dari jenis NPN yang telah
dibahas di atas.
output jenis triac
output Triac terbatas pada beban jenis AC (besar arus yang bisa dilewatkan umumnya adalah
1 A, dengan waktu respons kurang dari 1 ms)
Triac adalah sebuah komponen semikonduktor yang berfungsi mengalirkan arus bolak-balik.
Arus yang dialirkan dikontrol oleh terminal gate pada triac tersebut dalam modul output PLC
jenis ini, triac digunakan untuk memerlukan gerakkan beban-beban AC lewat rangkaian
internalnya
Setelah itu input bisa diakses dengan memindahkan datanya dari CIO ke DM dengan
menggunakan instruksi MOV pada ladder diagram.
Dengan instruksi MOV tadi, data sinyal analog yang berasal dari input terminal 2 dapat
dibaca dan diolah.
ANALOG OUTPUT
modul analog output digunakan untuk mengeluarkan sinyal analog dari PLC. Sinyal analog
yang dapat dikeluarkan umumnya berada dalam rentang sinyal-sinyal standard industri seperti 4
20 mA. Sama seperti pada modul analog input, modul analog output juga harus diatur Unit No.
nya terlebih dahulu untuk menentukan pengalamatan memorinya. Selain itu, resolusi dan jenis
outputnya juga bisa ditentukan (tegangan atau arus).
Cara mengeluarkan output analog mirip dengan cara membaca input analog, yakni dengan
cara memindahkan atau memasukkan data ke dalam memori CIO, tetapi dengan
sedikit perbedaan. Dalam mengeluarkan output analog, setelah memindahkan data ke memori
CIO, Conversion Enable Bit harus diset agar output dikonversi ke analog dan dikeluarkan.
Misalkan ingin mengeluarkan output analog dari modul CJ1W-DA042-V sebesar 2.5V pada
range tegangan 0 5V dengan resolusi 4000 (pengaturan resolusi bisa dilihat pada datasheet).
Maka nilai yang dikeluarkan adalah #07D0. Terminal output 2 dan Unit No. 3 (seting Unit No.
tidak boleh sama dengan modul lainnya karena akan mengakibatkan pengalamatannya
bertabrakan). Sehingga didapatkan alamat CIO 2031.
Setelah perintah MOV, digunakan perintah SET untuk me-set Conversion Enable Bit. Letak
bit ini berada pada alamat CIO 2000 + (10 x n) untuk Unit No. #n.
Pada contoh ini, alamat Conversion Enable Bit ada pada CIO 2030 karena Unit No. bernilai
3. Bit yang di-set adalah bit ke-2 sehingga alamat yang di-set adalah CIO 2030.01. Dengan cara
yang sama, pengeluaran output analog juga dapat dilakukan pada pin-pin lainnya.
Pompa air listrik baru modifikasi ini hari ini kita kirim ke lampung ke salah satu pembeli
dengan nama Meswanto dan alamat way tuba desa suka maju kecamatan bumi agung
kabupaten way kanan lampung. Beliau bercerita kalau di tempat dia sangat membutuhkan
pompai air dengan kekuatan yang kuat dan mampu menghisap air dalam jumlah yang besar. Hal
ini bertujuan untuk membasahi tanah sawah yang sudah lama kering. Dengan pompa air yang
baru lalu kita modifikasi ini maka insya Allah mampu mengeluarkan air 5 liter per detik dan
dengan biaya yang relatif murah.
Daya kekuatan pompa air modifikasi yang terjual hari ini adalah 125 watt. Sebenarnya ada yang
400 watt sampai 900 watt namun tentu harga jauh lebih mahal. Dengan kekuatan 125 watt saja
bisa sampai 5 liter perdetik dan insya Allah dalam sehari bisa membanjiri kolam dan sawah.
Kalau yang pompa air shimizu listrik bekas walau 125 watt kekuatan cuma bisa sedot air 2,5
detik namun harga jauh lebih murah. Pipa yang tersedia 1,5 inci untuk out put maupun in put.
Harga yang 125 watt 750.000 rupiah saja.
Kalau yang di atas itu bisa 5 liter per detik dan speknya sama dengan gambar yang pertama jadi
harga juga sama.
CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi keadaan input dan output
PLC. CPU juga berfungsi sebagai prosesor dan timer untuk perangkat
lunak, serta CPU juga dapat menerjemahkan bahasa perantara yang berisi
logika dan timer yang dibutuhkan untuk komunikasi data (interface)
dengan pengguna.
II. Memory
Memory disini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah yang telah
diprogram oleh pengguna dan juga berfungsi untuk menyimpan data-data
hasil perhitungan proses. PLC menggunakan perangkat memori
semikonduktor seperti RAM (Random Access Memory), ROM (Read Only
Memory) dan PROM (Programmable Read Only Memory).
RAM mempunyai akses dengan kecepatan tinggi dan dapat programprogram didalamnya dapat di program ulang (deprogram) sesuai dengan
keinginan pemakai. RAM juga disebut sebagai Volatile Memory, yaitu
memori akan hilang semua datanya jika memori tidak dialiri listrik. Untuk
mengantisipasi listrik padam secara tidak sengaja, maka RAM dipasang
sebuah Baterai yang akan mengaliri listrik jika sumber listrik utama
padam.
III. Input Output
Sebagaimana fungsi PLC adalah untuk mengontrol proses, input dan
output adalah bagian penting PLC. Perangkat yang dihubungkan dan
mengirim data ke PLC dinamakan perangkat input. Sinyal masuk melalui
terminal atau kaki-kaki penghubung, terminal ini dinamai Input Poin.
