Professional Documents
Culture Documents
Tanggal Pengumpulan
9 juni 2015
(2525133920)
Pengertian Profesi
Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak
berganti-ganti pekerjaan)
Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai
2.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi dan
perasaan, dan dapat dikembangkan segala potensinya ;sementara itu pendidikan dilandasi
oleh nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia.
b)
Pendidikan dilakukan secar internasional, yakni secara sadar dan bertujuan, maka
pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik
secara universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para pendidik, peserta
didik dan pengelola pendidikan.
c)
d)
Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai
potensi yang baik untuk berkembang.
e)
Inti pendidikan tejadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi dialog antara peserta
didik dengan pendidik, yang memungkinkan peserta didiktumbuh kearah yang
dikehendaki oleh pendidik.
f)
Sering terjadi dilema antara tujuan pendidikan, yakni menjadikan manusia sebagai manusia
yang baik, dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat untuk perubahan atau
mencapai sesuatu.
3.
sejarah pendidikan di Indonesia terutama dalam zaman kolonial belanda, termasuk juga sejarah
3
profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya diangkat dari orang-orang yang tidak dididik
secara khusus menjadi guru, secara berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru
yang lulus dari sekolah guru (Kweekschool) yang pertama kali didirikan di solo tahun 1852.
Karena kebutuhan guru yang mendesak maka pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima
macam guru, yakni:
a) Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh
b) Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi guru
c) Guru bantu
d) Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.
e) Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang berasal dari warga yang pernah
mengecap pendidikan.
Selangkah demi selangkah pendidikan guru meningkatkan jenjang kuaifikasi dan mutunya,
sehingga saat ini kita hanya mempunyai lembaga pendidikan guru yang tunggal, yakni lembaga
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
Dalam era teknologi yang maju sekarang, guru bukan lagi satu-satunya tempat bertanya bagi
masyarakat. Pendidikan masyarakat mungkin lebih tinggi dari guru, dan kewibawaan guru
berkurang antara lain karena status guru dianggap kalah gengsi dari jabatan lainnya yang
mempunyai pendapatan yan lebih baik.
B. Kode etik profesi keguruan
a)
sikap dan tingkah laku dan perbuatan di dalam dan diuar kedinasan.
Dalam kongres PGRI XIII, Menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan
landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru.
b)
Secara umum tujuan kode etik adalah sebagai berikut (R. Hermawan S, 1979) :
1.
2.
3.
4.
5.
c)
tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi moral.
Barang siapa melanggar kode etik akan mendapatkan celaan dari rekan-rekannya, sedangkan
sanksi yang dianggap berat adalah si pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi.
d)
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma
profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat.
Fungsi kode etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap
guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik didalam maupun
diluar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
C. Organisasi Profesional keguruan
1.
mengendalikan keseluruhan profesi. Dan untuk mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka.
2.
a)
b)
2.
3.
4.
BAB II
Pengertian
6
Banyak ahli yang mencoba untuk merumuskan pengertian bimbingan dan konseling dari
Jones(1963), Rochman nata widjaja(1978), Bimo walgito(1982:11). Dan dari beberapa ahli maka
dapat dirumuskan bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, suatu
proses membantu individu, bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
kemampuannya/ potesinya, kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu
dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan.
2.
Pengertian konseling
Berdasarkan pendapat bayak tokoh dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseing itu
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual.(b) Pada
umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka. (c) Untuk pelaksanaan konseling
dibutuhkan orang yang ahli. (d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi klien.
2.
Mengatasi terjadinya kebiasaan yang dilakukan baik yang dilakukan pada saat prose
b)
c)
d)
e)
2. Bimbingan sosial
Bimbingan sosia ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajarmengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk
a)
b)
c)
itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap
teman sebayanya baik disekolah maupun diluar sekolah.
3.
yang dibimbing.
Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang
saja
Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus,
berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.
A.
1.
Prinsip-prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum antara lain :
9
Dalam pemberian layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan
2.
3.
dan kemampuannya.
Konselor harus dapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya
dibimbingnya.
Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan tekhnik yang tepat dalam
melakukan tugasny
Konselor hendaknya memperhatikan dan menggunakan hsil penelitian dalam bidang :
minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan
kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4.
Asas kerahasiaan
2. Asas keterbukaan
3. Asas kesukarelaan
4. Asas kekinian
5. Asas kegiatan
6. Asas kedinamisan
7. Asas keterpaduan
8. Asas kenormatifan
9. Asas keahlian
10. Asas alih tangan
11. Asas Tut Wuri Handayani
H. Orientasi layanan bimbingan dan konseling
Layanan bibingan hendaknya berfokus atau berorientasi pada perkembangan individu dari
segi lain, Prayitno (1982) menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling seharusnya
berorientasi pada masalah-masalah yang dihadapi oleh klienpada saat ia berkonsultasi.
