You are on page 1of 23

PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT.

KELOLA MINA LAUT PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA KENDARI

OLEH
KELOMPOK III

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

DZULKARNAIN
( DIAI II 246)
WA ODE MULIANA
( DIAI II 260)
UMMUL KHOIRIL
( DIAI II 235)
MUH. HASRAT
( DIAI II 284)
DEDDY CHANDRA
(DIAI II 241)
ANDI ARIYANTOPAN
(DIAI II 273)
PUTU RIDWAN SUKAYASA
(DIAI II 253)
HENDRIK W.P
(DIAI II 254)

PROGRAM STUDI SOCIAL EKONOMI PERTAMBANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

KATA PENGANTAR

Pertama-tama tiada kata yang patut penulis ucapakan selain ucapan puja
dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah k3. Makalah ini berjudul pelaksanaan program k3 PT. Kelola Mina Laut
pelabuhan perikanan samudra.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen k3
yang telah memberi tugas observasi lapangan serta sampai pada pembuatan
makalah ini, sehingga penulis dapat lebih memahami dan mengetahui lebih dalam
tentang program k3 . terimah kasih pula kepada teman-teman sosek khususnya
kelompok 3 yang telah membantu dalam proses observasi sampai pada penyusunan
makalah.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa pemnyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karana itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar penyusunan selanjutnya akan jauh
lebih sempurna dari sekarang.

Kendari, November 2012

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar isi............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 3
BAB III METODE PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat Pratikum................................................................. 9
B. Metode Pengumpulan Data................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Gambaran Umum Lokasi Pratikum......................................................


Tahapan-tahapan Produksi di PT. KML................................................
PelaksanaanProgram k3 di PT. KML...................................................
Manfaat Penerapan k3 di PT. KML......................................................

10
11
16
18

BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................... 20
B. Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

iii
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi
perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya
merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya
definisi tersebut mengarah Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan
mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui
persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja.
Pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada
orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja
diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya,
perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan
oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya
manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses
produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan
keberadaan sumber daya manusia.
Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental,
emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja. PT. Kelola Mina Laut
merupakan salah satu perusahaan yang berada di Pelabuhan Perikanan
Samudra Kendari yang bergerak dalam sektor produksi ikan

dan gurita

(Octopus). Kegiatan usaha utama dari perusahaan ini adalah mengolah ikan
dan Octopus mulai membersihkan sampai pada akhir prosedur yaitu di tata di
tempat penyimpanan. Sistem produksi yang dijalankan adalah membuat
produk berdasarkan karakteristik yang ditentukan yang produknya di jual ke
luar negri dan juga dalam negeri.
Hal ini disebabkan Barang yang di produksi luar negeri mutunya lebih
baik.pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan,
interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin
dan lingkungan kerja. PT. Kelola Mina Laut didirikan pada tahun 2008 dengan
menejer operasional Bapak Ridwan. Perusahaan ini terletak di Kel. Puday,

Kec. Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan posisi geografis


sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. KEP. 64/MEN/2010, Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
Dengan adanya berbagai tuntutan tentang masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, maka perusahaan harus dapat memenuhi tanggung
jawabnya dalam memberikan perlindungan pada karyawan dengan melakukan
program-program tentang kesehatan dan keselamayan kerja. Oleh sebab itu,
pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun
Undang-undang Tentang Kecelakaan

yang menyatakan bahwa sudah

sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung
jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan
demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah :
1. Bagaimana gambaran umum lokasi PT. KML?
2. Bagaimana tahapan-tahapan produksi di PT. KML?
3. Bagaimana program pelaksanaan k3 di PT. KML?
4. Apa manfaat penerapan k3 pada PT. KML?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar penulis dan
pembaca mengetahui tetntang gambaran umum lokasi PT KML, tahapantahapan produksi di PT. KML, progrm pelaksanaan k3 serta manfaat penerapan
k3 di PT. KML.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman dengan


dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan tangga
bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik (Tulus Agus,
1989). Menurut Malthis dan Jackson (2002), keselamatan kerja menunjuk pada
perlindungan kesejahteraan fisik dengan dengan tujuan mencegah terjadinya
kecelakaan atau cedera terkait dengan pekerjaan. Pendapat lain menyebutkan
bahwa keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi
standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).
Menurut Sumamur (1981), tujuan keselamatan kerja adalah:
1. Para pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja dapat digunakan sebaik3.
4.
5.
6.
7.

