You are on page 1of 8

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.

1 Februari-Juli 2014: 24-31

Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Alat Permainan Edukatif (APE) Dengan
Perkembangan Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun di Desa Tapak Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan.
( Parents Knowledge About Equipment Educational Games (APE) With Child Development
Preschool Age 4-5 Years in the Tapak Village District Tread Panekan Magetan).
Sumini
Sinta Ayu Setiawan
Tika Ratnasari
ABSTRACT
Parental education is one of the important factors in the development of the child.
Through proper education, so parents can receive all the information from the outside,
especially about how good parenting, how to maintain their health, education etc.. Preliminary
study data obtained by parents and pre-school children aged 4-5 years a number of 44
respondents. Of the 10 respondents obtained 4 respondents (40%) has been providing
educational toys (puzzles, cube, picture books, dolls), while 6 respondents (60%) do not provide
educational toys (puzzles, cube, picture books, dolls) and knowledge parents about educational
toys are still lacking and is still doubting child development (can not speak clearly, can not
distinguish colors, can not plumb). This study aims to determine the relationship of parental
knowledge about educational toys with the development of preschool children 4-5 years of age.
The method used in this study is to use analytic correlation and cross-sectional survey
design. Its population is All parents and children aged 4-5 years 44 in the Village District
Panekan Magetan Tread on May June 2013 the number of respondents with Sampling
techniques Saturated. Methods of data collection using questionnaires. Then the data were
analyzed with the aid of a computer using statistical Spearman's rank test.
Based on the findings of the 44 respondents surveyed earned nearly half of the 20
respondents (45.5%) had good knowledge and for most of the 24 children (54.5%) with a
corresponding development. Based on statistical tests obtained = 0.000 where < (0.05)
then Ho is rejected and H1 is accepted, it means there is a relationship of parental knowledge
about educational toys (APE) with the development of preschool children aged 4-5 years. With
the level of the relationship indicated by the correlation coefficient of 0.531, which shows that
the relationship being.
Conclusions of this research for parents who are less knowledgeable and experienced
developmental irregularities can affect a child's development. The solution of these impacts
such as by increasing the knowledge and skills of the mother and other family members in
obtaining the optimal development of the child.
Keywords: Knowledge, Development, Educational Games Equipment (APE)
PENDAHULUAN
Tumbuh kembang anak menurut
Soetjiningsih mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu
mengenai
pertumbuhan
dan
perkembangan.
Sedangkan
untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal
bergantung pada potensi biologiknya.
Tingkat tercapainya potensi biologik
seseorang, atas hasil interaksi berbagai
faktor yang saling berkaitan ialah faktor
genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan
perilaku. Proses unik dan hasil yang

berbeda memberikan ciri tersendiri pada setiap


anak (Ngastiyah, 2005).
Dalam perkembangan anak terdapat masa
kritis, dimana diperlukan rangsangan atau
stimulasi yang berguna agar potensi
berkembang,
sehingga
perlu
mendapat
perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat di
pengaruhi lingkungan dan interaksi antar anak
dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
sosial di usahakan sesuai kebutuhan anak pada
berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak
bayi masih dalam kandungan. Sedangkan
lingkungan yang tidak mendukung akan
24

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

menghambat
perkembangan
anak
(Soetjiningsih,1995).
Pendidikan orang tua merupakan
salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh
kembang
anak.
Melalui
pendidikan yang baik, maka orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak
yang baik, bagaimana cara menjaga
kesehatan anaknya, pendidikannya dll.
Selain itu, ibu sebagai orang tua sebaiknya
memiliki pengetahuann tentang bagaimana
memberikan stimulus yang tepat kepada
balitanya terutama mengenai jenis alat
permainan dan kegunaannya, sehingga
fungsi dari alat pemainan akan lebih
sempurna dan dengan mengetahui karakter
khas pola bermain anak, terutama akan
mempengaruhi orang tua dalam mengerti,
memahami dan selanjutnya mengenai
kebutuhan putra putrinya terhadap alat-alat
permainan (Soetjiningsih, 1995).
Alat Permainan Edukatif (APE)
adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak,
disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk
anak. Pengembangan aspek fisik, ialah
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak.
Pengembangan bahasa, dengan melatih
berbicara dengan menggunakan kalimat
yang benar. Pengembangan aspek kognitif,
yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk, warna, dll. Pengembangan aspek
sosial, Khususnya dalam hubungannya
dengan interaksi antara ibu dan anak,
keluarga dan masyarakat
(Ngastiyah,
2005).
Alat Permainan Edukatif dapat
dikembangkan sesuai dengan kemampuan
anaknya sendiri, mengetahui kelompok
usia si anak dan mengerti syarat Alat
Permainan Edukatif sehingga stimulasi
fisik maupun mental dapat dilakukan
dengan sedini mungkin (Soetjiningsih,
1995).
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengetahuan
orang tua tentang Alat Permainan Edukatif
dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun

