You are on page 1of 9

PRESENTASI KASUS

Pembimbing :
Dr. Johny HP. Silalahi, Sp.B

Disusun oleh :
Silvi Puspitasari (97.311.036)

S M F BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2003

I. ANAMNESA
Nama

: An. Z.F.

Umur

: 1 tahun 5 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Karangmangu 03/II Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah

Tanggal Masuk

: 18 Desember 2003

No. CM

: 556610

II. ANAMNESIS (Alloanamnesis)


A. Keluhan Utama

: Terdapat benjolan di lipat paha kiri

B. Keluhan Tambahan

:-

C. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien dibawa orang tuanya ke IGD RSMS dengan keluhan terdapat
benjolan di lipat paha kiri. Benjolan ini menurut orang tua pasien ada sejak
4 bulan yang lalu. Benjolan terutama jelas saat pasien menangis, batuk,
bersin, mengedan dan bila diberdirikan. Tapi saat pasien berbaring, benjolan
tersebut hilang atau tidak nampak.
Pasien tidak bertambah gelisah dan rewel bila benjolan tersebut
ditekan. Pasien tidak telrihat gelisah, jarang menangis dan perutnya jarang
kembung.
Keluhan pasien ini menurut orang tuanya juga tidak disertai mual
ataupun muntah.
D. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat penyakit Jantung disangkal


- Riwayat penyakit Paru disangkal
- Riwayat penyakit Saluran Pencernaan disangkal
- Riwayat penyakit Genitalia disangkal
- Riwayat Pembedahan disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum

: Sedang, tenang

B. Kesadaran

: Compos mentis

C. Vital Sign

: Tekanan darah : Tidak diperiksa

Berat Badan

Nadi

: 120 x/menit

Respirasi

: 28 x/menit

Suhu

: 37,4 C

: 10 kg

D. Status Generalis
1.

Kepala

: Simetris,

mesochepal,

UUB

sudah

menutup

sempurna, rambut tidak mudah dicabut


2.

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil


bulat isokor, refleks cahaya (+/+)

3.

Hidung

: Discharge (-/-), deviasi septum (-/-)

4.

Telinga

: Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-)

5.

Mulut

: Mukosa tidak hiperemis, bibir tidak kering, lidah


tidak kotor

6.

Leher

: Trakea di tengah, limfonodi tidak membesar, tidak


ada tumor

7.

Thorax
- Paru-paru
Inspeksi

: Simetris, retraksi tidak ada, ketinggalan gerak tidak


ada

Palpasi

: Vokal fremitus paru kanan sama dengan kiri

Perkusi

: Sonor seluruh lapangan paru, batas paru hepar di


SIC VI dekstra

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-), ronkhi (-),


Wheezing (-/-)

- Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi

: Batas atas kiri SIC II LSB


Batas atas kanan SIC II RSB
Batas bawah kiri SIC IV LMC sinistra1 cm lateral
Batas bawah kanan SIC IV RSB

Auskultasi
8.

: S1 > S2 reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: Permukaan datar, tidak membesar, tidak cembung

Palpasi

: Soeffle, nyeri tekan (-), kembung (-), defans


muskular (-), Hepar/Lien tak teraba

9.

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Bising usus (+) Normal

Costovertebrae
Inspeksi

: Tidak ada deformitas

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan

Perkusi

: Tidak ada nyeri ketok

10. Ekstremitas Superior dan Inferior


Oedem

: Tidak ada

Sianosis

: Tidak ada

Ikterik

: Tidak ada

Deformitas

: Tidak ada

B. Status Lokalis
Regio Inguinalis Sinistra
Inspeksi

: - Terlihat benjolan sebesar telur puyuh di daerah Inguinalis


Sinistra, diameter 2 cm.
- Saat pasien dibaringkan benjolan dapat masuk sendiri
- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya
- Tidak terdapat fistel
3

Palpasi

: - Teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar telur puyuh,


konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)
- Benjolan dapat didorong masuk dengan jari kelingking
dalam posisi pasien berbaring
- Finger test : Benjolan diraba dengan ujung jari
- Bila anulus inguinalis ditekan keluar benjolan
- Uji Transiluminasi (-)
- Fluktusi (-), ball ping pong fenomena (-), undulasi (-)

IV.

