You are on page 1of 31

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT PADA

HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME


PEERDAGANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)
Nurlaela Permata
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
JL. Palembang Raya Blok D2/4
Metha_gegirls@yahoo.com

ABSTRAKSI
Tujuan stocksplit itu sendiri adalah untuk memangkas harga saham yg sudah terlalu tinggi
yang dianggap oleh perusahaan tersebut, agar para investor tidak terlalu terasa terberatkan oleh
harga sebelum stocksplit. Untuk mendapatkan fokus penulisan, penulis membatasi masalah
hanya dengan menggunakan data 10 saham bluechip yang mengacu pada LQ 45 dengan event
windownya selama 31 hari yaitu 15 hari sebelum, pada saat, dan 15 hari setelah atas peristiwa
stock split yang terjadi selama tahun 2007-2009 di BEI. Aktivitas stock split yang dilakukan
ternyata sangat mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan. Sehingga harga saham
dan volume perdagangan sebelum stock split mengalami perbedaan dengan harga saham dan
volume perdagangan setelah stock split. Terdapat perbedaan yang signifikan harga saham antara
sebelum dan sesudah aktivitas stock split. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari stock split adalah
menurunkan harga ketika harga dirasa terlalu mahal. Dengan menurunnya harga saham akan
memiliki daya tarik investor untuk membeli saham-saham tersebut, karena harganya jauh lebih
murah, sehingga mudah untuk mendapatkan capital gain.
Hasil perbedaan Harga saham secara keseluruhan antara sebelum dan sesudah stock split
menunjukkan adanya perbedaan Harga saham sebesar 142552.5 dimana Harga saham sesudah
stock split (25288.5) lebih rendah dibandingkan dengan Harga saham sebelum stock split

(167841). Perbedaan ini semakin nyata setelah terbukti dengan hasil perhitungan statistik yang
signifikan karena hasil t hitung sebesar 10.083 dengan nilai probabilitas (Sig-t) sebesar 0.000
yang nilainya dibawah level signifikan 0.05. Hal ini berarti terjadi perbedaan yang signifikan
harga saham antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Dengan demikian hasil
keseluruhan uji t , menunjukkan bahwa ada perbedaan antara harga saham antara sebelum dan
sesudah stock split . Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan dapat diterima.
Hasil perbedaan Volume perdagangan secara keseluruhan antara sebelum dan sesudah
stock split menunjukkan adanya perbedaan Volume perdagangan sebesar -175369063 dimana
Volume perdagangan sesudah stock split (351351435) lebih rendah dibandingkan dengan
Volume perdagangan sebelum stock split (175982372.5). Perbedaan ini semakin nyata setelah
terbukti dengan hasil perhitungan statistik yang signifikan karena hasil t hitung sebesar -4.764
dengan nilai probabilitas (Sig-t) sebesar 0.000 yang nilainya dibawah level signifikan 0.10. Hal
ini berarti terjadi perbedaan yang signifikan Volume perdagangan antara sebelum dan sesudah
peristiwa stock split. Dengan demikian hasil keseluruhan uji t , menunjukkan bahwa ada
perbedaan antara Volume perdagangan antara sebelum dan sesudah stock split. Dengan demikian
hipotesis pertama yang diajukan dapat diterima.
Kata kunci : Stock Split

PENDAHULUAN

mendorong perubahan iklim investasi dan


perkembangan pasar modal. Sebagai salah

Perkembangan iklim investasi di


satu mediator sarana investasi di pasar
Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin
modal perusahaan efek dituntut untuk
ramainya transaksi jual-beli saham yang
mengikuti

suatu

perubahan

dan

terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal


perkembangan guna memenuhi kebutuhan
itu menunjukkan adanya dampak positif
investor dan menjaga keselarasan dengan
pada peningkatan perekonomian Indonesia.
keinginan pasar. Perkembangan itu secara
Globalisasi sektor keuangan dan investasi
langsung maupun tidak langsung akan
sebagai salah satu tuntutan perkembangan
berdampak

kepada

kegiatan

investasi.

ekonomi indonesia memiliki andil dalam


Semakin luasnya cakupan kegiatan investasi

dan semakin besarnya kapasitas investasi.


Pasar modal memberikan peran besar
bagi perekonomian suatu negara karena
pasar

modal

memberikan

dua

fungsi

sekaligus, yakni fungsi ekonomi dan fungsi


keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi

ekonomi

karena

pasar

modal

menyediakan fasilitas atau wahana yang


mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak

yang

memiliki

kelebihan

dana

(investor) dan pihak yang memerlukan dana


(issuer). Dengan adanya pasar modal maka
perusahaan publik dapat memperoleh dana
segar dari masyarakat melalui penjualan
efek saham melalui prosedur IPO atau efek
bersifat utang (obligasi). Berbagai investasi
yang kita tanamkan di salah satu saham

maupun

luar

negeri

dengan

ditandai

banyaknya perusahaan yang gulung tikar.


Bahkan, banyak perusahaan yang telah lama
berdiri

dan mempunyai

merasakan

dampak

dari

kekuatan ikut
krisis

global

tersebut. Hal ini juga berdampak pada harga


saham yang ada di BEI. Oleh karena itu,
banyak perusahaan yang menyiasati harga
saham

yang

terlampau

tinggi

dengan

melakukan stock split. Berdasarkan UndangUndang pasar modal ada beberapa cara yang
dapat dilakukan emiten untuk meningkatkan
kinerja saham mereka yaitu stock split, right
issue, atau hak memesan efek terlebih
dahulu ( HMTD ). Langkah-langkah ini
merupakan

suatu

kreatifitas

untuk

meningkatkan kinerja saham di lantai bursa.

yang ada, membuat investor memilih untuk


Stock split adalah suatu aktifitas

menanamkan investasinya itu di saham yang


sudah

ditentukan

baik

oleh

Kliring

yang dilakukan oleh perusahaan go-public


untuk

Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

menaikkan jumlah

saham

yang

beredar ( Brigham dan Gapenski, 1992).


Saat

ini,

krisis

global

sedang

melanda seluruh perusahaan dalam negeri

Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada

saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga

dan proporsi kepemilikan investor ( Baker

akan

investor

dan Powell, 1993). Kedua, stock split

untuk membelinya. Karena mereka menilai,

dianggap dapat mempengaruhi keuntungan

apabila harga saham terlalu tinggi maka

pemegang saham, resiko saham, dan sinyal

tidak akan ada investor yan g akan membeli

yang diberikan kepada pasar karena split

sahamnya. Dengan melakukan stock split,

mengembalikan harga per lembar saham

maka harga saham akan relatif murah dan

pada tingkat perdagangan yang optimal dan

hal ini dapat menarik minat investor untuk

meningkatkan

membelinya.