yang akan dilakukan di Desa Tapak Kecamatan


Panekan Kabupaten Magetan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan unsur yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
Orang tua adalah salah satu pihak yang
berperan
penting
dalam
menumbuh
kembangkan anak, karena orang tua pada
dasarnya memiliki peran yang sangat penting
bagi perkembangan anak. Orang tua merupakan
pendidik yang pertama dan utama bagi anakanaknya. Setelah anak pulang sekolah, anak
akan kembali dalam lingkungan keluarga,
sehingga orang tua memiliki lebih banyak
waktu dan kesempatan serta pemahaman yang
lebih terhadap perkembangan seorang anak
(Syaodih, 2010).
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah
alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak sesuai usia dan tingkat
perkembangan dan yang berguna untuk
mengembangkan aspek fisik, bahasa, kognitif,
dan sosialisasi anak (Soetjiningsih,1995).
Permainan edukatif adalah suatu kegiatan
yang sangat menyenangkan, dapat mendidik
dan
bermanfaat
untuk
meningkatkan
kemampuan berbahasa, serta bergaul anak
dengan lingkungan. Selain itu, untuk
menguakan dan menerampilkan anggota badan
si
anak,
mengembangkan
kepribadian,
mendekatkan hubungan antara pengasuh
dengan pendidik (anak didik), kemudian
menyalurkan anak didik dan sebagainya
(Ismail, 2012).
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah
istilah yang menunjuk pada alat peraga yang
secara spesial di berikan pada anak-anak usia
dini, khususnya usia antara 0-5 tahun. Tujuan
permainan
edukatif,
diantaranya
untuk
mengembangkan konsep konseptor diri (self
concept),
mengembangkan
kreatifitas,
mengembangkan komunikasi, mengembangkan
aspek fisik dan motorik, mengembangkan aspek
social, mengembangkan aspek emosi atau
25

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

kepribadian,
mengembangkan
aspek
kognisi, mengasah ketajaman pengindraan,
dan mengembangkan ketrampilan olah
raga dan menari.
Konsep Perkembangan
Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai
hasil
interaksi
dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).
Menurut (Nugraha, 2008) tugastugas perkembangan anak usia 4-5 tahun
antara lain:
1. Memasang dan melepas kancing baju
2. Mengoordinasikan jari-jari tangan
dngan mata dalam melakukan gerakan
yang lebih rumit secara baik
3. Mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni (menggambar, melukis, dan lainlain)
4. Mengklasifikasikan benda berdasarkan
bentuk, warna, ukuran
5. Melakukan gerakan menggantung
6. Mengenal perilaku baik dan buruk
7. Menempel gambar dengan tepat
8. Mentaati peraturan dalam suatu
permainan
9. Banyak bertanya
10. Bertanya bagaimana anak dilahirkan
11. Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi
muka, sisi belakang
12. Mendengarkan cerita-cerita
13. Bermain dengan anak lain
14. Menunjukkan rasa sayang kepada
saudara-saudaranya
15. Dapat melaksanakan tugas-tugas
sederhana
Menurut
Teori
Bronfenbrener
mengemukakan bahwa perkembangan
anak di pengaruhi oleh empat hal, yaitu
sebagai berikut :
1) Kontek Mikrosistem,
2) Kontek Mesosistem,
3) Konteks Ekosistem,

4) Konteks Makrosistem, (Aisyah,, 2007).


Frankenburk dkk. (1981) melalui DDST
(Denver
Development
Screening
Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan
yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
balita yaitu:
1) Personal social (kepribadian/tingkah laku
sosial). Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor adaptive (gerakan motorik
halus)
Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
otot-otot
kecil,
tetapi
memerlukan
koordinasi
yang
cermat.
Misalnya
kemampuan untuk menggambar, memegang
sesuatu benda, dll.
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons
terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara spontan.
4) Gross Motor (perkembangan motorik
kasar). Aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh (Soetjiningsih,
1995).
Alat Ukur Perkembangan
KPSP
(Kuesioner
Praskreening
Perkembangan)
a) Pengertian KPSP
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan.
b) Interpretasi hasil KPSP
1. Hitung jawaban YA (bila dijawab bisa
atau sering atau kadang-kadang).
2. Hitung jawaban TIDAK (bila jawaban
belum pernah atau tidak pernah).
3. Bila jawaban YA 9-10, perkembangan
anak sesuai dengantahapan perkembangan
(S).
4. Bila jawaban YA 7 atau 8, perkembangan
anak meragukan (M).
5. Bila jawaban YA 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P).
6. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer
berapa saja.
Untuk anak dengan perkembangan
sesuai (S) :
1)

