Professional Documents
Culture Documents
The third and fourth months of gestation find the skin of a fetus transforming from thin
transparency to a waxy coating. It is during this time the middle layer of skin, called the basal
layer, begins to outgrow the inner dermis and epidermis skin layers. The buckling and folding of
this skin layer is partially responsible for the unique stresses in fingertip pads that become visible
as development ensues.
Creation of Ridges
The first identifying marks that occur on a fetuss skin are called ridges. Ridges are the faint lines
on the fingertips that create the foundation of a fingerprint. A fetus touches surrounding
structures -- her exact position in the womb and the density of the wombs amniotic fluid
determine how every individual ridge will form. The level of activity of a fetus and the general
chaos of the conditions of the womb prevent fingerprints from developing the same way in
fetuses.
Ridge Patterns
By the time a fetus is six months old and approximately 12 inches in size, his fingerprints and
footprints are fully developed. The ridges on a fetuss fingertips have formed three main patterns
by this time, categorized as arches, loops and whorls, with numerous patterns in between. These
patterns are found on the fingertips, palms and soles and are used to grasp things.
Fingerprint Characteristics
Ridge patterns share two common characteristics found in every fingerprint: ridge end and
bifurcation. The sequences of ridge end and bifurcation characteristics are different in every
fingerprint. A ridge end consists of a ridge that ends abruptly; bifurcation is created by a single
ridge that forks in two and continues on as separate ridges. These ridge characteristics may be a
genetic roadmap for the predisposition of certain diseases. So far, researchers have found that
people with diabetes have a much higher ridge count than those with normal glucose tolerance.
References
While it is stated in the Qur'an that it is easy for Allah to bring man back to life after death,
peoples' fingerprints are particularly emphasized:
Yes, We are able to put together in perfect order the very tips of his fingers. (Qur'an, 75:4)
The emphasis on fingerprints has a very special meaning. This is because shapes and details on
everyone's fingerprint are unique to each individual. Every person who is alive or who has ever
lived in this world has a set of unique fingerprints. Furthermore, even identical twins having the
very same DNA sequence have their own set of fingerprints.105
Fingerprints attain their final shape before birth and remain the same for a lifetime unless a
permanent scar appears. That is why fingerprints are accepted as a very important proof of
identity, exclusive to their owner. The science of fingerprints has been used as a non-erring
identity determination method.
However, what is important is that this feature of fingerprints was only discovered in the late 19th
century. Before then, people regarded fingerprints as ordinary curves without any specific
importance or meaning. However in the Qur'an, Allah points to the fingertips, which did not
attract anyone's attention at that time, and calls our attention to their importance. This importance
has only been fully understood in our day.
The validity of the
technique to establish
identity by means of
fingerprints (AFS)
has been confirmed
by various police
organisations over the
last 25 years and is a
legally approved
method. No
technology of identity
verification in our
time gives such
effective results as
fingerprints. Using
fingerprints to
establish identity has
been used in legal
processes for the last
100 years and
possesses
international
acceptance. What is
a Fingerprint?,
(www.ridgesandfurro
ws.
homestead.com/finge
rprint.html.)
Scientific facts:
Finger prints are formed in the embryo at the fourth month, and
remain fixed and distinct all along mans life.
Finger prints are a record of curvatures that arise due to the fusion
between the epidermis with the dermis.
These curvatures differ from one person to another, and they never
match or correspond among all humans.
Finger prints are considered as as distinctive feature evidence for each person
*
*
*
4-1 {
Here it is noticed that the verse speaks also of the recreation of all
finger tips, and not only one. The word fingertips refer to all hand
fingers. So shaping them again after being scattered all over the
universe on Resurrection Day is a sign of Allahs almighty power. This
is but one side of Allahs ability to resurrect people on Doomsday with
their identifiable parts after annihilation.
1. Maududi tafsir:
That is, Not to speak of building up your skeleton once again by gathering together the major
bones? We are able to make whole the most delicate parts of your body, even your finger tips, as
they used to be before.