Gallangher, 1993).

mengurangi

Pengumuman

kemampuan

stock

split

sendiri

merupakan salah satu seni informasi pada


pasar dengan efisiensi semi kuat, Weston
dan Copeland (1995) menegaskan, secara
informasional sebuah pasar modal dikatakan
efisien jika harga saham yang berlaku
mencerminkan informasi yang relevan yang
tersedia.

Ada

banyak

sekali

pendapat

mengenai stock split, tetapi pada dasarnya


pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi
dua kelompok. Pertama, stock split dianggap
hanya sebagai perubahan yang bersifat
"kosmetik" atau hiasan karena stock split
tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan

likuiditas

Berdasarkan

Baker

beberapa

dan

penelitian,

likuiditas saham merupakan ukuran jumlah


transaksi suatu saham di pasar modal dalam
suatu periode tertentu. Jadi semakin likuid
saham maka frekuensi transaksi semakin
tinggi. Hal tersebut menunjukkan minat
investor untuk memiliki saham tersebut juga
tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan
karena saham yang likuiditasnya tinggi
memberikan

kemungkinan

lebih

tinggi

untuk mendapatkan return dibandingkan


saham yang likuiditasnya rendah, sehingga
tingkat likuiditas saham biasanya akan
mempengaruhi harga saham. Jadi suatu

saham dikatakan likuid jika saham tersebut

meneliti kembali tentang pengaruh

stock

tidak mengalami kesulitan dalam membeli

split terhadap likuiditas dan return saham.

atau menjualnya kembali.


Pada

kenyataannya

tidak semua

Tujuan Penelitian

saham mudah ditransaksikan atau dengan


Tujuan dari penelitian ini sesuai
kata lain mengalami kesulitan likuiditas.
dengan

rumusan

masalah

yang

telah

Saham yang tidak likuid dapat dikenakan


disebutkan di atas, yaitu :
delisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek.
Conroy et.al (1990) parameter yang sering
digunakan untuk mengukur likuiditas suatu
saham adalah volume perdagangan, harga
saham, volatilitas harga saham, tingkat
spread, information flow, jumlah pemegang
saham, jumlah saham yang beredar, dan
besarnya biaya transaksi ( Sutrisno, 2000).
Berdasarkan

beberapa

pandangan

tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk


menguji kebenaran-kebenaran pandangan
yaitu stock split dianggap hanya sebagai
perubahan yang bersifat "kosmetik" atau
stock split dianggap dapat mempengaruhi
keuntungan pemegang saham, resiko saham,
dan sinyal yang diberikan kepada pasar serta

1. Untuk mengetahui pengaruh stock


split terhadap harga saham dan
likuiditas saham.
2. Untuk menganalisis perbedaan
harga saham sebelum dan sesudah
aktivitas

stock split.

3. Untuk mengetahui

perbedaan

volume perdagangan sebelum dan


sesudah aktivitas stock split.

jangka panjang dan jangka pendek, primer


dan tidak langsung. Sedangkan definisi

Manfaat Penelitian

pasar modal dalan ruang lingkup yang lebih


1.4.1 Manfaat Akademis :
1.

Hasil

penelitian

sempit yaitu, Pasar Modal adalah pasar


ini

dapat

terorganisasi

memperdagangkan

memberikan sumbangsih bagi

saham-saham dan obligasi dengan memakai

perkembangan

jasa makelar, komisioner dan underwriter.

ilmu

pengetahuan bidang ekonomi.


2.

yang

Menurut Usman (1989), Pasar Modal

Membantu para investor, calon

adalah

investor dan para pembaca

terhadap dau lembaga lainnya yaitu bank

mengetahui perhitungan seperti

dan lembaga pembiayaan. Pasar modal

apa

mengetahui

memberikan jasanya yaiyu menjembatani

pengaruh stock split terhadap

hubungan antara pemilik modal dalam hal

likuiditas dan return saham

ini disebut sebagai pemodal (investor)

agar dapat memilih investasi

dengan peminjam modal (emiten).

untuk

Pelengkap

di

sektor

keuangan

Keputusan Presiden (Kepres) No.52

yang tepat.

Tahun 1976 tentang Pasar Modal Bab I


Pasar Modal
pasal 1 dimana disebutkan " Pasar Modal
Menurut Wai (1986) dan Patrick

adalah bursa efek seperti dimaksud dalam

(1987), Pasar Modal adalah kebutuhan

undang-undang

sistem yang terorganisasi, termasuk bank-

(Lembaran Negara Tahun 1952 No.67) ".

bank

Jadi Pasar Modal adalah bursa perdagangan

komesial

dan

semua

perantara

dibidang keuangan serta surat-surat berharga

di

Indonesia

No.15

yang

Tahun

didirikan

1952

untuk

memperdagangan uang dan efek. Pasar

kolonial

Modal adalah suatu tempat bertemunya


antara

seorang/

(investor)

yang

organisasi/
kelebihan

perusahaan
dana

atau

VOC.

Meskipun pasar modal telah ada


sejak

tahun

1912,

perkembangan

dan

untuk

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan

menanamka modalnya di perusahaan yang

seperti yang diharapkan, bahkan pada

mengalami deficit modal (emiten) dengan

beberapa periode kegiatan pasar modal

membeli efek yang diterbitkan oleh emiten.

mengalami

kevakuman.