26

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

1. Orang tua/pengasuh anak sudah


mengasuh anak dengan baik.
2. Pola asuh anak selanjutnya terus
lakukan sesuai dengan bagan stimulasi
sesuaikan dengan umur dan kesiapan
anak.
3. Keterlibatan orang tua sangat baik
dalam tiap kesempatan stimulasi, tidak
usah mengambil momen khusus.
Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan
sehari-hari yang terarah.
4. Ikutkan anak setiap ada kegiatan
Posyandu.
Untuk anak dengan perkembangan
meragukan (M) :
1. Konsultasikan nomer jawaban tidak,
mintalah jenis stimulasi apayang
diberikan lebih sering.
2. Lakukan stimulasi intensif selama 2
minggu untuk mengejar ketertinggalan
anak.
3. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan
kesehatan pada dokter/dokter anak.
Tanyakan adakah penyakit pada anak
tersebut
yang
menghambat
perkembangannya.
4. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu
menggunakan daftar KPSP yang sama
pada saat anak pertama dinilai.
5. Bila usia anak sudah berpindah
golongan dan KPSP yang pertama
sudah bisa semua dilakukan. Lakukan
lagi untuk KPSP yang sesuai umur
anak.
6. Lakukan skrining rutin, pastikan anak
tidak mengalami ketertinggalan lagi.
7. Bila setelah 2 minggu intensif
stimulasi, jawaban masih (M) .
Konsultasikan dengan dokter spesialis
anak atau ke rumah sakit dengan
fasilitas
klinik
tumbuh
kembang(Draguscn, 2008).
2) DDST
Denver Development Screening
Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas
untuk menilai kemajuan perkembangan
anak usia 0-6 tahun (Nugroho, 2009).
Denver terdiri atas 125 item tugas
perkembangan yang sesuai dengan usia
anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item

tersebut tersusun dalam formulir khusus dan


terbagi menjadi 4 sektor, yaitu:
a) Sektor Personal-social, yaitu penyesuaian
diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi.
b) Sektor Motorik Halus-Adaptive, yaitu
koordinasi
mata-tangan,
kemampuan
memainkan dan menggunakan benda-benda
kecil, serta pemecahan masalah.
c) Sektor Bahasa, yaitu mendengar, mengerti,
dan menggunakan bahasa.
d) Sektor Motorik Kasar, yaitu duduk, berjalan,
dan melakukan gerakan umum otot besar
lainnya.
Cara Pemeriksaan DDST II
a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan
tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan
dan 12 bulan untuk satu tahun.
b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15
hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan
atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis
yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Menurut Sudarti dkk. (2010) berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasikan menjadi 4,
yaitu:
a. Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan.
b. Meragukan
Bila dalam satu kelas didapatkan 1
keterlambatan.
c. Tidak Dapat Di tes
Apabila
terjadi
penolakan
yang
menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.
e. Normal
Semua tidak ada keterlambatan
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini
menganalisis
tentang
hubungan
antara
pengetahuan orang tua tentang alat permainan
edukatif dengan perkembangan anak usia 4-5
tahun di Desa Tapak Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan .
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah penelitian crosssectional. Penelitian
dilakukan di Desa Tapak Kecamatan Panekan
27

