Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan
pesat pada umur 1 5 minggu beratnya 1,63 kg. Murtidjo (1987) menyatakan
bahwa daging broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena diketahui bahwa
broiler sangat efisien berproduksi yaitu dalam waktu 5-7 minggu, ayam tersebut
sanggup mencapai berat hidup 1,3-1,8 kg. Keunggulan broiler tersebut
didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi
makanan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan.
Konsumen produk ayam kini semakin selektif dalam memilih karkas
khususnya karkas dengan kadar rendah lemak dan kolesterol. Kadar kolesterol
dalam daging broiler dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia
seperti menyebabkan jantung koroner, obesitas dan hipertensi. Melihat fenomena
tersebut maka konsumen cenderung untuk mengkonsumsi suatu produk pangan
yang aman untuk dikonsumsi atau dengan kata lain suatu produk hewani yang
rendah kadar lemak dan kolesterol.
Upaya menurunkan kolesterol pada ternak terutama pada broiler perlu
mendapat perhatian. Ramuan herbal juga diyakini memiliki zat bioaktif yang
dapat menurunkan kolesterol. Penelitian Agustina, dkk (2006), menunjukkan
penggunaan 12 macam ramuan herbal dalam bentuk cair dengan pemberian 2,5
ml/l air minum, dapat menurunkan lemak abdominal dan kolesterol darah.
Namun, dari 12 bahan ramuan herbal tersebut, terdapat beberapa bahan yang
memiliki kandungan zat bioaktif yang sama. Oleh karena itu perlu penelitian
1
pengurangan jenis bahan ramuan herbal dalam meningkatkan bobot karkas dan
menurunkan kadar lemak serta kolesterol. Menurut Liang et al. (1985) dalam
Rahayu dan Budiman (2008) menyatakan bahwa kandungan minyak atsiri
temulawak sekitar 4,6-11% yang berkhasiat sebagai kolagoga yaitu meningkatkan
produksi sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan mengaktifkan enzim
pemecah lemak.
Ramuan herbal memiliki zat bioaktif yang dapat meningkatkan bobot
karkas, menurunkan lemak dan kolesterol broiler. Namun beberapa bahan ramuan
herbal memiliki zat bioaktif yang sama sehingga untuk efisiensi perlu mengurangi
jumlah bahan tersebut. Penggunaan ramuan herbal dalam bentuk serbuk secara
logika akan lebih stabil dan higenis dibanding bila diberikan dalam air minum
unggas. Ramuan herbal berbentuk cair dengan beberapa kelemahannya seperti
mudah terkontaminasi lendir yang dikeluarkan dari air liur ayam, yang terdapat
banyak sumber penyakit.
Permasalahan
Ramuan herbal yang terdiri dari 12 jenis bahan dan 7 jenis bahan berbentuk
serbuk dan cair, beberapa bahan diantaranya memiliki kandungan zat bioaktif
yang sama, sehingga perlu mengurangi jenis bahan yang sama tersebut, untuk
mengefisiensi zat bioaktif ramuan herbal dalam meningkatkan bobot karkas dan
menurunkan kadar lemak dan kolesterol broiler.
Hipotesis
Diduga bahwa pemberian ramuan herbal dalam bentuk cair maupun
serbuk dengan jumlah bahan tertentu dapat meningkatkan persentase bobot karkas
dan menurunkan lemak serta kadar kolesterol broiler.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah dan
bentuk ramuan herbal sebagai imbuhan pakan terhadap bobot karkas, lemak dan
kolesterol broiler.
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai ramuan herbal yang diberikan dalam bentuk cair pada air minum dan
serbuk sebagai imbuhan pakan baik 7 bahan herbal maupun 12 bahan herbal pada
ransum broiler. Sebagai alternatif pengganti antibiotik sintetik terhadap bobot
karkas, lemak abdominal dan kolesterol broiler.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Broiler
Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil
budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri
khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan
rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini
siap panen pada usia 28-45 hari dengan berat badan 1,2-1,9 kg/ekor. Broiler
adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki
karakteristik ekonomis, dengan cirri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta
menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Murtidjo, 1987).
