Berkala Kesehatan Kiinik
Vol. XIV, No. 2, Desember 2008: 114-119
~~
TINJAUN PUSTAKA,
Peranan Pemeriksaan Imunohistokimia pada Limfoma
non Hodgkin Sel B
Indrawati
Bagian/SMF Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
Abstract
Indrawati: The role of immunohistochemistry examination in B cell non-Hodgkin Lymphoma
Background: B cell non-Hodgkin Lymphoma consists of lymphoid neoplasm’s which have
heterogeneous clinical course and prognosis. According to WHO classification, lymphoma can
be classified based on genetic, imunophenotyping, cell origin and morphotogy. To define diagnosis,
of B cell non-Hodgkin Lymphoma based on WHO classification, it need cytogenetic, molecular
and immunohistochemistry examination. Immunohistochemistry examination is simpler than
‘cytogenetic and molecular examination and can be done routinely.
‘Objective: The objective of this article is to review the role of immunohistochemistry examination
in B cell non-Hodgkin Lymphoma.
Discussion and Conclusion: This article discuss about the role of immunohistochemistry
examination in diagnosis, classification and prognosis of B cei! non-Hodgkin Lymphoma. It is
concluded that Immunohistochemistry examination using cluster differentiation, Bcl-2 and light
chain immunoglobulin antibody can support the diagnosis and classification of B cell non-
Hodgkin Lymphoma. CDS, CD10, Bcl-2 and BCL6 expression also can support in making
definite prognosis of diffuse large B cell lymphoma
Keywords: immunohistochemistry examination - B cell non-Hodgkin Lymphoma - WHO
Classification — diagnosis - prognosis
Pendahuluan
Limfoma non-Hodgkin sel B merupakan tumor
ganas sel-sel limfoid yang paling sering dijumpai.
Secara umum, limfoma non-Hodgkin se] B memilild
prognosis lebih baik dibandingkan limfoma non-
Hodgkin sel T. ' Meskipun demikian, berdasarkan
Kiasifikasi terbaru dari WHO, limfoma non-Hodgkin
sel B terdiri dari berbagai jenis tumor dengan per-
jalanan klinis dan prognosis yang heterogen.?
Sistem Klasifikasi WHO merupakan penyem-
pumean sistem klasifikasi REAL. Sistem klasifikasi
tersebut menggolongkan limfoma berdasarkan asal
dan morfologi sel, genetik dan immunopheno-
typing. Meskipun penentuan diagnosis beberapa
‘kasus limfoma memerlukan pemeriksaan sitogenetik
dan diagnosis molekular, sebagian besar diagnosis
subklasifikasi lineforra sel B dapat ditegakkan dengan,
panel pemeriksaan imunohistokimia.* Dibandingkan
pemeriksaan sitogenetik dan molekular, pemeriksaan
4
imunohistokimia lebih sederhana, dapat dilakukan
secara rutin, baik pada jaringan segar maupun blok
parafin.
Pembahasan
Limfoma non-Hodgkin sel B merupakan proli-
ferasi Klonal sel-sel limfosit B pada berbagai tahap
diferensiasi, Diagnosis limfona non-Hodgkin set B
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi
rutin, imunohistokimia, sitogenetik dan molekular.
‘Dengan pemeriksaan histopatologi rutin, beberapa
kasus limfoma nonHodgkin tipe sel kecil seperti
small lymphocytic lymphoma, marginal zone B cell
lymphoma dan follicular lymphoma kadang.kading
sulit dibedakan dengan limfadenopati reaktif non
neoplastik Pada kasus-kasus tersebut, diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
sitogenetik dan molekular.Dengan pemeriksaan,Indrawati, 2008, Peranan pemeriksaan Imunohistokimia pada Limfoma non Hodgkin sel'®
Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Southern
blothing ataupun Fluorescence in situ Hibridiza~
tion (FISH) dapat dideteksi adanya proliferasi Klonal
sel-sel limfosit B maupun adanya abnormalitas
kromosom. Pada 70-95% kasus follicular
Iymphoma dijumpai abnormalitas sitogenetik pada
4(14}18)(q32;q21) yang melibatkan rearrangement
gen Bcl-2, Enampuluh prosen kasus ettranodal
marginal zone B cell lymphoma menunjukkan
trisomy 3 dan abnormalitas kromosom pada
t(11518)(q21;q21) dijumpai pada 25-50 % kasus.%”
Narnun demikian, pemeriksaan PCR, Southern
blothing dan FISH memerlukan peralatan dan biaya
yang mahal. Pada laboratorium patologi yang relatif
sederhana, pemeriksaan imunohistokimia dapat
berperan sebagai pengganti perreriksaan sitogenetik
dan molekular tersebut.