baiknya.
Agar semua hasil produksi terpelihara keamanannya.
Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai.
Agar dapat meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Agar pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Lalu Husni (2005) menyatakan bahwa keselamatan kerja bertalian dengan

kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan
istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Menurut Rika Ampuh
Hadiguna (2009), kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau
kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan, yang
terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya, tidak diharapkan terjadi,
menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat, dan bisa menghentikan
kegiatan pabrik secara total. kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua:
1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan
tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja, penggunaan peralatan
pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain.

2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman.
Contohnya, penerangan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, getaran,
penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan
lain-lain (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar
tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial (Lalu Husni, 2005). Selain itu, kesehatan kerja menunjuk pada
kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengan tujuan memelihara
kesejahteraan individu secara menyeluruh (Malthis dan Jackson, 2002). Sedangkan
menurut Prabu Mangkunegara (2001) pengertian kesehatan kerja adalah kondisi
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebakan lingkungan
kerja. Kesehatan dalam ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-undang
Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I Pasal 2, keadaan sehat diartikan
sebagai kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan,
dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahankelemahan lainnya.
Menurut Veithzal Rivai (2003) pemantauan kesehatan kerja dapat dilakukan
dengan
cara sebagai berikut:
1. Mengurangi timbulnya penyakit.
Pada umumnya perusahaan sulit

mengembangkan

strategi

untuk

mengurangi timbulnya penyakit-penyakit, karena hubungan sebab-akibat


antara lingkungan fisik dengan penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan

pekerjaan

sering

kabur.

Padahal,

penyakit-penyakit

yang

berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih merugikan, baik bagi perusahaan


maupun pekerja.
2. Penyimpanan catatan tentang lingkungan kerja.
Mewajibkan perusahaan untuk setidak-tidaknya melakukan pemeriksaan
terhadap kadar bahan kimia yang terdapat dalam lingkungan pekerjaan dan
menyimpan catatan mengenai informasi yang terinci tersebut. Catatan ini
juga harus mencantumkan informasi tentang penyakit-penyakit yang dapat

ditimbulkan dan jarak yang aman dan pengaruh berbahaya bahan-bahan


tersebut.
3. Memantau kontak langsung.
Pendekatan yang pertama dalam mengendalikan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan adalah dengan membebaskan tempat kerja
dari bahan-bahan kimia atau racun. Satu pendekatan alternatifnya adalah
dengan memantau dan membatasi kontak langsung terhadap zat-zat
berbahaya.
4. Penyaringan genetik.
Penyaringan genetik adalah pendekatan untuk mengendalikan penyakitpenyakit yang paling ekstrem, sehingga sangat kontroversial. Dengan
menggunakan uji genetik untuk menyaring individu-individu yang rentan
terhadap