Hal

tersebut

Pasar Modal (UU No.8 Tahun 1995)

disebabkan oleh beberapa faktor seperti

adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

perang dunia ke I dan II, perpindahan

penawaran umum dan perdagangan efek,

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

perusahaan public yang berkaitan dengan

pemerintah

efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi

profesi yang berkaitan dengan efek.

bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana

Republik

Indonesia,

dan

mestinya. Pemerintah Republik Indonesia


Sejarah Berdirinya Pasar Modal Di

mengaktifkan kembali pasar modal pada

Indonesia

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian


pasar

modal

mengalami

pertumbuhan

Secara historis, pasar modal telah hadir


seiring dengan berbagai insentif dan regulasi
jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
yang dikeluarkan pemerintah.
modal atau bursa efek telah hadir sejak
jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada

Secara singkat, tonggak perkembangan

tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika

pasar modal di Indonesia dapat dilihat

itu

sebagai berikut:

didirikan

Belanda

untuk

oleh

pemerintah

kepentingan

Hindia

pemerintah

14 Desember 1912 : Bursa Efek

diperdagangkan:

pertama di Indonesia dibentuk di

Pemerintah RI (1950)

Batavia oleh Pemerintah Hindia

1956 - 1977 : Program nasionalisasi

Belanda.

perusahaan Belanda. Bursa Efek

1914 1918 : Bursa Efek di Batavia

semakin tidak aktif dan vacuum.

ditutup selama Perang Dunia I

10 Agustus 1977 :

1925 1942 : Bursa Efek di Jakarta

diresmikan kembali oleh Presiden

dibuka kembali bersama dengan

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah

Bursa

BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Efek

di

Semarang

dan

Obligasi

Surabaya

Modal).

Awal tahun 1939 : Karena isu politik

diperingati

(Perang Dunia II) Bursa Efek di

Modal. Pengaktifan kembali pasar

Semarang dan Surabaya ditutup.

modal ini juga ditandai dengan go

1942 1952 : Bursa Efek di Jakarta

public PT Semen Cibinong sebagai

ditutup

emiten pertama.

kembali

selama

Perang

diaktifkan

10

sebagai

Agustus

HUT

Pasar

1977 1987 : Perdagangan di Bursa

Dunia II
1952 :

Tanggal

Bursa Efek

Bursa Efek di Jakarta


kembali

dengan

Efek sangat lesu. Jumlah emiten

UU

hingga 1987 baru mencapai 24.

Darurat Pasar Modal 1952, yang

Masyarakat lebih memilih instrumen

dikeluarkan oleh Menteri kehakiman

perbankan dibandingkan instrumen

(Lukman Wiradinata) dan Menteri

Pasar

keuangan

hadirnya

(Prof.DR.

Sumitro

Djojohadikusumo). Instrumen yang

Modal.
Paket

Ditandai
Desember

dengan
1987

(PAKDES 87) yang memberikan

kemudahan bagi perusahaan untuk

16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya

melakukan Penawaran Umum dan

(BES) mulai beroperasi dan dikelola

investor asing menanamkan modal di

oleh Perseroan Terbatas milik swasta

Indonesia.

yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

1988 1990 : Paket deregulasi

13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ.

dibidang Perbankan dan Pasar Modal

BAPEPAM berubah menjadi Badan

diluncurkan.

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini

Pintu

BEJ

terbuka

untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

diperingati sebagai HUT BEJ.

meningkat.

22 Mei 1995 : Sistem Otomasi

Juni

1988

Bursa

Paralel

perdagangan di BEJ dilaksanakan

Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dengan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan

(Jakarta

Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

Systems).

organisasinya terdiri dari broker dan

10 November 1995 : Pemerintah

dealer.

mengeluarkan Undang Undang No.

Desember

1988

Pemerintah

sistem

computer

Automated

JATS
Trading

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

mengeluarkan Paket Desember 88

Undang-Undang

ini

mulai

(PAKDES 88) yang memberikan

diberlakukan mulai Januari 1996.

kemudahan perusahaan untuk go

1995 :

public dan beberapa kebijakan lain

merger dengan Bursa Efek Surabaya.

yang positif bagi pertumbuhan pasar

2000 : Sistem Perdagangan Tanpa

modal.

Warkat (scripless trading) mulai

Bursa Paralel Indonesia

diaplikasikan

di

pasar

modal

melakukan investasi tanpa harus menunggu

Indonesia.

tersedianya

2002 : BEJ mulai mengaplikasikan

perusahaan. Fungsi keuangan dilakukan

sistem

dengan menyediakan dana yang diperlukan

perdagangan

jarak

jauh

dana

hasil

operasi

dari

(remote trading).

oleh para borrowers dan para lenders

2007 : Penggabungan Bursa Efek

menyediakan dana tanpa harus terlibat

Surabaya (BES) ke Bursa Efek

langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang

Jakarta (BEJ) dan berubah nama

diperlukan investasi tersebut.

menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ada beberapa daya tarik pasar


modal. Pertama, diharapkan pasar modal ini

Alasan Dibentuknya Pasar Modal

akan bisa menjadi alternatif penghimpunan


Pasar modal banyak dijumpai di
dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar
banyak

Negara,

karena

pasar

modal
modal

memungkinkan

para

pemodal

menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan.


mempunyai pilihan investasi yang sesuai
Dalam melaksanakan fungsi ekonominya,
dengan preferensi resiko mereka.
pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender (pihak yang

Saham

mempuyai kelebihan dana) ke borrower

Saham (stock) merupakan salah satu

(pihak yang memerlukan dana). Dengan

instrumen pasar keuangan yang paling

menginvestasikan

kelebihan

popular. Menerbitkan saham merupakan

mereka

lenders

miliki,

dana

yang

mengharapkan

salah

satu

pilihan

perusahaan

ketika

memperoleh imbalan dari penyerahan dana

memutuskan untuk pendanaan perusahaan.

tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dan

Pada sisi yang lain, saham merupakan

dari pihak luar memungkinkan mereka

instrument investasi yang banyak dipilih

para

investor

mampu

harus memegang saham tersebut

yang

dalam kurun waktu yang relatif lama

menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai

yaitu hingga kepemilikan saham

tanda penyertaan modal seseorang atau

tersebut

pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan

dimana diakui sebagai pemegang

atau

saham yang berhak mendapatkan

memberikan

karena
tingkat

saham
keuntungan

perseroan

terbatas.

Dengan

menyertakan modal tersebut, maka pihak

berada

dalam

periode

dividen.

tersebut memiliki klaim atas pendapatan


perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan
berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua
keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham:

Dividen

yang

dibagikan

perusahaan dapat berupa dividen


tunai

artinya

kepada

setiap

pemegang saham diberikan dividen


berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham -

1. Dividen merupakan pembagian

atau dapat pula berupa dividen

keuntungan

saham yang berarti kepada setiap

perusahaan

yang
dan

diberikan
berasal

dari

pemegang saham diberikan dividen


sejumlah saham sehingga jumlah

keuntungan

yang

dihasilkan

perusahaan.