Pemeriksaan imunohistokimia yang dapat
digunakan untuk membedakan adanya keganasan,
dengan proses reaktf pada limfonodi metiputi pemerik-
saan imunchistokimia dengan antibodi spesifikterhadap
rantairingm imunoglobulin Zappa ataupun Jambda seria
protein Bel-2.* Secara random dalam sekumpulan sel-
sellimfoid B jinak, pada duapertiga dari seluruh jumlah
sel dijumpai rantai ringan imunoglobulin kappa dan
sepertiganya merupakan imunoglobutin dengan rantai
ringan lambda. Dengan pemeriksaan imunohistokimia
‘menggunakan antibodi terhadap rantai ringan imuno-
globulin kappa , pada jaringan limfoid tersebut dijumpai
kkurang lebih duapertiga dari seluruh sel akan terpulas
positif. Sebaliknya, dengan pemeriksaan imunohisto-
kimia menggunakan antibodi terhadap rantai ringan
imunoglobulin lambda, kurang lebih sepertiga sel akan
terpulus positif. Scbagai salah satu jenis neoplasma
ganas, limforna nonHodgkin sel terdiri dari sekumpul-
ansel-sel limfoid yangbersifat monoklonal. Olehkarena
itu, pada sel-se! limfoid tersebuthanya dijumpai satu
jenismolekal permukaan imunoglobulin baik berupa
rantairingan kappa ataupun lambda saja. Dengan pulas-
an imunohistokimia, sel-sel tersebut hanya menunjuk-
xan positifitas terhadap salah satu jenis rantai ringan
‘imunoglobulin dan tidak dijumpai campuran antara
appa dengan lambda seperti pada proses reaktifnon
neoplastik.
Di samping deteksi Klonalitas berdasarkan rantai
ringan imunoglobulin kappa atau lambda, peme-
tiksaan imunohistokimia terhadap protein Bcl-2
dapat digunakan pula untuk membedakan proses
reaktifnion neoplastik pada limfonodi dengan folli-
cular lymphoma. Secara histopatologi rutin, folli-
cular lymphoma kadang-kadang sulit dibedakan
dengan hiperplasi folikel limfoid pada proses reaktif’
non neoplastik. Pada sentrum germinativum folikel
limfoid non neoplastik, tidak dijumpai positivitas
protein Bcl-2, sedangkan pada follicular lymphoma,
pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi Bel-
2 menunjukkan hasil positif."°"
Berdasarkan Klasifikasi WHO, secara garis
besar limfoma nonHodgkin sel B dibedakan dalam
dua kelompok besar, precursor B-lymphoblastic
Jymphoma dan limfoma sel B matur. Precursor B-
Iymphoblastic lymphoma terjadi pada usia muda
dan pada pemeriksaan histopatologi menunjukkan
sel-sel berukuran kecil sampai besar yang kadang-
kadang memperlihatkan gambaran starry sky.
