You are on page 1of 42

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

15/09/08

ISTILAH-ISTILAH

Apotek : Tempat tertentu, tempat dilakukan pelayanan kefarmasian


dan penyaluran sediaan farmasi dan pebekalan kesehatan kepada
masyarakat.

Apoteker : Sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan


telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
di Indonesia sebagai apoteker.

Sediaan Farmasi : Obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.

Obat : Bahan atau campuran bahan, dimaksudkan digunakan dalam


menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan dan
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka, atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan manusia.

Obat Jadi : Obat dalam keadaan murni atau campuran, dalam bentuk
serbuk, cairan, salep, tablet, pil atau suppo atau bentuk lainnya,
mempunyai nama sesuai FI atau buku lainnya.

Obat Esensial : Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan


kesehatan bagi masyarakat terbanyak mencakup diagnosa,
profilaksis, preventif, terapi dan rehabilitasi.

Obat Paten : Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas
nama si pembuat atau yang dikuasakannya, dijual dalam bungkus
asli pabrik yang memproduksinya.

Obat Generik : Obat dengan nama sesuai yang ditetapkan dalam FI


untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

Obat Generik Berlogo : Obat esensial yang tercantum dalam Daftar


Obat Esensial Nasional dan mutunya terjamin karena diproduksi
sesuai CPOB dan diuji ulang oleh BPOM.

Page 1
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

INTERAKSI OBAT
Interaksi obat (IO) adalah suatu peristiwa dimana terjadi saling
mempengaruhi antarobat. IO terjadi jika dua atau lebih macam obat
digunakan bersamaan dalam suatu pengobatan. Obat dapat berinteraksi
dengan obat lain,makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan misx
asap rokok.
Alasan kombinasi obat:
1.

Meningkatkan efek pengobatan, cthx: pengobatan gonorrhoe (penisilin


+ probenesid)

2.

Menurunkan efek toksik atau efek samping, cthx: asam urat (ES iritasi
lambung) + obat maag

3.

Mengobati beberapa penyakit atau keluhan penyakit yang timbul pada


waktu bersamaan

4.

Memperlambat terjadinya resistensi kuman terhadap antimikroba,


cthx: pengobatan TBC

5.

Memperluas spektrum antibiotika, cthx: cotrimoksazol + AB lain

6.

Terapi awal infeksi berat yang diagnosisnya belum jelas

Jenis efek kombinasi yang timbul dalam IO


1.

2.

Homergisme yaitu 2 obat menghasilkan efek nyata sama

Sumasi : jika efek gabungan sama kuat dengan jumlah efek


masing-masing.

Aditif : efek gabungan sama dengan yang diharapkan bagi obat


tersebut,yang bekerja dengan mekanisme sama.

Hetergisme yaitu 2 obat yang salah satunya memiliki efek nyata

Sinergisme : Efek gabungan nyata atau lebih besar daripada jika


diberikan sendiri-sendiri.

Potensiasi : Efek obat diperkuat oleh obat lain.

Page 2
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Antagonis : Efek obat gabungan lebih kecil daripada jika diberikan


sendiri-sendiri atau efek obat diturunkan oleh obat lain.

Mekanisme IO
a.

Interaksi farmasetik (inkompabilitas)

b.

Interaksi farmakokinetik

c.

Interaksi farmakodinamik

Interaksi Farmasetik

Terjadi di luar tubuh, pada saat pencampuran dan pembuatan sediaan

Terjadi interaksi langsung secara kimia atau fisika (kekeruhan,


endapan, perubahan warna, basah dll) yang mengakibatkan inaktivasi
obat

Incomp dapat diperkirakan dari sifat fisika-kimia dari obat yang berada
dalam kombinasi
Fisika, cthx: pyramidon + asetosal/vit C basah jika digerus bersama
Cara mengatasi : bisa diberikan terpisah atau bisa juga dengan
cara menggerus pyramidon dgn SL lalu
asetosa/vit C juga dengan SL, lalu dicampur
perlahan
Kimia, cthx: Na Karbonat + As.asetat

Interaksi Farmakokinetik

Terjadi bila salah satu obat mempengaruhi Absorpsi, Distribusi,


Metabolisme dan Ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat
kedua meningkat atau menurun (peningkatan toksisitas atau
penurunan efektivitas obat tsb).

Page 3
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan


obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip (antar obat
segolongan terdapat variasi sifat fisika-kimia yang menyebabkan
terjadinya variasi sifat farmakokinetik).

Page 4
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Interaksi dalam absorpsi

Absorpsi sebagian besar terjadi dalam saluran pencernaan

Usus halus tempat absorpsi utama, absorpsi lebih cepat daripada


lambung

Interaksi secara fisika atau kimia antar obat di dalam lumen cerna
sebelum absorpsi dapat menganggu proses absorpsi

Cairan saluran cerna yang alkalis (karena antasida) dapat


meningkatkan disolusi obat yang bersifat asam, sebaliknya
menurunkan kelarutan obat yang bersifat basa

Obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung akan


mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan pada waktu yang
sama,
cthx:
metoklopramid.
Sebaliknya
obat
yang
memperpanjang
waktu
pengosongan
lambung
akan
memperlambat absorpsi obat lain, cthx: kolinergik, analgesic,
diazepam.

Interaksi dalam distribusi

Terjadi bila 2 obat yang dapat mengikat protein diberikan


bersama-sama

Interaksi dapat berupa pergeseran/pendesakan yang kompetitif


maupun non-kompetitif

Penggeseran kompetitif :
Bila suatu obat memperebutkan sisi ikatan yang sama pada suatu
protein plasma. Obat yang lebih kuat (memiliki afinitas yang lebih
besar) yang dapat terikat, sedangkan yang lemah akan tergeser
atau terdesak

Penggeseran non-kompeitif :
Bila kedua obat terikat pada sisi yang berlainan pada suatu protein
plasma namun saling mempengaruhi kekuatan ikatannya

Page 5
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Interaksi dalam metabolisme

Metabolisme adalah rangkaian suatu proses perubahan struktur


kimia oleh zat di dalam tubuh yang biasanya dikatalisis oleh
enzim.

Metabolisme obat yaitu biotransformasi obat.

Umumnya terjadi di hati.

