Professional Documents
Culture Documents
UTILITAS BANGUNAN
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
Sumber air semacam ini yang terbesar di Jawa Timur terdapat di daerah
Umbulan - Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
b) Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
kurang dari 40 meter.
c) Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
lebih dari 40 meter.
d) Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
e) Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari
aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
c. Standar Kualitas Air Baku (BM. Surbakty, 1986 : 11)
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat
yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan
kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut
tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih,
maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan.
DiIndonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun
1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan
SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi
dalam tiga bagian yaitu:
a) Persyaratan kualitas air untuk air minum.
b) Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
c) Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a) Syarat fisik, antara lain:
Air harus bersih dan tidak keruh
Tidak berwarna
Tidak berasa
Tidak berbau
Suhu antara 10-25 C (sejuk)
b) Syarat kimiawi, antara lain:
Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
Cukup yodium
PH air antara 6,5 9,2
c) Syarat bakteriologi, antara lain:
bawah sehingga terjadi kontak dengan udara secara luas, atau dapat juga
dengan meniupkan udara ke dalam air melalui proses mekanis.
c) Proses pemurnian air (coagulation) ini dilakukan dalam suatu bak besar,
dimana air yang telah mengalami proses aerasi tadi dicampur dengan bahanbahan yang dapat memurnikan air. Bahan-bahan koloid, yang mengambang
dapat dipisahkan dengan cara yaitu membuat bahan-bahan tersebut menyatu
satu sama lain dengan menambahkan material seperti alumunium soda
(tawas), yang dapat mengikat kandungan yang terapung itu dan deteksi
kebocoran pada pipa air.
2. Baku Mutu Air Minum
Di Indonesia, standar baku mutu untuk air minum yang berlaku saat ini adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Air yang kita gunakan sehari-hari baik untuk keperluan mandi, mencuci atau
MCK haruslah memenuhi standar baku mutu air bersih. Sedangkan untuk minum
harus memenuhi Standar Baku Air Minum. Air yang terlihat jernih belum tentu
bersih dan layak di gunakan. Apabila air yang kita gunakan telah tercemar maka
dapat dipastikan bahwa air tersebut sudah tidak memenuhi syarat air bersih apalagi
untuk diminum. Bagaimana cara kita mengetahui air itu layak konsumsi atau
tidaknya bisa kita lakukan pengecekan di Laboratorium kesehatan. Dalam hal ini
pemerintah sudah mengatur dan menetapkan kriteria air bersih dan air minum dalam
keputusan mentri kesehatan.
Air yang akan dicek biasanya terbagi menjadi 3 unsur yaitu Fisika, Kimia dan
Mikrobiologi. Uraiannya sebagai berikut :
a) Syarat Fisika.
Warna
Air yang layak dikonsumsi tidak berwarna (jernih), apabila air berwarna, itu
menandakan air tersebut sudah tercemar oleh banyak kontaminan.
Bau
Air yang berbau dapat menjadi indikasi air tersebut tidak layak konsumsi dan
telah tercemar.
Rasa
Air normal tidaklah berasa.
TDS (Total Disolve Solid)
TDS adalah jumlah zat padat yang terlarut dalam air, nilainya adalah
maksimal 1000 utuk air bersih dan 100 untuk air minum.
Kekeruhan
Terjadi karena banyak faktor, bisa tercampur oleh tanah, debu, pasir, dan zat
lainnya yang tidak larut dalam air. Air yang baik tidak memiliki nilai
kekeruhan.
b) Syarat Kimia
Besi (Fe)
Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan selsel darah merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan
menimbulkan gangguan dalam tubuh, juga dapat berpengaruh pada perabot
rumah, keramik, kran air dan akan menimbulkan warna kuning dan berkarat.
Mangan (Mn)
Parameter
Satuan
Persyaratan
Teknik Pengujian
FISIKA
1.
Bau
tidak berbau
Organoleptik
2.
Rasa
normal
Organoleptik
3.
Warna
TCU
maks.15
Spektrofotometri
4.
mg/l
maks. 1000
5.
Kekeruhan
NTU
maks. 5
6.
Suhu
Gravimetri
Spektrofotometri
Termometer
KIMIA
7.
