Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Aditya Fachril B.A.
(120533430842)
Amali Reza
()
(120533430941)
Rachmantyo Andika
(120533400134)
Rusdha Aulia
(120533430964)
PTI 2012 A
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dilimpahakan hanya kepada Allah SWT, Tuhan pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan yang dengan rahmat dan hidah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah yang berjudul Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3) dan Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3). Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3). Penulisan makalah ini terdapat hambatan dan rintangan tetapi atas bantuan beberapa
pihak, maka hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih jazakumullah khoiron katsiron kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi penghargaan
sebagaimana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT semoga amal dan jasa yang
penulis terima dari mereka diterima oleh Allah SWT sebagai amal saleh disisi-Nya dan
menjadi pemberat timbangan di akhirat kelak. Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca guna memperbaiki makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi .................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Manajemen K3 (SMK3).............................................................. 3
1. Definisi SMK3 ................................................................................... 3
2. Tujuan SMK3 ..................................................................................... 4
3. Manfaat SMK3 ................................................................................... 4
B. Kriteria Perusahaan dan Pelaksanaan Pengawasan................................. 5
1. Perusahaan ......................................................................................... 5
2. Pengawasan SMK3 ............................................................................ 6
C. Dasar Hukum SMK3 dan K3.................................................................. 6
1. Dasar Hukum SMK3 .......................................................................... 6
2. Landasan Hukum K3 ......................................................................... 7
D. Implementasi SMK3 .............................................................................. 8
1. Pedoman Penerapan SMK3................................................................ 8
2. Azas SMK3 ........................................................................................ 9
E. Pedoman Penerapan K3 .......................................................................... 10
1. Penetapan Kebijakan K3 .................................................................... 10
2. Perencanaan K3 .................................................................................. 10
3. Pelaksanaan Rencana K3 ................................................................... 11
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 ................................................ 12
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 ...................................... 13
F. Audit SMK3............................................................................................. 14
1. Pengertian Audit SMK3 ..................................................................... 14
2. Tujuan Audit ....................................................................................... 14
3. Jenis Audit .......................................................................................... 14
a. Internal ........................................................................................... 15
b. Eksternal ........................................................................................ 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat
dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan
adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja, tidak terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana,
terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui SMK3 telah berkembang
di berbagai negara baik melalui pedoman maupun standar. Untuk memberikan
keseragaman bagi setiap perusahaan dalam menerapkan SMK3 sehingga perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, peningkatan efisiensi, dan
produktifitas perusahaan dapat terwujud maka perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah
yang mengatur penerapan SMK3.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau
lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3.
Langkah
awal
untuk
mengimplementasikan
SMK3
adalah
dengan
menunjukkan komitmen serta kebijakan K3, yaitu suatu pernyataan tertulis yang
ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan
tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program
kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum
dan/atau operasional.
Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua tenaga
kerja, pemasok dan pelanggan. Kebijakan K3 bersifat dinamik dan selalu ditinjau
ulang dalam rangka peningkatan kinerja K3.
REFERENSI HUKUM:
UU KETENAGAKERJAAN NO. 13 TAHUN 2003, PASAL. 86-87;
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NO. 50 TAHUN 2012;
PERATURAN MENAKER NO.PER.05/MEN/1996;
PERATURAN MENAKERTRANS NO.PER.18/MEN/XI/2008, PASAL 2(1).
B. Tujuan
Dalam meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak
terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3 dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagaoi
manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 1945).
2. Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi
4.
5.
6.
7.
8.
perdagangan global.
Proteksi terhadap industri dalam negeri.
Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.
Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor nasional.
Pelaksanaan pencegahan kec. masih bersifat parsial.
Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang tekait
dengan penerapan K3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Manajaemen K3 (SMK3)
1. Definisi SMK3
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
dan
pada Standar
OHSAS
2. Tujuan SMK3
Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan
suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada
dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum yaitu :
a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu
terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan
produksi dan produktivitas kerja.
b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien.
2. Tujuan Khusus yaitu
a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit
akibat kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil
produksi.
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan
3. Manfaat SMK3
Karena SMK3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia
internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja
yang aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat
bagi industri kita antara lain :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat
semakin lama.
Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
Perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 menurut PP RI No 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah perusahaan yang
paling sedikit mempekerjakan 100 orang tenaga kerja atau yang mempunyai tingkat potensi
bahaya yang tinggi.
SMK3 meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Penetapan kebijakan K3
Perencanaan K3
Pelaksanaan rencana K3
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
2. Pengawasan SMK3
Pengawasan dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusa, provinsi, dan/atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1969
tentang
Ketentuan-ketentuan
Pokok
Mengenai
ketenagakerjaan
a. Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan
b. Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama
c. Pasal 10 Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal
kecelakaan kerja
3) Pasal 86 UU No.13/2003 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
d. Serta nilai-nilai agama
4) Pasal 87 UU No.13/2003
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
3. Landasan Hukum K3
Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah banyak
diterbitkan baik dalam bentuk undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
Keputusan Menteri dan Surat Edaran (Sugeng, 2005), sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
No.14/1993
6. Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul Karena Hubungan Kerja
No.22/1993
D. Implementasi SMK3
1. Pedoman Penerapan SMK3
Dalam pedoman penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), sangat terkait mengenai lima prinsip SMK3. Dalam gambar 2.1, akan digambarkan
pedoman penerapan SMK3 dengan berdasar prinsip SMK3 hingga menghasilkan peningkatan
dalam penerapan SMK3 untuk penerapan selanjutnya.