Gambaran tersebut menyerupai Burkit Lymphoma,
salah satu jenis limfoma sel B matur.? Untuk
membedakan precursor sel limfosit dengen limfosit
matur dapat digunakan pemeriksaan imunohisto~
Kimia dengan antibodi 7a (terminal deoxynucleo-
tidyl transferase). Dari penelitian terdahulu dikemu-
kakan bahwa 80% precursor B-lymphoblastic
Iymphoma menunjukkan ekspresi TdT positif." Di
samping itu, Burkit Lymphoma merupakan jenis
limfoma dengan indeks proliferasi tinggi. Pada
pemeriksaan imunohistokimia terhadap indeks
proliferasi sel dengan antibodi Ki-67 atau MIB-1,
Burkit Lymphoma menunjukkan nilai 100% dan
precursor B-lymphoblastic lymphoma hanya
menunjukkan nilai sekitar 80%."
Jenis-jenis limfoma dengan tipe sel kecil
dijumpai dari kelompoklimfoma nonHodgkin sel B
matur, di antaranya meliputi small Iymphocytic
Lymphoma, mantle cell lymphoma marginal zone B
cell lymphoma dan Iymphoplasmacytic lymphoma.
‘Dengan pemeriksaan histopatologi rutin, jenis-jenis
limfoma tersebut kadang-kadang sulit dibedakan
karena semuanya terdiri dari sel-sel tumor limfoid
berukuran kecil.'* Walaupun secara uum, limfoma
dengan tipe sel kecil memiliki prognosis lebih baik
dibandingkan dengan tipe sel besar, mantle celt
Iymphoma diketahui memiliki prognosis lebih buruk
dari limfoma tipe sel kecil lainr.'*Oleh Karena itu,
diagnosis pasti dan Klasifikasi yang sesuai dari jenis-
{jenis limfoma tersebut sangat penting pada pengelo-
Taan penderita dan penentuan prognosis. Diagnosis
molekular mantle cell lymphoma meliputi translokasi
kromosom t(11;14)(q13;q32). Translokasi tersebut
melibatkan rearrangement prot bel-1 dari
kromosom 11 pada rantai, beratBerkala Kesehatan Klinik
Vol. XIV, No. 2, Desember 2008: 114.119
kromosom 14 , mengakibatkan ekspresi berlebih
protein cyclin D1."”"* Ekspresi cyclin DJ bukan
merupakan marker spesifik untuk mantle cell
‘Lymphoma. Ekspresi protein cyclin DI dapat pula
dijumpai pada plasmacytoma/myeloma, beberapa,
kasus B-cell chronic lymphocytic leukemia dan
hairy cell leukemia. Meskipun demikian, kadar
ekspresi protein cyclin DI pada mantle cell
lymphoma lebih tinggi dari pada kadar ekspresi
Protein cyclin DJ jenis-jenis limfoma lain..Selain
menyingkirkan diagnosis banding limfoma tipe sel
kecil lain, ekspresi cyclin DJ dapat digunakan untuk
membedakan varian blastoid mantZe cel? lymphoma
dengan B-iymphoblastic lymphoma.'**°
Disamping cyclin DI dan petanda limfosit B ,
mantle cell lymphoma juga mengekspresikan CDS.
Meskipun mrupakan marker sel limfosit T, ekspresi
CDS dapat dijumpai pada beberapa subset limfoma
sel B meliputi sebagian besar penderita dengan
chronic lymphocytic leukemia ( CLL } [ small
Iymaphocytic Iymphoma dan mantle cell
Jymphoma, pada diffuse large B cell lymphoma
dengan frekuensi yang lebih kecil dan hanya
dijumpai pada beberapa kasus marginal zone B
cell lymphoma:' Oleh Karena ketiga limfoma tipe
sel kecil meliputi smal! lymophocytic lymphoma
mantle cell lymphoma dan marginal zone B cell
Jympoma dapat mengekspresikan CDS, diperlukan
pemeriksaan imunohistokimai lain untuk menetap-
kan diagnosis diantaranya meliputi CD23. Ekspresi
CD23 positif dijumpai pada small lymphocytic
lymphoma, sedangkan mantle cell lymphoma dan
marginal zone B cell lymphoma tidak meng-
ekspresikan CD 23." Di samping itu, intensitas
ekspresi CD20 (salah satu petanda limfosit B) dan
imunoglobulin dapat pula dipakai untuk membantu
membedakan small lymphocytic lymphoma dan
mantle cell lymphoma. Sebagian besar kasus
mantle cell lymphoma menunjukkan ekspresi
CD20 dan imunoglobulin dengan intensitas kuat,
sedangkan pada smail lymphocytic (ymphoma
hanya dijumpai ekspresi yang lemah.”