Besi (Fe)
mg/l
maks 0.3
AAS
8.
mg/l
maks. 500
Titrimetri
9.
Klorida (Cl)
mg/l
maks 250
Argentometri
10.
Mangan (Mn)
mg/l
maks 0.1
AAS
11.
pH
6.5 - 8.5
pH meter
12.
Seng (Zn)
mg/l
maks. 8
AAS
13.
Sulfat (SO4)
mg/l
maks 250
Spektrofotometri
14.
Tembaga (Cu)
mg/l
maks. 1
AAS
15.
Klorin (Cl2)
mg/l
maks. 5
Titrimetri
16.
Amonium (NH4)
mg/l
maks 0.15
Spektrofotometri (Nesler)
AAS
KIMIA ANORGANIK
17.
Arsen (As)
mg/l
maks. 0.01
18.
Fluorida (F)
mg/l
maks 1.5
Spektrofotometri
19.
mg/l
maks 0.05
AAS
20.
Kadnium (Cd)
mg/l
maks. 0.003
AAS
21.
Nitrat (NO3)
mg/l
maks 50
Spektrofotometri (Brusin)
22.
Nitrit (NO2)
mg/l
maks 3
Spektrofotometri (NED)
23.
Sianida (CN)
mg/l
maks 0.07
Destilasi
24.
Timbal (Pb)
mg/l
maks. 0.01
AAS
25.
Raksa (Hg)
mg/l
maks 0.001
AAS
MIKROBIOLOGI
24.
Ecoli
APM/100ml
negatif
MPN
25.
APM/100ml
negatif
MPN
Parameter
Satuan
Standar
Teknik Pengujian
A. FISIKA
1.
Bau
2.
mg/l
1.500
3.
Kekeruhan
NTU
25
4.
Rasa
5.
Suhu
Organoleptik
Gravimetri
Spektrofotometri
Organoleptik
Temometer
6.
Warna
TCU
50
Spektrofotometri
1.
a. Kimia Anorganik
Air Raksa (Hg)
mg/l
0.001
AAS
2.
Arsen
(As)
mg/l
0.05
AAS
3.
Besi
(Fe)
mg/l
1.0
AAS
4.
Fluorida
(F)
mg/l
1.5
Spektrofotometri
5.
Kadmium (Cd)
mg/l
0.005
6.
mg/l
500
Titrimetri
7.
Klorida (Cl-)
mg/l
600
Argentometri
8.
mg/l
0.05
AAS
9.
Mangan (Mn)
mg/l
0.5
AAS
10.
Nitrat (NO3)
mg/l
10
Spektrofotometri (Brusin)
11.
Nitrit (NO2)
mg/l
1.0
Spektrofotometri (Nesler)
12.
pH
6.5-9.0
13.
Selenium (Se)
mg/l
0.01
14.
Seng
mg/l
15
AAS
15.
Sianida (CN)
mg/l
0.1
Destilasi
16.
Sulfat (SO4)
mg/l
400
Spektrofotometri
17.
Timbal (Pb)
mg/l
0.05
AAS
B. KIMIA
(Zn)
AAS
pH meter
-
b. Kimia Organik
1.
Detergent
mg/l
0.50
Spektrofotometri
2.
Zat Organik
mg/l
10.00
Gravimetri
3.
mg/l
0.00
4.
mg/l
0.00
5.
Pestisida
Karbamat
mg/l
0.00
Per 100 ml
50
Gol.
Organo
C. MIKROBIOLOGIK
1.
MPN
ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB. Baku
tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
b. Baku tingkat kebisingan
Peruntukan Kawasan - Lingkungan
Kegiatan
Tingkat kebisingan
A. Peruntukan kawasan
Perumahan dan pemukiman
Perdagangan dan Jasa
Perkantoran dan Perdagangan
Ruang Terbuka Hijau
Industri
Pemerintahan dan Fasilitas Umum
Rekreasi
Khusus:
*)
1. Bandar udara
2. Stasiun
*)
Kereta Api
3. Pelabuhan Laut
4. Cagar Budaya
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya
2. Sekolah atau sejenisnya
3. Tempat ibadah atau sejenisnya
Keterangan :
*)
disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
DB (A)
55
70
65
50
70
60
70
70
60
55
55
55