Dividen

diberikan

saham

yang

dimiliki

seorang

setelah mendapat persetujuan dari

pemodal akan bertambah dengan

pemegang saham dalam RUPS. Jika

adanya pembagian dividen saham

seorang pemodal ingin mendapatkan

tersebut.

dividen, maka

pemodal tersebut

2. Capital Gain merupakan selisih

1. Capita Loss Merupakan kebalikan

antara harga beli dan harga jual.

dari

Capital

dengan

kondisi dimana investor menjual

adanya aktivitas perdagangan saham

saham lebih rendah dari harga beli.

di pasar sekunder. Misalnya Investor

Misalnya saham PT. XYZ yang di

membeli saham ABC dengan harga

beli dengan harga Rp 2.000,- per

per saham Rp 3.000 kemudian

saham,

menjualnya dengan harga Rp 3.500

tersebut terus mengalami penurunan

per saham yang berarti pemodal

hingga mencapai Rp 1.400,- per

tersebut mendapatkan capital gain

saham. Karena takut harga saham

sebesar Rp 500 untuk setiap saham

tersebut akan terus turun, investor

yang dijualnya.

menjual pada harga Rp 1.400,-

gain

terbentuk

3. Earning Per Share (EPS) adalah


angka yang diperoleh dengan cara

Capital

Gain,

kemudian

tersebut

sehingga

yaitu

harga

suatu

saham

mengalami

kerugian sebesar Rp 600,-/saham.

membagi keuntungan yang diperoleh


emiten (dalam hal ini keuntungan

2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang

yang dimaksud adalah keuntungan

sahamnya

setelah

bangkrut

dipotong

pajak,

tetapi

dimiliki,
oleh

dinyatakan

Pengadilan,

tersebut

atau

sebelum dibayarkan deviden) dengan

perusahaan

dibubarkan.

jumlah saham yang beredar.

Dalam hal ini hak klaim dari


pemegang saham mendapat prioritas

Sebagai instrument investasi, saham


memiliki risiko, antara lain:

terakhir setelah seluruh kewajiban


perusahaan dapat dilunasi (dari hasil

penjualan

kekayaan

perusahaan).

terbentuk oleh supply dan demand

Jika masih terdapat sisa dari hasil

atas saham tersebut. Supply dan

penjualan

demand

kekayaan

perusahaan

tersebut

terjadi

karena

tersebut, maka sisa tersebut dibagi

adanya banyak faktor, baik yang

secara proporsional kepada seluruh

sifatnya spesifik atas saham tersebut

pemegang saham. Namun jika tidak

(kinerja perusahaan dan industri

terdapat sisa kekayaan perusahaan,

dimana

perusahaan

maka pemegang saham tidak akan

bergerak)

maupun

memperoleh

likuidasi

sifatnya makro seperti tingkat suku

tersebut. Kondisi ini merupakan

bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-

risiko yang terberat dari pemegang

faktor non ekonomi seperti kondisi

saham. Untuk itu seorang pemegang

sosial dan politik, dan faktor lainnya.

hasil

dari

tersebut

faktor

yang

saham dituntut untuk secara terus


menerus mengikuti perkembangan
perusahaan. Di pasar sekunder atau
dalam aktivitas perdagangan saham
sehari-hari,

harga-harga

Klasifikasi Saham
Pengklasifikasian

atas

beberapa

saham

saham ini tidak tepat benar, tetapi ini bisa

mengalami fluktuasi baik berupa

membantu para investor atau pialang saham

kenaikan

untuk membedakan atau memilih saham-

maupun

penurunan.

Pembentukan harga saham terjadi


karena

adanya

permintaan

saham yang diinginkan.

dan
1. Bluechip chip stock, suatu saham

penawaran

atas

saham

tersebut.
yang bisa diklasifikasikan sebagai

Dengan kata lain harga

saham
bluechip bila memenuhi persyaratan

bahwa

perusahaan

memiliki

penerbitnya

reputasi

yang

baik,

dalam peningkatan atau penurunan


harga sahamnya.

disamping itu dalam sejarahnya yang


panjang

emitennya

menghasilkan
tinggi

dan

deviden

mampu

pendapatan
konsisten

tunai,

emitennyasudah

yang

membayar

selain
dalam

itu

keadaan

Likuiditas Saham
Likuiditas saham merupakan ukuran
jumlah transaksi saham di pasar modal
dalam periode tertentu. Semakin tinggi
frekuensi transaksi maka semakin tinggi

stabil.

likuiditas saham, ini berarti saham tersebut


2. Income stock adalah saham yang
mampu membayar deviden tinggi
dari

rata-rata

deviden

yang

dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.


Selain itu income stock mampu
menghasilkan
tinggi

dan

pendapatan
dengan

yang
teratur

memberikan deviden tunai daripada


laba ditahan.

semakin diminati oleh para investor dan hal


tersebut akan tingkat harga saham yang
bersangkutan. Pada

kenyataannya

tidak

semua saham mudah ditransaksikan atau


dengan kata lain mengalami kesulitan
likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat
dikenakan deslisting atau dikeluarkan dari
Bursa Efek. Suatu saham dikatakan likuid
bila saham tersebut mudah untuk ditukarkan

3. Growth stock saham ini biasanya

atau dijadikan uang.

memiliki P/E ratio tinggi. Dan

Semakin likuid suatu saham berarti

disamping itu emiten saham ini

jumlah atau frekuensi transaksi semakin

mempunyai reputasi yang tinggi, dan

tinggi. Hal tersebut juga menunjukkan minat

gaya

investor untuk memiliki saham tersebut juga

publisitas

Nampak

glamor

tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan

saham.

karena saham yang likuiditasnya tinggi

perdagangan akan terlihat bila aksi tersebut

memberikan kemungkinan yang lebih tinggi

mempengaruhi

untuk mendapatkan return dibandingkan

dalam keputusan investasinya. Atas dasar

saham yang likuiditasnya rendah sehingga

pemikiran-pemikiran di atas dapat diperoleh

tingkat likuiditas saham biasanya akan

pengertian bahwa pemecahan saham akan

mempengaruhi

yang

mempengaruhi likuiditas saham. Meskipun

bersangkutan. Likuiditas secara sederhana,

pengaruh tersebut belum dapat diketahui di

menunjukkan kemudahan untuk menjual dan

Bursa Efek Jakarta bersifat positif atau

membeli efek pada harga yang wajar.