Berdasarkan pendapat pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling hendaknya menekankan pada : (a). Orientasi individual,(b). Orientasi perkembangan
siswa dan(c). Orientasi permasalahan yang dihadapi siswa.
I.
11
BAB III
12
kelngkapan metode, bentuk layanan, siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan
kegiatan bimbingan (Abu ahmadi,1977)
2.
kegiatan bimbingan.
Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan
dilakukan, dan sekaligus menyusun konsep bimbingan yang akan dilakukan dengan kurun
waktu tertentu.
Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah bila perlu dengan mengundang
program berikutnya.
3. Variasi program bimbingan menurut jenjang pendidikan
Layanan bimbingan dan konseling disekolah seharusnya diaksanakan secara terus menerus,
mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanan-kanak) samapai jenjand pendidikan
tertinggi (perguruan tinggi). Secara ideal kegiatan tersebut seharusnya beekesinambungan.
Meskipun demikian layanan bimbingan tersebut mempunyai penekanan yang berbeda-beda
untuk setiap jenjang pendidikan. Hal ini mengingat kebuthan dan perkembangan anak untuk
setiap jenjang pendidikan juga berbeda.
4.
5.
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakn bahwa kepala sekolah berperan
langsung sebagai koordinator bimbingan dan berwenang untuk menentukan garis kebijaksanaan
bimbingan, sedangkan konselor merupakan pembantu kepala sekolah yang bertanggung jawab
kepada kepala sekolah.
6.
c)
d)
Komponen pelaksana
14
Pelaksanaan jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru
bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi dan peranannya masingmasing.
e)
Komponen metode/alat
Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu dapat berupa
: tes psikologi, tes hasil belajarm dokumen, angket, kartu pribadi, brosur atau poster,
konseling, dan sebagainya
f)
g)
l)
b)
c)
d)
16
BAB IV
PENGERTIAN DAN KONSEP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A. Pengertian administrasi pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai
aspeknya.
1. Administrasi pendidikan mempunyai pengetian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, penilaian.
3. Administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adlah
keseluruhan yang terdiri dari bagian itu berinterksi dalam suatu untuk merubah menjadi
keluaran
4. Administrsi pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika administrasi dilihat dari
sudut ini, perhatian tertuju pad usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang
ada dalam mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah
dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan.
5. Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan
di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana
kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani,
ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho dalam pencapaian tujuan pendidikan.
17
6. Administrsi pendididkan juga dapa dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu
bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok oranga bukanlah pekerjaan
yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam masalah dan ia haru
memecahkan masalah itu.
7. Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan
secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan,
dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.
8. Administrasi seringkali di artika dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan
yang intinya adalah kegiatan rutin catat menyatat, mendokumentasikan kegiatan,
menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
B. Fungsi Administrasi pendidikan
Pada dasrnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian
usaha itu (Longenecker,1964). Oleh karena itu fungsi administrasi pendidikan dibicarakan
sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
1.
2.
18
merupakan
daur
(siklus),
mulai
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis
besar pada bagian terdahulu.
C. Lingkup bidang garapan administrasi pendidikan menengah
Sekolah merupakan bentuk organisasi pendidikan. Seperti yang dijelaskan organisasi
diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu dengan memanfaatkan manusia itu sendiri sebagai sumber, disamping sumber yang ada
diluar dirinya, seperti uang, material, dan waktu.
Bila diamati lebih lanjut ada beberapa hal penting yang menjadi ciri organisasi sekolah,
termasuk pendidikan menengah. Ciri itu adalah :
a) Adanya interaksi (saling mempengaruhi) antara berbagai unsur sekolah. Interaksi itu
mempunyai tujuan, pola, dan aturan. Yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang ingin
dicapai sekolah melalui kerja sama antar unsur itu.
b) Adanya kegiatan. Kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah sangat banyak. Untuk
mudahnya kegiatan ini dapat ditinjau dari dua dimensi yaitu dimensi pengajaran dan
dimensi pengelolaan.
D. Peranan guru dalam administrasi pendidikan
Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan
tertentu. Didalam peraturan pemerintah nomor 38 tahun 1992, pasal 20 disebutkan bahwa :
tenaga pendidikan yang akan ditugaskan utnuk bekerja sebagai pengelola satuan pendidikan dan
pengawas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipilih dari kalangan guru. Ini berarti,
bahwa selain peranannya untuk menyukseskan kegiatan administrasi disekolah, guru perlu secara
sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika karier yang
ditempuhnya nanti adalah menjadi pengawas, kepala sekolah atau pengelola satuan pendidikan
yang lain.