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

Kabupaten
Magetan
dan
waktu
penelitiannya pada bulan Mei Juni 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Semua orang tua dan anak usia 4-5 tahun
di Desa Tapak Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan dengan jumlah
responden 44. Sampel dalam penelitian ini
adalah semua orangtua dan anak usia 4-5
tahun di di Desa Tapak Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan sampling jenuh.
Variabel
independen
dalam
penelitian ini adalah pengetahuan orang
tua tentang alat permainan edukati (APE).
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah perkembangan anak usia 4-5 tahun.
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan alat ukur kuesioner untuk
variabel independen yaitu pengetahuan
orang tua tentang alat permainan edukatif
(APE) dan KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) untuk variabel dependen
yaitu perkembangan anak usia 4-5 tahun
dimana kuesioner ini bersifat tertutup
dengan
observasi
secara
langsung
responden hanya perlu menjawab Ya atau
Tidak.
Untuk menganalisa penelitian ini
menggunakan Spearmansrank, dengan
menggunakan bantuan program komputer
yaitu SPSS 15.0 for Windows pada taraf
signifikasi 0,05. Jika < 0,05 HO ditolak
H1 di terima, dan jika > 0,05 HO diterima
H1 ditolak.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Penelitian mengenai hubungan
pengetahuan orang tua tentang APE
dengan perkembangan anak prasekolah
yang menjadi subyek penelitian yaitu
semua Orang Tua serta Balitanya usia 4-5
tahun pada bulan Mei-Juni di Dusun Tapak
Desa
Tapak
Kecamatan
Panekan
Kabupaten Magetan. Pada penelitian ini
subjek berjumlah 44 ibu balita dan balita
usia 4-5 tahun.. Berikut ini adalah hasil
penelitian dalam bentuk table.
1. Analisis Bivariat
a. Pengetahuan Orang Tua
Tabel 1. Distribusi pengetahuan
orang tua

N
o

Pengetahu
an Orang
Tua
1 Baik
2 Cukup
3 Kurang
Jumlah

Frekuen
si

Presentase
(%)

20
17
7
44

45,5%
38,6%
15,9%
100

Dari hasil penelitian dapat dilihat


bahwa dari 44 responden yang diteliti
didapatkan hampir setengahnya yaitu 20
responden (45,5%) memiliki pengetahuan
baik, sedangkan hampir setengahnya yaitu
17 responden (38,6%) memiliki pengetahuan
cukup, dan sebagian kecil yaitu 7 responden
(15,9%) dengan pengetahuan kurang.
Pengetahuan adalah hasil tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia,
yaitu
indera
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan unsur yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Dari penelitian di Desa Tapak
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan
didapatkan hampir setengahnya memiliki
pengetahuan baik, dilihat dari data umum
pada distribusi menurut pendidikan bahwa
hampir setengahnya yaitu 18 responden
(40,9%) berpendidikan SMP. Sehingga
semakin
rendah
pendidikan
akan
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki
seseorang, serta hampir sebagian besar
responden yaitu 32 responden (72,73%)
berumur lebih dari 25 tahun. Bertambahnya
umur seseorang dapat berpengaruh pada
pengetahuan
yang
diperolehnya,
kemampuan mengingat suatu pengetahuan
akan lebih cepat. Tingkat pendidikan
menentukan mudah dan tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang
mereka perolah, pada umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin baik
pula pengetahuannya. Pendidikan dan umur
berpengaruh terhadap pengetahuan orang
tua. Sehingga didapatkan solusi sebagai
28

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

tenaga
kesehatan
memberikan
penyuluhan tentang alat permainan
edukatif (APE).
b. Perkembangan Anak
Tabel 2. Distribusi frekuensi
perkembangan anak

N Perkembangan Frekuen Presentas


o Anak
si
e(%)
1 Sesuai
24
54,5%
2 Meragukan
17
38,6%
3 Penyimpangan 3
6,8%
Jumlah
44
100
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 44 responden yang diteliti
didapatkan setengahnya yaitu 24 anak
(54,5%) dengan perkembangan sesuai,
sedangkan hampir setengahnya yaitu 17
anak (38,6%) dengan perkembangan
meragukan, dan sebagian kecil yaitu 3
anak (6,8%) dengan perkembangan
mengalami penyimpangan.
Perkembangan
(development)
adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing
dapat
memenuhi
fungsinya.
Termasuk
juga
perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya (Soetjiningsih,
1995).
Menurut Teori Bronfenbrener
mengemukakan bahwa perkembangan
anak di pengaruhi oleh empat hal, yaitu
sebagai berikut :
1). Kontek
Mikrosistem, 2). Kontek Mesosistem,
3). Konteks Ekosistem. 4). Konteks
Makrosistem (Aisyah,Siti dkk, 2007).
Sehingga dapat diberikan solusi
agar orang tua selalu merangsang
perkembangan anaknya dengan alat
permainan edukatif (APE) sesuai usia