negatif

harga

saham

Jadi jika untuk menjual dan membeli

Perubahan

dalam

pada

preferensi

arti

meningkatkan

volume

para

pemecahan

atau

investor

saham

menurunkan

sejumlah tertentu saham harus menunggu

likuiditasnya. Semakin cepat suatu asset

atau kalau spread antara permintaan dan

dapat berubah menjadi uang maka semakin

penjualan relatif besar, atau penjualan saham

tinggi likuiditasnya.

dalam

jumlah

mempengaruhi

relatif
harga

besar
pasar

akan

Salah satu daya tarik agar suatu

secara

saham diminati investor adalah harga yang

substansial, bisa dikatakan bahwa saham

murah

tidak likuid. Pemecahan saham sebagai

transaksi. Parameter yang sering digunakan

suatu aksi dilakukan oleh perusahaan, juga

untuk mengukur likuiditas suatu saham

memuat

(Conroy et.al, 1990) adalah:

informasi

diasumsikan

mempengaruhi keputusan jual beli yang


dilakukan investor, yang pengaruh tersebut
dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan

serta

rendahnya

biaya

komisi

a. Volume perdagangan

e. Jumlah saham yang beredar.

Merupakan suatu instrumen yang

f. Transaction cost (besarnya biaya

dapat digunakan untuk melihat reaksi

transaksi).

pasar

g. Faktor no. 3, 4, 5 dan 6 ini akan

modal terhadap informasi melalui

mempengaruhi volume perdagangan

parameter volume saham yang di

sehingga

perdagangkan dipasar.

pengaruhnya terhadap likuiditas.

b. Tingkat Spread

h. Harga saham

Merupakan suatu instrumen yang

Merupakan suatu instrumen yang

dapat digunakan untuk melihat reaksi

dapat digunakan untuk melihat reaksi

pasar

pasar

modal terhadap informasi melalui

modal terhadap informasi melalui

parameter perbedaan atau selisih

parameter harga-harga saham di

antara

pasar.

harga tertinggi yang diminta untuk

i. Volatilitas Harga saham

membeli dengan harga terendah yang

Merupakan suatu instrumen yang

ditawarkan untuk menjual (Bid- Ask

dapat digunakan untuk melihat reaksi

Spread),

pasar

diukur

dengan

dapat

diketahui

menggunakan

modal terhadap informasi melalui

persentase.

parameter pergerakan harga-harga

c.

Information

flow

informasi).
d. Jumlah pemegang saham.

(aliran

saham di

pasar. Sedangkan menurut Sutrisno

jumlah lembar yang lebih banyak dengan

et

pengurangan harga nominal per lembar nya

al

(2000),

parameter

yang

digunakan yaitu :

secara proporsional (Riyanto, 1995).

a. Harga saham

Pada dasarnya ada dua jenis stock

b. Volume perdagangan

split yang dapat dilakukan yakni split up dan

c. Persentase saham

split down. Split up adalah penurunan nilai

d. Varians saham (volatilitas saham)

nominal

perlembar

saham

yang

mengakibatkan bertambahnya jumlah saham

Stock Split
Ada beberapa pengertian tentang

yang beredar. Misalnya pemecahan saham

stock split antara lain sebagai berikut Stock

dengan split factor 2:1, 3:1, 4:1. Sedangkan

split adalah suatu pemecahan jumlah lembar

Split down adalah peningkatan nilai nominal

saham,misalnya

semula

saham dan mengurangi jumlah saham yang

100.000 lembar dengan nominal Rp. 1

beredar. Misalnya split down dengan split

perlembar dipecahkan menjadi 200.000

factor 1:2, 1:3, dan 1:4. Secara teoritis ,

lembar dengan nominal Rp. 0,5 perlembar

motivasi yang melatar belakangi perusahaan

(Napa J awat, 1999:506 seperti dikutip di

melakukan stock split serta efek yang

Wang Sutrisno, 2000). Stock split adalah

ditimbulkannya tertuang dalam beberapa

suatu

oleh

hipotesis yakni hipotesis signaling dan

perusahaan go publik untuk menaikkan

liquidity (Baker dan Powel, 1993 dalam

jumlah saham yang beredar (Brigham dan

Sutrisno, 2000).

aktifitas

jumlah

yang

saham

dilakukan

Gapenski, 1992 : 506, seperti dikutip di


Sutrisno,

2000).

Stock

split

adalah

pemecahan jumlah lembar saham menjadi

Hipotesis signaling atau dikenal juga


dengan

hipotesis

information

asimetry

menyatakan bahwa split memberikan sinyal

yang informatif kepada investor mengenai

pandangan

prospek perusahaan dimasa yang akan

melakukan

split

pada

sahamnya

akan

datang. Meningkatnya likuiditas setelah split

menambah

daya

tarik

investor

akibat

dapat muncul akubat semakin besarnya

semakin rendahnya harga saham tersebut.

kepemilikan saham dan jumlah transaksi.

Lembar saham yang sudah beredar akan

Hasil

dan

dikembalikan oleh investor kepada emiten

Lamoreux dan Poon (1987) (dalam Sutrisno,

untuk ditukarkan dengan lembar saham yang

2000)

jumlah

baru yang jumlahnya disesuaikan akibat dari

pemegang saham menjadi bertambah banyak

peristiwa stock split. Periode yang biasa

setelah split.

ditentukan

penelitian

Barker

menyimpulkan

(1996)

bahwa

bahwa

untuk

perusahaan

mengetahui

yang

dampak

Conroy, Harris dan Benet (1990)

peristiwa stock split adalah sepuluh hari,

(dalam Sutrisno, 2000) menemukan adanya

karena jika lebih dari sepuluh hari akan

penurunan likuiditas setelah split dengan

banyak

masingmasing

volume

yang akan berpengaruh pada likuiditas

perdagangan dan bid-ask spread sebagai

saham. Dan jika kurang dari sepuluh hari

proksi. Hasil tersebut bertentangan dengan

kemungkinan

Murray (1985) (dalam Sutrisno, 2000) yakni

mendengar pengumunan stock split.

split tidak berpengaruh terhadap volume

Alat Analisis yang digunakan

menggunakan

perdagangan maupun bid-ask spread.

pada

pengumuman-pengumuman

pemegang

saham

lain

belum

1. Untuk menganalisa perbedaan

Hipotesis berikutnya memfokuskan

harga

keinginan

perdagangan, sebelum dan sesudah

manajemen

perusahaan

saham

split

dan

digunakan

volume

dalam meningkatkan likuiditas perdagangan.

stock

uji

beda

Hipotesis tersebut didukung dengan adanya

(Paired Sample t test) dengan tingkat

kesalahan = 5 %, dengan hipotesis

perdagangansaham

sebagai berikut :

sesudah stock split.

a. H1 : 1 2

5. Jika signifikan Tbk > = 5 %,

Berarti harga saham sebelum


stock split berbeda secara signifikan
dengan harga sham sesudah

sebelum

dan

maka : Tidak terdapat perbedaan


yang signifikan antara harga saham
dan volume perdagangan sebelum

stock split.

dan sesudah stock split. Adapun

b. H2 : 1 2

metode analisis yang dipergunakan

Berarti

2.

rata-rata

volume

dalam

penelitian

perdagangan sebelum stock

menggunakan

split

Windows

berbeda

secara

ini

SPSS
,

for

sampel

signifikan dengan rata-rata

berpasangan dengan menggunakan t-

volume perdagangan sesudah

Test pair. Tujuan digunakan SPSS

stock split.