Fungsi utama biotransformasi obat yaitu mengubah obat menjadi


senyawa yang lebih polar sehingga cepat terekskresi.

Setiap reaksi metabolisme dikatalisis oleh beberapa enzim yang


berbeda spesifitas substrat dan kemampuannya untuk diinduksi.

Tergantung jenis enzim yang diinduksinya, zat penginduksi dapat


mempercepat metabolisme beberapa obat, tetapi tidak
mempengaruhi metabolisme obat lain.

Bila metabolit hanya sedikit atau tidak mempunyai


farmakologis maka zat penginduksi mengurangi efek obat.

efek

Sebaliknya bila metabolit lebih aktif atau merupakan zat yang


toksik maka zat penginduksi meningkatkan efek obat atau tosisitas
obat.
Cthx:

Rifampisin +
efektivitasx

Warfarin,

dimana

warfarin

menurun

Tetrasiklin + Obat KB, dimana obat KB menurun


efektivitasx

Penghambatan metabolisme obat menyebabkan peningkatan


kadar plasma obat tsb sehingga meningkatkan efek atau
toksisitasnya.

Interkasi obat tersebut kebanyakan terjadi akibat kompetensi antar


substrat untuk enzim metabolisme yang sama.
Cthx:

Kloramfenikol/fenilbutazon
metabolisme Dikumarol.

dapat

meningkatkan

Page 6
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Page 7
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Interaksi dalam ekskresi

Obat yang tidak mengalami metabolism diekskresikan melalui


berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit atau bentuk
asalnya.

Obat atau metabolit yang polar diekskresikan lebih cepat daripada


yang larut dalam lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru-paru.

Pada gangguan fungsi ginjal, ekskresi obat melalui ginjal menurun


sehingga dosis perlu diturunkan.

Banyak metabolit yang terbentuk di hati diekskresikan ke dalam


usus melalui empedu, kemudian diekskresikan dalam feses.

Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi


obat dengan metabolit untuk system transport sama.
Cthx:

Probenesid menurunkan ekskresi rifampisin/indometasin


melalui empedu sehingga efek rifampisin/indometasin
meningkat.

Interaksi Farmakodinamik

Terjadi antara obat-obat yang bekerja pada system reseptor, tempat


kerja atau system fisiologis yang sama.

Interaksi terjadi karena saling kompetitif dalam menduduki salah satu


reseptor yang sama.

Efek yang terjadi : aditif, sinergis atau antagonis

Dapat diramalkan kejadiaannya

Bila dokter tahu mekanisme kerja obat-obat


menggunakan logikanya, interaksi ini dapat dihindari.

tersebut

dan

Page 8
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

06/10/08

RESEP

Resep permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter


hewan kepada apoteker untuk membuat dan atau menyerahkan obat
kepada pasien yang biasanya dilengkapi dengan aturan
pemakaiannya.

Resep yang baik resep yang ditulis dengan jelas dan dapat dibaca.
Tulisanyang sukar dibaca sangat rawan terhadap kesalahan yang
berbahaya.

Secara etika Kertas resep warna putih dengan ukuran minimal 11 x 17


cm.

SK Menkes No. 26/Menkes/Per/1981, Bab III pasal 10 tentang


persyaratan resep, memuat:

Nama, alamat, no.telp, & No. Izin praktek dokter ybs

Tempat dan tanggal penulisan resep

Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

Nama obat atau komposisi resep (bentuk sediaan, dosis, jumlah obat
Prescriptio

Petunjuk pemakaian Signatura

Tanda tangan atau paraf dokter subscriptio

Tanda seru (!) dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat
yang jumlahnya >DM

Nama pasien

Umur dan alamat pasien (jika perlu)

Untuk resep dari dokter hewan harus tercantum jenis hewan, nama
pemilik dan alamat.

Inscriptio

Page 9
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Bagi penderita yang segera memerlukan obatnya,biasanya pada kanan


atas dari resep ditulis :

Cito = segera

Citiss = citossime = sangat segera

P.i.m = periculum in mora = bahaya bila ditunda

Urg = urgens = mendesak keadaannya

Stat. = statim = saat itu juga

Tanda lain : p.p. (pro paupure) = u/orang miskin


Iter (iteretur) = supaya diulang obat TBC, kejang, obat
sakit jiwa

Bagian-bagian resep

Inscriptio

memuat identitas dokter penulis resep, SIP, alamat,


kota, tanggal dan tanda R/

Prescriptio

Inti resep, nama obat, bentuk sediaan obat (BSO),


dosis dan jumlah obat

Signatura

tanda yang harus ditulis pada etika nama pasien dan


petunjuk pemakaian

Subscriptio :

tanda tangan atau paraf dari dokter

Resep yang rasional :

Tepat diagnosis/indikasi

Tepat obat

Tepat dosis

Tepat cara dan waktu pemberian

Tepat bentuk sediaan yang dipilih

Tepat penderita

Page 10
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Dampak penggunaan obat yang tidak rasional

Memberikan preskripsi yang boros

Menggunakan obat yang salah indikasi

Menggunakan obat lebih dari yang diperlukan

Menggunakan obat yang berlebih

Menggunakan obat yang relatif tidak aman/kurang efektif

Menurut AMA (American Medical Association), obat atau resep yang


rasional adalah :

Mengandung tidak lebih dari 3 komponen aktif dari golongan


farmakologi yang berbeda, atau tidak mengandung lebih dari 1
dr. Rahmadi

komponenJl.
aktif
dalam
setiap golongan
Perintis
Kemerdekaan
No.25 farmakologi yang sama

SIP No. 208/X/84

Setiap komponen
terdapat
Makassar,aktif
6 Oktober
2008 dosis yang efektif dan aman, serta
R/ Biothicol 100 caps No XV

mempunyai efek terapeutik


dalam mengobati penyakit
S 3 dd 1
----------------------------------------paraf

KombinasiR/
obat
diberikan
Sanmol
tab X untuk menangani gejala yang kompleks

Kombinasi----------------------------------------paraf
obat mempunyai nilai terapeutik untuk mengatasi gejala

S prn. 3 dd 1

Becom C
sesuai tipeR/dan
tingkat
keparahan
S 1 dd1

----------------------------------------paraf
Memperhitungkan
interaksi obat yang merugikan antara komponen

obat
Cth resep :

Pro
Umur

:
:

Radita
12 thn

Cat:
Thiwi3 ^_~

Biothicol Kloramfenikol + Ciprofloxacin, biasanya diberi 2 dd 1

Page 11

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Resep yang mengandung narkotika

Narkotika zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Oleh karena itu efek samping yang cukup berbahaya
yakni menimbulkan ketergantungan yang pada akhirnya dapat
merusak mental sehingga penggunaannya perlu diawasi.