Ternyata, program imunisasi rutin terbukti tidak efektif dalam mereduksi tingkat kejadian
penyakit (vaccine-preventable diseases) di negara-negara miskin atau perpendapatan rendah.
VaxTrac, sebuah organisasi non-pemerintah dengan wilayah kerja di negara-negara Afrika Barat,
mengungkapkan bahwa tingkat vaccine wastage menujukkan angka lebih dari
50% terutama di daerah-daerah yang memiliki kendala geografis. Hal
tersebut tentu tidak jauh berbeda dengan keadaan kepulauan Indonesia
yang memiliki medan geografis beragam. Selain itu, VaxTrac juga
menyebutkan bahwa setiap $100 pembelian vaksin baru, sebesar $50 tidak
pernah diberikan pada anak-anak yang mebutuhkan. Sebagai hasil, tingkat
mortalitas anak masih tinggi di negara miskin dan berkembang.
SISTEM PENCATATAN ELEKTRONIK KESEHATAN INDIVIDU
Abstrak
Catatan elekronik medis merupakan catatan elektronik informasi kesehatan yang terkait pada
individu yang dapat dibuat, dikumpulkan, dikelola dan dikonsultasikan oleh klinisi yang
berwenang dan staff dalam suatu organisasi perawatan kesehatan. Catatan kesehatan pribadi
yang terintegrasi (PHRs) terhubung dengan electronic medical record (EMR). PHRs
memungkinkan pasien untuk melihat bagian dari catatan medis elektroniknya seperti imunisasi
dan rangkuman dari hasil kunjungan dokter, mengatur jadwal kunjungan selanjutnya,
mendapatkan therapy, dan mengirim pesan pada pemberi pelayanan kesehatan dengan
menggunakan web. Penggunaan catatan kesehatan elektronik di Negara maju memberikan
dampak yang positif dimana terdapat peningkatan ketercapaian program immunisasi,dan
mngurangi kejadian overimunisasi Aplikasi ini walaupun memiliki banyak kelebihan namun
untuk kondisi saat ini belum bisa dilaksanakan di Indonesia.
I.Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dan berpengaruh juga
terhadap perubahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan.salah satunya
dalam hal dokumentasi catatan medis dan keperawatan sebagai bukti legal dalam pemberian
asuhan kesehatan pada pasien. Di era perkembangan technologi ini dokumentasi atau pencatatan
yang biasa nya dilakukan di atas kertas mengalami pergeseran dengan menggunakan media
elektronik seperti komputer atau smartphone yang tujuannya adalah untuk memfasilitasi
kebutuhan informasi yang adekuat antara anak dan kebijakan kesehatan (Hof & Keymolen,
2010)
Catatan elekronik medis merupakan catatan elektronik informasi kesehatan yang terkait pada
individu yang dapat dibuat, dikumpulkan, dikelola dan dikonsultasikan oleh klinisi yang
berwenang dan staff dalam suatu organisasi perawatan kesehatan. Catatan kesehatan elektronik
merupakan suatu catatan yang berisi informasi tentang kesehatan yang sesuai dengan standar
yang diakui secara nasional dan interoperabilitas yang bisa dibuat, dikelola dan dikonsultasikan
oleh klinisi yang berwenang dan staff dengan berbagai organisasi kesehatan (Alan & David,
2010). Di Amerika terdapat kebijakan dimana pada tahun 2014 semua warganya harus memiliki
catatan kesehatan elektronik termasuk anak-anak.