Berbeda dengan small lymphocytic lymphoma
dan mantle cell lymphoma, marginal zone B ceil
lymphoma tidak memiliki petanda imunohistokimia
Kchusus untuk penegakan diagnosis. Oleh karena itu,
penetapan diagnosis marginal zone B cell lymphoma
dengan pemeriksaan imunohistokimia didasarkan
pada negativitas ekspresi petanda untuk jenis
Jimfoma lain. Negativitas ataupun rendahnya eks-
presi CDS serta cyclin DI dapat digunakan untuk
116
membedakan marginal zone B cell lymphoma
dengan small lymphocytic lymphoma dan mantle
cell lymphoma. *
Dalam kelompok limfoma non#Hodgkin sel B
matur berdasarkan Klasifikasi WHO, dijumpai pula
limfoma tipe sel kecil yang dikenal sebagai Walden-
strom macroglobulinemia atau lymphoplasmacytic
lymphoma. Lymphoptasmacytic lymphoma meru-
pakan neoplasma sel limfoid B yang terdiri dari sel-
sel limfosit B kecil, plasmacytoid lymphocytes dan
sel-sel plasma. Pada pemeriksaan histopatologi
rutin, [ymphoplasmacytic Iymphoma kadang-
kadang sulit dibedakan dengan small lymphocytic
lymphoma, Dengan pemeriksaan imunokistokimia,
rendahnya ekspresi CDS serta tinginya intensitas
ekspresi imunoglobulin pada sitoplasma sel dapat
digunakan untuk membedakan lymphoplasmacylic
Iymphoma dengan smald lymphocytic lymphora.*
Selain tipe sel kecil,jenis limfoma sel B matur
lain yang lebih sering dijumpai adalah limforna
dengan tipe sel besar atau diffuse darge B cell
hmphoma. Diffuse large B cell lymphoma meru-
pakan tumor ganas jaringan limfoid yang paling
sering dijumpai dan meliputi 30-40% dari selurak
limfoma non-Hodgkin * Sebagian besar diagnosis
kasus diffuse large B cell lymphoma dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi rutin.
‘Walaupun demikian kadang-kadang jenis limfoma
tersebut sulit dibedakan dengan neoplasma ganas
epitelial terutama jenis karsinoma sel skuamosa
diferensiasi buruk atau undifferentiated carct-
noma. Untuk menyingkirkan diagnosis karsinoma
dapat digunakan pemeriksaan imunohistokimia LCA
(Leucocyte common antigen). Sebagian besar
limfoma dan leukimia menunjukkan ekspresi LCA
positif: Walaupun demaikian salah satu enis limfoma
sel B matur, yang dikenal sebagai plasma sel
neoplasms dan sel-sel Reed Sternberg pada Hodgkin
Lymphoma biasanya tidak menunjukkon basil positif
terhadap pemeriksaan imunohistokimkia tersebut.”
Selain menyerupai karsinoma, jenis diffuse
large B cell Jymphoma varian anaplastik atau
imunoblastik kadang-kadang sulit dibedakan dengan
limfoma tipe sel besar yang berasal dari limfosit T.