Tidak boleh diulang

Nama pasien tidak boleh ditulis m.i (mihi ipsi) atau u.p (usus propium)
atau untuk pemakaian sendiri

Alamat pasien harus jelas

Signa (aturan pakai) harus jelas, tidak boleh ditulis u.c (usus cognitus)
atau sudah tahu cara pakai

Apoteker hanya boleh memberikan obat narkotika jika ada resep asli
dari dokter

Jika obat narkotika belum diserahkan semuanya, maka apotek dapat


memberi copy resepnya

Sisa obat narkotika yang belum diserahkan hanya dapat dibeli di


apotek yang mengeluarkan copy resep tersebut

Apotek tidak boleh memberikan obat narkotika berdasarkan copy


resep apotek lain

Resep narkotika dipisahkan dari resep lainnya (diberi garis merah


dibawah nama obatnya)
Morfin, heroin, petidin harus diberikan oleh dokter spesialis
Codein, doveri boleh diberikan oleh dokter umum

Page 12
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Pelaporan narkotika
Melalui distributor tunggal PT Kimia Farma

Pelaporan narkotika dilakukan 1 bulan sekali. Laporan ditujukan


kepada Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan ke Balai Besar
POM.

Berdasarkan Surat Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan


Napza Badan POM No. PO.02.08.353.3.0658 tgl 30 April 2004 dan
berdasarkan Surat Kepala Balai Besar POM Makassar No
PO.02.904.1155.e

Mekanisme/ Alur Pelaporan Narkotika :

Apotek yang melakukan pesanan narkotika ke PBF Kimia Farma


harus dilengkapi dengan catatan stok akhir narkotika pada saat
pemesanan.

PBF KF cabang setiap 3 bulan melakukan rekapitulasi jumlah


penggunaan

narkotika

dari

masing-masing

sarana

dan

melaporkannya kepada penanggung jawab narkotika PT Kimia Farma


Pusat dengan tembusan kepada Balai Besar POM Makassar dan
Dinkes kota Makassar

Penanggung jawab narkotika PT KF Pusat wajib melaporkan jumlah


penggunaan narkotika tiap 3 bulan kepada Badan POM

Page 13
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Cth Format Laporan Narkotika


LAPORAN STOCK AKHIR NARKOTIKA

APOTEK

ALAMAT

APA

PEMASUKAN SEBELUM
NO

NAMA OBAT

SATUAN

TGL/ BLN/
THN

1
2
3

Codein 10
Doveri 10
Codipront

JUMLAH

PENGELUARAN S/D
TGL/ BLN/

JUMLAH

THN

SISA STOCK
TGL/ BLN/
THN

JUMLAH

Tab
Tab
botol

MAKASSAR,
APA

Cap Apotek

______________________
SIK :
Resep yang mengandung psikotropika (OKT)

Psikotropika
Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan mempengaruhi fungsi psikis,
menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi
(menghayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan
dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.

Surat Ditjen POM Depkes RI No 002/EE/D/XII/1991 tgl 31 Februari 1992


tentang pelaporan psikotropika

Pencatatan untuk 2 jenis psikotropika (OKT) tunggal yaitu diazepam dan


nitrazepam selama 1 tahun.

Page 14
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Apotek membuat laporan tahunan, yang ditujukan ke Dinkes kota,


tembusan ke Balai POM.

Contoh sediaan psikotropika (OKT)

Jenis diazepam (tunggal)


Bufazep supp; Diazepam tab, injeksi; Dicopam injeksi; Lovium tab;
Mentalium tab; Paralium tab, injeksi, enema; Stesolid tab, sirup, injeksi,
rectal; Trankinon tab; Valium tab, injeksi.

Jenis nitrazepam (tunggal)


Dumolid tab; Megadon tab;Somnil tab.

Kekurangan/masalah dalam resep


a.

Adanya kekurangan tulisan dalam resep, tetapi masih dapat diatasi atau
diterima, seperti tidak ada no.(numero/jumlah), tidak ada bentuk sediaan obat,
signa yang tidak baku (s 1-0-1; s 1-0-0)

b.

Penulisan yang dapat menyulitkan dalam pelayanan

Salah baca, cthx: chloramphenicol chlorpropamid

Bentuk sediaan obat (BSO) yang tidak tepat, cthx: tablet/kapsul enterik
daigerus

BSO lebih dari 1, cthx: voltaren tab, voltaren SR, voltaren gel

Penulisan dosis dalam mg untuk tablet yang berisi lebih dari 1 macam
obat (kecuali trisulfa dan doveri)
R/ Bactrim
R/ Pehadoxin

250mg
350 mg

(isi : sulfametoksazol dan trimetoprim)


(isi : INH dan Vit B6)

Satuan yang tidak ditulis, cthx: R/ Erytromicin 150 mg atau g ??

Satuan obat menggunakan pecahan yang menyulitkan, cthx:


R/ Corsana

4/5 4/5 tab, 4/5 mg, 4/5 g ??

Signa yang tidak tepat, cthx:


S 2 dd cth 3/5 tab
S 3 dd 1/3 cth

Page 15
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

S.prn.3 dd 0,7 ml ukuran pipet 0,8 ml

Signa yang kurang lengkap


o

Obat simptomatis perlu p.r.n antipiretik, anti muntah

Sifat absorbsi obat kurang diperhatikan signa perlu a.c, d.c dan p.c

Pemberian obat dengan aktivitas sama


R/ Decolgen
CTM

Penggunaan antibiotik sampai 3 macam

Adanya polifarmasi yaitu 8-10 macam obat

Cat : Semua masalah di atas dapat ditanyakan pada dokter dan sebaliknya disertai
dengan saran pemecahannya.