penyakit-penyakit

tertentu,

perusahaan

dapat

mengurangi

kemungkinan untuk menghadapi klaim kompensasi dan masalah-masalah


yang terkait dengan hal itu.
Penyakit kerja adalah kondisi abnormal atau penyakit yang disebabkan oleh
kerentanan terhadap faktor lingkungan yang terkait dengan pekerjaan. Hal ini
meliputi penyakit akut dan kronis yang disebakan oleh pernafasan, penyerapan,
pencernaan, atau kontak langsung dengan bahan kimia beracun atau pengantar
yang berbahaya (Dessler, 2007). Masalah kesehatan karyawan sangat beragam dan
kadang tidak tampak. Penyakit ini dapat berkisar mulai dari penyakit ringan seperti
flu, hingga penyakit yang serius yang berkaitan dengan pekerjaannya (Malthis dan
Jackson, 2002). Schuler dan Jackson (1999) menjelaskan bahwa dalam jangka
panjang, bahaya-bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker
kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak dan ginjal; penyakit paru-paru putih, cokelat,
dan hitam; leukimia; bronkitis; emphysema dan lymphoma; anemia plastik dan
kerusakan sistem saraf pusat; dan kelainankelainan reproduksi (misal kemandulan,
kerusakan genetic, keguguran dan cacat pada waktu lahir).
Menurut Bennet Silalahi (1995) perusahaan mengenal dua kategori
penyakit yang diderita tenaga kerja, yaitu:
a) Penyakit umum

Merupakan penyakit yang mungkin dapat diderita oleh semua orang, dan hal
ini adalah tanggung jawab semua anggota masyarakat, karena itu harus
melakukan pemeriksaan sebelum masuk kerja.
b) Penyakit akibat kerja
Dapat timbul setelah karyawan yang tadinya terbukti sehat memulai
pekerjaannya. Faktor penyebab bisa terjadi dari golongan fisik, golongan
kimia, golongan biologis, golongan fisiologis dan golongan psikologis.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang
dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat
kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja
dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja,
yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Rijuna
Dewi, 2006). Menurut Rizky Argama (2006), program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan
penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
Dessler (1992) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan
kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:
1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan
penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka
melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang
mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang
mengatur ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap pihakpihak yang melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan perundangundangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan
apabila ternyata bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.
3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat
jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja.

Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai
yang mengalami kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Schuler dan Jackson (1999) Schuler dan Jackson (1999) mengatakan,
apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja
dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.


Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah

karenamenurunnya pengajuan klaim.


5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi
dan ras kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra
perusahaan
7. .Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun
Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan
berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan
Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP
No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting
keselamatan kerja di dalam perusahaan (Heidjrachman Ranupandojo dan Suad
Husnan, 2002). Lalu, menurut penjelasan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja
juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan
tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang
bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut
berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat
keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3
adalah:
a.

Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


10

b.
c.
d.

Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.


Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

e.
f.
g.

atau kejadiankejadian lain yang berbahaya.


Memberi pertolongan pada kecelakaan.
Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar

h.

radiasi, suara dan getaran.


Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik

i.
j.
k.
l.
m.

maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.


Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

n.

proses kerjanya.
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

o.
p.

atau barang.
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

q.
r.

penyimpanan barang.
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
BAB III
METODE PRATIKUM
A. Waktu dan lokasi pratikum
Pratikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 08 november
2012, pukul 08.00 wita sampai selesai. Lokasi pratikum di pelabuhan
perikanan samudra PT. Kelola Mina Laut, Kel. Puday, Kec. Abeli, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara
B. Metode pengumpulan data
Dalam upaya untuk memperoleh data, pratikan menggunakan teknik

sebagai berikut.

11

1. Wawancara yang dilakukan secara lansung dengan bapak menejer


operasional PT. Kelola Mina Laut dan beberapa karyawan di perusahaan
tersebut.
2. Observasi yakni mengamati lansung atau turun lansung dilokasi
pratikum
3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui dokumentasi yang
ada dilokasi pratikum.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi pratikum (PT. Kelola Mina Laut)
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari terletak di Kel. Puday, Kec.
Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan posisi geografis sebagaimana
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.
64/MEN/2010, Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan Samudera Kendari.
Sebagai basis utama perikanan Laut di Sulawesi Tenggara khususnya
dan kawasan Timur Indonesia pada umumnya dengan daerah penangkapan
(fishing ground) adalah laut Flores, selat Makassar, laut Banda, laut Arafura
dan laut Maluku yang kaya akan sumberdaya ikan baik pelagis maupun
12