Broiler merupakan hasil rekayasa genetika dihasilkan dengan cara
menyilangkan strain. Kebanyakan induknya (parent stock) diambil dari Amerika
prosesnya sendiri diawali dengan mengawinkan sekelompok ayam dalam satu
keluarga, kemudian dipilihlah turunan yang tumbuh paling cepat. Diantara mereka
disilangkan kembali. Keturunannya diseleksi lagi, yang cepat tumbuh kemudian
dikawinkan dengan sesamanya. Demikian seterusnya hingga diperoleh ayam yang
paling cepat tumbuh disebut broiler. Ayam ini mampu membentuk 1 kg daging
atau lebih dalam tempo 30 hari, dan bisa mencapai 1,5 kg dalam waktu 40 hari
(Indro, 2004).
B. Ramuan Herbal
Ramuan Herbal adalah media pengobatan yang menggunakan tanaman
dengan kandungan bahanbahan alamiah sebagai bahan bakunya. Penggunaan
4
ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan obatobatan medis modern. Hal ini dikarenakan, bahan
baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak bersifat sintetik. Meskipun
demikian, obat herbal tetap harus melewati uji klinis yang sama dengan obatobatan sintetik. Selama mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya
higienis, cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan herbal
tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan (Anonim, 2012a). Berdasarkan hasil
penelitian Agustina (2006) menunjukkan pemberian ramuan herbal (jamu) pada
pakan broiler dengan level 2,5 ml/liter air minum, dapat dilihat pada Tabel 1
berikut:
Tabel 1. Pemberian Ramuan Herbal dengan level 2,5 ml/liter air minum
NO Sebelum diberikan ramuan
1.
2.
3.
4.
Zat bioaktif yang umumnya terdapat dalam tanaman herbal yang bersifat
antibakteri diantaranya fenol, flavonoid, terpenoid dan alicin. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Cowan (1999), bahwa fenol, flavonoid dan terpenoid dapat
merusak dinding sel bakteri. Secara umum, mekanisme kerja zat bioaktif dalam
herbal sama dengan mekanisme kerja dari antibiotik. Pelczar dan Chan, (1988),
melaporkan bahwa mekanisme kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme
yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak atau menghambat
sintesis membran sel. Begitu pula alicin yang terkandung bawang putih dan
bawang merah memiliki kerja yang sama dengan fenol yaitu dapat menekan
bakteri patogen dengan merusak membran sel bakteri dan menghambat sintesis
protein.
Ramuan herbal terdiri atas beberapa tanaman herbal yaitu :
a. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang termasuk salah satu
jenis temu-temuan atau jahe-jahean. Kandungan kimia rimpang temu lawak
dibedakan atas tiga komponen besar, yaitu fraksi pati, fraksi kurkuminoid dan
fraksi minyak atsiri (Sidik et. al., 1995 dalam Rahayu dan Budiman 2008).
Kandungan minyak atsiri temulawak sekitar 4,6-11% yang berkhasiat sebagai
kolagoga yaitu meningkatkan produksi sekresi empedu, menurunkan kadar
kolesterol dan mengaktifkan enzim pemecah lemak. Fraksi kurkuminoid yang
terkandung dalam tepung temulawak berjumlah 3,16%. Kurkuminoid pada
rimpang temulawak terdiri dari dua jenis yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin,
mempunyai warna kuning, berbentuk serbuk dengan aroma yang khas, rasa sedikit
pahit, tidak bersifat toksik, serta larut dalam aseton, alkohol, asam asetat dan
alkali hidroksida (Purseglove et al, 1981).
Selain itu, berdasarkan penelitian, manfaat temulawak kini diketahui juga
dapat mengatasi penyakit anemia, menurunkan kolesterol, melancarkan peredaran
darah, mengatasi gumpalan darah, mengobati demam, malaria, penyakit campak,
mengatasi pegal linu, sakit pinggang, reumatik, mengobati keputihan, ambeien,
sembelit, batuk, asma, radang tenggorokan, hingga radang saluran pernapasan,
mengobati eksim, jerawat, radang empedu, serta meningkatkan stamina (Anonim,
2012b).
b. Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih (Allium sativum) termasuk genus afilum atau di Indonesia
lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna
berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun
dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 cm, mempunyai batang semu yang
terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih
dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang
bejumlah banyak. Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang
berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk
dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan
mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru (Syukur, 2005).
Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam ransum ayam broiler dapat
meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas, menurunkan koloni bakteri
S. Typhimurium dalam feses dengan tidak mempengaruhi kadar immunoglobulin
dalam darah. Dengan demikian, bawang putih ini cukup potensial menjadi
alternative suplemen zat antimikroba. Namun, masih perlu dilakukan penelitian
lagi sampai sejauh mana bawang putih effektif digunakan dalam pakan broiler
(Anonim, 2011c).
Rismunandar (1986) menambahkan beberapa komponen kimia lainnya
yaitu antihemolitik sebagai antilesu darah, selenium yaitu mikromineral yang
dapat menghindarkan penggumpalan darah, antitoksin pembersih darah dan
scordinin untuk mempercepat pertumbuhan sel.
Manfaat bawang putih antara lain membantu menurunkan kadar
kolesterol. Hal ini disebabkan karena adanya zat ajoene yang terkandung di
dalamnya, yaitu suatu senyawa yang bersifat antikolesterol dan membantu
mencegah penggumpalan darah. Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam
pakan ayam broiler dapat meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas,
menurunkan koloni bakteri S. typhimurium dalam feses dengan tidak
mempengaruhi kadar immunoglobulin dalam darah (Anonim, 2012d).
c. Bawang Merah (Allium Cepa L)
Bawang merah sama dengan bawang putih termasuk dalam herba semusim
dengan tinggi sekitar 40-60 cm. Tanaman ini tidak memiliki batang, berumbi
lapis, berwarna merah keputih-putihan, berlubang, bentuknya lurus, ujungnya
lurus tetapi rata, panjangnya sekitar 50 cm, lebar 0,5 cm, menebal dan berdaging,
serta mengandung persediaan yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis,
daunnya tunggal dan bunga majemuk serta bijinya berbentuk segitiga, berwarna
hitam, dan akarnya merupakan akar serabut dan putih. Efek farmakologis yang
dihasilkan adalah menurunkan panas, antibakteri, perut kembung, flu, dan panas
dingin (Syukur, 2005).
Bawang merah mengandung protein serta kaya akan kalsium dan
ribovlafin. Bawang merah dewasa mengandung protein 1,2%, lemak 0,1%, serat
0,6%, mineral 0,4%, dan karbohidrat 11,1% per 100 gram (Ahira, 2011). Bawang
merah berfungsi membunuh bakteri penyebab penyakit Entamuba coli dan
Salmonella. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang merah mampu
menurunkan kadar kadar gula dan kolesterol dalam darah. Selain itu bawang
merah dapat meningkatkan aktivitas fibriolitik sehingga memperlancar aliran
darah. Tidak kalah pentingnya bawang merah dapat memobilisasi kolesterol dari
tempat penimbunannya (Anonim, 2012d).
d. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang dinding
kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah
pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna
untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan
protein. Kunyit atau Curcuma domestica termasuk salah satu tanaman rempah
yang berasal dari wilayah Asia khususnya Asia Tenggara (Anonim, 2012d).
Klasifikasi tanaman kunyit berdasarkan penggolongan dan tata nama
tumbuhan adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantarum
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledone
Ordo
: Zingiberaces
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma domestica
10
11
f. Kencur(Kaempferia galangal L)
Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran
rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.
Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang) dengan susunan
berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk
tersusun setengah duduk dengan kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12
buah, bibir bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih
dominan (Anonim, 2012e). Kencur merupakan tanaman yang telah dikenal dalam
khasanah tradisional masyarakat Indonesia. Sebagai bumbu dapur, urap dan
karedok merupakan contoh masakan yang menggunakan kencur sebagai bumbu
Nugroho (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa rimpang kencur mengandung pati
(4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil
kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol,
kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. Kencur segar
mengandung antibakteri walau cuma sedikit.