13/10/08
A. PENYIMPANAN RESEP

Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan no. resep

Resep yang mengandung narkotika dipisahkan dariresep lainnya (tandai


dengan garis merah di bawah nama obatnya)

Resep harus disimpan selama 3 tahun, setelah lewat 3 tahun dapat


dimusnahkan (dengan cara dibakar atau cara lain yang memadai)

Pemusnahan dilakukan oleh APA dengan sekurang-kurangnya seorang


petugas apotek

Dibuat berita acara rangkap 4, ditandatangani oleh APA dan petugas


apotek yang ikut dalam pemusnahan

Penyerahan obat

Penyerahan obat berdasarkan resep dokter harus dilengkapi dengan etiket

Untuk obat dalam (p.o) diberi etiket berwarna putih


Untuk obat luar (selain oral) diberi etiket berwarna biru

Page 16
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Pada etiket tercantum :

Nama dan alamat apotek

Nama dan no SIK APA

Nomor resep dan tanggal resep

Nama pasien (ditulis di tengah-tengah)

Aturan pemakaian

Tanda lain yang diperlukan seperti kocok dahulu, obat luar, tidak boleh
diulang tanpa resep dokter, dll

Cthx :

APOTEK BONE FARMA


Jl. Perintis Kemerdekaan Km 12 Makassar
APA
:
No. SIK :
No.
tgl ...........

Ani
OBAT LUAR

Salinan resep/ copy resep/ Apographum

Adalah salinan tertulis dari suatu resep

Salinan resep dapat diberikan jika pasien :


-

memintanya atau menginginkannya

baru mengambil separuh obatnya

harus mengulang obatnya (tercantum iter)

Salinan resep harus memuat seluruh keterangan yang termuat dalam resep asli

Salinan resep itu juga memuat :


-

Nama dan alamat apotek

Nama dan no SIK APA

Nomor resep dan tanggal pembuatan

Page 17
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Tanda tangan atau paraf APA

Tanda det (detur); ne det; d.i.d; det.orig atau det 1x; iter 1x atau det 2x
dsb

Cap apotek

Cthx :
APOTEK BONE FARMA
Jl. Perintis Kemerdekaan Km 12
APA
:
No SIK :
SALINAN RESEP
Dr dokter
:
No resep:
Untuk
:

Tgl
Tgl Pemb

R/ Biothicol 100 caps No XV


S 3 dd 1
----------------------------------------det=
R/ Sanmol tab X
S prn. 3 dd 1
----------------------------------------did=
p.c.c.
APA
_______________

Pro
Umur

:
:

Radita
12 thn

Jika diberikan separuhnya ditulis:


R/ Biothicol 100 cap No XV
S 3 dd 1
------------------------------------det V=
B.

PENYIAPAN OBAT

Peracikan (menghitung, menyiapkan, menimbang,


mengemas, dan member etiket pada wadah)

Kemasan obat yang diserahkan (dikemas rapi dalam kemasan yang


cocok, sehingga terjaga kualitasnya)

mencampur,

Page 18
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

C.

Etiket (harus jelas dan dapat dibaca)

PENYERAHAN OBAT

Sebelum diserahkan obat pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir


terhadap kesesuaian antara obat dan resep

Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai dengan pemberian


informasi dan konseling kepada pasien
Cat : Untuk obat TBC sebaiknya rifampisin terlebih dahulu dikonsumsi
baru INH

Dalam memberikan terap, dokter memerlukan beberapa obat atau


kombinasi obat

Preskripsi obat tersebut ada yang disusun dalam suatu formula sediaan
farmasi (formula magistralis)

Dokter dalam menentukan obat yang diresepkan pengalaman, kesan, dan


kebiasaan pribadi, kemudian diamati kecocokan dan atau respon pasien
terhadap obat yang diberikan

Pengamatan dan pengalaman tsb akan digunakan sebagai acuan


pengobatan untuk pasien lain dengan kasus yang sama

Fenomena preskripsi ini dikenal sebagai pola preskripsi Individual


Preference (IP)

Pola preskripsi
keamanannya

seperti

ini

perlu

dikaji

kerasionalan

atau

Pola IP jika tidak dilandasi pengetahuan yang memadai dan


pertimbangan yang cermat

dapat
meningkatkan
ES, menimbulkan
Masalah
:

interaksi yang merugikan dan pemborosan biaya.

Apa memang semua obat itu


diperlukan (bersifat simptomatis)

FORMULA IP UNTUK PASIEN DEWASA


1. R/ Aminophyllin

150 mg

Ephedrin HCl

50 mg

Thiwi3 ^_~

Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut


AMA tidak rasional)
Dosis perlu dicermati (ada obat dgn
tujuan yang sama, aminophyllin &
ephedrin)
Ada interaksi obat yang merugikan
Page 19
(aminophyllin & ephedrin)

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

CTM

1 tab

Prednison

2 tab

Luminal

20 mg

Doveri

100 mg

Belladon

10 mg

m.f. caps dtd No XXX


S 2 dd cap I
Pro

: Mr. X (dewasa)

2. R/ Tripyron

Aminophyllin

0,75

Codein

0,2

Phenobarbital

0,05

Phenorgan tab

XV

OBH

150

Syr. Thymi

50

Masalah :
Perhatikan stabilitas aminophyllin
dalam bentuk sediaan cair
Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut
AMA tidak rasional)
Pertimbangan campuran obat yang
bersifat kausatif (tripyron) dengan
obat simptomatis (aminophyllin,
codein)
Ada interaksi merugikan antara
aminophyllin dengan phenobarbital

m. f. l. a. pot
S 2 dd C I
Pro : Ny. D (dewasa)
3. R/ Chlorpromazin

25 mg

Haloperidol

1 mg

Lorazepam

1,5 mg

THP

2 mg

m.f.l.a. caps dtd No XXX


S 2 dd cap I
Pro : Miss M (dewasa)
4. R/ Mefenemic acid

Cofein

mg 500
mg 25

Bellaphen dragee no 1

Thiwi3 ^_~

Masalah :
Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut
AMA tidak rasional)
Mengandung lebih dari 1 obat
dengan efek farmakologis sama
Perlu pertimbangan
memadai

dosis

yang

Perlu: diperhatikan muncul ES (efek


Masalah
Penggunaan sediaan jadi (Bellaphen
dragee) dapat mengeliminasi tujuan
dari pabrik yang membuatnya
Penggunaan dragee dalam serbuk
dapat menimbulkan tidak halus, tidak
homogen
&
cepat
basah
(higroskopis)
Page 20
Ada
interaksi
menguntungkan
(ergotamine & cofein) dan ada yang
merugikan (cofein & luminal)