Pada keadaan tersebut, dapat dilakakan pemeriksa-
an imunohistokimkia dengan petanda cluster
differentiation (CD) sel \imfosit B (CD19, CD20,
CD 79a) atau dengan antibodi relatif baru yang
dikenal dengan PEX-5, Gen PAX-5 mengkoding
suatu protein aktivator sebagai faktor transkripsi selIndrawati, 2008. Peranan pemeriksaan Imunohistokimia pada Limfoma non Hodgkin sel B
limfosit B"Berbeda dengan faktor transkripsi lain
seperti BCL-6 dan MUMI, yang juga diekspresi-
kan oleh sel limfosit T, P4X-5 bersifat spesifik untuk
sel limfosit B. Oleh karena itu, PAX-5 dapat
digunakan pula untuk membedakan B-lymphoblastic
neoplasm dengan proliferasi T-cell lymphoblastic»
Selain berperan dalam menentukan klasifikasi
dan diagnosis diffuse large B cell lymphoma,
pemeriksaan imunchistokimkia dapat membantu
dalam penentuan prognosis, Meskipun diffuse
large B cell lymphoma dianggap sebagai kategori
spesifik, penyakit ini memiliki gambaran Klinis dan
progriosis heterogen. Setengah jumlah penderita
penyakit ini menunjuikkan respon Yang baik terhadap
terapi, sedangkan sisanya memiliki angka kematian
yang tinggi2* Progosis penderita diffuse large B
cell lymphoma sebagai salah satu jenis limfoma
non Hodgkin dapat ditentukan dengan Interna-
tional Prognostic Index (IPI).Sebagai faktor
prognosis tradisional, IPI berguna pada penentuan
prognosis secara keseluruhan, Meskipun demikian,
sistem IPI masih menempatkan pasien pada kelom-
pok prognosis heterogen.*! Akhir-ckhir ini, dikemu-
kakan bahwa ekspresi protein individual yang
‘perhubungan dengan berbagai tahap diferensiasi sel
B meliputi CDS, CD10, Bel-6 ataupun onkogen
seperti Bel-2 berperan pula pada perilaku kiinis dan
prognosis diffuse large B cell lymphoma.
Sebagian penderita diffuse large B cell Iym-
phoma memiliki fenotip serupa dengan sel-sel
sentrum germinativum normal atau follicular
lymphoma, sedangkan yang lain kemungkinan
berasal dari post-germinal centre. Sel-sel limfoid
asi sentrum germinativam menunjukkan ekspresi
CD10 dan Bol-6 positif. Penelitian-penelitian ter-
dahulu mengemukakan bahwa ekspresi protein
diffuse large B cell lymphoma yang berhubungan.
dengan sentrum germinativurn meliputi CD10 dan
bel-6 berhubungan dengan perilaku klinis dan
prognosis baik* Selain dipengaruhi oleh ekspresi
protein yang berhubungan dengan sentrum germi-
nativum,, penelitian-penelitian terdahulu mengemu-
‘akan peranan protein lain seperti CDS dan Bel-2
tethadap perilaku kiinis dan prognosis diffuse large
B cell lymphoma. Beberapa peneliti terdahulu
mengemukakan bahwa diffuse large B cell
Iymphoma dengan ekspresi CDS positif merupakan,
subtipe yang agresif. Meskipun demikian, kejelasan
patogenesis molekular peranan CDS pada sel lintfo-
sit B masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Jenis
limfoma lain dengan ekspresi CDS positif seperti
chronic lymphocytic leukemia dan mantle cell
Iymphoma memiliki insidensi keterlibatan sumsum
tulang yang tinggi serta berhubungan denga stadium
lanjut. Oleh Karena itu, diperkirakan bahwa sel
‘tumor limfoid B dengan ekspresi CDS positif mem-
punyai kecenderungan mengadakan perluasan jauh
pada jaringan.2'** Pada sel-sel limfoid normal,
protein Bel-2 terekspresi pada stadium pre-B-cell
. tetapi ekspresi tersebut biasantya berkurang dengan
meningkatnya diferensiasi, Peningkatan ekspresi
protein Bcl-2 dilaporkan berhubungan dengan
penghambatan apoptosis.” Peneliti terdahulumem-
perkirakan bahwa penurunan tingkat apoptosis yang
terinduksi kemoterapi mengakibatkan prognosis
‘buruk,
Simpulan
Pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi
terhadap rantai ringan imunoglobulin , Bcl-2 dan
petanda cluster differentiation dapat membantu
smenetapkan diagnosis dan Klasifikasi limwfoma non-
Hodgkin sel B. Pada diffuse large B cell lympho-
ma, ekspresi protein individual yang berhubungan
dengan berbagai tahap diferensiasi sel B meliputi
CDS, CD10, Bel-6 ataupun onkogen seperti Bel-2
dapat berperan pada penetapan prognosis diffuse
large B cell lymphoma
Kepustakaan
1. Lippman$.M.,Miller T.P, Spier CM., Slymen
D.J., Grogan'I’M., The prognostic significance
ofthe immunotype in diffuse large-cell lympho-
me: a comparative study of the T-cell and B-
cell phenotype, Blood, 1988, 72: 436-441.
