Professional Documents
Culture Documents
Pada setiap lembar neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
harus diberi pernyataan bahwa Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan.
Disamping hal-hal di atas, penyajian laporan keuangan bagi BPR wajib mengikuti ketentuan
yang dikeluarkan Bank Indonesia.
Perubahan Akuntansi
Perubahan Estimasi Akuntansi
Perubahan Estimasi Akuntansi dapat dilakukan apabila terdapat perubahan jumlah tercatat
aset dan kewajiban atau jumlah pemanfaatan periodik aset yang berasal dari pengujian status
saat ini dan ekspektasi manfaat akan datang dari aset dan kewajiban.
Perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif.
Perubahan kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila:
Dipersyaratkan oleh SAK ETAP
Dampak perubahan kebijakan akuntansi harus mengikuti ketentuan transisi dalam SAK
ETAP.
Dalam hal tidak diatur ketentuan transisi dalam SAK ETAP, maka dampak perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif;
Atau
Akan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan andal. Dampak perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan secara retrospektif.
Dampak retrospektif perubahan kebijakan akuntansi dilakukan dengan menyajikan ulang
seluruh periode sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian.
Periode sajian adalah periode yang wajib disajikan dalam penyusunan laporan keuangan yang
umumnya meliputi 2 (dua) periode laporan keuangan terakhir secara komparatif.
Dalam hal perlakuan secara retrospektif tidak praktis (setelah melakukan semua usaha yang
wajar/rasional) maka perubahan kebijakan akuntansi tersebut diterapkan pada tanggal
kebijakan tersebut dimungkinkan dapat diberlakukan.
Kesalahan Periode Lalu
Koreksi kesalahan periode lalu dilakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian
ulang seluruh periode sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode
sajian.
Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten,
kecuali:
Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi BPR (sepanjang dimungkinkan oleh
ketentuan yang berlaku);
Terjadi perubahan yang bertujuan menghasilkan penyajian yang lebih baik sesuai kriteria
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi; atau
Dipersyaratkan oleh SAK ETAP.
Jika penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah, maka penyajian
periode sebelumnya haruslah direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Selain itu
alasan reklasifikasi juga harus diungkapkan. Dalam hal reklasifikasi dianggap tidak praktis
maka cukup diungkapkan alasannya.
Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode
sebelumnya wajib diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.
BPR wajib membuat laporan keuangan sebagai laporan kepada Bank Indonesia dan pengguna
lainnya yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan. Oleh
karena itu, dibutuhkan adanya laporan keuangan BPR yang menyediakan informasi tersebut
untuk pengambilan keputusan, seperti dicerminkan dalam laporan-laporan berikut ini:
Laporan Posisi Keuangan
Posisi keuangan BPR dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan.
Informasi ini berguna untuk memprediksi kemampuan BPR di masa depan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, distribusi imbal hasil dan arus kas,
serta kemampuan BPR dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi posisi keuangan BPR tergambar dalam
neraca.
Laporan Kinerja
Laporan kinerja BPR diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi
selama periode pelaporan yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini berguna
untuk memprediksi kapasitas BPR dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.
Selain itu, informasi ini berguna dalam perumusan tentang efektivitas BPR dalam
memanfaatkan sumber daya. Informasi kinerja BPR tergambar dalam laporan laba rugi.
Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Informasi perubahan posisi keuangan BPR, antara lain:
Perubahan Ekuitas
Informasi perubahan ekuitas BPR menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto
atau kekayaan selama periode pelaporan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut
dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Informasi ini bermanfaat untuk mengetahui
perubahan aset bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah
keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan BPR. Informasi perubahan ekuitas
tergambar dalam laporan perubahan ekuitas.
Perubahan Kas dan Setara Kas
Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan BPR
menghasilkan arus kas serta kebutuhan BPR untuk menggunakan arus kas pada setiap
aktivitas selama periode pelaporan. Informasi ini bermanfaat untuk menilai arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi perubahan kas dan setara
kas tergambar dalam laporan arus kas.
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk lebih memahami informasi yang terdapat dalam laporan posisi keuangan, laporan
kinerja dan laporan perubahan posisi keuangan diperlukan suatu penjelasan yang relevan.
Penjelasan tersebut dapat diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang berisi
informasi tambahan terhadap pos-pos yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Catatan atas laporan keuangan memberikan uraian naratif atau pemisahan pos-pos yang
diungkapkan dalam laporan keuangan, serta informasi tentang pos-pos yang tidak memenuhi
persyaratan pengakuan dalam laporan keuangan tersebut.