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

m.f.l.a. caps dtd No XV


S p.r.n. t dd cap I
Pro : Tn. A (dewasa)

FORMULA IP UNTUK PASIEN ANAK-ANAK


1. R/ Paracetamol

Dexametason
Carbazochrome
Vit K dragee
m.f.l.a.pulv
Pro : Anak

Masalah :
Kombinasi obat lebih dari 3
Mengandung lebih dari 1 obat
dengan efek farmakologis sama
(Carbazochrome & vit K)
Penggunaan sediaan jadi (Vit K
dragee) dapat mengeliminasi tujuan
dari pabrik yang membuatnya
Penggunaan dragee dalam serbuk
dapat menimbulkan tidak halus, tidak
homogen
&
cepat
basah
(higroskopis)

2. R/ Amoxycillin

PCT
Luminal
Metil prednisolon
m.f.l.a. pulv

Masalah :
Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut
AMA tidak rasional)
Pertimbangan campuran obat yang
bersifat
kausatif
(amoxycillin)
dengan obat simptomatis (PCT)

Pro : Anak

Page 21
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

3. R/ Cotrimoxazol

PCT
CTM
Prednison
Tanalbin
Vit B6

Masalah :
Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut
AMA tidak rasional)
Pertimbangan campuran obat yang
bersifat kausatif (cotrimoxzasol,
tanalbin) dengan obat simptomatis
(PCT)

m.f.l.a. pulv
Pro : Anak

4. R/ PCT

DMF
Prometazin

Masalah :
Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut
AMA tidak rasional)

Ambroxol
CTM
Thymi Syr
Pro : Anak
5. R/ Resorsinol

Vioform
As. salisilat
Locasalent oint.
Miconazol oint.
m.d.s.2 dd u.e
Pro : Anak

Masalah :
Kombinasi obat lebih dari 3 (menurut
AMA tidak rasional)
Ada 2 kortikostreoid
Ada penurunan konsentrasi bahan
aktif dari nerisona combi, locasalent,
dan miconazol
Kombinasi kortikostreoid & antifungi
harus jelas indikasinya

Jadi sebagai apoteker, sebelum meracik obat dengan cepat, membungkus dan
menempatkan obat dalam wadah/bungkus yang cocok dan memeriksa serta
memberi etiket dengan teliti.

Page 22
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

A. Melakukan Skrining resep meliputi :

Persyaratan administratif (kelengkapan resep)

Kesesuaian farmasis (BSO, dosis, potensi, stabilitas, inkomp, cara &


lama pemberian)

Pertimbangan klinis (alergi, ESO, interaksi)

Jika ada keraguan terhadap resep, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter


penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternative seperlunya,
jika perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
B.

Penyiapan Obat

Peracikan (menghitung, menyiapkan, menimbang,


mengemas dan memberi etiket pada wadah)

Kemasan obat yang diserahkan

Etiket

mencampur,

20/10/08
Aspek-Aspek Yang Perlu Diinformasikan Saat Penyerahan Obat
1.

Nama obat

2.

Indikasi

3.

Aturan pakai, dosis, rute, frekuensi penggunaan, waktu minum obat

4.

Cara penggunaan

Sediaan bentuk sirup/suspensi harus dikocok terlebih dahulu

Antasida harus dikunyah terlebih dahulu

Tablet sublingual diletakkan di bawah lidah, bukan ditelan

Teknik khusus menggunakan inhaler, obat-obat tetes mata/telinga/hidung


& suppo

Page 23
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Sediaan dengan formulasi khusus (SR, CR, OD) atau tablet salut enteric
harus ditelan utuh, tidak boleh digerus

5.

Cara penyimpanan

6.

Berapa lama obat harus digunakan, terutama antibiotik syrup

7.

Apa yang harus dilakukan jika terlupa minum obat

8.

Kemungkinan terjadi efek samping yang akan dialami dan bagaimana


mencegah atau meminimalkannya

DOSIS OBAT

Dosis obat adalah takaran atau ukuran obat yang diberikan dengan jumlah
tertentu untuk tujuan tertentu pula pengobatan awal, terus menerus,
diagnosis, dsb

Macam-macam dosis

Dosis toksis

Dosis obat yang sedemikian besarnya dapat


memberikan gejala keracunan.

Dosis minimal

Dosis terkecil dari obat yang masih dapat


memberikan aksi pengobatan

Dosis maksimum

Dosis tertinggi dari obat yang diberikan pada


sekali pemakaian dan tiap 24 jam tanpa
memberikan gejala keracunan

Dosis terapi

Dosis obat yang cukup memberikan daya


penyembuhan yang optimal (Dosis lazim)

Dosis letal

Dosis yang dapat menyebabkan kematian


pada hewan percobaan (LD50)

Jika dikehendaki melewati DM, maka pada resep harus diberi tanda tertentu :

Tanda seru (!)

Paraf dokter di samping angkanya

Diberi garis tebal di bawah angkanya

Page 24
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Angka ditulis dengan huruf lengkap

Penetapan dosis tergantung pada :

Hasil pengobatan yang dikehendaki

Kerentanan pemerintah

Lamanya pengobatan

Yang mempengaruhi dosis :

Umur bayi, lansia

Bobot badan gemuk,kurus lebih tepat hitung dosis pake BB

Jenis kelamin ibu hamil, menyusui

Keadaan penderita ada penderita yang alergi obat

Waktu pemberian sesudah, sebelum makan

Rute dan jumlah pemberian

Kecepatan ekskresi

Kombinasi obat

Cara menghitung DM untuk anak :

Rumus Young
n
n + 12

Rumus Dilling
n
20

x DM dewasa

x DM dewasa

(untuk anak 2-8 tahun)


(n = umur dlm tahun)

(untuk anak 8-19 tahun)


(n = umur dlm tahun)

Rumus Cowling
n+1
24

x DM dewasa

(n = umur dlm tahun)

