You are on page 1of 4

Herra Studiawan dan Mulja Hadi Santosa ; Uji Aktivitas Penurun K adar Glukosa Darah Ekstrak Daun

Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha
pada Mencit yang Diinduksi Aloksan
Test Pharmacological Effect of Ethanolic Extract of Eugenia polyantha Leaves as for Decreasing
Glucose Level Activity on Mice Induced by Alloxan
Herra Studiawan dan Mulja Hadi Santosa
Bagian Ilmu Bahan Alam, Fakultas Farmasi , Universitas Airlangga Surabaya

Abstract
The aim of this study was to know the pharmacological effect of salam leaves on mice which
would be focused on the effect in decreasing blood glucose level on mice induced alloxan.
Material use in this research was ethanolic extract of leaves of Eugenia polyantha. Two kg of
powdered dried leaves of Eugenia polyantha was macerated with ethanol. The ethanolic extract
obtained was used to decreasing glucose level activity using alloxan induced mice. Fourty five male
mice were divided into 3 group i.e group I, II, and control. Alloxan was given every 4 days at the dose
of 100 mg mg/kg BW i.p. The ethanolic extract then given orally for 7 consecutive days in the dose
2,62 mg (group I) and 5,24 mg/20 g BW (group II) from the 9 th day to 15 th day. Decrease of glucose
levels were calculated from the 8 th day to 15 th day. The data were analyzed by ANOVA and LSD tests
to compare groups I, II, a nd control. Based on the data analysis, there were a significance differences
(p = 0,05) between group I and control, group II and control. But, there was no significance difference
between group I and group II.
The result of this study showed that ethanol ic extract of Eugenia polyantha leaves decreased
glucose level of alloxan mice at the dose 2,62 mg/20 g BW and 5,24 mg/20 g BW.
Keywords: Eugenia polyantha, mice, alloxan, glucose level

Pendahuluan

Diabetes melitus atau yang lebih d ikenal dengan


penyakit gula atau kencing manis diakibatkan oleh
kekurangan hormon insulin (Tjokroprawiro, 1988).
Hal ini disebabkan oleh pankreas sebagai produsen
insulin tidak memproduksi insulin dalam jumlah
yang cukup besar daripada yang dibutuhkan oleh
tubuh, sehingga pembakaran dan penggunaan
karbohidrat tidak sempurna (Tjokroprawiro, 1986).
Dalam penanggulangan diabetes, obat hanya
merupakan pelengkap dari diet. Obat hanya perlu
diberikan bila pengaturan diet secara maksimal tidak
berkhasiat mengendalikan kadar gula darah.
Obat antidiabetes oral mungkin berguna untuk
penderita yang alergi terhadap insulin atau yang
tidak menggunakan suntikan insulin. Sementara
penggunaannya harus dipahami, agar ada kesesuaian
dosis dengan indikasinya, tanpa menimbul kan
hipoglikemia.
Karena obat antidiabetes oral kebanyakan
memberikan efek samping yang tidak diinginkan,
maka para ahli mengembangkan sistem pengobatan
tradisional untuk diabetes melitus yang relatif aman
(Agoes, 1991).

Tanaman Eugenia polyantha telah banyak dikenal


oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di
berbagai daerah, baik di pegunungan maupun di
dataran rendah, dan banyak dikenal dengan nama
pohon salam.
Tanaman ini tumbuh di wilayah iklim tropis
dan subtropis, termasukdi Asia Tenggara dan Cina.
Di Indonesia pohon ini tumbuh di pegunungan,
tetapi ada juga yang ditanam orang untuk pelengkap
bumbu masak atau dimanfaatkan sebagai tempat
berteduh (Mardisiswojo dan Radjakmangunsudarso,
1968; Heyne, 1987).
Daun salam selain dimanfaatkan untuk pel engkap bumbu masak, juga dikenal memiliki khasiat
untuk menyembuhkan diare, sakit mag dan mabuk
akibat alkohol. Selain itu, dituliskan juga bahwa daun
tersebut dapat digunakan untuk mengobati kencing
manis atau diabetes me litus (Hembing, 1996; Aliadi,
1996).
Kandungan kimia yang terdapat dalam Eugenia
polyantha adalah minyak atsiri (0,05%) yang mengan dung sitral dan eugenol, tannin, dan flavonoid.
Sebagian masyarakat memanfaatkan daun salam
untuk mengobati kencing manis. Penelitian yang

