Professional Documents
Culture Documents
bentuk lain yang sederajat pun sebenarnya juga tidak harus mahal.
Sesungguhnya tempat yang sederhana tidak menjadi soal asal bisa membuat
anak senang dan nyaman serta tidak membahayakan keselamatanya. Walaupun
dalam undang-undang desebutkan PAUD dimulai sejak anak lahir sampai
dengan usia enam tahun, namun sesungguhnya pendidikan sudah dapat dimulai
sejak anak dalam kandungan. Menurut para pakar, rangsangan pendidikan
sejak dalam kandungan dapat dilakukan antara lain melalui berbicara dengan
janin, meraba-raba merasakan gerakan janin, memperdengarkan music atau
suara-suara lainnya yang indah. Kontak anak dengan keluarga dan
lingkungannya dapat menjadi rangsangan utama, terlebih lagi anak
menghabiskan waktu terbanyak dengan keluarga. Jika hal ini disosialisasikan
secara terpadu oleh pihak-pihak terkait melalui program terpadu PAUD, maka
akan merupakan bagisn dari sosialisasi kegiatan PAUD untuk lebih membumi
di bumi Indonesia.2
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan PAUD
masih belum mengacu benar dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pada
umumnya penyelenggaraannya difokuskan pada peningkatan kemampuan
akademik, baik dalam hal hafalan-hafalan maupun kemampuan baca-tulishitung (calistung) yang prosesnya sering kali mengabaikan tahapan
perkembangan anak.3
Dari data BPS 2004 menunjukkan bahwa dari 28,12 juta anak usia dini
hanya sekitar 27% yang mendapatkan layanan PAUD. Situasi ini sungguh
merupakan keadaan yang ironis, oleh karenanya peran serta seluruh lapisan
masyarakat termasuk media massa merupakan upaya yang strategis dalam
membumikan PAUD di tanah air.
Kegiatan PAUD dilakukan di Kelompok Bermain, Taman Peitipan Anak,
atau satuan PAUD lainnya yang sejenis seharusnyalah dapat dijalani anak
dengan rasa senang-gembira tanpa paksaan. Orangtua dan pendidik hanya
2 Ace Suryadi, Peluang dan Tantangan Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Depdiknas
Direktorat PAUD, 2005), iii.
3 Ace Suryadi, Pedoman penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT)
dalam Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Depdiknas Direktorat PAUD, 2006), 2.
F; Kerangka Teoritik
1; Definisi Anak Usia Dini
Anak usia dini (AUD) menurut UUSPN No.29 tahun 2003, yakni
sekelompok manusia yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ini berarti
AUD bersifat unik. Mengapa unik? Karena di setiap pertumbuhan dan
perkembangan antara anak yang satu dengan yang lain berbeda-beda,
meskipun pada anak kembar sekalipun. Perbedaan-perbedaan yang dialami
oleh anak dapat berupa perbedaan fisik, kelebihan yang dimiliki,
kekurangan, minat, perkembangan kognitif, sosial-emosional, kreativitas,
bahasa, komunikasi, dan berbagai potensi diri yang mereka miliki.
Selain definisi di atas, masih banyak terminologi yang diberikan oleh
para ahli mengenai AUD. Marthin Luther, seorang tokoh yang pertama kali
menunjukkan akan pentingnya sekolah untuk AUD. Ia menekankan bahwa
sekolah digunakan sebagai sarana untuk mengajar anak membaca, ia juga
berpendapat bahwa keluarga merupakan institusi penting bagi anak dalam
hal pendidikan yang akan ia peroleh untuk pertama kalinya. Pendapat
kepribadian,
kompetensi
professional,
kompetensi
6Adi Gunawan, Genius Learning Strategy (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 218-221.
7Thomas Amstrong, Menerapkan Multiple Intellegences Di Sekolah, alih bahasa Yudhi Murtanto
(Bandung: Kaifa, 2004), 19.
8Ibid., 222.
9Coony R. Semiawan, Perkembangan Anak Usia Dini, Makalah disampaikan pada Seminar dan
Lokakarya Nasioanal Pendidikan Anak Usia Dini, Kerjasama Dirjen PLSP Depdiknas dengan
UNJ, Jakarta, 9-11 Oktober 2004.
10
11
12
anak dalam keluarga besar; status sosial ekonomi, dalam keluarga kelas
rendah kegiatanya cenderung kurang terorganisasi daripada kelas
menengah dan atas; berbahasa dua, anak yang memiliki dua bahasa ibu,
maka kecerdasan linguitiknya aan cepat berkembang; dan penggolongan
peran seks, misalnya laki-laki dituntut untuk sedikit bicara daripada
anak perempuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka karakteristik ini sangat penting untuk
diketahui sebagai bentuk kepedulian pada perkembangan anak yang
membutuhkan perhatian ekstra dari orang dewasa di sekitarnya, sehingga
akan tumbuh anak-anak yang memang diharapkan.
G; Metode Penelitian
1; Jenis dan Pendekatan Penelitian
13
segala hal yang ditemui peneliti dalam proses penelitian dan mencoba
menguraikan secara jelas apa saja yang menjadi fokus penelitian ini.
2; Sampel Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer
digali dari hasil wawancara dengan para steakholder yang ada di Yayasan
Ponpes Darul Ihsan dan dari hasil observasi lapangan. Sedangkan sumber
data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yangberhubungan dengan
topik pembahasan.
Untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi sumber data
penelitian, peneliti menggunakan teknik snowball sampling yaitu teknik
sampel yang menghendaki variasi sampel informan dengan tujuan agar tidak
terpaku pada jenis kelompok individu saja yang sering kali memiliki tujuan
tertentu, sehingga hasil penelitian menjadi bias. 17 Teknik ini dilakukan
peneliti dengan terlebih dahulu menentukan informan kunci (key informan)
dan selanjutnya penentuan sampel didasarkan atas saran dan petunjuk dari
informan kunci dan menggelinding secara terus-menerus sampai tidak ada
lagi varian jawaban yang diberikan oleh informan dan data sudah dianggap
jenuh.
3; Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data verbal dan nonverbal. Untuk data verbal peneliti menggunakan teknik wawancara
mendalam, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya jawab
dengan tujuan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari sampel sumber
data terpilih.18 Sedangkan untuk data non-verbal peneliti menggunakan
metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari bahan pustaka yang ada
relevansinya dengan tema penelitian. Data-data tersebut selanjutnya dipilah
dan dipilih berdasarkan tujuan penelitian.19
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail dan komprehensif
mengenai keadaan setting penelitian peneliti menggunakan metode
17 Sanggar Kanto, Sampling, Validitas, dan Reliabelitas dalam Penelitian Kualitatif (Jakarta:
Rajawali Press, 2010), 53.
18Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Diva
Press, 2010), 20.
19Ibid., 35.
14
15
H; Sistematika Pembahasan
20Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke
ArahPenguasaan Model Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 164.
21Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIS, 2001), xv.
16
BAB I PENDAHULUAN
A; Latar Belakang Masalah
B; Fokus Masalah
C; Tujuan Penelitian
D; Kegunaan Penelitian
E; Sistematika Bahasan
BAB II LANDASAN TEORITIS
17
19