Page 25
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Rumus Fried
b
150

68

(b = umur dlm bulan 2 tahun)

x DM dewasa

Rumus Clark
w

(untuk bayi)

(berdasarkan bobot badan)


(w = bobot badan dalam kg)

x DM dewasa

Waktu sehari menurut FI 24 jam, waktu tidur 8 jam tidak diperhitungkan, jadi
sehari hanya 16 jam

Jika aturan pakai dalam jam, maka seharinya dihitung dengan rumus:
16
+1
a

Untuk obat-obat yang jika diminum tidak teratur dapat menimbulkan


resistensi (AB, sulfa) 1 hari tetap dihitung 24 jam
Cthx :
R/ s.o.4.h.PI
1xp

= 1 bungkus
16

1 hari

+ 1 = 5x

R/ s.o.3.h.PI
1xp

= 1 bungkus
16

1 hari

+ 1 = 6x

Page 26
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Contoh 1 :
R/ Paracetamol

150 mg

simptomatis

Amoxycillin

aa

harus dipisah

Luminal

15 mg

DM = 300 mg/600 mg
Cat : Pake dtd artix semua u/1 bgks

m.f. pulv dtd No XV

tdk pake dtd artix semua u/15 bgks

S 3 dd pulv I
Pro : Yudi (3 tahun) BB = 15 kg
DM luminal = 300 mg/600 mg
3
DM luminal u/ 3thn =
3 + 12

x 300mg/600 mg = 60mg/120mg

1 bgks = 15 mg luminal
1xp = 1 bgks = 15 mg
15
x 100% = 25%
% 1xp = 60
1 hari 3xp = 3 x 15 = 45 mg
% sehari =

45
120

x 100% = 37,5%

Lebih diutamakan menghitung dosis pake bobot badan


15
x 300mg/600mg = 66,18mg/132,35mg
DM untuk 15 kg =
68
1 bgks = 15 mg luminal
1xp = 1 bgks = 15 mg
15
x 100% = 22,55%
% 1xp = 66,18
1 hari 3xp = 3 x 15 = 45 mg
% sehari =

45
132,35

x 100% = 34%

Page 27
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Contoh 2 :
R/ OBH

200

S 3 dd C I
Pro : Rizal (25 tahun)
Komposisi OBH :
Potio nigra contratussive
Succus Liquiritae

10

Ammonium chlorida

6 DM = -/10 g, DL = 0,5-1 g / 2-4 g

Spiritus Amonia Anisata (SASA) 6


Air
Cat :

278 +
300 ml
1C = 15 ml
1 cth = 5 ml

DM Ammonium klorida = -/10 g


1 x pakai = 15/300 x 6 g = 0,3 g
1 x pakai = 1 C = 0,3 g < DL (0,5-1 g) di bawah DL jadi diganti CII
2 C = 2 x 0,3 g = 0,6 g masuk range DL
1 hari = 3 x 0,6 g = 1,8 g < DL (2-4 g)
4 x 0,6 g = 2,4 g masuk range DL
2,4
x 100% = 24%
=
10
Jadi aturan pakai menjadi S 4 dd 2 C
R/ OBH

200

Page 28
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

S.o.4.h C I
16
1 hari =

+ 1 = 5x

4
5x 0,6 g = 3 g

Page 29
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Untuk bayi

Walau sudah dibuatkan rumusnya, tetap harus diingat bahwa respon


tubuh bayi terhadap jenis obat tertentu tidak dapat disamakandengan
respon tubuh orang dewasa terhadap obat yang sama.

Berbagai mekanisme metabolik pada bayi (prematur dan baru lahir)


masih belum berkembang dengan sempurna, sehingga biotransformasi
beberapa obat menjadi terganggu obat akan terakumulasi dalam darah ke
arah [ ] letal, yang pada orang dewasa jarang terjadi.

Obat yang tidak boleh diberikan pada bayi dan anak-anak obat turunan
morfin (opiat), depresan SSP.

Dosis kombinasi
Obat yang mempunyai >1 zat yang mempunyai DM dapat terjadi 2 hal:
1.

Zat-zat yang berlainan yang tidak mempunyai kerja bersamaan DM


hitung masing-masing

2.

Zat-zat yang berlainan yang mempunyai kerja yang bersamaan (sinergis)


DM dihitung dengan cara dijumlahkan

Dasar sinergis kombinasi obat :


1.

Berasal dari tanaman yang sama atau 1 famili (cara kuno) seperti
ekstrak/tingtur Belladon dengan ekstrak/tingtur Hyosiami atau dengan
atropin sulfat

2.

Berasal dari 1 derivat atau turunan (rumus kimianya) seperti kofein


dengan teofilin

3.

Mempunyai aksi farmakologi yang sama seperti piramidon-antipirin


(analgetik antipiretik), luminal-veronal (sedatif)

Contoh :
R/ Atropin sulfat
Extrak belladon

3 mg

DM = 1 mg/3 mg

120 mg DM = 20 mg/80 mg

Page 30
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Papaverin HCl

0,6

m.f cap No. XV


S t 3 dd cap I
Pro : Siska (20 tahun)
Atropin sulfat DM = 1 mg/3 mg
1 kapsul = 3 mg/15 = 0,2 mg
1 x pakai = 0,2 mg (0,2 mg/1 mg) x 100% = 20%
1 hari

= 0,6 mg (0,6 mg/3 mg) x 100% = 20%

Extrak belladon DM = 20 mg/80 mg


1 kapsul = 120 mg/15 = 8 mg
1 x pakai = 8 mg (8 mg/20 mg) x 100% = 40%
1 hari

= 24 mg (24 mg/80 mg) x 100% = 30%

Dosis kombinasi = 20% + 40% = 60%


Jika 80% maka harus ditimbang satu per satu

Page 31
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

SERBUK (PULVERES)

Serbuk yaitu campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi
sedikit dimulai dari obat yang jumlahnya sedikit.

Bahan obat kurang dari 50 mg (tidak dapat ditimbang) dilakukan pengenceran

Penggolongan serbuk
1.

Serbuk terbagi (pulveres) untuk oral


Ada dtd (menyatakan banyaknya zat tiap bungkus) atau tanpa dtd (dibuat
daripadanya, kemudian dibagi) dan ada No (numero)

2.