E. Pedoman Penerapan K3
Adapun beberapa pedoman penerapan K3 dalam Sistem Manajemen, yaitu dengan
melaksanakan lima langkah berikut :
1. Penetapan Kebijakan K3
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh
pekerja. Dalam penyusunan kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus:
a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi
1) Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
2) Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik
3) Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan
4) Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan keselamatan
5) Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan
b. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus
c. Memperhatikan masukan dari pekerja atau serikat pekerja
d. 4Kebijakan K3 paling sedikit harus memuat:
1) Visi
2) Tujuan perusahaan
3) Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
4) Kerangka dan program kerja yang mencangkup kegiatan perushaaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional
2. Perencanaan K3
Perencanaan K3 dimaksudkan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3 ini disusun
dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah
ditetapkan. Dalam menyusun rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3,
wakil pekerja, dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Dalam penyusunan rencana K3,
pengusaha harus mempertimbangkan:
a. Hasil penelaahan awal
b. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
d. Sumber daya yang dimiliki
Rencana K3 paling sedikit memuat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3. Pelaksanaan Rencana K3
Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya pengusaha
didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud harus
memiliki:
Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
10
11
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang
telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatannya melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal
SMK3 dilakukan oleh SDM yang kompeten, jika tidak memiliki SDM yang kompeten
dapat menggunakan jasa pihak lain. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
dilaporkan kepada pengusaha dan digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan
yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 yang
dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam hal:
a. Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
b. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
c. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
d. Terjadi perubahan struktur organisasi
e. Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi
f. Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
g. Adanya pelaporan
h. Adanya masukan dari pekerja
Penilaian dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh menteri atas
permohonan perusahaan. Perusahaan wajib melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Penilaian dapat dilakukan melalui Audit SMK3, yang
meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
12
ditetapkan
untuk
mengukur
suatu
hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012)
2. Tujuan Audit
1) Menilai secara kritis dan sistimatis semua potensi bahaya potensial dalam sistem
kegiatan operasi perusahaan
2) Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
3) Mengendalikan bahaya potensial dan perencanaan tanggap darurat ( emergency
respons )
3. Jenis Audit
a. Internal
13
14
membahayakan :
Pencegahan terjadinya penyebaraan uap dan debu serta cairan yang dapat
membahayakan ;
Mengontrol sumber-sumber penyalaan ;
Fire detection dan Fire control
Exposure dan lain-lain.
6. Pelaksanaan Audit
Tahapan Audit secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan : Auditor mempersiapkan materi audit, bisa dalam bentuk
Audit Checklist
b. Pertemuan Awal (Opening Meeting) : Auditor dan Pengurus Perusahaan
melakukan pertemuan pembukaan sebelum pelaksanaan audit dimulai. Secara
singkat, Auditor memaparkan rencana audit yang akan dilakukan.
c. Pemeriksaan : Auditor melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan SMK3
dengan cara pemeriksaan dokumen, wawancara untuk klarifikasi, pengamatan
aktivitas perusahaan, pengamatan kondisi dan lingkungan kerja.
d. Penilaian kriteria : penilaian kriteria berdasarkan temuan, dengan tingkat
penilaian : sesuai, tidak sesuai minor, tidak sesuai major dan observasi.
e. Menutup rangkaian pemeriksaan eksternal yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Auditor
menyampaikan
kriterianya, tindakan-tindakan
hasil
perbaikan/peningkatan
temuan
(bila
perlu)
beserta
serta
15
yang
membidangi
ketenagakerjaan
tingkat
propinsi/kab/kota
setempat.
Permohonan dari perusahaan diinventarisasi dan dievaluasi, bagi perusahaanperusahaan yang memenuhi kriteria untuk diaudit selanjutnya disampaikan
kepada Badan audit sebagai bahan rencana tahunan audit. Selain itu Instansi
yang membidangi ketenagakerjaan tingkat propinsi/kab/kota mengajukan
daftar perusahaan yang diwajibkan menerapkan SMK3 berdasarkan pasal 3
ayat (1), Peraturan Menteri No. 05/MEN/1996 kepada Direktur Jenderal
Binwasnaker, guna penetapan perusahaan yang dinilai wajib diaudit.