demersal. Disamping itu juga sangat potensial dengan Mollusca seperti


Octopuses (Gurita) dan Sotong yang telah menjadi salah satu komoditas
ekspor hasil perikanan andalan Sulawesi Tenggara
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dibangun sejak tahun 1984,
yang diawali dengan pembebasan tanah rakyat kemudian dilanjutkan dengan
tahap kontruksi atas dasar Studi Kelayakan oleh Tim Asian Development Bank
bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perikanan. Sedangkan operasional
PPS Kendari dimulai pada tahun 1990 setelah diresmikan oleh Presiden RI
Bapak H.M.Soeharto pada tanggal 10 September 1990. Sebelum ditetapkan
sebagai Pelabuhan Perikanan Samudera, status kelembagaannya adalah
Project Manajemen Unit (PMU)
Memperhatikan panguasa pasar dalam dan luar negeri akan produk
perikanan saat ini cukup tinggi, maka ekspor hasil perikanan melalui
diversifikasi pasar dan pengamanan/ optimalisasi pemanfaatan pasar dalam
negeri perlu ditingkatkan. Untuk itu kebijakan strategis nasional melalui
revitalisasi sektor kelautan dan perikanan diarahkan kepada upaya penguatan
pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan dengan focus dilingkar
luar (other ring fishing port) hal tersebut untuk mendukung pengembangan
industry perikanan yang tangguh dan mandiri untuk menyongsong
pengembangan kawasan minapolitan.
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dalam kegiatan ekonomi
disekitarnya telah memberikan manfaat yang cukup tinggi seperti fasilitas
produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan
pemanfaatan

sumberdaya

ikan

untuk

pelestariannya,

pelayanan

kesyahbandaran, mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan


dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra
produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran
PT. KML merupakan salah satu perusahaan yang ada dalam kawasan
pelabuhan perikanan samudra kendari yang memproduksi ikan dan gurita.
Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 dengan kepala menejer operasional
bapak Ridwan. Jumlah karyawan secara keseluruhan yaitu kurang lebih 150
jiwa dengan gaji untuk karyawan standar 1 juta.
13

B. Tahapan-Tahapan Produksi Pada PT. KML


Istilah produksi dalam suatu perusahaan meruupkan tujuan utama.
Dalam menghasilkan produk pastinya memiliki tahapan tertentu. PT. KML
merupakan perusahaan yang memproduksi atau mengolah ikan dan gurita.
a. Proses pengolahan ikan
Adapun Tahapan tahapan produksi atau pengolahan ikan pada perusahaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Receiving raw material & washing 1
Receiving raw material atau penerimaan bahan mentah merupakan
tahap awal dalam pengolahan ikan. Bahan mentah ( Ikan) di terimah
dari nelayan melalui pintu kecil yang di rancang khusus oleh pihak
perusahaan, lalu di bawah di tempat pencucian awal. Seperti gambar di
bawah ini.

Receiving
washing 1
2. Scalling, washing 2, & filleting
Scalling (pengupasan sisik ikan) merupakan tahap ke dua dari proses
pengolahan. Seperti pada gambar di bawah ini tahapan kedua yaitu
melakukan pengupasan sisik ikan, melakukan pencucian kedua, artinya
pencucian setelah ikan di bersihkan sisiknya, kemudian melakukan
pemisahan antara daging dan tulang ikan (filleting)

Scalling

washing 2

filleting

3. Skin on, skin less, washing 3 & cutting


Skin on merupakan proses pemisahan antara kulit dan daging ikan,
namun skin on ini hanya untuk ikan yang kulitnya berwarna hitam,

14

sedangkan ikan yang kulitnya berwarna merah tidak perlu di buka


kulitnya. Kemudian di potong lebih tipis (Skin less). Alat yang di
gunakan untuk skin on dan skin less adalah pisau tipis yang tajam. Ikan
yang telah di pisahkan dari kulit di cuci kembali. Selanjutnya di potongpotong lebih kecil apa bila daging ikan memiliki ukuran besar. Seprti
gambar di bawah ini.