62

Media Kedokteran Hewan

telah dilakukan terhadap tanaman ini antara lain


adalah pengaruh pemberian infus daunnya terhadap
kadar glukosa darah kelinci. Dilaporkan bahwa infus
daun salam dengan dosis 175 mg/kg BB kelinci dapat
menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Limawan,
1998). Dibandingkan dengan infus, maka kandungan
kimia yang ada dalam ekstrak etanol adalah lebih
banyak, maka dalam penelitian ini akan dilakukan uji
antidiabetes ekstrak etanol daun salam dengan
induksi aloksan untuk menaikkan kadar glukosa
pada mencit.
Berdasarkan uraian ters ebut di atas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah
ekstrak etanol daun Eugenia polyantha dapat
menurunkan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi dengan aloksan ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
aktivitas ekstrak daun Eugenia polyantha dalam
menurunkan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi dengan aloksan. Manfaat dari penelitian ini
adalah dapat digunakannya daun Eugenia polyantha
sebagai alternatif dalam pengobatan diabetes melitus.

Metode Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini


adalah daun tanaman Eugenia Polyantha Weight yang
diperoleh dari Materia Medika, Batu, Malang. Deter minasi tanaman dilakukan di Balai Penelitian Kebun
Raya Purwodadi, Pasuruan. Daun tersebut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, kemudian dihaluskan dan diayak sampai diperoleh serbuk kering.
Serbuk kering daun salam sebanyak 2 kg dimaserasi
dengan etanol 96% selama 24 jam, kemudi an disaring,
lalu residu dimaserasi lagi. Peker jaan tersebut
diulang, sehingga secara keseluru han maserasi
dilakukan selama 4 kali 24 jam. Ekstrak cair yang
diperoleh diuapkan dengan penurunan tekanan
memakai alat rotavapor sampai diperoleh ekstrak
kering dan ditimbang.
Dosis yang dipakai pada penelitian dihitung
berdasarkan pemakaian daun salam o leh manusia.
Manusia dewasa di Indonesia (berat badan 50 kg)
mengkonsumsi daun salam untuk pengobatan tra disional sebanyak 7 gram. Pada tabel konversi dosis,
berat badan manusia adalah 70 kg dan konversi dosis
dari manusia ke mencit 20 gram adalah 0,0026 .
Sedangkan, kadar ekstrak kering dalam serbuk kering
daun salam adalah 10,27%.
Maka perhitungan dosisnya adalah sebagai
berikut: Manusia 50 kg mengkonsumsi serbuk
kering daun salam sebanyak 7 gram. Manusia 70 kg
mengkonsumsi serbuk kering dau n salam 70/50 X
7 gram atau 10,27% X 70/50 X 7 gram = 1,006 gram
ekstrak. Dosis untuk mencit 20 gram = 0,0026 X 1,006
gram = 2,62 mg ekstrak

63

Vol. 21, No. 2, Mei 2005

Untuk sediaan uji kelompok I, ditimbang 500


mg CMC Na kemudian ditaburkan pada akuades
panas, lalu diaduk sampai CMC Na mengembang,
lalu ditambahkan 262 mg ekstrak daun salam dan
diaduk sampai homogen. Setelah itu, ditambah
dengan aquades sampai volumenya 100 ml. Untuk
sediaan uji kelompok II, caranya sama seperti
tersebut di atas, tetapi ekstraknya sebanyak 52 4 mg.
Sedangkan untuk sediaan kelompok kontrol hanya
suspensi CMC Na 0,5% tanpa ekstrak daun salam.
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian
adalah mencit jantan galur Wistar, berumur 2 3
bulan, dengan berat badan 20 30 gram. Hewan coba
dibagi menjadi 3 kelompok masing -masing 15 ekor
sebagai berikut: 1) Kelompok kontrol: Hewan coba
diberi perlakuan dengan suspensi CMC Na ; 2)
Kelompok I: Hewan coba diberi perlakuan dengan
ekstrak daun salam setara dengan 1 kali dosis
manusia atau 2,62 mg/ 20 g BB m encit; 3) Kelompok
II: Hewan coba diberi perlakuan dengan ekstrak daun
salam setara dengan 2 kali dosis manusia atau 5,24
mg/ 20 g BB mencit.
Pada uji ini, semua hewan coba dari ketiga
kelompok percobaan diberi aloksan 100 mg/kg berat
badan setiap 4 hari sekali untuk menaikkan kadar
glukosa darahnya. Pengukuran kadar glukosa darah
dilakukan pada hari ke -1 , 4 , 8 , dan 15. Sebelum
dilakukan pengukuran kadar glukosa darah, hewan
coba dipuasakan selama 16 jam. Selama dipuasakan,
sekam dikeluarkan dari kand ang, agar tidak dimakan
oleh hewan coba. Pengukuran kadar glukosa dilaku kan dengan menggunakan alat Mini Accutrend.
Pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke -4 dan
hari ke-8 dimaksudkan untuk mengetahui apakah
kadar glukosa darah sudah naik. Pengambilan darah
dilakukan pada pembuluh darah ekor hewan coba.
Pemberian sediaan uji pada hewan coba dilakukan
pada hari ke-9 sampai dengan hari ke -15.
Untuk analisis data, parameter yang digunakan
adalah penurunan kadar glukosa darah puasa dari
hari ke-8 sampai hari ke-15 dari kelompok I dan
kelompok II. Penurunan kadar glukosa darah puasa
dari kelompok kontrol, kelompok I dan kelompok II
dianalisis dengan uji ANAVA pada tingkat
kepercayaan 95%. Apabila hasil uji ANAVA
menunjukkan adanya perbedaan bermakna, maka
dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui
kelompok mana saja yang mempunyai perbedaan
bermakna (Sudjana, 1982).

Hasil dan Pembahasan

Dari 2 kg serbuk kering daun Eugenia polyantha,


setelah dilakukan maserasi menggunakan etanol 96%
selama 4 kali 24 jam di peroleh ekstrak cair.
Kemudian, setelah ekstrak cair ini dipekatkan dengan

Herra Studiawan dan Mulja Hadi Santosa ; Uji Aktivitas Penurun K adar Glukosa Darah Ekstrak Daun

rotavapor dihasilkan ekstrak kering sebanyak 205,46


gram atau 10,27% dari daun keringnya.
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran
kadar glukosa pada hari ke -1, 4, 8 dan 15. Penentuan
hari dihitung sejak pemberian aloksan pertama kali.
Jadi, hari ke-1 adalah hari pertama pemberian
aloksan. Pada hari ke -4 , ternyata kadar glukosa
darah puasa hewan coba belum naik cukup banyak.
Oleh karena itu pada hari ke -4 semua hewan coba
diinduksi aloksan lagi. Pada hari ke -8 perlakuan,
kadar glukosa darah hewan coba sudah menunjuk kan kenaikan yang berarti, oleh sebab itu pemberian
bahan uji dilakukan sejak hari ke -9 sampai dengan
hari ke-15.
Harga rerata kadar glukosa darah puasa hewan
coba pada hari ke-1, 4, 8, dan 15 tiap kelompok
dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel tersebut
tampak bahwa rerata kadar glukosa darah puasa
hewan coba pada hari ke -4 untuk semua kelompok
belum menunjukkan kenaikan yang berarti,
sedangkan pada hari ke -8 sudah menunjukkan
adanya kenaikan yang dapat digunakan untuk uji
penurun kadar glukosa.
Tabel 1. Harga Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
Hewan Coba Tiap Kelompok pada Bebera pa Waktu Pengambilan
Kelompok