2. Jaffe E.S., Harris N.L., Stein H., Vardiman,
J.W., World Health Organization Classification
of Tumors, Pathology and Genetics of Hemato-
poietic and Lymphoid Tissues, Lyon, France:
IARC Press, 2001.
3. Mason D.Y., Harris N.L., Human Lymphoma:
Clinical Implications of The REAL Classifi-
cation, Springer-Verlag, 1999.
4. Oudejans J.J, van der Valk P., Immuno-
histochemical classification of B cell neoplasms,
2003, 56:193.
5, Brumangelo F,, and David Y., Mason Proteins
encoded by genes involved in chromosomal
alterations in lymphoma and leukernia: clinical
7Berkala Kesehatan Klinik
Vol. XIV, No. 2, Desember 2008: 114-119
value of their detection by immunocytoche-
«Mistry, Blood, 2002, 99 (2): 409-426.
. Ott G, Ketzenberger T., Greiner A., Kalla J.,
‘Rosenwald A., Heinrich U., Ott MM, Muller-
Heemelink H.K., The t (11;18(q21;q21) chro-
mosome translocation is a frequent and specific
aberration in low grade but not high grade
malignant lymphoma of mucosa-associated
lymphoid tissue (MALT) type, Cancer Res.,
1997, 57: 3944-48,
7. Wotherspoon A.C, Finn T.M., Isaacson P.G.,
‘Trisomy 3 in low grade B-cell lymphoma of
mucosa-associated lymphoid tissue, Blood,
1995, 85: 2000-2004.
8 Warnke R.A., Weiss L.M., Chan LK.C.,
Clearly M.L., Dorfwan R.F,, Tumors of Lymph.
Nodes and Spleen In :Atlas of tumor
pathology, Washington: Armed Forced
Institute of Pathology, 1995.
9. LevyR., Wamke R., Dorfman RE, Haimovich
I, The monoclonality of human B-cell
lymphomas, J Exp Med., 1977,145:1014-28
10. Wang’, LasotaJ,, HanauC.A., Miettinen M.,
Bel-2 oncoprotein is widespread in lymphoid
tissue and lymphomas but its differential
expression in benign versus malignant follicles
and monocytoid B-cell proliferations is of
diagnostic value, APMIS, 1995, 103:655-662.
. Pezzella F., Gatter K., What is the value of
Bel-2 protein detection for histopathologists?
Histopathology, 1995, 26:89-93.
12, Kaiser U., Uebelacker I,, Havemann K.,Non-
Hodgkin’s lymphoma protocols in the treatment
of patients with Burkitt’s lymphoma and
lymphoblastic lymphoma: a report on 58 patients,
‘Leuk Lymphoma, 1999, 36(1-2):101-8.
13. Drexler H.G, Menon M., Minowada J.,Inciden-
ce of TAT positivity in cases of leukemia and
lymphoma, Acta Haematol., 1986, 75(1):12-7.
14, Spina D., Leoncini L., Megha'T,, GalloriniM.,
Disanto A., Tosi P, Abinya O., Nyong’O A.,
Pileri S., Kraft R., Laissue J.A., Cottier H.,
Cellular kinetic and phenotypic heterogeneity
in and among Burkitt’s and Burkitt-like lym-
phoma, J Pathol., 1997, 182: 145-150.
15. Zukerberg L.R., Medeiros L.J., Ferry J.A.
Harris N.L., Diffuse low-grade B-cell lympho-
‘mas, Four clinically distinct subtypes defined
bya combination of morphologic and immuno-
118
19.