Serbuk tidak terbagi (pulvis) bisa untuk oral maupun untuk pemakaian
luar

Contoh pengenceran :
R/ Dexa
Coffein

0,5 mg

20 x 0,5 mg = 10 mg (tdk bisa ditimbang)


10

100 mg

50

m.f.p.dtd No XX
Dibutuhkan 10 mg

x 250 = 50 mg

ditimbang Dexa 50 mg diencerkan dgn SL (+ pewarna


cth:carmin) ad 250 mg, diambil 50 mg (10 mg Dexa)

Serbuk terbagi (pulveres)

Adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok, untuk sekali minum.

Bobot serbuk untuk dewasa biasanya 500 mg, sedangkan untuk anak-anak
300 mg.
Jika memang dibutuhkan atau mempunyai keuntungan, jangan ragu membuat
serbuk yang lebih berat.

Page 32
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

DM lebih dari 80%, serbuk dibagi dengan cara menimbang satu persatu

Dibagi menurut penglihatan, untuk menjamin pembagian yang sama,


pembagian dilakukan sebaiknya paling banyak 20 bungkus.

Jika mengandung bahan yang mudah yang mudah meleleh atau atsiri harus
dibungkus dengan kertas perkamen, kemudian dilapisi lagi dengan kertas
logam.
27/10/08

Aturan pembuatan serbuk :


1.

Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam keadaan tidak


diencerkan (lumpang dilapisi dulu dengan SL)

2.

Jika bahan serbuk mempunyai BJ yang berlainan masukkan bahan yang


BJ yang besar dahulu baru kemudian bahan yang BJnya lebih rendah

3.

Jangan menggerus bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus

4.

Bahan-bahan dalam serbuk kering sehingga u/ menggerus Kristal dan


bahan higroskopis

menggunakan lumpang panas (cthx: untuk bahan

higroskopis seperti NaBr)


5.

Untuk bahan-bahan yang mudah menguap atau tidak tahan pemanasan


jangan menggunakan lumpang panas (cthx: peroksida-peroksida,
NaHCO3)

Cara mengerjakan bahan berikut dalam serbuk :


1.

Camphora
Dilarutkan dengan spiritus fortior (96%) dalam lumpang, kemudian
dikeringkan dengan SL aduk perlahan (jangan mengeringkan dengan zat
aktif

2.

Stibii penta sulfida


Digerus diantara 2 bahan tambahan
SL + Stibii + SL aduk dan gerus tanpa ditekan (karena stabii berwarna)

3.

Elaeosacchara (gula minyak)


a.

Campuran 2 g gula (SL) dengan 1 tetes minyak atsiri (ol.anisi,


ol.foeniculi, ol.mentha piperitae)

Page 33
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

b.

4.

Dibuat dengan tetes-tetes minyak atsiri yang penuh (bukan pecahan)


yaitu dibuat dalam jumlah kemudian ditimbang jumlah yang
dibutuhkan. Cthx: dibutuhkan 3 g Elaeosacchara, diambil 4 g SL + 2
tetes minyak atsiri, lalu ditimbang 3g.

Extrak kental
Dilarutkan dengan cairanpenyarinya (Alkohol 70% atau 90%) dalam
lumpang panas supaya alkoholnya cepat menguap, kemudian dikeringkan
dengan SL atau zat inert lain (amylum, radix liquiritae, saccharum
album)

5.

Tingtur-tingtur
a.

Kandungan zat berkhasiatnya tidak menguap atau rusak jika


dipanaskan

b.

Jika jumlahnya kecil


keringkan dengan SL

Jika jumlahnya besar/banyak diuapkan pelarutnya diatas tangas


air sampai sisa sedikit (sisa 1/3nya) kemudian dikeringkan
dengan SL

digunakan lumpang panas, kemudian

Kandungan zat berkhasiatnya mudah menguap atau rusak jika


dipanaskan

Jika mengandung tingtur yang diketahui secara kualitatif dan


kuantitatif diambil isi atau kandungan zat berkhasiatnya saja

Page 34
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Contoh :

R/ TOB

25

m.f.pulv
TOB (tingtura Opii Benzoicum) = 200
Minyak anisi

Kamfer

Asam benzoat4
Tingtura opii

10

Etanol encer

183
200 ml

Tingtur opii diuapkan, etanol encer diganti dengan SL ad 25,


kamfer dilarutkan dalam alkohol 96% lalu dikeringkan dengan
SL.

Jika tidak dapat diganti dengan komponennya tingtur diuapkan


dengan pemanasan serendah mungkin
Caranya : SL masukkan ke dalam cawan porselen terus
diletakkan di atas water bath kemudian diteteskan
tingtur sedikit demi sedikit. Penambahan tetes
selanjutnya setelah tetes sebelumnya kering.
Cat :

6.

Etanol encer diganti dengan SL u/serbuk tidak terbagi,


u/serbuk terbagi tidak usah ditambah SL ad 25 g, SL
secukupnya saja karena yang mau diambil zat
berkhasiatnya saja.

Garam-garam yang mengandung air kristal

Jika ada air kristal,maka dapat terjadi reaksi kimia (air kristal keluar)
serbuk menjadi basah

Jika dalam serbuk terdapat senyawa yang mengandung air kristal,


maka harus diganti dengan senyawa garam yang telah dikeringkan
(eksikatus)
Page 35

Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Perbandingan bobot senyawa yang kering dengan senyawa yang


mengandung air kristal :
o

Natrium karbonat

50%

Natrium sulfat

50%

Ferosi sulfat

67%

Magnesium sulfat

67%

Aluminii et kalii sulfat

67%

Cth : R/ Na.karbonat

25 g

m.f.pulv
S 3 dd cth I

7.

Natrium karbonat 100 : 50 (50%)

Diambil/gunakan bentuk eksikatus 50% x 25 g = 12,5 g

Dalam serbuk tidak terbagi, kekurangan jumlah serbuk


harus diganti dengan SL ad jumlah yang diinginkan.

Untuk serbuk terbagi tidak perlu.

Campuran-campuran yang mencair

Terjadi penurunan titik lebur/cair


bermacam-macam senyawa.