g. Temu Hitam (Curcuma aeruginoas ROXB)
Temu hitam merupakan salah satu obat tradisional yang telah lama
dikenal dan dibudidayakan secara luas sebagai bahan baku obat. Curcuma
aeruginosa roxburg mengandung curcumin dan minyak atsiri yang dapat
digunakan untuk menambah nafsu makan dan memacu pertumbuhan. Bahanbahan yang terkandung di dalam temu hitam dapat digunakan sebagai feed
suplement (feed additif) dalam pakan ayam buras (Gallus domesticus), tepung
12
13
14
15
Tabel 2. Kandungan Zat Bioaktif Berbagai Jenis Herbal (Agustina, dkk, 2009) :
Jenis Herbal
Temulawak
Kunyit
Daun Sirih
Jahe
Sereh Dapur
Kencur
Kemangi
Lengkuas
Temu hitam
Temu kunci
Bawang putih*
Bawang merah*
Kandungan (%)
6,55
2,33
6,18
8,6
0,91
2,68
2,49
0,799
1,33
3,35
0,006
1,11
27,98
14,07
10,9
0,47
0,81
1,89
3,42
0,02
16
Minyak atsiri
2,33
2,64
Kurkumin
0,91
1,5
Metil cavinol
0,22
0,38
Gingerol
0,06
0,11
Eugenol
2,33
3,99
Sitral A
1,17
2,0
Sitral B
0,90
1,55
Flavonoid
0,03
0,06
Alisin
Sumber : Berdasarkan Perhitungan Zat Bioaktif bahan Ramuan Herbal (Agustina dkk, 2009).
17
18
(fat) tumbuh dan cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya bobot badan
(Anggorodi, 1990).
Soeparno (1992) menjelaskan faktor yang mempengaruhi bobot karkas
broiler adalah genetik, jenis kelamin, fisiologi, umur, berat tubuh dan nutrisi
ransum. Sedangkan Menurut Murtidjo (2003), faktor yang mempengaruhi kualitas
karkas yaitu pengaruh rasa dan aroma, cacat karkas, cara pemeliharaan, cara
pemotongan dan penanganan lepas potong.
Hasil penelitian Saenab et. al., (2006) menunjukkan pemberian jamu
cenderung meningkatkan persentase karkas akibat pembentukan daging dada pada
ayam yang diberi jamu lebih tinggi dari pada perlakuan kontrol.
E. Lemak Abdominal
Lemak abdominal adalah lemak yang terdapat disekitar usus membentang
sampai ischium, disekitar fabricus dan rongga perut. Lemak abdominal
merupakan bagian yang biasa diamati untuk menilai kandungan lemak yang
berhubungan dengan selera konsumen (Griffiths et al., 1997). Lemak yang berasal
dari hewan mempunyai lebih rendah nilai yodium dan lebih tinggi penyerapannya
jika dibandingkan dengan minyak yang berasal dari tumbuhan. Menurut Ramdani
(2005) penambahan kunyit 0,6% dan temulawak 0,4 serta 0,6% dalam ransum
sangat nyata menurunkan kadar lemak abdominal broiler.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lemak abdominal adalah untuk
memberikan tingkat komsumsi yang optimum terhadap kalori dan protein dengan
harapan daging yang dihasilkan tidak berkurang, malah lebih meningkat baik
kuantitas maupun kualitasnya serta tidak menyebabkan terjadinya penimbunan
19
lemak tubuh terutama lemak abdominal. Karena lemak tersebut dikaitkan dengan
aspek yang merugikan antara lain pemborosan energi, mengalami perubahan berat
setelah prosessing, banyak yang hilang pada saat dimasak dan kolesterol dapat
mengganggu kesehatan. Dikatakan pula, biasanya berat lemak abdominal berkisar
2-2,5% dari berat karkas, bahkan dapat mencapai 5-6%, lemak ditimbun dalam
tiga bagian pertama dalam rongga abdomen terutama sekeliling tembolok, kedua
pada kulit terutama pada pangkal bulu dan bagian belakang dekat pangkal ekor
dan ketiga pada organ tubuh lainnya (Waskito, 1981).
F. Kolesterol Darah
Kolesterol adalah suatu substansi seperti lilin yang berwarna putih, secara
alami ditemukan di dalam tubuh kita. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya
untuk membangun dinding sel dan membuat hormon-hormon tertentu (Anonim,
2012e).
Kolestrol merupakan salah satu sterol hewani dan menyusun 17% bahan
kering otak. Namun, fungsinya dalam tubuh hewan tidak dapat diketahui dengan
pasti. Kolestrol dapat disintesa dari asetat dalam bahan asal dari asam kolat,
penyusun
asam
empedu.
Kolestrol
berhubungan
erat
dengan
keadaan
20
21
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2012 di
Laboratorium Omnivora/ Non Ruminansia Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat-alat yaitu timbangan, kandang baterai yang
terbuat dari besi, tempat makan, tempat air minum, ember, gayung, surat kabar
dan lampu pijar 40 watt.