Skin on

skin less

washing 3

cutting

4. Sizing, Quality checking, vacuuming & wrapping

Sizing

quality checking

vacuuming

wrapping

Pada tahap keempat seperti gambar diatas ikan yang sudah dipotong-potong
kecil dipisahkan dan ditimbang untuk mengetahui berat pada masingmasing potongan ikan, kemudian diklasifikasikan dalam beberapa bagian
yang sesuai dengan kualitas ikan tersebut. Dan selanjutnnya adalah
penghampaan udara (vacuuming) dalam bungkusan ikan selanjutnya
penemasan (wrapping) yaitu dimasukkan dalam plastik, kemudian dipress
agar tidak ada udara yang masuk kedalam ikan tersebut.
5. Freezing, metal detecting, layering & packing fillest product Freezing
merupakan tempat pembekuan ikan yang sudah di kemas. Ruangan
pembekuan ini memiliki suhu di bawah nol yaitu -45 C. Dari tempat
pembekuan produk ikan tersebut di bawa ketempat metal detecting., hal
ini bertujan untuk mendeteksi produk agar di jamin tidak ada logamlogam di dalam daging. Setelah dideteksi produk tersebut di masukan

15

dalam kardos lalu di pres dan di bungkus kembali dengan dos yang
bermerek nama perusahaan tersebut. Seperti pada gmbar di bawah ini

Freezing

metal detecting

layering

packing fillest

6. Storage & stuffing


Storage merupakan ruangan tempat penyimpanan barang yang sudah di
bungkus dengan dos, ruangan ini memiliki suhu -20 C, sedangkan stuffing
merupakan tempat seperti kulkas yang ada dalam mobil pengangkut barang
tersebut untuk di pasarkan. Bentuk ruangan dan stuffing dapat di lihat
seperti gambar di bawah ini,

Storage

stuffing

b. Tahapan pengolahan gurita (octopus)


Octopus atau gurita merupakan salah satu produk yang diproduksi di
perusahaan atau PT. Kelola Mina Laut ini. Dalam pengolahan gurita ini tentu
memiliki tahapan-tahapan. Tahap pengolahan gurita tidak jauh berbeda dengan
tahap pengolahan ikan, adapun tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Receiving raw material, washing 1
Tahap awal dalam pengolahan octopus atau gurita sama dengan tahap
pengolahan ikan yang pertama, yaitu penerimaan bahan mentah dan proses
pencucian pertama seperti gambar berikut
.

16

Receiving raw material

washing 1

2. Gut,eyes, beat removing, washing 2, tumbling


Tahpa kedua dari pengolahan gurita adalah pembersihan yang mencakup,
pembuangan isi perut atau usus, artinya gurita rtresebut dibuang usus atau isi
perutnya. Kemudian di lakukan pencucian ke dua dan terakhir di guling-guling
dengan menggunakan alat yang telah di siapkan. Fungsi dari penggulingan ini
adalah agar gurita menjadi lunak. Tahap tersebut dapat dilihat seperti gambar
di bawah ini.

Gut,eyes, beat removing

washing 2

tumbling

3. Quality checking, final washing, sizing dan wrapping & wrapping


Tahap ini masuk pada pencekan quality, proses pencucian kedua, pengukuran
berat product serta pengemasan. Tahap ini merupakan tahap inti dari
pengolahan gurita tersebut. Seperti pada gambar dibawah ini

Quality checking

final washing

sizing

wrapping & layering

4. Freezing, final weighing, & metal detecting


Freezing merupakan proses pembekuan produk sebagimana pada proses
pengolahan ikan, kemudian gurita atau produk tersebut di lakukan
penimbangan terakhir. Fungsi dari penimbanngan ini adalah untuk mengetahui
berat terakhir produk ini. Dan terakhir dai tahap ini adalah mendeteksi logam,
karena dikhawirkan dalam produk ada sisa logam seperti mata pancing. Tahap
tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut.

