You are on page 1of 3

Kejang pada neonates adalah suatu kegawatdaruratan yang harus segera

dikenali untuk mendapatkan penanganan yang cepat. Kejang pada bayi baru
lahir disebabkan oleh adanya perubahan pada fungsi neurologic (perilaku,
sensorik, motorik dan fungsi otonom system saraf yang terjadi dalam waktu
yang singkat dan memiliki gejala yang sama.
Angka kejadian kejang di Negara maju berkisar antara 0,8 1,2 setiap 1000
kelahiran per tahun. Kejadiannya meningkat pada kelahiran kurang bulan
(premature) yaitu sebesar 20% atau 60/1000 kelahiran kurang bulan,
dibandingkan pada bayi cukup bulan sebesar 1,4% atau 3/1000 kelahiran
bayi hidup cukup bulan.
Kejang dan spasme merupakan kegawatan atau tanda bahaya, karena dapat
mengakibatkan hipoksia otak yang berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi,
atau dapat meninggalkan gejala sisa di kemudian hari. Kejang pada bayi baru
lahir lebih sering disebabkan oleh terjadinya keadaan hipoksik (kurang
oksigen) iskemik (berkurangnya suplai darah ke suatu jaringan)
encephalophaty (kerusakan jaringan otak) yaitu 30 50% dari seluruh total
kasus kejang pada bayi baru lahir, diikuti masalah metabolik seperti
kurangnya gula dalam darah (hipoglikemi) sebanyak 6 10%, kekurangna ion
kalium (K+) atau hipokalsemia sebesar 6 15%, infeksi system saraf pusat
sebesar 5 14%, infark cerebral atau kematian jaringan otak sebesar 7% dan
hal hal lain sebesar 3%.
Selain masalah yang terjadi pada bayi baru lahir, terdapat hal hal lain yang
bisa menjadi penyebab terjadinya kejang. Riwayat kejang dalam keluarga,
penyulit/penyakit lain dalam kehamilan (hamil kurang bulan, infeksi TORCH
atau infeksi lain, pre eklampsi, gawat janin, penggunaan NAPZA),
riwayat persalinan buruk (asfiksia, trauma persalinan, ketuban pecah dini,
dll) atau riwayat pasca salin yang buruk (infeksi, bayi kuning, perawatan
tali pusat tidak bersih, riwayat kejang, gerakan gerakan abnormal pada
mata, mulut, lidah dan ekstremitas, riwayat kekakuan pada tangan dan
kaki) bisa memberikan pertanda terjadinya kejang pada bayi baru lahir.

Kejang pada neonates sangat berbeda dengan anak, bahkan bayi kurang
bulan juga berbeda dengan bayi cukup bulan. Gambaran kejang yang biasa
terjadi dapat kita lihat sebagai berikut:

Gejala Orofacial (Wajah dan mulut)


o Kedipan mata, gerakan alis yang bergetar berulang, mata yang
tiba tiba terbuka denga bola mata terfiksasi ke satu arah,
gerakan seperti menghisap, mengunyah, mengeluarkan air liur,

menjulurkan lidah dan gerakan pada bibir.


Pada lengan dan tungkai:
o Gerakan seperti orang berenang, mendayung, bertinju dan

bersepeda
Episode henti napas (apneu)
o Henti napas yang termasuk kejang apabila disertai dengan
bentuk serangan kejang lain dan tidak disertai dengan

penurunan denyut jantung.


Dapat juga terjadi perubahan tekanan darah, denyut jantung dan
peningkatan produksi air liur.

Menurut jenis kejangnya, dapat kita lihat sebagai berikut:

Kejang Tonik:
o Fokal; postur tubuh tidak seimetris yang menetap dari badan
atau ekstremitas dengan atau tanpa adanya gerakan mata
abnormal.
o Umum (General); fleksi tonik dan ekstensi leher, badan dan

ekstremitas, biasanya dengan ekstensi ekstremitas.


Kejang Klonik:
o Fokal; gerakan bergetar dari satu atau dua ekstremitas pada sisi
unilateral, gerakan pelan dan ritmik, frekuensi 1 4 kali/detik.
o Multifokal; kejang klonik dengan lebih dari satu focus atau
migrasi gerakan dari satu ekstremitas secara acak pindah ke

ekstremitas lainnya.
Kejang Mioklonik;
o Fokal; kontraksi cepat satu atau lebih otot fleksor atas
o Mutifokal; gerakan tidak sinkron dari beberapa bagian tubuh
o Umum; terdiri dari satu atau lebih gerakan fleksi massif dari
kepala dan badan dan adanya gerakan fleksi atau ekstensi dari
ekstremitas.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari penyebab kejang

Pemeriksaan darah rutin dan apusan darah


Lumbal punksi atau pemeriksaan LCS
Kadar glukosa darah, kadar bilirubin total, direct dan indirect
Bila diduga ada jejas pada kepala dilakukan pemeriksaan berkala
hemoglobin

dan

hematocrit

untuk

memantau

perdarahan

intraventrikular serta didapat perdarahanpada cairan otak.


Pencitraan kepala (CT scan kepala) untuk mengetahui adanya
perdarahan sub arachnoid atau subdural, cacat bawaan dan infark

cerebral.
Perekaman gelombang listrik otak (EEG / Elektroesefalografi)

Penatalaksanaan utama untuk kejang pada neonates difokuskan pada


penanganan hipoksia (kekuarangan oksigen) dan gangguan metabolik
sebagai penyebab tersering kejang pada neonates, kemudian diberikan obat
anti kejang. Penanganan kejang yang cepat dapat menurunkan angka
kecacatan akibat kejang, seperti terhambatnya tumbuh kembang anak,
retardasi mental dan palsi serebral.
Segera bawa bayi anda ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan
yang cepat apabila terdapat tanda tanda seperti di atas. Semakin cepat
penanganan pada pasien, semakin baik hasil yang didapat.

You might also like