Bahan yang digunakan yaitu broiler umur 1 hari atau day old chik (DOC)
sebanyak 100 ekor dengan jenis kelamin campuran (unsexed) 38gram/ekor,
molases, EM4, air sumur, 12 ramuan herbal yang terdiri atas temulawak, jahe,
sirih, kunyit, bawang putih, kemangi, sereh, bawang merah, kencur, lengkuas,
temu hitam dan temu kunci, 7 ramuan herbal yang dikurangi terdiri dari :
temulawak, jahe, sirih, kunyit, bawang putih, kemangi dan sereh. Pakan basal
terdiri dari jagung kuning, dedak, tepung ikan, tepung bulu, bungkil kelapa,
bungkil kedelai, minyak nabati, premix, mineral mix, CaCO3, NaCl.
Jenis bahan yang digunakan dan komposisi ransum yang disusun
berdasarkan hasil perhitungan tertera pada Tabel 3 dan kandungan nutrisi
berdasarkan perhitungan disajikan pada Tabel 4.
22
Fase Finisher
Jagung Kuning
55
54
Dedak ***
6,5
Bungkil Kedele*
13
17
Bungkil Kelapa*
10
Tepung Ikan**
T. Bulu Unggas*
Minyak Kelapa*
1,5
Tepung Udang**
Premix*
Protein (%)
22,4
20,27
3074,5
3121,1
Lemak (%)
4,9
6,265
4,5
4,831
Kalsium (%)
0,90
0,4005
Posfor (%)
0,6
0,53
Metode Penelitian
Ramuan Herbal
Ramuan herbal yang digunakan adalah ramuan herbal labio-1 yang
terdiri dari 12 macam bahan baik sediaan serbuk dan cair (Agustina dkk,
2012).
23
Cara Pemeliharaan
Broiler dipelihara dari DOC (strain PT 707) sampai umur 6 minggu
diatas kandang panggung yang terbuat dari besi dengan ukuran 60 x 70 cm/
unit. Perlakuan diberi pada ayam sejak umur 1 hari sampai panen. Sebelum
diberi perlakuan, broiler ditimbang untuk mendapatkan berat awal yang
homongen sebanyak 100 ekor dan secara acak dimasukkan kedalam petak
masing-masing 5 ekor.
Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum. Ransum basal yang
digunakan disusun menurut ransum broiler fase starter Standar SNI (2006).
Parameter yang diamati
Setelah proses pemeliharaan, pada akhir penelitian dilakukan penimbangan
bobot karkas dan mengamati lemak abdominal tiap objek penelitian (broiler)
untuk diamati:
1.
berat badan akhir ayam pada akhir penelitian dengan mengambil sampel sebanyak
1 ekor dari tiap kandang. Ayam tersebut kemudian dipotong pada vena jugularis
dan darah dikeluarkan pada posisi kaki diatas dan kepala dibawah. Setelah darah
berhenti mengalir dan ayam tidak bergerak lagi, maka dilakukan perendaman
dengan air panas suhu 52-550, Selama 45 detik (metode semiscalding), sehingga
bulu ayam dengan mudah dapat dicabut (Murtidjo, 2003).
Bulu dicabut, bagian isi rongga perut dikeluarkan serta kepala dan kaki
dipotong, karkas yang diperoleh kemudian untuk mengetahui barat karkas.
24
Persentase karkas dihitung dengan rumus menurut Buddy dan Diggins (1960)
berikut ini :
%
2.
Berat Karkas g
x 100
Berat Hidup g
sekitar gizzard/ rempela, usus membentang sampai ischium disektar fabricus dan
rongga perut) diperoleh dengan cara memisahkan dari karkas kemudian
ditimbang. Penentuan lemak abdominal dihitung menurut Waskito (1981) sebagai
berikut :
! "
# $ "%
& %
25
menit pada suhu kamar. Ukur serapan pada panjang gelombang 500 nm terhadap
blanko. Sebagai blanko digunakan pereaksi kolesterol 1000 l dan aquadest 10 l.
Untuk larutan standar dipipet 10 l larutan standar kolesterol, dimasukkan
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan laruran pereaksi kolesterol (reagen)
sebanyak 1000 l. Diamkan selama 20 menit pada suhu kamar. Ukur serapan
pada panjang gelombang 500 nm.