20.
21.
22.
23.
phenotypic features, Am J Clin Pathol., 1993,
100:373-385.
. Argatoff L.H., Connors J.M., Klasa RJ.,
Horsman D.E., Gascoyne R.D., Mantle cell
lymphoma: a clinicopathologic study of
80 cases, Blood, 1997, 89: 2067-2078.
. Bosch F., Jares P., Campo E., Lopez-Guillermo
A, Piris MA., Villamor N,, Tassies D., Jaife
E,S., Montserrat E., Rozinan C., PRAD-1/
eyclin DI gene overexpression in chronic
lymphoproliferative disorders: a highly specific
marker of mantle cell lymphoma, Blood, 1994,
342726.
. Uchimara K., Taniguchi T., Yoshikawa M.,
Asano S., Arnold A., Fujita T., Motokura T.,
Detestion of cyclin DI (bel-1, PRADI) over
expression by a simple competitive reverse
transcription-polymerase chain reaction assay
in 1(11514)(q13;q32)-bearing B-cell malig-
nancies and/or mantle cell lymphoma, Blood,
1997, 89:965.
Aguilera N.S.L, Bijwaard K.E., Duncan B.,
Krafft AE., Chu W.S., Abbondanzo S.L.,
Linchy J-H., Differential expression of cyclin
D1 in mantle cell lymphoma and other non-
Hodgkin's lymphomas, Am J Pathol., 1998,
153:1969,
Soslow R.A, Zukerberg L.R., Harris N.L.,
WamkeR.A,, BCL-1 (PRAD-I/cyclinD-1) over
expression distinguishes the blastoid variant of
mantle cell lymphoma from B-lineage
lymphoblastic lymphoma, Mod Pathol, 1997, 10:
810-817.
‘Yamaguchi M., Seto M., Okamoto M., Ichino-
hasamaR., Nakamura N., Yoshino T., Suzumiya
J., Murase T., Miura L, Akasaka T., Tamaru J.,
Suzuki R,, Kagarni ¥., Hirano M., Morishirna ¥,
Ueda R., Shiku H,, Nakamura S., De novo CDS*
diffuse large B-cell lymphoma: aclinicopathologic
study of 109 patients, Blood, 2002, 99: 815-21.
Dorfman D.M., Pinkus GS., Distinction
‘between small lymphocytic and mantle cell
lymphoma by immunoreactivity for CD23, Mod
Pathol., 1994, 7:326-331.
Yatabe Y,, Suzuki R., Tobinai K., Matsuno Y.,
Ichinohasama R., Okamoto M., Yamaguchi M.,
Tamaru J., Uike N., Hashimoto ¥., Morishima
Y,, Suchi T., Seto M., Nakamura S., Signifi-
cance of cyclin D1 over expression for the diag-26.
27.
28.
29.
30.
\ndrawati, 2008. Peranan pemeriksaan Imunohistokimia pada Limfoma non Hodgkin sel B
nosis of mantle cel lymphoma: aclinicopathologic
comparison of cyclinDI-positive MCL and cyclin
D1 -negative MCL-like B-cell lymphoma, Blood,
2000, 95:2253-2261.
Issacson P.G, Berger F., Muller-Hermelink H.K.,
Piris M.A., Nathwani B.N., Swerdlow S.H., Haris
NL, Extranodal marginal zone B-cell lymphoma
‘of mucosa-associated lymphoid tissue (MALT
lymphoma), in Jaffe ES., Harris N.L,, Stein H.,
Vardiman J.W., World Health Organization
Classification of Tumors, Pathology and Genetics
of Hematopoietic and Lymphoid Tissues, Lyon,
France: IARC Press, 2001.
Berger F,, Muller-Hermelink H.K,, IssacsonP.G,
Piris M.A, Haris NL, Nathwani B.N,, Swerdlow
S.H,, Lymphoplasmacytic lympho-ma, in : Jaffe
ES, HarrisNL, SteinH,, Vardiman J.W., World
Health Organization Classification of Tumors,
Pathology and Genetics of Hematopoietic and
Lymphoid Tissues, Lyon, France: IARC Press,
2001.