Penggunaan catatan elektronik pada anak dengan dewasa tentunya memilki perbedaan dimana
untuk catatan elektronik pada anak sedikit lebih rumit dibanding pada dewasa karena pada anak
terdapat 5 kebutuhan yang perlu untuk di kaji yaitu tentang pelacakan kunjungan anak sehat,
support tentang chart pertumbuhan, pelacakan immunisasi, perencanaan imunisasi dan
penghitungan dosis obat berdasarkan berat badan. Dari studi yang telah dilakukan oleh para
dokter anak disimpulkan bahwa system catatan kesehatan elektronik yang ada belum
memungkinkan untuk memenuhi 5 kebutuhan anak tadi dalam suatu catatan kesehatan
elektronik. Sehingga perkembangan penggunaan catatan elektronik pada anak mengalami
perkembangan sekitar 48%.(Needs, Finds, & Hazard, 2013). Berdasarkan lima kebutuhan catatan
elektronik kesehatan pada anak salah satu nya disebutkan tentang immunisasi dan pentingnya
pencatatan imunisasi pada anak.
Riset menunjukkan bahwa kunjungan yang rutin dari anak sehat untuk mendapatkan immunisasi
terbukti meningkatkan kesehatan anak, namun disayangkan bahwa hampir seperempat dari anakanak di Amerika tidak datang kembali saat kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan atau
menerima immunisasi yang direkomendasikan, dan salah satu cara yang digunakan untuk
membantu orangtua mengelola kesehatan anaknya adalah melalui catatan kesehatan pribadi
(Personal Health Record, PHRs) yang terintegrasi.(Ms, Chen, & Zhou, 2014).
Catatan kesehatan individu yang terintegrasi (PHRs) terhubung dengan electronic medical
record (EMR). PHRs memungkinkan pasien untuk melihat bagian dari catatan medis
elektroniknya seperti imunisasi dan rangkuman dari hasil kunjungan dokter, mengatur jadwal
kunjungan selanjutnya, mendapatkan therapy, dan mengirim pesan pada pemberi pelayanan
kesehatan dengan menggunakan web. Komunikasi antar professional selain melalui elektronic
dokumen juga dapat dilakukan melalui non electronic komunikasi dalam penggunaan
dokumentasi elektronik, salah satunya dengan alternative record seperti surat atau telpon(Saario,
Hall, & Peckover, 2012)
II.Kajian Literatur
A.Konsep Imunisasi
Imunisasi pada anak merupakan salah satu dari program kesehatan pemerintah yang sangat
bermanfaat dan dinilai memiliki cost effective dalam pelaksanaannya. immunisasai tidak hanya
memberikan perlindungan pada anak yang mendapatkannya namun juga memberikan
perlindungan kesehatan masyarakat dimana ia tinggal (Kitayama, Stockwell, Vawdrey, Pea, &
Catallozzi, 2014). Manajemen yang kurang tentang informasi immunisasi menjadi alasan utama
untuk terjadinya pemberian imunisasi yang kurang atau bahkan berlebih pada anak, sebuah studi
yang dilakukan di amerika terhadap anak pada usia 3 tahun selama hidupnya mereka
mendapatkan immunisasi dari beberapa penyedia pelayanan mengakibatkan terputus dan tidak
lengkapnya catatan imunisasi anak.
Imunisasi memberikan kontribusi dalam pencapaian goal ke 4 dari MDGs yaitu Penurunan
Angka Kematian Anak, Imunisasi telah terbukti sebagaiintervensi paling cost-effective
dibandingkan dengan intervensi lain dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian. Upaya
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) sangat ditentukan olehcakupan imunisasi yang tinggi dan merata.
Imunisasi yang diberikan pada anak dibagi ke dalam immunisasi dasar yang terdiri dari vaksin
hepatitis B, diptheri,pertusis, tetanus, polio, BCG dan campak. Vaksin yang diberikan pada
imunisasi dasar ini diberikan secara gratis oleh pemerintah sedangkan yang tidak termasuk ke
dalam program imunisasi dasar seperti Hib, pneumonia, MMR vaksin yang didapat di bayar
sesuai vaksin yang diberikan.
Elektronik Personal Health Record (PHRs) atau catatan kesehatan pribadi elektronik adalah
suatu alat yang memberikan informasi tentang data kesehatan individu yang terhubung
denganelectronic health record (EHR).