Kadar kolesterol total dihitung dengan rumus sebagai berikut :
C
#/ " &
01
#/
$
26
Yij =
+ i
ij
Keterangan :
Yij
ij
dimana:
i = 1,2,3, 4
j = 1,2,3, 4, dan 5
27
Kolesterol (mg/dl)
A1
79,32 8.12
2,59 0,98
106.6 8,96
A2
79,21 3,39
2,21 0,84
103
A3
73,22 10,56
2,44 1,26
112.8 6,98
A4
82,05 5,34
2,01 1,12
103 17,87
Keteranagan :
A1
A2
A3
A4
9,56
28
tidak berpengaruh nyata, hal ini disebabkan karena tidak adanya perbedaan pada
bobot badan menyebabkan bobot karkas juga tidak berbeda karena bobot badan
berbanding lurus dengan pertambahan bobot karkas. Hal ini sesuai dengan Ichwan
(2003) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persentase bobot karkas yaitu
pertambahan bobot badan, komsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi
yang terdapat dalam pakan. Karkas erat hubungannya dengan bobot badan,
apabila bobot badan meningkat, karkas juga meningkat (Anonim, 2012h).
Lemak Abdominal
Analisis ragam menunjukan bahwa pemberian ramuan herbal tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap lemak abdominal. Persentase lemak
abdominal pada penelitian ini tergolong normal yaitu berkisar 2,01% - 2,59%. Hal
ini sesuai dengan pendapat waskito (1983) bahwa berat lemak abdominal berkisar
2%-2,5% dari bobot karkas, bahkan dapat mencapai 5-6%.
Rumantyo (1989) menyatakan bahwa temulawak dan kunyit dapat
menurunkan lemak abdominal. Pakan yang mengandung ramuan herbal
menghasilkan aroma yang wangi karena mengandung zat bioaktif yaitu kurkumin
dan minyak atsiri yang dapat merangsang keluarnya getah pankreas dimana getah
pankreas mengeluarkan enzim lipase yang dapat memecah asam lemak griserol
sehingga lemak yang terbentuk berkurang. Tidak adanya pengaruh perlakuan
terhadap lemak abdominal kemungkinaan disebabkan karena jumlah pakan yang
dikonsumsi pada perlakuan yang sama pada penelitian Marwandana (2012) tidak
berpengaruh
nyata.
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
Waskito
(1981)
29
30
pada bawang putih dan bawang merah selain sebagai anti oksidant, anti bakteri
juga berperan dalam metabolisme kolesterol. Mekanisme penurunan kolesterol
oleh alisin terjadi melalui penghambatan secara langsung aktivitas enzim HMGCoA yang berperan
31
32
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ramuan
herbal dalam bentuk serbuk dan cair tidak memberikan pengaruh terhadap
persentase bobot karkas, penurunan lemak abdominal dan kolesterol broiler.
Pemberian 7 bahan ramuan herbal serbuk maupun cair cenderung lebih baik
dalam pertambahan bobot karkas, menurunkan lemak abdominal dan menurunkan
kolesterol.
Saran
Penggunaan 7 bahan ramuan herbal cenderung lebih efisien bila diberikan
pada broiler. Sebaiknya menggunakan 7 bahan ramuan herbal baik serbuk
maupun cair dalam meningkatkan bobot karkas, menurunkan kadar lemak
abdominal dan kolesterol darah pada ayam broiler.
33
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 2006. Penggunaan Ramuan Herbal Sebagai Feed Additive Untuk
Meningkatkan Performans Broiler. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi
Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
________., M. Hatta dan S. Purwanti. 2009. Penggunaan ramuan herbal untuk
meningkatkan produktifitas dan kualitas broiler. 1. Analisis zat bioaktif
dan uji aktifitas antibakteri ramuan herbal dalam menghambat bakteri
gram positif dan gram negatif. Pengembangan Sistem Produksi dan
Pemanfaatan Sumber Daya Lokal untuk Kemandirian Pangan Asal
Ternak.Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan. Fakultas
Peternakan Universitas Padjajaran, Jatinangor, 21-22 September 2009.
Hal. 60-75
Ahira, A., 2011. Klasifikasi Bawang Merah. http://www.anneahira.com/klasifikasi
-bawang-merah.htm. diakses pada tanggal 3 Maret 2012.
Anonim, 2012a.Ramuan Herbal. http://www.multiherbal.net/artikel/arti-ramuanherbal. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar.