Jika 2 zat yang dicampur akan mencair, maka untuk mencegahnya :

pada

waktu

mencampur

Masing-masing zat dicampur dengan bahan netral, baru


kemudian dicampur.

Diberikan terpisah.

Untuk serbuk tidak terbagi malah menguntungkan karena dapat


langsung dicampur, mencair, lalu dikeringkan dengan talk dll
Contoh senyawa-senyawa yang mencair bila dicampur : kamfer,
timol.
Page 36

Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

8.

Dalam campuran serbuk ditambah/terdapat tablet

Jika tersedia zat aktif yang sesuai dengan kandungan dari tablet itu
maka sebaiknya diganti dengan zat aktifnya.

Bila tidak tersedia zat aktifnya, tablet digerus dahulu sampai halus
kemudian dicampur dengan serbuk lainnya.

Jika jumlah tabletnya pecahan maka dibuat pengenceran dahulu

Pengenceran dibuat sedemikian rupa.

Serbuk tidak terbagi (pulvis)


A. Untuk pemakaian dalam (oral)

Terbatas pada obat-obat yang relatif tidak potent (laksansia, antasida,


makanan diet, analgetik tertentu dan obat u/perut)

Pasien dapat menakar obatnya dengan sendok teh atau penakar lainnya

Yang dimaksud 1 sendok adalah 1 sendok rata atau sesendok peres (rata)
serbuk

Pada etiket harus ditulis x. sendok peres (rata)

Contoh : DM dalam serbuk tidak terbagi


R/ Papaverin HCl

1,5

DM 200 mg/600mg

Mg Subkarbonat
Na bikarbonat
Bismuth subnitrat

aaa 7,5 +
24 g

Cat : aaa = masing-masing

m.f.pulvis
S 3 dd cth I
Pro

: Ny. Dewi

Caranya : Buat dulu serbuk percobaan (untuk menentukan bobot


1sendok rata) misx 1/5 dari jumlah serbuk

Page 37
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Papaverin HCl

1/5 x 1,5 g = 0,3 g

Mg Subkarbonat

1/5 x 7,5 g = 1,5 g

Na bikarbonat

1/5 x 7,5 g = 1,5 g

Bismuth subnitrat

1/5 x 7,5 g = 1,5 g +


4,8 g

Dimisalkan 1 cth rata = 1,8 g


1,8
Jadi, papaverin 1 x pakai = 4,8
1,8
Atau 24

x 0,3 g = 0,1125 g = 112,5 mg < DM

x 1,5 g = 0,1125 g = 112,5 mg

Sehari 3 x 112,5 = 337,5 mg

B.

Untuk pemakaian luar

Disebut serbuk tabur atau pulvis adspersorius

Adalah serbuk ringan yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar atau topical

Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka

Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk
tabur harus bebas mikroba.

Aturan pembuatan serbuk tabur :


a.

Serbuk tabur yang mengandung lemak diayak dengan ayakan no. 44

b.

Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan


no. 100
Cthx: ZnO bereaksi dengan udara Zn Carbonat yang menggumpal
jadi harus diayak dengan ayakan 100
Page 38

Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

c.

Seluruh serbuk harus terayak semua

Cara membuat serbuk tabur yang mengandung :


1.

Adeps lanae, vaselin, emplastrum oksidi plumbici


Dilarutkan dalam eter, aseton atau alkohol kemudian tambahkan talk,
aduk sampai eter menguap.

2.

Kamfer, timol, mentol, asam salisilat, balsam peru


Dilarutkan dengan eter cum spiritus atau alkohol 96% kemudian
keringkan dengan talk.

3.

Ichtiol
Diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol 96% kemudian
keringkan dengan talk.

4.

Parafin cair, oleum ricini (minyak jarak)


Dicampur dengan talk sama banyak lalu ditambahkan sisa talk
sedikit demi sedikit.

5.

6.

Solutio formaldehida

Dalam jumlah kecil campur terakhir.

Dalam jumlah banyak diganti dengan paraformaldehid padat


1/3 x bobotnya

Minyak atsiri
Dicampur terakhir ke dalam campuran serbuk yang telah diayak.

Page 39
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

K APS U L

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri atas obat di dalam cangkang kapsul
yang keras atau lunak yang dapat larut.

Cangkang kapsul umumnya dibuat dari gelatin atau pati atau bahan lain uang
sesuai (gelatin larut air).

Macam-macam kapsul
A. Kapsul keras/ Hard capsule/ Capsulae gelatinosae operculatae

B.

Kapsul yang paling banyak digunakan di apotek

Terdiri atas wadah (induk) dan tutup

Umumnya ada lekuk khas pada tutup dan wadah

Tersedia dalam berbagai macam warna

Tersedia dalam berbagai ukuran (No. 000- No. 5)

Pemilihan ukuran tergantung berapa bahan yang dimasukkan dalam


kapsul

Tiap bahan mempunyai sifat tersendiri tidak ada pengaturan untuk


menentukan ukuran yang tepat u/diisi serbuk

Di apotek pengisian kapsul dilakukan dengan tangan

Tergantung pada tekanan yang diberikan

Kapsul lunak/soft capsule

Merupakan kapsul tertutup, biasanya sedikit lebih tebal dibanding


kapsul keras

Pembuatan dan pengisian obat dilakukan dengan alat khusus

Digunakan untuk mewadahi obat cair/minyak

Dapat diberi bermacam-macam warna

Prinsip/ Cara mengerjakan bahan dalam kapsul

Page 40
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

1.

Cairan yang tidak mengikis dinding kapsul dapat langsung dimasukkan


ke dalam cangkang kapsul.
Cth :

2.

Minyak lemak

Minyak atsiri

Karbontetraklorida, bensol, eter

Cairan mengandung kadar etanol tinggi (> 90%)

Cairan yang mengikis dinding kapsul, tidak dapat langsung dimasukkan


ke dalam cangkang harus dibuat massa pil dulu lalu dibagi-bagi, tiap
bagian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul.

Cairan yang mengandung air

Larutan yang sangat peka (ichtiol dan tumenolamonium)

Fenol-fenol dan sediaan seperti kresol dan pix liquida

Page 41
Thiwi3 ^_~

Bahan Kuliah Compounding & Dispensing

Page 42
Thiwi3 ^_~

You might also like