16
kembali
kepada
Direktur
Jenderal
Binwasnaker
untuk
mendapatkan persetujuan.
atas
peraturan
perundangan,
Dirjen
Binwasnaker
dapat
17
60-84%
85-100%
Kategori
tingkat
awal (64
kriteria)
Tingkat
Penilaian
Penerapan
Kurang
Tingkat Penilaian
Penerapan Baik
Tingkat Penilaian
Penerapan
Memuaskan
Kategori
tingkat
transisi
(122
kriteria)
Tingkat
Penilaian
Penerapan
Kurang
Tingkat Penilaian
Penerapan Baik
Tingkat Penilaian
Penerapan
Memuaskan
Kategori
tingkat
lanjutan
(166
kriteria)
Tingkat
Penilaian
Penerapan
Kurang
Tingkat Penilaian
Penerapan Baik
Tingkat Penilaian
Penerapan
Memuaskan
Tidak
memenuhi
ketentuan
peraturan
perundang- undangan;
3. Kategori Minor
Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundangundangan, standar, pedoman, dan acuan lainnya.
10. Tingkat Penerapan SMK3 (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2012)
18
19
20
Kecelakaan Kerja.
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 , Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09 tahun 2008 , tentang Sistim
7)
Manajemen K3.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 1980 , Tentang Keselamatan
21
2012 yang di emban oleh Disnakertrans, karena itu banyak hal yang akan bersentuhan
langsung dengan kepentingan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).
Disnaker
Badan Depnakertrans
Audit
RTA
Konfirmasi
Ev An
Audit
PerusahaanJadwal
Sertifikat
Kesesuaian
Laporan
Audit
22
eunggulan petugas lembaga konsultan audit SMK3 dapat dibuktikan dengan bagaimana
sebuah perusahaan dapat menerima, mempelajari, melaksanakan dan juga paling penting
adalah menerapkan secara sistematis dan terus menerus Sistem Manajemen K3 ini dengan
cepat dan benar.
H. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Dalam usaha untuk peningkatan keselamatan kerja dalam suatu industri,
pemerintah republik Indonesia dalam hal ini mengharuskan semua perusahaan
untuk membentuk suatu badan yang membantu perusahaan dalam bidang
kesehatan dan keselamatan kerja. Badan ini merupakan bipartit yaitu usaha
yang saling mendukung antara pengusaha dan karyawannya. Dalam hal ini
diperkuat melalui UU No.1 1970 pada pasal 10.
Sebagaimana
yang
kita
ketahui
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan karena dampak terjadinya
suatu
kecelakaan
kerja
tidak
hanya
merugikan
karyawan
tetapi
juga
Sekretaris
(sebagai
ketua
operasi
dilapangan
jika
ketua
23
1. Inventarisasi
Masalah
dan
Sumber
Bahaya.
Adanya
dokumen
terhadap
setelah
kecelakaan
atau
bencana mutlak
24
BAB III
KESIMPULAN
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak terlepas dari upaya
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi melalui SMK3 guna menjamin terciptanya suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan
produktif.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya
yang
pengkajian dan
27
DAFTAR RUJUKAN
Aryadi, Billy. 5 Prinsip Pedoman Penerapan SMK3 Sesuai Permenaker no. Per05/Men/1996.
(Online), (http://bilyaryadi.com/), diakses 10 Maret 2015
Kebijakan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan di Bidang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja disampaikan pada Seminar SMK3 pada Industri Jasa
Konstruksi
Praya, A. Prinsip-prinsip Implementasi SMK3.
(Online), (https://safety4abipraya.wordpress.com/), diakses 10 Maret 2015
Universitas Negeri Malang.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi,
Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Malang:Universitas Negeri
Malang.
28
Lampiran. 1
PERTANYAAN
Kelompok 1 (Penanya Endah Parmadiyanti)
Apabila di Indonesia sudah ada SMK 3 dari pemerintah yang menjamin evalusai dari
keterlaksanaan K3, lalu untuk untuk apa menerapkan standarsasi lain oleh pihak non itya
pemerintah misalnya oleh ISO?
Jawab (Aditya Fachril B.A.) Penggunaan standarisasi lain selain SMK3 dibuat oleh
pemerintah Indonesia bertujuan untuk memberikan fakta sekaligus kesan kepada saingan
bisnis dari perusahaan yang bersangkutan bahwa perusahaan mereka , selain sudah
memenuhi standar nasional juga memenuhi standar internasional. Hal ini dibuktikan dengan
kepemilikan sertifikat internasional, misalkan oleh ISO yang kredibilitasnya sudah diakui
oleh dunia internasional dalam jangka waktu yang panjang.
Kelompok 2 Presenter
Kelompok 3 Panitia
Kelompok 4 (Penanya Atikah Maulidiyah)
Dari skema mekanisme sertifikasi SMK3 yang ditempilkan, laporan audit dari badan
audit diserahkan terlebih dahulu di perusahaan ataukah di Depnakertrans?
Jawab (Mega Ayulia R.) Laporan audit disosialisasikan terlebih dahulu ke Perusahan, baru
ke
Kelompok
:2
Prodi/Off`
Topik
NAMA
PRES NARASI
PRES LESAN
TANYA-JWB
MAKALAH
PPT, dll
84
82
85
87
88
Amali Reza
83
83
80
87
88
M. Arif Darmansyah
78
85
87
87
88
Mega Ayulia R
87
90
85
87
88
Rachmantyo Andika
87
90
87
87
88
Rusdha Aulia
90
90
87
87
88