________, 2012b.Khasiat Temulawak. http://turunberatbadan.com/2228/manfaattemulawak/. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar.
________, 2012c. Manfaat Bawang Putih Untuk Mencegah dan Mengobati
Penyakit.http://www.forumsains.com/artikel/manfaat-bawang-putihuntuk-mencegah-dan-mengobati-penyakit/. Diakses pada Tanggal 5 Maret
2012.Makassar.
, 2012d. Kunyit dan Jahe Baik Untuk Ayam Broiler. http://slamet riyadi0
3.blogspot.com/2009/04/kunyit/dan/jahe/baik/untuk/ayam/broiler.html. Di
akses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar.
________, 2012e. Khasiat Tanaman Kencur. http://safuan.wordpress.com/2007/11
/07/khasiat-tanaman-kencur/. Diakses pada Tanggal 5 Maret
2012.Makassar.
________, 2012f. Menjaga Tingkat Hidup 100% Peternakan Ayam Potong. http://
morindatetra.blogspot.com/.
Diakses
pada
Tanggal
3
Maret
2012.Makassar.
________, 2012g. Lengkuas Sebagai Pengganti Formalin. http://anekaplanta.word
press.com/2007/12/25/lengkuas pengganti formalin/. Diakses pada Tangga
l 3 Maret 2012. Makassar.
34
________,
2012h.
Prosessing
Broiler.
http://hendro-sinichikudo.blogspot.com/2012/06/laporan-pratikum-menajemen-ternak.html.
Diakses pada Tanggal 7 Agustus 2012. Makassar.
Anggorodi, H.R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbitan PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Beaton, W.L., Austin and A.C Marylin. 1974. Effect of dietary energy,
environment temperature and sex marker broiler on lipoprotein
composition. Poultry science, 60: 1282-1286.
Buddy, C.E and R.V. Diggins. 1960. Poultry Production. Prentice Hall Inc
Englewood Cliffs. New Jersey. USA.
Candra, 2011. Kemangi Menjaga Kesehatan Reproduksi. http://www.tribunnews.
Com /2011/09/28/kemangi-menjaga-kesehatan-reproduksi. (11 Desember
2011).
Cowan, M.M., 1999. Plant Product as Antimcrobial Agent. Clinical Microbiology
Reviews, p 564-582.
Dachriyanus, D.O. Katrin, R. Oktarina, O. Ernas, Suhatri, dan M. H. Mukhtar.
2007. Uji Efek A-Mangostin Terhadap Kadar Kolesterol Total,
Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah. Jurusan
Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas. Padang.
Faris,
A.,
2011.
Manfaat
dan
Khasiat
Kunci.http://aghifaris.blogspot.com/2012/02/manfaat-dan-khasiattanaman-herbal-temu.html.Diakses pada tanggal 3 Maret 2012.
Temu
35
36
37
38
LAMPIRAN LAMPIRAN
39
Perlakuan
A1
A2
A3
A4
74,96
77,90
77,58
82,21
92,53
82,38
66,62
73,22
71,13
75,42
67,04
83,68
80,21
77,18
89,88
83,47
77,77
83,18
64,96
87,65
Total
396,6
396,06
336,08
410,23
Rata-Rata
79,32
79,21
73,22
82,05
Perlakuan
A1
A2
A3
A4
1,03
2,75
3,34
1,58
3,27
2,16
0,92
3,89
2,83
3,31
3,67
1,29
3,48
1,23
1,24
2,11
2,30
1,58
3,0
1,14
Total
12,91
11,03
12,17
10,01
Rata-Rata
2,58
2,20
2,44
2,00
40
Perlakuan
A1
A2
A3
A4
113
115
114
117
104
101
115
105
111
91
122
109
92
110
103
112
113
98
110
72
553
515
564
515
106,6
103
112,80
103
Total
Rata-Rata
41
of Squares
Df
Mean Square
Sig.
Corrected
208.318a
123083.343
Perlakuan
208.318
69.439
Error
870.368
16
54.398
Total
124162.029
20
1078.686
19
69.439
1.277
.316
123083.343 2.263E3
.000
Model
Intercept
Corrected Total
1.277
.316
42
of Squares
df
Mean Square
Sig.