17

Freezing

final weighing

metal detecting

5. Packing, labeling & stripping


Produk-produk dikemas dalam dos setelah di deteksi dan dipastikan tidak ada
metal (logam) yang ada dalam daging. Kemudian diberi label tanda bahawa
produk tersebut dari perusaan KMl dan dipasikan keamanannnya. Seperti
gambar di bawah ini

Packing

labeling & stripping

6. Storage & stuffing


Tahap terakhir dari pengolahan gurita adalah di bawah di ruang storage
(tempat penyimpanan) dimana suhunya -20 C, kemudian siap di pasarkan.
Seperti gambar dibawah ini,

Storage

stuffing

stuffing

C. Pelaksanaan Program K3 di PT. KML


Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu
sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
18

berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja,


dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. perusahan ini menggunakan
program k3 standar yaitu UU no 3 tahun 2003. Terdapat elemen K3 yang ada
di PT. Kelola Mina Laut

Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,


Alat Pelindung Diri,
Beban Kerja dan
Jam kerja.

1. Persepsi Karyawan terhadap Jaminan K3


PT. Kelola Mina Laut (KML) telah memberikan jaminan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja kepada para karyawannya. Jaminan
tersebut berupa jaminan kesehatan yaitu adanya poliklinik gratis yang buka
selama 24 jam di dalam pabrik. Selain itu, perusahaan juga memberikan
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk seluruh karyawannya. Dan
jaminan K3 yang diberikan perusahaan tersebut telah sesuai dengan yang
apa diharapkan dan dibutuhkan oleh para karyawannya.
2. Persepsi Karyawan terhadap Alat Pelindung Diri
Kelengkapan dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
salah satu elemen yang patut diperhatikan oleh perusahaan agar dapat
memperkecil risiko terkena kecelakaan kerja atau penyakit kerja. Dan PT.
Kelola Mina Laut telah mengantisipasi hal itu dengan menyediakan
kelengkapan alat pelindung diri. APD yang disediakan oleh perusahaan
adalah berupa sarung tangan, masker, topi, kostum dan sepatu boat untuk
karyawan. Untuk laki-laki yang bertugas diruangan pembekuan dan
penampungan diberikan kostum khusus berupa jas mantel tebal agar tidak
merasa kedinginan pada saat masuk di ruangan pembekuan ataupun
penampungan. Dimana suhu pada ruangan pembekuan dan penampungan
tersebut adalah masing-masing -45 C dan 20 C, Sedangkan untuk wanita,
alat pelindung diri ditambah dengan jilbab. APD dari perusahaan tersebut
dapat membuat sebagian besar karyawan merasa lebih aman dan nyaman
dalam bekerja.
3. Persepsi Karyawan terhadap Beban Kerja

19

Beban kerja yang ditetapkan oleh PT. Kelola Mina laut terhadap
manajer produksi dan supervisor produksi adalah melakukan pengawasan
terhadap kegiatan proses produksi agar target produksi yang ditetapkan
perusahaan dapat tercapai. Sementara itu, safety officer harus melakukan
pengecekan terhadap semua komponen K3 yang ada di dalam PT. Kelola
Mana Laut, untuk memastikan bahwa seluruh elemen K3 tersebut sudah
berjalan dengan baik, lancar dan tidak ada masalah. Sedangkan beban kerja
untuk karyawan harus dapat menyelesaikan semua prosedur kerjayang telah
ditetapkan mulai dari tahap pertama sampai di tahap 4 yaitu pembekuan.
4. Persepsi Karyawan terhadap Jam Kerja
Semua karyawan PT. Mina Laut, tanpa terkecuali bekerja enam hari
dalam satu minggu. Namun, jam kerja yang diberlakukan oleh perusahaan
sedikit berbeda. Untuk para staf perusahaan, seperti manajer produksi,
supervisor produksi dan safety officer jam kerjanya adalah 8 jam.
Sedangkan bagi para karyawan bagian produksi atau pengolah, setiap hari
kerja diharuskan bekerja selama tujuh jam mulai dari hari senin sampai
saptu. Namun kebijakan jam kerja tersebut masih sesuai dengan ketentuan
undang-undang. Kebijakan tersebut di setujui Semua karyawan bahwa jam
kerja yang diberlakukan perusahaan telah sesuai dengan harapan dan
kemampuan karyawan tersebut. Selanjutnya apabila hasil penangkapan ikan
dan gurita dalam jumlah yang banyak dan tidak bisa dikerjakan dalam
waktu 7 jam, maka karyawan tetap bekerja sampai selesai prosedur, dengan
syarat pihak perusahaan memberikan jaminan khusus atau jam lembur, dan
juga menambah karyawan harian dengan upah 50 ribu perhari.
D. Manfaat Pelaksanaan Program K3 di PT. KML
Manfaat pelaksanaan program K3 di perusahaan ini yaitu:
1) Pengurangan absentisme,
2) Pengurangan biaya klaim kesehatan
3) Pengurangan turnover pekerja, dan
4) Peningkatan produktivitas.
1. Pengurangan Absentisme