Rerata kadar glukosa darah puasa hewan


coba (mg%)
Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-8 Hari ke-15

Kontrol

146,87

154,80

199,13

212,67

Kel. I

147,73

155,40

205,13

178,53

Kel. II

145,33

150,67

209,67

175,47

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun


salam terhadap penurunan kadar glukosa darah
puasa hewan coba, maka data yang akan disbandingkan adalah penurunan kadar glukosa dari hari ke -8
sampai dengan hari ke-15 pada setiap kelompok. Uji
Anava pada tingkat kepercayaan 95% member ikan
harga probabilitas = 0,000 , berarti ada perbedaan
bermakna penurunan kadar glukosa darah puasa
hewan coba (Tabel 2). Untuk mengetahui kelompok
mana yang mempunyai perbedaan bermakna, maka
dilanjutkan dengan uji LSD. Ringkasan Anava dan uji
LSD dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa antara
kelompok I dan kontrol ada perbedaan bermakna
penurunan kadar glukosa darah puasa dari hari ke -8
sampai dengan hari ke -15. Demikian pula halnya
dengan kelompok II dan kontrol. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun

Eugenia polyantha dosis 2,62 mg/kg BB dan 5,24


mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah
puasa mencit jantan yang diinduksi dengan aloksan.
Tabel 2. Harga Rerata Penurunan Kadar Glukosa
Darah Puasa Hewan Coba dari Hari Ke-8
sampai dengan Hari Ke-15 Tiap Kelompok
Rerata penurunan
Simpangan
Kelompok N
kadar glukosa
baku
darah (mg%)
Kontrol
15
-14,8667
9,03854
Kel. I
15
26,6000
18,52334
Kel. II
15
34,2000
17,68454
Tabel 7. Ringkasan Anava Penurunan Kadar Glukosa
Darah Puasa Hewan Coba dari Hari Ke-8
sampai dengan Hari Ke-15
Sumber
variasi

Jumlah Derajad
kuadrat bebas

Kuadrat
rerata

Antar
20923,911
kelompok

10461,956

Dalam
10325,733
kelompok

42

245,851

Total

31429,644

F
Probahitung bilitas
42,554

0.000

44

Tabel 8. Perbedaan Harga Rerata Penurunan Kadar


Glukosa Darah Puasa Hewan Coba antar
Kelompok dari Hasil Uji LSD
Kontrol
Kelompok I
Kelompok
II
Kontrol
-41,4667*
-49,0667*
Kel. I
-7,6000
Kel. II
*Ada perbedaan bermakna penurunan kadar glukosa
Namun, dari hasil uji LSD tersebut menunjukkan tidak adanya perbe daan bermakna penurunan
kadar glukosa darah puasa antara kelompok I dan
kelompok II, meskipun dari harga reratanya terlihat
ada perbedaan sedikit. Jadi, pemberian ekstrak daun
salam dengan dosis 2,62 mg/kg BB memberikan
pengaruh yang tidak berbeda dengan dosis 5,24/kg
BB terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit
jantan yang diinduksi dengan aloksan.
Aloksan adalah suatu senyawa yang sering
digunakan untuk penelitian diabetes menggunakan
hewan coba. Aloksan dapat menghasilkan radikal
hidroksil yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan
diabetes pada hewan coba. Efek diabetogenik aloksan
ini dapat dicegah oleh senyawa penangkap radikal
hidroksil.
Amygdalin adalah salah satu senyawa yang
dapat bertindak sebagai penangkap radikal hidroksil.
Struktur kimia senyawa ini mempunyai sebuah cincin