19
BAB V
ADMINISTRASI KURIKULUM
Perencanaan dan pengembangan kurikulum di sekolah antara lain meliputi
1. Penyususnan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah dasar berdasarkan kelender
pendidikan yang disusun pada tingkat kanwil
2. Penyusunan jadwal pelajaran untuk sekolah.
B. Pengembangan kurikulum
Guru Perlu mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum ini:
1. Prosedur pembahasan materi kurikulum
Seperti yang telah disinggung dimuka, di dalam UU No. 2 Tahun 1989, Maka sekolah harus
mengusahakan agar materi kurikulum itu disesuaikan dengan kebutuhan tersebut melalui
berbagai kegiatan pembahasan. Kegiatan pembahsan dapat dilakukan melalui diskusi
kelompok guru bidang studi, semua guru, dan guru dengan kepala sekolah.
2. Penambahan mata pelajaran sesuai dengan lingkungan sekolah
Sekolah dapat menambah kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Dasar
penambahan itu diatur dalam pasal 38 UU No 2 tahun 1989. Kurikulum dapat ditambah oleh
sekolah dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan serta ciri khas satuan
pendidikan yang bersangkutan.
3. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran.
20
Mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh sekolah untuk
memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan dan mengurangi
kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Pemerkayaan bahan kajian ini dapat
dilakukan pada berbagai tingkat.:
a)
C. Pelaksanaan kurikulum
Dengan menerapkan kurikulum harus juga melakukan suatu proses kedepannya, hal hal
yang perlu diperhatikan didalam pelaksanaan kurikulum adalah :
1) Penyusunan dan pengembangan satuan pengajaran
2) Prosedur penyusunan satuan pengajaran
3) Pengembangan satuan pengajaran
4) Penggunaan satuan pengajaran bukan buatan guru sendiri
5) Pelaksanaan proses belajar mengajar
6) Pengaturan ruang belajar
7) Kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler
8) Evaluasi hasil belajar dan program pengajaran
D. Administrasi kesiswaan
Kegiatan dalam administrasi kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian besar, yaitu
penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa disekolah.
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk
sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah
itu.
Pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan,
baik didalam maupun diluar jam belajar dikelas.
21
Dalam penamatan siswa, keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak
keterlibatannya dalam belajar mengajar. Dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak
berperan secara tidak langsung
.
E.
22
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses
belajar mengajar di kelas, tetapi dengancara khusus diberikan oleh sekolah kepada para siswanya
agar mereka lebh optimal dalam melaksanakan proses belajar.Ada berbagai jenis layanan khusus,
tetapi hanya tiga jenis lebih banyak ditemui. Ketiga jenis layanan khusus itu adalah pusat sumber
belajar, usaha kesehatan sekolah(UKS), dan kafetarian/warung/kantin sekolah.
BABVI
A. Unsur dalam struktur organisasi departemen pendidikan dan kebudayaan
Dalam Bab XV pasal 49 undang-undang nomor 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa
pengelolaan sistem pendidikan bahwa pengeloaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung
jawab menteri P dan K. Pasal 50 menyebutkan bahwa pengelolaan satuan dan kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintahan selain oleh menteri P dan K, juga menteri
lain atau pemimpin lembaga pemerintah lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Unsur-unsur dalam struktur organisasi departemen pendidikan dan kebudayaan adalah: 1.
Menteri 2. Sekretariat Jenderal 3. Inspektorat Jenderal, 4. Direktorat pendidikan dasar dan
menengah 5. Direktorat jenderal pendidikan tinggi 6. Direktorat pendidikan luar sekolah,
pemuda dan olahraga, 7. Direktorat jenderal kebudayaan 8. Badan penelitian dan pengembangan
pendidikan dan kebudayaan, 9.pusat-pusat dibidang khusus, dan 10. Instansi vertikal di wilayah.
B. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
Tujuan dan isi program pendidikan guru
Tujuan pendidikan guru adalah membentuk kemampuan untuk :
a)
Melaksanakan
tugas,
yang
empunyai
kompenen
mengenal
apa
yang
harus
dikerjakan,menguasai cara bagaimana setiap aspek dan tahap tugas tersebut harus
dikerjakan, serta menghayati dengan rasional mengapa suatu bagian tugas dilaksanakan
denga satu cara dan tidak dengan cara lain.
23
b)
Mengetahui batas-batas kemampuannya sendiri, serta siap dan mampu menemukan sumber
yang dapat membantu mengatasi keterbatasannya itu.
Menurut T.Raka Joni (1991) tujuan pendidikan prajabatan guru adalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
Pemilikan kemampuan melaksanakan tugas profesional alin dan tugas administratif rutin.
24