Harris N.L., Mature B-cell neoplasm, in : Jaffe
ES, HarisNLL, Stein H., Vardiman I.W., World
Health Organization Classification of Tumors,
Pathology and Genetics of Hematopoietic and
Lymphoid Tissues, Lyon, France: IARC Press;
2001.
Battifora H., Trowbridge LS., A monoclonal
antibody useful for the differential diagnosis
between malignant lymphoma and nonhemato-
pieticneoplasm, Cancer, 1983, 51: 816-21.
Nutt S.L., Heavey B., Rolink A.G, Busslinger
M,, Commitment to the B-lymphoid lineage
depends on the transcription factor Pax3, Nature,
1999, 401:556-562.
Krenaes L., Himmelmann A.W., Quintanilla
Martinez L, Fest T, RivaA., Wellman A., Bagdi
E,, Kehr] JH., Jaffe E.S., Raffeld M., Trans-
ctiption factor B-cell-specific activator protein
(BSAP) is differentially expressed in B cells and
in subsets of B-cell lymphomas, Blood, 1998,
92:1308-1316.
ColomoL.,.Lopez-Guillermo A., Perales M, Rives
S., Martinez A., Bosch F., Colomer D., Falini B.,
Montserrat E., Campo E,, Clinical impact of the
differentiation profile assessed by immuno-
31.
32,
33.
35.
37.
‘phenotyping in patients with diffuse large B-cell
lymphoma, Blood, 2003: 101: 78-84,
Nicolaides, C., Dimou, S., Pavlidis, N., Prog-
nostic Factors in Aggressive Non-Hodgkin’s
Lymphomas, Oncologist, 1998, 3: 189-197.
Harada S., Suzuki R., Uchira K., Yatabe Y.,
Kagami Y., Ogura M., Suzuki H., Oyama A.,
Kodera Y., Ueda R., Morishima Y., Nakamura,
S., Seto M., Molecular and immunological
dissection of diffuse large B cell lymphoma: CDS*,
and CDS. with CD10* groups may constitute
clinically relevant subtypes, Leukemia, 1999,
13:1441-1447,
Barrans S.L., Carter 1, Owen R.G, Davies FE.,
Patmore RD., Haynes A.P, Morgan GJ,, Jack
AS., Germinal center phenotype and Bel-2
expression combined with the International
Prognostic Index improves patient risk
stratification in diffuse large B-cell lymphoma,
Blood, 2002, 99:1136-1143,
Hans, CP, Weisenburger, D-D., Greiner, T.C.,
Gascoyne R.D., Delabie J., Ott G, Muller-
HermelinkH.K., Campo E., Braziel RM, Jaffee
E.S., Pan Z., Farinha P,, Smith LM., Falini B.,
Banham A.H., Rosenwald A., Staudt LM.,
Connors J.M., Armitage J.O., Chan W.C.,
Confirmation of the molecular classification of
diffuse large B-cell lymphoma by immuno-
histochemistry using a tissue microarray, Blood,
2004, 103: 275-282.
‘Chen PM., Yang M.H., Yu LT, Lin J.T, Lin
,FanFS., Wang WS., Yen C.C,, Chiou TJ,
Liu LHL, Low incidence of BCL gene alteration
for diffuse large B-cell lymphomas in Taiwan,
Cancer, 2002, 94(10): 2635-44,
. Pospisil R., Silverman G.J., Marti GE., Aruffo
A., Bowen M.A., Mage R.G, CDS is a potential
selecting ligand for B-cell surface immunoglobulin:
a possible role in maintenance and selective
expansion of normal and malignant B cells, Leuk
Lymphoma, 2000, 36:353-365.
Hockenbery D., Nunez G, Milliman C., Schreiber
RD,, Korsmeyer S.J, Bel-2 is an inner mito-
chondrial membrane protein that blocks pro-
grammed cell death, Nature, 1990, 348:334-336.
119