Corrected
.996a
.332
.294
.829
106.676
106.676
94.339
.000
.996
.332
.294
.829
Error
18.092
16
1.131
Total
125.764
20
19.088
19
Model
Intercept
Perlakuan
Corrected Total
43
of Squares
df
Mean Square
Sig.
Corrected
320.550a
226206.450
320.550
106.850
Error
2160.000
16
135.000
Total
228687.000
20
2480.550
19
106.850
.791
.516
226206.450 1.676E3
.000
Model
Intercept
Perlakuan
Corrected Total
.791
.516
44
Kunyit
Daun Sirih
Jahe
Sereh Dapur
Kencur
Kemangi
Lengkuas
Temu Hitam
Temu Kunci
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram+
35 gram
: 35/1500x 100
= 2,33%
Kunyit
Daun Sirih
Jahe
Sereh Dapur
Kemangi
Bawang putih
:0
39, 74 gram
: 39,74/1500 x 100 = 2,64%
Kurkumin Bahan Ramuan Herbal 12
Temulawak
Kunyit
Kencur
= 10,75gram
45
Daun Sirih
:0
Jahe
:0
Sereh Dapur
:0
Kemangi
:0
Lengkuas
:0
Temu Hitam
:0
Temu Kunci
:0
Bawang Merah
:0
Bawang Putih
:0
13, 67 gram
: 13, 67/ 1500 x 100 = 0,91%
Kurkumin Bahan Ramuan Herbal 7
Temulawak
Kunyit
Daun Sirih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Jahe
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kemangi
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
23,41 gram
: 23,41/ 1500 x 100 = 1,5%
Metil caviol Bahan Ramuan Herbal 12
Daun Sirih
Temulawak
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kencur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Jahe
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kemangi
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Lengkuas
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Hitam
:0
x 125 / 100 = 0
gram
46
Temu Kunci
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram +
3,35gram
: 3,35/1500 x 100 = 0,22%
Metil caviol Bahan Ramuan Herbal 7
Daun Sirih
Temulawak
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Jahe
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kemangi
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
5,74 gram
: 5,74 / 1500 x 100 = 0,38%
Gingerol Bahan Ramuan Herbal 12
Jahe
Daun Sirih
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kencur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kemangi
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Lengkuas
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Hitam
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Kunci
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram +
0,998 gram
: 0,998/1500 x 100 = 0,06%
47
Daun Sirih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kemangi
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
1,71 gram
: 1,71 /1500 x 100
= 0,11%
Jahe
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kencur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Lengkuas
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Hitam
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Kunci
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram +
34,97gram
: 34,97/ 1500 x 100 = 2,33%
Eugenol Bahan Ramuan Herbal 7
Kemangi
Jahe
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
48
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
59,93gram
: 59,93 /1500 x 100 = 3,99%
Sitral A Bahan Ramuan Herbal 12
Kemangi
Jahe
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kencur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Lengkuas
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Hitam
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Kunci
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram +
17,58gram
: 17,58/1500 x 100 = 1,17%
Sitral A Bahan Ramuan Herbal 7
Kemangi
Jahe
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
30,13gram
: 30,13 /1500 x 100 = 2,0%
Sitral B Bahan Ramuan Herbal 12
Kemangi
49
Jahe
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kencur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Lengkuas
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Hitam
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Kunci
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram +
13,62gram
: 13,62/1500 x 100= 0,90%
Sitral B Bahan Ramuan Herbal 7
Kemangi
Jahe
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
23,34 gram
: 23,34/1500 x 100 = 1,55%
Flavonoid Bahan Ramuan Herbal 12
Kemangi
Jahe
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Kencur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 125 / 100 = 0
gram
50
Lengkuas
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Hitam
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Temu Kunci
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Merah
:0
x 125 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 125 / 100 = 0
gram +
0,58 gram
: 0,58/ 1500 x 100 = 0,3%
Flavonoid Bahan Ramuan Herbal 7
Kemangi
Jahe
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Daun Sirih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Temulawak
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Kunyit
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Sereh Dapur
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram
Bawang Putih
:0
x 214,2 / 100 = 0
gram +
1,0 gram
: 1,0 /1500 x 100
= 0,06%
51
Kemangi
Temu Kunci
Kunyit
Bawang Putih
Temu Ireng
Kencur
Bawang Merah
Sereh
Jahe
Daun Sirih
Lengkuas
Temulawak
52
53
RIWAYAT HIDUP
54