20

Karyawan PT. Kelola Mina Laut jarang,bahkan ada yang tidak


pernah membolos kerja akibat mengalami kecelakaan atau jugapenyakit
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit kerja di PT. Kelola Mina Laut sangat kecil. Seluruh karyawan
diperusahaan ini berpendapat bahwa program keselamatan dan kesehatan
kerja yangdilaksanakan perusahaan juga dapat membuat karyawan tersebut
menjadi lebih semangatuntuk berangkat kerja tiap harinya.
2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan
Karyawan PT. Kelola Mina Laut tidak pernah mengajukan klaim
biaya kesehatankepada perusahaan karena di dalam perusahaan sudah
terdapat poliklinik gratis yang buka selama jam kerja dan selalu siap
melayani karyawan setiap saat. Namun, walaupun seandainya tidak ada
poliklinik tersebut, karyawan juga tidak akan sering mengajukan klaim
biaya kesehatankepada perusahaan, karena para karyawan tersebut memang
jarang mengalami kecelakaanatau penyakit akibat kerja.
3. Pengurangan Turnover Pekerja
Seluruh karyawan yang bekerja diperusahaan ini tidak pernah
berniat untuk keluar dari PT. Kelola Mina Laut akibat terkena penyakit
kerja atau juga kecekakaan kerja. Hal ini terjadi karena karyawan tersebut
masih merasa aman dan nyaman selama bekerja di dalam perusahaan.
Menurut seluruh karyawan yang bekerja , program keselamatan dan
kesehatan kerja yang dilaksanakan perusahaan dapat memperkecil niat para
karyawan tersebut untuk keluar dari PT. KML ini.
4. Peningkatan Produktivitas
Semua karyawan bagian produksi mampu untuk mencapai seluruh
prosedur yang berlansung dalam setiap harinya yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Hal Ini dapat meningkatkan produksi. Seluruh karyawan PT.
Kelola Mina Laut ini

juga berpendapat bahwa pelaksanaan program

keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dapat meningkatkan


produktivitas para karyawannya.

21

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka simpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
1. PT. Kelola Mina Laut merupakan salah satu perusahaan bagian dari
pelabuhan perikanan samudra kendari yang memproduksi ikan dan
gurita serta terletak di kelurahan puday, kecamatan Abeli
2. Tahapan tahapan produksi Di PT. Kelola Mina Laut terdiri dari 6
tahapan mulai dari penerimaan bahan mentah, sampai pada pemasaran
3. Program k3 yang ada di PT. Kelola Mina Laut yaitu menggunakan
peraturan standar yaitu UU no 3 tahun 2003, serta memiliki 4 elemen
khusus yaitu kesehatan dan keselamatan kerja, alat pelindung diri,
beban kerja dan jam kerja
4. Manfaat penerapan k3 diperusahaan ini adalah untuk mengurangi
absentisme, mengurangi biaya klaim kesehatan, penurunan turnover
kerja serta peningkatan produktifitas kerja
B. Saran
Saran yang kami ajukan adalah agar penerapan k3 lebih diperhatikan agar
dapat menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

22

http://hadipurnama.wordpress.com/2010/01/22/kesehatan-dan-keselamatankerja-lingkungan-hidup/

23

You might also like