15.0 for Windows untuk menghitung

Hipotesis

diatas

dibuktikan

dan menguji data adalah untuk


menghindari

dan Subagyo, 1998: 209), sampel

perhitungan manual.

kecil n1 , n2 < 10.


Pengujian

SPSS
dilakukan

dengan

melihat signifikan t :

statistik

Terdapat perbedaan yang signifikan

berbagai

saham,

volume

akibat

merupakan

medistribusikan
pengolahan

harga

kesalahan

untuk

4. Jika signifikan t < = 5 %, maka :

antara

15.0

untuk

melalui nilai Tbk (Djarwanto P. S

3.

Penulis

data

program

membuat

dan

informasi

hasil

statistik

untuk

pengambilan

keputusan

strtegis perusahaan ( Santoso, 1999,

Irmansyah (2003) yang menyatakan bahwa

9 ).

hasil perhitungan antara kedua variable dari

6.

Setelah

dilakukan

pengujian

hipotesis dengan uji beda dengan


tingkat kesalahan

= 5 %, yaitu

harga saham sebelum dan sesudah


stock split, volume perdagangan

pengujian hipotesis mengenai hubungan


kedua

analisis

likuiditas

saham

sesuai

dengan teori-teori yang ada maupun

tersebut

menunjukan

diterimanya Ho yang dengan kata lain tidak


terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
harga saham dan likuiditas saham.
Sedangkan menurut Yuniartha dan

saham sebelum dan sesudah stock


split dilanjutkan dengan membahas

variable

Susilowati (2000) menyatakan bahwa secara


keseluruhan,

hasil

dari

penelitian

ini

menunjukkan bahwa stock split hanya


mempengaruhi harga, volume perdagangan

penelitian-penelitian terdahulu.

dan

persentase

spread,

tetapi

tidak

mempengaruhi varians dan abnormal return


Model Penelitian
baik ditinjau secara individual maupun
Berdasarkan

penelitian-penelitian

sebelumnya, kesemuanya merujuk pada


adanya perbedaan yang signifikan terhadap
harga saham dan likuiditas saham akibat
stock

split

seperti

penelitian

yang

dihasilkan oleh Yuniartha dan Susilowati,


2000 dan Setiyanto, 2006). Tetapi ada juga
yang tidak menunjukan perbedaan yang
signifikan seperti hasil penelitian oleh

sebagai sebuah portofolio.

Data harga 10 saham 15 hari sebelum dan sesudah stock

Kode

-15

-14

-13

-12

-11

-10

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

CTBN

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

37200

3000

BBCA

7100

7050

7250

7250

7250

7200

7100

6900

6900

6900

6600

6300

6650

6900

7200

3600

TINS

30600

31650

32050

31300

30500

30100

31050

31350

31350

31950

32100

31600

29900

29050

29400

2975

PGAS

11650

11200

11200

11250

11500

12000

11950

11600

11500

11750

12000

11950

11950

12200

11600

2125

JPRS

1800

1800

1890

1900

1900

1810

1900

1900

1870

1900

1900

1900

1940

2000

2075

1950

LPKR

1690

1690

1700

1690

1690

1690

1680

1680

1670

1670

1670

1670

1670

1670

1670

670

DAVO

590

610

610

610

610

590

600

590

600

600

600

580

580

580

600

290

PWON

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

3000

2800

2800

2800

ANTM

13150

13150

12850

12950

12850

12700

12550

12550

12850

12700

12600

12900

13600

13700

13250

13250

BMTR

4950

4900

4950

4950

4975

5000

4900

4875

4900

4900

4975

5200

5250

5150

5150

5250

11173

11225

11270

11210

11147.5

11129

11193

11164.5

11184

11257

11264.5

11230

11174

11125

11094.5

35910

ssplit
1

10

11

12

13

14

15

3000

3000

3000

3000

3250

2500

3100

2500

2500

2500

2500

2500

2500

2500

2600

3575

3525

3550

3550

3600

3575

3525

3425

3300

3275

3425

3450

3550

3575

3600

2600

2300

2200

2400

2300

2225

2275

2525

2700

2650

2650

2650

2650

2575

2500

2225

2475

2425

2450

2375

2225

2225

2350

2325

2350

2425

2500

2450

2400

2425

420

400

400

390

380

370

370

365

355

375

365

370

365

360

370

680

690

690

690

720

730

730

740

730

720

690

690

660

640

640

290

280

280

280

290

285

280

280

285

285

285

280

290

290

285

400

520

520

480

455

450

540

500

530

540

540

550

540

540

500

2650

2650

2600

2575

2700

2725

2875

2825

2775

2700

2625

2700

2600

2600

2675

1190

1130

1190

1200

1180

1170

1190

1190

1210

1210

1210

1240

1350

1370

1340

1703

1697

1685.5

1701.5

1725

1625.5

1711

1670

1671

1660.5

1671.5

1693

1695.5

1685

1693.5

Tabel 4.2 Data volume perdagangan 10 saham 15 hari sebelum dan sesudah stock split
-15