Input akan mengirim informasi keadaannya ke dalam memori dan
disimpan dilokasi memori yang biasa disebut Input Bit. PLC juga
mempunyai terminal yang dapat mengeluarkan suatu sinyal yang juga
disebut output. Terminal yang mengeluarkan sinyal dapat disebut Output
Poin. Output Poin pun akan mengirim data ke memori dan disimpan pada
bagian Output Bit pada memori.
IV. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi jika tidak ada supply listrik. Beberapa input PLC
adalah menggunakan listrik DC dan listrik AC. Listrik AC digunakan
sebagai sumber yang dapat digunakan untuk menyuplai beban yang besar.
Sedangkan listrik DC digunakan sebagai suplai sistem operasi. Perlu
diingat, bagian dalam PLC sangat sensitif, sehingga tidak boleh tertukar
mana bagian yang memakai suplai AC dan suplai DC.
1. Sistem Kendali
Istilah sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu peralatan
atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja
suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan
yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencakup antara lain
menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan suatu proses
kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan suatu kumpulan peralatan
listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan peralatan lain yang menjamin
stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses kerja.
Sistem kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.
Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas
PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut :
1. PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input
dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program
mengendalikan PLC sehingga saat sinyal iput dari peralatan input on timbul
respon yang sesuai. Respon ini umumnya mengonkan sinyal output pada
peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem PLC. ia
mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan
mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data
pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software sistem yang
mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM
(Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram
sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia
digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM
(Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus
dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi
program ulang menggunakan PROM Writer.
Interfis adalah modul rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan
sinyal pada peralatan luar. Interfis input menyesuaikan sinyal dari peralatan
input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interfis output
menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan
output.
2. Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC
memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan
input itu antara lain :
o Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas,
saklar level, saklar tekan, saklar proximity.
o Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu,
sensor level,
o Rotary encoder
3. Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya :
o Kontaktor
o Motor listrik
o Lampu
o Buzer
4. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali
PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya,
peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan
aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
o berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder,
konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
o Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX
Programmer.
o Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
o Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer,
plotter.
5. Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital
membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari
dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar,
sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada unit.
3. Komponen Unit PLC
Unit PLC dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan : yang dibedakan menurut
Penjelasan Komponen
Status
Arti
PWR
(hijau)
ON
OFF
RUN
(hijau)
ON
OFF
COMM
(kuning)
ERR/ALM
(merah)
Berkedi
p
OFF
ON
Berkedi
p
OFF
8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input
menyala selama refreshing input/ output.
Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai berikut :
Kesalahan fatal
Indikator input
Padam
9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on.
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251.
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, atau
komputer
OF
F
ON
14. Batere
Batere ini memback-up memori pada unit PLC.
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O
analog, unit sensor suhu).
4. Spesifikasi
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan
hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat
(mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi umum,
spesifikasi input, dan spesifikasi output.
1. Spesifikasi Umum
Butir
Tegangan
AC
Spesifiasi
100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz
catu
DC
24 VDC
Tegangan
operasi
AC
DC
Penggunaa
n daya
AC
60 VA maks
DC
20 W maks
Catu daya
luar
Tegangan catu
24 VDC
Kapasitas
output
300 mA
Tahanan isolasi
20 M minimum
Kuat dielektrik
Suhu ruang
0o s.d 55o
M3
Berat
AC
650 g
DC
550 g
2. Spesifikasi Input
Butir
Spesifikasi
+10%
Tegangan input
24 VDC
/-15%
Impedansi input
2,7 k
Arus input
8 mA
Tegangan/ arus on
17 VDC input, 5 mA
Tegangan/ arus of
5 VDC maks, 1 mA
Tunda on
10 ms
Tunda of
10 ms
Konfigurasi rangkaian
input
3. Spesifikasi Output
Butir
Spesifikasi
Kapasitas
switching
maksimum
Kapasitas
switching
minimum
10 mA, 5 VDC
Tunda on
15 ms maks
Tunda of
15 ms maks
Konfigurasi
rangkaian output
Traffic light
Lift
Konveyor
Robot
Pemrosesan makanan
Rangkuman
1. PLC adalah kependekan dari Programmable Logic Controller yang
berarti pengendali yang bekerja secara logika dan dapat diprogram.
2. Peralatan sistem kendali PLC terdiri atas Unit PLC, peralatan input,
peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
3. Pemilihan suatu unit PLC didasarkan atas pertimbangan jenis catu
daya untuk PLC, jumlah I/O dan tipe rangkaian output.
4. Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
11
JUL
Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai
penghubung/kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya
minimal. Dapat dibayangkan MC adalah relay dengan kapasitas yang besat.
Umumnya MC terdiri dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu (aux. contact).
Untuk menghubungkan kontak utama hanya dengan cara memberikan tegangan
pada koil MC sesuai spesifikasinya.Komponen utama sebuah MC adalah koil dan
kontak utama. Koil dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan
menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing masing pole.Magnetic
Contactor atau Kontaktor AC, perangkat pengendalian otomatis, sangat cocok untuk
menggunakan di sirkuit sampai tegangan maksimal 690v 50Hz atau 60Hz dan arus
demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh
lebih baik dari pada saklar biasa.
.
Gambar 2 : Cara Kerja Kontak
.
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada
tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A
s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker
untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada
Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama
yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada
kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti
pada gambar dibawah ini.
.
Gambar 3 : Gambar Kontak MC
.
Gambar 4 : Cara Kerja MC
Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol
yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat
manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun
kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang
tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.Kontaktor
memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan
diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.Pengoperasian yang
harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk
menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan
kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.Kontaktor dapat
dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.Tegangan
yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator,
sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.Dengan menggunakan
kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satusatunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol
tekan.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan