Professional Documents
Culture Documents
20
1. PENDAHULUAN
21
Dasar
materi
materi
Pembuatan
Media,
2. TINJAUAN PUSTAKA
mikroorganisme
diatas
atau
didalamnya.
Untuk
dapat
22
yaitu :
1. Media padat, umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan
kadang kadang juga mikroba.
2. Media air, dipergunakan untuk pembiakan mikroalga tetapi juga mikroba
lain terutama bakteri dan ragi.
3. Media semi padat dan semi cair, umunya digunakan untuk pertumbuhan
mikroba yang memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau
fermentatif.
23
1210
terdiri dari ekstrak beef segar, pepton 3 gram, NaCl 2,5 gram dan aquades
1L
b. PDA
komposisinya adalah agar 5 gram, ekstrak yeast 2,5 gram, pepton 5 gram,
dan glukosa 1 gram
c. TCBS: digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri yang dikehendaki,
komposisinya adalah agar, tiosulfat, sitrat, bile, garam dan sukrosa
2.4
40 0
24
gram bacto pepton, diaduk sampai rata. Kemudian media ini disterilkan dalam
otoklaf.Setelah agak dingin, media dituang ke dalam cawan petri yang sudah
disterilisasi kira kira 20 mL.setelah dingin dan beku cawan yang telah diisi
media disimpan di dalam plastic dengan posisi terbalik.
Menurut
Stanieret
al.,
(1984),
pembuatan
TCBS
dimulai
dengan
menimbang Tiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) sebanyak yang
dibutuhkan dan dimasukkan Erlenmeyer. Diukur aquades sebanyak yang
diperlukan diaduk dengan spatula agar homogen.Lalu lubang Erlenmeyer ditutup
dengan kapas, dibungkus Koran dan kemudian diikat tali.Rebus selama 15 menit
dan tunggu sampai hangat.Dan kemudian baru digunakan untuk penanaman
bakteri vibrio.
2.5
dan
seterusnya.
Pengenceran
memudahkan
dalam
perhitungan
koloni,
sedangkan pengenceran yang bukan desimal, misal 1:5, 1:25 dan seterusnya
jarang dilakukan karena tidak praktis dalam perhitungan (Fardiaz, 1993).
Media PDA perlu dilakukan pengenceran terlebih dahulu dari agar miring
ke dalam air steril, yaitu sebanyak 2 kali pengenceran.Hal ini dilakukan dengan
dipindahkan satu fase biakan dari agar miring ke dalam air steril lainnya
sebanyak 1 ml divortex lagi (Amelia,2005).
2.6 Macam Metode Penanaman beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Hadioetomo (1990), macam penanaman beserta kelebihan dan
kekurangannya adalah sebagai berikut :
1. Metode Cawan Gores
Kelebihan dari metode cawan gores adalah :
a. Hanya spesies tertentu yang dapat tumbuh pada media sehingga
memudahkan piaraan bakteri murni.
b. Pengamatan morfologi koloni lebih baik.
Kekurangan dari metode cawan gores adalah :
a. Bentuk koloni sulit diamati karena adanya permukaan yang sempit,
terutama pada bagian atas.
b. Bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.
2. Metode Cawan Tuang
Kelebihan dari metode cawan tuang adalah :
25
26
3. METODOLOGI
3.1
Mikrobiologi
Dasar
mengenai
Pembuatan
Media,
3.2
Agar 7,5 gr
PDA
NA
Aquades
Sampel ikan asin
Sampel ikan nila
Tali
Kapas
Kertas Koran
27
Kertas label
: untuk menandai
28
Dibuang lemak
Dipotong kecil-kecil
Direbus 15 menit
Disterilisasi
Hasil
Gambar 2. Skema Kerja Pembuatan Media Kaldu
29
Pembuatan Media NA
NA
dimasukkan erlenmenyer
250ml
dihomogenkan
ditutup kapas
20
Hasil
Gambar 3. Skema Kerja Pembuatan Media NA
Rumus :
NA =
20
Cawan Petri x 20 ml
1000 x
30
dimasukkan erlenmenyer
250ml
ditambah aquadest sebanyak 80
mL
dihomogenkan
ditutup kapas
dibungkus koran
diikat tali
PDA steril
Hasil
Gambar 4. Skema Kerja Pembuatan Media PDA
31
ditambah aquadest 80 ml
dihomogenkan
Diambil Nafis @ 9 mL
Ditutup kapas
Dibungkus koran
disterilisasi
Hasil
Gambar 5. Skema Kerja Pembuatan Media NaFis
32
Penanaman Bakteri
Cawan Petri
Hasil
33
Pengenceran
Sampel Ikan
Ditimbang 1 gram
Hasil
Sampel Jamur
Ditimbang 1 gram
Hasil
Gambar 7. Skema Kerja Pengenceran
34
Penanaman
a. Metode Tuang
Sampel
Diambil 1 ml
Dimasukkan media
Hasil
b. Metode Sebar
Sampel Ikan
Ditimbang 1 gram
Hasil
Gambar 8. Skema Kerja Penanaman
35
4. PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur
Pada pratikum Mikrobiologi Dasar materi Pembuatan Media, Pengenceran
dan Penanaman. Langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan
bahan . Alat-alat yang digunakan adalah kompor sebagai sumber panas, panci
sebagai tempat daging, tabung reaksi tempat mereaksikan larutan, autoklaf
sebagai sterilisasi basah, cawan petri untuk tempat melakukan penanaman,
erlenmeyer untuk tempat menghomogenkan larutan, rak tabung reaksi sebagai
tempat tabung reaksi, bunsen untuk pengkondisian aseptis, gelas ukur untuk
mengukur volume larutan, pipet volume untukmemindahkan larutan dalam skala
1-10 ml, pipet serologis untuk memindahkan larutan dengan ukuran 0,1- 1ml,
etalase bakteri untuki menginkubasi media pada suhu kamar, timbangan digital
untuk menimbang massa/berat dengan ketelitian
10
36
20
1000
x cawan x 20 mL.
gram PDA =
39
1000
x cawan x 20 mL.
37
aquades
dimasukkan
ke
sebanyak
dalam
beaker
80
ml.Aquades
glass
dan
dalam
penuangannya
dihomogenkan
dengan
0,9
100
4.1.5 Pengenceran
Dalam praktikum media pengenceran yang dilakukan adalah pengenceran
bertingkat.Tujuan pengenceran bertingkat adalah memperkecil atau mengurangi
kepadatan mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Pengenceran untuk media
pertumbuhan bakteri pada NA akan membutuhkan 5 tabung reaksi dan 9 cawan
petri.Karena pengenceran dilakukan ditabung 10-1 sampai 10-5, sedangkan
penanaman dilakukan dari tabung 10-3 sampai 10-5. Karena pada tabung reaksi
tersebut kepadatan bakteri akan makin berkurang dan penanamannya secara
duplo.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyemprot tangan dan meja
dengan alkohol 70% untuk pengondisian aseptis. Selanjutnya dari tabung
pertama atau 10-1 diambil sebanyak 1 ml menggunakan pipet serologis dan
dituangkan pada tabung reaksi 10-2 yang sudah berisi NaFis. Lakukan hal yang
sama hingga pengeceran 10-5 menggunakan pipet serologis yang berbeda agar
tidak terjadi kontaminasi. Untuk penanaman dimulai dari pengenceran 10 -3
sampai 10-5 secara duplo. Ke enam cawan petri diletakkan dekat bunsen untuk
pengkondisian aseptis dan diberi label 10-3 A ,10-3 B, 10-4 A, 10-4B, 10-5 A dan 10-5
B. Serta tiga cawan petri sisanya untuk media Na steril.Dalam penanaman media
NA digunakan metode tuang. Untuk tabung reaksi 10-3 diambil sampel 1 ml
38
tidak
39
40
Berikut adalah hasil visualisasi media NA,PDA dan media kaldu setelah
dan sebelum disterilisasi:
Tabel 4. Media sebelum di sterilisasi dan setelah distrelisasi
Media
NA
Sebelum Sterilisasi
Agak keruh,warna kuning, terdapat
Setelah Sterilisasi
Kuning,substrat
megental
dan
muda.
Media
Kaldu
endapan.
endapan.
41
pertama
90
ml
dan
mulut
Erlenmeyer
ditutup
alumunium
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum
Mikrobiologi
Dasar
mengenai
pembuatan
media,
42
-Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient, yang bertujuan
untuk membiakkan mikroba.
-Bakteri yang tumbuh pada media sangat tergantung pada komposisi nutrisi
dalam media itu sendiri.
-Komposisi Nutrient Agar (NA) antara lain ekstrak yeast 2 gram, pepton 5 gram,
agar 10 gram, sodium chloride 5 gram, lab lemco powder 1 gram.
-Komposisi Potato Dextrose Agar antara lain agar 15,0 gram/liter, potato extract
4,0 gram, glucose 20,0
-Pengenceran media bertujuan untuk mengurangi kepadatan bakteri yang
ditanam
-Metode penanaman bakteri terdiri dari metode tuang (pour plate) dan metode
tebar (spread plate).
-Metode yang penanaman digunakan dalam praktikum adalah metode gores (zigzag).
-Jumlah koloni bakteri yang paling banyak terdapat pada median dengan FP 10-3.
-NA (NUTRIEN AGAR) adalah padatan yang bermaksut membuat media jadi
padat, komposisi NA :
Ekstrak daging sapi
3 gr
Pepton
5 gr
Agar
15 gr
Air
1000 ml
-Hasil visualisasi media NA sebelum sterilisasi adalah warna agak keruh
kekuniangan, terdapat substrat di bawah dan menggumpal. Setelah direbus
warna kekuningan, substrat bercampur, mengental. Setelah sterilisasi warna
lebih pekat dan lebih kuning. Untuk PDA sebelum sterilisasi adalah Larutan
agak keruh dan berwarna kuning muda. Setelah direbus warna kuning
mendekati bening dan agak mengental. Setelah sterilisasi warna menjadi
bening. Untuk media kaldu sebelum sterilisasi warna merah cerah, tidak ada
endapan di dasar. Setelah direbus warna keruh agak putih, kental, ada
endapan di dasar. Setelah sterilisasi warna lebih pucat, banyak endapan di
dasar.
.
5.2 Saran
`
asisten agar dibagi secara merata untuk asisten mejanya karena ada
beberapa kelompok yang tidak mendapatkan asisten meja. Dan perlu
ditingkatkan lagi beberapa asisten dengan praktikum agar lebih kompak.
Untuk praktikan diharapkan dapat menjaga ketenangan selama praktikum dan
berhati-hati.
43
DAFTAR PUSTAKA
44