anak, contoh puzzle, kubus,mainan rakaitan,


boneka.
2. Analisis Multivariat
Tabel 3. Uji statistik Hubungan Pengetahuan
Orang Tua Tentang Alat Permainan Edukatif
(APE) Dengan Perkembangan Anak Prasekolah
Usia 4-5 Tahun di Desa Tapak Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan
Correlations
Perke
Pengetahu mbang
an Orang an
Tua
Anak
Spe Penget Correla
arm ahuan tion
,531(*
1,000
an's Orang Coeffic
*)
rho Tua
ient
Sig. (2.
,000
tailed)
N
44
44
Perke
Correla
mbang tion
,531(**)
1,000
an
Coeffic
Anak
ient
Sig. (2,000
.
tailed)
N
44
44
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
bantuan komputer yaitu SPSS 11,5 for
Windows pada taraf signifikan 0,05 di
dapatkan nilai = 0,000 yang artinya 0,000 <
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga
ada hubungan pengetahuan orang tua tentang
alat permainan edukatif (APE) dengan
perkembangan anak prasekolah usia 4-5 tahun
di Desa Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan. Dengan tingkat keeratan hubungan
yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,531
yang mana menunjukkan bahwa keeratan
hubungan sedang.
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terja dimelalui panca indera manusia, yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan unsur yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam
29

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai
hasil
interaksi
dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).
Untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal upaya
yang dilakukan yaitu melalui stimulasi
bermain menggunakan alat permainan
edukatif
(APE)
sehingga
dapat
meningkatkan perkembangan motorik
halus anak. Ibu memegang peranan yang
sangat penting dalam melaksanakan
stimulasi bermain karena ibu adalah sosok
yang paling dekat dengan anak. Untuk itu
diperlukan pengetahuan ibu tentang alat
permainan edukatif.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
terhadap orang tua serta anak pra sekolah
usia 4-5 tahun di Desa Tapak Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan, dapat ditarik
simpulan bahwa :
1. Hampir setengahnya responden yaitu
orang tua memiliki pengetahuan baik
45,5 %.
2. Sebagian besar perkembangan anak
mengalami perkembangan yang sesuai
54,5 %.
3. Ada hubungan Hubungan Pengetahuan
Orang Tua Tentang Alat Permainan
Edukatif (APE) Dengan Perkembangan
Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun di
Desa Tapak Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan dengan = 0,000
dan koefisien korelasi 0,531.
Saran
1. Dengan hasil penelitian di atas
diharapkan untuk bisa menambah
wawasan dan pengetahuan orang tua
tentang alat permainan edukatif (APE)
sehingga perkembangan anak sesuai
dengan tingkat usia anak.

2. Di harapkan agar bisa dijadikan sebagai


bahan
referensi
serta
menambah
pengetahuan
khususnya
mahasiswi
kebidanan tentang hubungan pengetahuan
orang tua tentang alat permainan edukatif
(APE)
dengan
perkembangan
anak
prasekolah usia 4-5 tahun untuk bisa
diterapkan
dalam
lingkungan
kemasyarakatan.

DAFTAR PUSTAKA
Harizal. 2009. Implementasi Konsep Montessori
Pada Pendidikan Anak Usia Dini.
http://insan.peduli.PTKPNF.implemen
tasi-konsep-montessori-pada.html
(diakses pada tanggal 8 Januari 2013
jam 13.15 WIB). .
Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E. 1993. Perkembangan Anak Jilid 1.
Gelora Aksara Pratama: Erlangga.
Ismail, A. 2012. Education Games.Yogyakarta:
Pro-U Medika
Muhammad. 2010. Proposal Skripsi Pengaruh
Pemberian Penyuluhan Tentang Alat
Permainan Edukatif (APE) dengan
Ketetapan Pemilihan Alat Permainan
Edukatif (APE) Pada Anak Usia
Prasekolah Didusun Jurgang Barat
Desa Masaran Kecamatan Banyuates
Sampang Madura. Musafak. 2011.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2005. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
. 2010.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yog akarta: Rineka Cipta.
Nugroho, H. 2009. Petunjuk Praktis Denver
Developmental Screening Test.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodelogi
Penelitian
ilmu
Keperawatan. Jakarta: salemba
medika
Soedjatmiko. 2008. Stimulasi Dini.
http://www.infodokterku.com (diakses
30

Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 24-31

pada tanggal 23 desember 2012


jam 16.43 WIB).
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
Anak. Laboratorium Ilmu
Kesehatan Anak. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syaodih, E. 2008. Bimbingan Konseling
untuk Anak Usia
Dini.Jakarta:Universitas Terbuka.
Zaldym, 2010. Peran Dan Fungsi Orang
Tua Dalam Mengembangkan
Kecerdasan
Emosional
Anak.http://zaldym.wordpress.com
/2010/07/17/
peran-dan-fungsiorang-tua-dalam-mengembangkankecerdasan-emosional+anak/, di
akses tanggal 21 Maret 2013 jam
16.00 WIB).

31

You might also like