Catatan kesehatan pribadi merupakan konsep termasuk aplikasi elektronik yang memungkinkan
individu untuk mengakses dan mengelola informasi kesehatan seumur hidup mereka sendiri dan
untuk berbagi semua atau sebagian dari informasi tersebut dengan resmi (Lee, Delaney, &
Moorhead, 2007).
Lebih dari 75% pasien yang menggunakan atau mengakses catatan kesehatan pribadi
menggunakan program yang sudah tersedia melalui asuransi kesehatan, penyelenggara pelayanan
kesehatan dan berdasarkan pekerjaannya. Catatan kesehatan pribadi ini biasanya akan terhubung
pada catatan kesehatan elektronik.(Care, 2011).
Kelebihan PHRs:
1.Keuntungan potensial dari PHRs adalah bahwa kebanyakan sistem belum sepenuhnya
menyadari ini adalah kesempatan untuk meningkatkan komunikasi antara jaringan pasien dan
orang-orang yang akan merawatnya
2.Pasien akan banyak menerima pelayanan kesehatan dari berbagai pemberi pelayanan
kesehatan, beberapa dari mereka tidak memiliki akses ke catatan kesehatan utama, sehingga
informasi dari PHRs yang dapat diakses atau diberikan oleh pasien dapat membantu
meningkatkan komunikasi antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan
Kekurangan
1.PHRs memungkinkan semakin terbukanya informasi yang dimilki oleh pasien sehingga issue
privasi dan keamanan menjadi kelemahan yang perlu di perhatikan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di amerika PHRs dapat membantu memastikan
anak mendapatkan secara tepat waktu pelayanan preventif seperti immunisasi dan penggunaan
PHRs dalam penelitian tersebut hanya berhubungan dengan immunisasi dalam 1 wilayah dari 2
wilayah yang digunakan pada penelitian dan sangat significan terhadap kunjungan anak sehat
(well-child care).
Penyimpanan data immunisasi anak dalam online PHRs dapat meningkatkan ketercapaian
program immunisasi dan mengurangi terjadinya kejadian overimunisasi dengan
memperbolehkan orangtua mengetahui dan berbagi informasi dengan penyelenggara dan
pemberi kesehatan lain yang terlibat dengan kesehatan anaknya.(Kitayama et al., 2014)
Catatan elektronik kesehatan dapat menjadi kendaraan yang digunakan untuk mengumpulkan,
menganalisa dan mendesiminasi informasi yang dibutuhkan. Telah terjadi perdebatan dari
penggunakan catatan kesehatan elektronik dari area medis ke area penilaian kualitas dan
pembiayaan, hal ini terjadi karena catatan medis elektronik dapat membantu menurunkan tingkat
kesalahan dan memungkinkan koordinasi pelayanan yang lebih baik dan membantu mengontrol
pembiayaan dengan mengurangi test yang tidak diperlukan (Alan & David, 2010).
D.Pembahasan
Sebelum dapat menerapkan catatan kesehatan pribadi elektronik di Indonesia yang kaitannya
pada area keperawatan anak adalah tentang pencatatan imunisasi, makadipandang perlu untuk
melihat kondisi yang terjadi di Indonesia pada saat ini dan kemungkinan potensi yang dimiliki
yang berhubungan dengan pengembangan program ini dengan analisis SWOT
1.Kekuatan
2.Kelemahan
Namun yang sering menjadi kendala adalah dalam system pelaporan yang cukup lama karena
pencatatan menggunakan system manual tulis tangan sehingga untuk indonesia dengan cakupan
wilayah yang cukup luas tentunya akan banyak memakan waktu. Kelemahan lain terkait
kesadaran orangtua tentang pentingnya penyimpanan buku KMS masih rendah sehingga sering
akhirnya dikumpul di kader dan informasi menjadi tidak tersampaikan.