-14

-13

-12

-11

-10

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

21939000

20401000

43279000

25753000

15632000

19700000

24691000

20656000

8286000

41848000

25624000

25250000

26583000

9246500

22455000

7440000

4505000

8280000

8825000

15870000

5985000

2380000

3560000

6615000

2680000

1864000

27905000

7185000

6164000

29007500

41140000

19945000

50522500

30690000

48380000

26212500

33610000

30157500

32202500

50032500

9945000

59880000

38295000

87522000

4040000

245000

2667500

2150000

250000

205000

190000

165000

294000

12500

215000

2095000

2777500

4040000

794500

25348700

30368700

35335000

15341200

27191200

22581200

26835000

24178700

19006200

22002500

6023000

16636500

166000

3986000

4474000

9666000

1852000

1311000

1350000

4615000

287000

1437000

1141000

1329000

102000

401000

389000

166000

4250

152500

31100

20000

100000

25100

125000

65500

3564800

10256700

156000

5623100

25614000

7745815

1591500

105687000

124600500

1256000

265400

5625000

13728000

30574000

21211000

21435000

19498000

26721000

5900000

20664000

56374000

12024900

14441140

13157250

8595970

7443555

13966170

8399641.5

10772020

19949170

23147350

7336600

5628240

3568500

13690260

13861600

12059500

10

11

12

13

14

15

1000

1000

500

500

9000

8631000

12656000

13455500

14136500

32062500

12868000

4366500

9104000

15952500

32924000

44230000

22820000

50825500

35116500

28553500

21500500

21309000

33614500

26592500

18248000

20369500

9829000

45975000

43461500

11337000

14476500

8436500

7061000

13407000

13608000

103020500

207687500

88148000

63897500

39348000

34625000

23896000

22878000

28473000

38403500

36497000

53570500

53815500

59683000

39198500

16879500

5196500

4276500

922500

2135500

1266500

903000

355500

4235000

4565500

289000

265000

267000

597000

2790500

17100000

19627000

11726500

22935500

33838000

23068000

22075500

28921500

1856850

18507000

9979500

26163500

21223500

19974500

26132000

1661000

3793500

7434000

629000

391000

3424500

645000

495500

104000

2192500

683500

285000

509500

1553000

2887000

2000

131000

140000

205000

425000

387000

265000

152500

228500

1500

20000

61500

5000

268000

17097500

33327500

59633500

24285500

65722000

45057000

38004500

35158500

133390500

67538500

39736000

20367500

15128000

27336500

92598500

144587000

25908000

118187000

61850000

33816500

10716000

26617000

26131500

42022000

18903500

5726000

51960500

182820000

86521500

46232000
25200000

33047900

32963600

33661650

21545500

22598700

15178150

12660150

16917200

26972385

19437300

15163800

18393000

33166400

24445700

4.2 Data rata-rata


Gambar 4.1 dibawah ini menunjukan rata-rata harga saham selama periode
pengamatan dalam bentuk grafik :

Gambar 4.1
Grafik Pergerakan Harga Saham
Gambar 4.2 dibawah ini menunjukkan rata-rata volume perdagangan selama
periode pengamatan dalam bentuk grafik :

Gambar 4.2
Grafik Pergerakan Volume Perdagangan Saham

4.3

Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan

Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.
Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan
diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang
diuji normalitasnya dengan data normal baku.
1. Output harga
Berikut ini adalah hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogrov Smirnov
pada harga saham :
Tabel 4.4
Output Uji Normalitas kolmogrov smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N

15
Mean

Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences

Std. Deviation
Absolute

.0000000
.96362411
.104

Positive

.080

Negative

-.104

Kolmogorov-Smirnov Z

.403

Asymp. Sig. (2-tailed)

.997

a Test distribution is Normal.


b Calculated from data.

Nilai residualnya terstandardisasi menyebar dengan normal, apabila :


Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >

Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 (Alpha), maka nilai residual
terstandardisasi dikatakan normal. Jadi, data harga saham yang akan digunakan dalam
penelitian ini dikatakan normal.

2. Output volume
Berikut ini adalah hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogrov Smirnov
pada harga saham :
Tabel 4.5
Output Uji Normalitas kolmogrov smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N

15
Mean

Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences

Std. Deviation

.0000000
.96362411

Absolute

.160

Positive

.160

Negative

-.075

Kolmogorov-Smirnov Z

.621

Asymp. Sig. (2-tailed)

.835

a Test distribution is Normal.


b Calculated from data.

Nilai residualnya terstandardisasi menyebar dengan normal, apabila :


Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >

Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 (Alpha), maka nilai residual
terstandardisasi dikatakan normal. Jadi, data volume perdagangan yang akan
digunakan dalam penelitian ini dikatakan normal.

4.4

Uji paired t-test


Setelah melakukan uji normalitas yang menyatakan bahwa data-data yang digunakan

adalah normal, maka akan dilakukan tahap berikutnya. Tahap tersebut adalah melakukan
perhitungan uji beda dua rata-rata (Paired t test) dengan menggunakan SPSS 15.00 for window.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data harga saham dan volume perdagangan 15 hari
sebelum, pada saat, dan 15 hari sesudah yang dirata-ratakan terlebih dahulu.
Berikut ini adalah table hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 15.00 for window
untuk masing-masing variable :

Tabel 4.6
Hasil Perbandingan Uji t Harga saham Sebelum dan Sesudah stock split
Periode

Sebelum

Sesudah

Perbedaan

t-Hitung

15
10
11173
1693.5
9479.5
14
10
11225
1685
9540
13
10
11270
1695.5
9574.5
12
10
11210
1693
9517
11
10
11147.5
1671.5
9476
10
10
11129
1660.5
9468.5
9
10
11193
1671
9522
8
10
11164.5
1670
9494.5
7
10
11184
1711
9473
6
10
11257
1625.5
9631.5
5
10
11264.5
1725
9539.5
4
10
11230
1701.5
9528.5
3
10
11174
1685.5
9488.5
2
10
11125
1697
9428
1
10
11094.5
1703
9391.5
Keseluruhan
150
167841
25288.5
142552.5
Keterangan * : Signifikan pada level signifikan 5%

2.477
2.452
2.454
2.468
2.487
2.498
2.480
2.452
2.464
2.455
2.459
2.465
2.512
2.530
2.526
10.083

P-Value
0.035
0.037
0.036
0.036
0.035
0.034
0.035
0.037
0.036
0.036
0.036
0.036
0.033
0.032
0.032
0.000

Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan pada table di atas, rata- rata harga 15 hari sebelum, pada
saat dan 15 hari sesudah menunjukkan P- Value < (0.05).