RESUME
A. Anamnesis (Alloanamnesis)
Pasien anak laki-laki umur 1 tahun 5 bulan datang dengan keluhan
menurut orang tuanya :
- Terdapat benjolan pada lipat paha kiri sebesar telur puyuh
- Benjolan ada sejak 4 bulan yang lalu
- Benjolan jelas nampak saat pasien menangis, batuk, bersin, mengedan
dan bila diberdirikan
- Saat berbaring, benjolan hilang atau tidak nampak
- Tidak bertambah gelisah dan rewel bila benjolan ditekan
- Perut pasien jarang kembung
- Jarang menangis
- Tidak sering terlihat gelisah
- Tidak disertai mual ataupun muntah
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata : Dalam batas normal
Regio Inguinalis Sinistra
Inspeksi

: - Terlihat benjolan sebesar telur puyuh di daerah


Inguinalis Sinistra, diameter 2 cm.
- Saat pasien dibaringkan benjolan dapat masuk
sendiri
- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya
- Tidak terdapat fistel
4

Palpasi

: - Teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar telur puyuh,


konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)
- Benjolan dapat didorong masuk dengan jari kelingking
dalam posisi pasien berbaring
- Finger test : Benjolan diraba dengan ujung jari
- Bila anulus inguinalis ditekan keluar benjolan
- Uji Transiluminasi (-)
- Fluktusi (-), ball ping pong fenomena (-), undulasi (-)

V.

DIAGNOSA KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Reponibel

VI.

DIAGNOSIS BANDING
- Hidrokel testikulorum komunikans

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium : Darah lengkap, urin rutin
VIII. TERAPI
Operatif
IX.

: Herniotomy

PROGNOSIS :
Dubia ad bonam.

PEMBAHASAN
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia terdiri dari cincin,
kantong dan isi hernia.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan
hernia didapat atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya seperti diafragma,
inguinal, umbilikal, femoral.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk. Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga disebut
hernia ireponibel. Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol ke luar melalui
dinding perut, pinggang atau perineum. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa
kantong hernia melalui suatu lobang dalam rongga perut seperti Foramen Winslow,
resesus rektosekalis atau defek dapatan pada mesentrium umpamanya setelah
anastomosis usus.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
Dari anamnesis secara alloanamnesis dari orang tua pasien didapat benjolan sebesar
telur puyuh di lipat paha kiri. Benjolan ini menurut orang tua pasien ada sejak 4
bulan yang lalu. Keluhan ini timbul pada waktu pasien menangis, batuk, bersin,
mengedan dan bila diberdirikan. Namun ketika pasien berbaring, benjolan hilang
atau tidak nampak. Sehingga pasien ini menderita hernia yang sifatnya reponibel.
Pasien ini tidak sering menangis, tidak terlihat gelisah dan perutnya tidak
kembung sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan hernia strangulata. Pasien ini
juga tidak mual, muntah dan tidak terasa kesakitan sehingga dapat menyingkirkan
hernia inkaserata.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Status generalis dalam batas normal

Status lokalis :
Regio Inguinalis Sinistra

Inspeksi : - Terlihat benjolan sebesar telur puyuh berdiameter 2 cm di daerah


inguinalis sinistra.
- Saat pasien dibaringkan benjolan dapat masuk sendiri.
- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya.

- Tidak terdapat fistel.

Palpasi : - Teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar telur puyuh, konsistensi


kenyal, nyeri tekan (-).
- Benjolan dapat didorong masuk dengan jari kelingking dalam
posisi pasien berbaring.
- Finger test : Benjolan diraba dengan ujung jari.
- Bila annulus inguinalis ditekan keluar benjolan.
- Uji Transiluminasi (-).
- Fluktusi (-), ball ping pong fenomena (-), undulasi (-).
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat kita simpulkan diagnosis pasien

ini Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Reponibilis.


Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosis banding yang
berkaitan dengan keluhan dan gejala klinis pasien diantaranya hidrokel testis. Pada
hidrokel testis pada anak-anak kadang terdapat tanda-tanda pembesaran skrotum.
Skrotum yang tegang, sedikit fluktuasi, mudah tembus cahaya pada uji transluminasi,
kulit tampak meregang dan warnanya bila diakibatkan peradangan yaitu kemerahan.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis
yang rasional. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplastik.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik
dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis.
Pada bayi dan anak-anak dengan hernia kongenital lateral yang faktor
penyebab adanya prosesus vaginalis yang tidak menutup sedangkan anulus inguinalis
internus cukup elastis dan dinding belakang kanalis cukup kuat, hanya dilakukan
herniotomi tanpa hernioplastik.
Prognosis dari hernia jenis ini baik. Insidens residif bergantung pada umur,
letak hernia, teknik hernioplastik atau herniotomi yang dipilih. Hernia inguinalis
indirek pada bayi sangat jarang residif.

LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi kasus dengan judul HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA
REPONIBEL telah dipresentasikan dan disetujui oleh pembimbing pada :

Hari / Tanggal : Januari 2004


Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto

Disusun oleh :
Silvi Puspitasari (97.311.036)

Pembimbing :

Dr. Johny H.P. Silalahi, Sp.B

You might also like