3.Kesempatan
Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki SDM yang bisa dimanfaatkan untuk
penggunaan tekhnologi informasi, namun tentunya dibutuhkan dana yang cukup besar untuk
membangun suatu system yang berbasis IT (informasi dan tekhnologi). Beberapa program
dikementerian kesehatan mulai mengembangkan system informasi dan tekhnologi terkait dengan
system informasi keperawatan di rumah sakit dan MTBS di puskesmas. Namun belum ada
tentang immunisasi secara khusus.
4.Tantangan
Tantangan yang paling besar adalah apakah SDM yang ada bisa mengaplikasikan program PHRs
tersebut mengingat masih beragamnya tingkat pendidikan dan social ekonomi untuk penggunaan
peralatan yang berbasis system informasi dan tekhnologi
A.Kesimpulan
Catatan kesehatan pribadi electronic (PHRs) memiliki banyak manfaat selain mempermudah
akses terhadap catatan kesehatan juga dapat di bagi manfaatnya oleh tenaga kesehatan lain dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pada area keperawatan anak PHRs dapat digunakan untuk
membantu orangtua meningkatkan kepatuhan terhadap kunjungan pemeriksaan rutin anak dan
jadwal pemberian imunisasai sehingga tidak terjadi putusnya catatan kesehatan pasien atau
terjadinya imunisasi yang berlebih (overimmunization)
Di Indonesia penggunaan catatan elektronik untuk data immunisasi pada anak hanya dilakukan
oleh rumah sakit atau dokter praktek yang telah menggunakan system komputerisasi dan hanya
dapat diakses oleh tenaga kesehatan yang berwenang dan tidak bisa diakses oleh pasien ataupun
keluarga. Kartu kesehatan ibu dan anak masih menjadi catatan pribadi yang bisa di bagi dan
digunakan untuk memonitor imunisasi yang telah di berikan dan rencana kunjungan atau
pemberian imunisasi berikutnya.
B.Rekomendasi
Program ini belum bisa dilaksanakan di Indonesia. Hal ini disebabkan penyediaan fasilitas
pencatatan elektronik belum merata di seluruh pelayanan kesehatan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Alan, R., & David, A. (2010). Immunization Registries Can Be Building Blocks For National
Health Information Systems.
Care, I. P. (2011). Patient Interest in Sharing Personal Health Record Information, 155(12).
Coast, G. (2011). Information and communication technology (ICT) use in child and family
nursing: What do we know and where to now?, 40(1), 118129.
Hof, S. Van Der, & Keymolen, E. (2010). Shaping minors with major shifts: Electronic child
records in the Netherlands, 15, 309322. doi:10.3233/IP-2010-0186
Kitayama, K., Stockwell, M. S., Vawdrey, D. K., Pea, O., & Catallozzi, M. (2014). Parent
Perspectives on the Design of a Personal Online Pediatric Immunization Record.
doi:10.1177/0009922813506608
Lee, M., Delaney, C., & Moorhead, S. (2007). Building a personal health record from a nursing
perspective. International Journal of Medical Informatics, 76 Suppl 2, S30816.
doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.05.010
Ms, J. O. T., Chen, C., & Zhou, Y. Y. (2014). Personal Health Record Use and Association with
Immunizations and Well-Child Care Visits Recommendations. The Journal of Pediatrics, 164(1),
112117. doi:10.1016/j.jpeds.2013.08.046
Needs, C., Finds, S., & Hazard, T. (2013). PT Health Headlines, (March).
Osaki, K., Hattori, T., & Kosen, S. (2013). The role of home-based records in the establishment
of a continuum of care for mothers, newborns, and children in Indonesia, 1.
Saario, S., Hall, C., & Peckover, S. (2012). Social Science & Medicine Inter-professional
electronic documents and child health: A study of persisting non-electronic communication in
the use of electronic documents. Social Science & Medicine, 75(12), 22072214.
doi:10.1016/j.socscimed.2012.08.019