Tabel 4.7
Hasil Perbandingan Uji t Volume perdagangan Sebelum dan Sesudah stock split
Periode

Sebelum

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Keseluruha
n

10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

12024900
14441140
13157250
8595970
7443555
13966170
8399647.5
10772020
19949170
23147350
7336600
5628240
3568500
13690260
13861600
175982372.
5

150

Sesudah

Perbedaan

33047900 -21023000
32963600 -18522460
33661650 -20504400
21545500 -12949530
22598700 -15155145
15178150
-1211980
12660150 -4260502.5
16917200
-6145180
26972385
-7023215
19437300
3710050
15163800
-7827200
18393000 -12764760
33166400 -29597900
24445700 -10755440
25200000 -11338400
35135143
5 -175369063

t-Hitung

P-Value

-1.445
-1.696
-1.231
-1.728
-1.355
-1.153
-1.386
-1.075
-1.013
-0.952
-2.143
-1.852
-2.241
-1.297
-1.877

0.182
0.124
0.249
0.118
0.208
0.278
0.199
0.310
0.337
0.366
0.061
0.097
0.052
0.227
0.093

-4.764

0.000

Keterangan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan

Keterangan : *: Signifikan pada level signifikan 10%


Berdasarkan hasil perhitungan pada table di atas, yang menunjukkan P- Value < (0.10)
hanya pada periode 1, 3, 4, 5, dan perhitungan keseluruhan rata- ratanya. Sedangkan pada
periode ke- 2, 6 s/d 15 menunjukkan P- Value > (0.10).

saham sebelum dan sesudah aktivitas

4.5 Hipotesis
Berdasarkan pada bab 1 yang telah

stock split .

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis

Dalam membuktikan / melakukan

yang digunakan adalah sebagai berikut :

pengujian hipotesis kedua ini digunakan uji t

1. Hipotesis untuk Harga Saham

(paired sampel t test) yaitu membandingkan

= Terdapat perbedaan yang

nilai volume perdagangan saham sebelum

signifikan harga saham sebelum dan

stock split dengan volume perdagangan

sesudah aktivitas stock split.

saham sesudah stock split .

Dalam membuktikan / melakukan

Analisis

ini

Hasil penelitian ini, menunjukkan

digunakan uji t (paired sampel t test)

bahwa pada harga saham secara keseluruhan

yaitu membandingkan nilai Harga

terdapat perbedaan yang signifikan setelah

saham pada hari-hari sebelum dan

dilakukan stock split. Hal ini menyebabkan

sesudah stock split .

harga saham turun secara signifikan akibat

pengujian

hipotesis

pertama

dengan

peristiwa stock split tersebut. Sedangkan

bantuan SPSS 15 diperoleh hasil

volume perdagangan secara keseluruhan

seperti table 4.6 diatas.

mengalami peningkatan yang signifikan.

Dari

hasil

perhitungan

2.Hipotesis untuk Volume Perdagangan

Tetapi dari kelima belas periode ada juga

Saham

yang menunjukkan volume perdagangan


Hipotesis kedua yang diajukan dalam

Terdapat

signifikan

mengalami

peningkatan

secara

signifikan setelah dilakukannya stock split.

penelitian ini adalah


H2

tidak

perbedaan yang

volume

perdagangan

Hasil penelitian yang telah dilakukan


semakin menegaskan penelitian- penelitian
sebelumnya,

seperti

penelitian

yang

dilakukan oleh Yuniartha dan Susilowati

informatif mengenai prospek perusahaan

(2000),

Setiyanto

yang menguntungkan, karena investor hanya

(2006). Menurut Yuniartha dan Susilowati

akan berinvastasi pada saham yang benar-

juga

benar

Sutrisno

Sutrisno,

(2000),dan

stock

split

hanya

diketahui

dengan

sesuatunya

dan

tidak

perdagangan

mempengaruhi varians dan abnormal return

menganalisis

baik ditinjau secara individual maupun

mengeluarkan saham tersebut. Walaupun

sebagai sebuah portofolio. Berdasarkan hasil

begitu, para investor juga harus berhati- hati

penelitian Setiyanto menyatakan bahwa

dalam

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

memperhatikan manajemen pada perusahaan

harga saham dan volume perdagangan

tersebut.

spread,

tetapi

antara sebelum dan sesudah aktivitas stock


split.

akan

segala

mempengaruhi harga, volume perdagangan


persentase

dan

pasti

melalui

memperlihatkan

broker

perusahaan

menanamkan

Hasil

melakukan

yang

modalnya

penelitian
bahwa

yang

ini
variable

dengan

juga
harga

Peningkatan kegiatan perdagangan

saham dan volume perdagangan menerima

berarti jumlah saham yang diperdagangkan

hipotesis alternative yang diajukan yaitu

semakin banyak, begitu juga dengan jumlah

masing- masing H1 (harga saham) dan H2

pemegang

(volume perdagangan). Dengan kata lain,

Sehingga

dapat

mempengaruhi likuiditas saham

setelah

stock

split

saham.

yakni

semakin

meningkat

(Lamoureux & Poon, 1987, seperti dikutip


dalam Sutrisno, 2000). Hal ini berarti stock
split

dapat

memberikan

sinyal

yang

variable

harga

saham

dan

volume

perdagangan mengalami perbedaan yang


signifikan setelah dilakukannya stock split.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Setiyanto, Jurnal Analisis Likuiditas
Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split
Di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2005

Bambang Riyanto, 1995. Dasar-dasar


Pembelanjaan
Perusahaan.
Edisi
Keempat,
BPFE Yogyakarta.
Francisca Yuniartha, Pengaruh Stock
Split Terhadap Likuiditas dan Return
Saham di Bursa Efek Jakarta
Indah Retno Rahayu, Jurnal Reaksi Pasar
Terhadap Peristiwa Stock Split Yang
Terjadi Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Laboratorium
Manajemen
Dasar
Universitas Gunadarma, 2005, Modul
Metodelogi Penelitian ATA 2005/2006.
Litbang MP, Kelapa Dua.
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, 2001,
Pengantar Pasar Modal, : Rineka Cipta,
Semarang.
Sawidji Widoatmodjo, 2005, Cara Sehat
Investasi di Pasar Modal, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Singgih Santoso, 2001, SPSS versi 10,
Mengolah
Data
Statistik
secara
Profesional, SPSS versi 10, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.

Wang Sutrisno, 2000. Pengaruh Stock


Split Terhadap Likuiditas dan Return
Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Manajemen
dan
Kewirausahaan,
September, Vol. 2. No.2: 1-13.

www.kpei.co.id Tanggal 19 Juni 2009


www.idx.co.id Tanggal 19 Juni 2009
www.bapepam.go.id Tanggal 20 Juni 2009
www.jsx.co.id Tanggal 19 Juni 2009

You might also like