64

Media Kedokteran Hewan

bezena dan gugus gula yang menyebabkan sangat


reaktif terhadap radikal hidroksil dan dikatakan
sebagai penangkap radikal hidroksil (Dorfman dan
Adam, 1973).
Salah satu kandungan daun salam adalah
senyawa golongan flavon oid. Golongan senyawa ini,
terutama yang berada dalam bentuk glikosidanya
mempunyai gugus-gugus gula. Dalam penelitian ini,
diduga glikosida flavonoid yang terkandung dalam
daun salam tersebut bertindak sebagai penangkap
radikal hidroksil seperti halnya am ygdalin, sehingga
dapat mencegah aksi diabetogenik dari aloksan.
Pada percobaan ini, dosis 5,24 mg/kg BB tidak
memberikan perbedaan penurunan kadar glukosa
yang bermakna dengan dosis 2,62 mg/kg BB. Hal ini
mungkin disebabkan oleh jumlah flavonoid yang ada
dalam dosis tersebut belum cukup untuk menghasil kan penurunan kadar glukosa yang berbeda dengan
dosis 2,62 mg/kg BB.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah


dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak
etanol daun Eugenia polyantha dengan dosis 2,62
mg/20 g BB dan 5,24 mg/20 g BB dapat menurun kan secara bermakna kadar glukosa darah mencit
jantan yang diinduksi dengan aloksan (p<0,05).
Karena sampai saat ini masih belum diketahui
kandungan daun salam yang berkhasiat menur unkan
kadar glukosa darah mencit, maka disarankan untuk
melakukan penelitian isolasi kandungan Eugenia
polyantha dan menguji khasiat hipoglikemianya.

Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini, kami ingin menyam paikan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Airlangga atas
kebijaksanaannya sehingga penelitian ini dapat
didanai.

Daftar Pustaka
Agoes A., 1991, Pengobatan Tradisional di Indonesia,
Medika No. 8, Thn 17, hal.632
Brachmacari, H.D., K.T. Augusti, 1962, Effect of Oral
Effectivity Hypoglycaemic Agent, Journal of
Pharm. Pharmacol., vol 14, hal. 167

65

Vol. 21, No. 2, Mei 2005

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1980,


Materia Medika Indonesia, Jilid IV, hal. 109.
Dorfman, L.M. and Adams, G.E., 1973, National
Standard Reference Data Syst em, NBS, vol 4,
hal. 1-59
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehuta nan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, hal 1521, 1522.
Hembing, H.M., 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di
Indonesia, Jilid IV, cetakan pertama, Penerbit
Pustaka Kartini, hal. Vii, 137 138.
Hidayati Tanti, 1995, Pengaruh Pemberian Fase Air dari
Ekstrak Metanol Umbi Dioscorea hispida Denst
terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci dengan Cara
Uji Toleransi Glukosa Oral , Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
Iwu,

M.M., 1990, Hypoglycaemic Activity of


Dioscoretine in Normal and Alloxan Diabetic
Rabbits, Planta Medica, vol 56, hal. 265 - 267

Limawan, P.H., 1998, Pemberian Infus Daun Syzygium


Polyanthum (Weight) Walp Secara Oral Terhadap
Kadar Glukosa Darah Kelinci Dengan Cara Uji
Toleransi Gula, Skripsi, Fakultas FArmasi
Universitas Airlangga, Surabaya.
Mardisiswojo, S., Radjakmangunsudarso, H., 1968,
Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang , Jil;id I,
Cetakan kedua, PT Karya wreda, hal 94,95.
Martin, DW., et al, Darmawan I (Terjemahan), 1987,
Biokimia, Edisi XX, CV ECE, Jakarta, hal. 295 298
Sudjana, 1982, Metode Statistika, Penerbit Tarsito,
Bandung.
Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris
Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, hal 54, 55.
Tjokroprawiro A., 1986, Diabetes Melitus Aspek Klinik
dan Epidemiologi, Airlangga University Press,
Surabaya
Tjokroprawiro A., 1980, Prevalensi Diabetes Melitus
Dewasa di Kodya Suarabaya , Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga, Surabaya .

You might also like