You are on page 1of 38

TEKNIK PERLINDUNGAN DAN

PENGAMANAN HUTAN

BAGIAN I
Peranan Manusia Dalam Perlindungan Hutan

Bahasan
a. Peranan manusia sebagai penyebab
kerusakan hutan
b. Peranan manusia dalam kegiatan
perlindungan hutan

Out comes
Mahasiswa dapat memahami peranan manusia yang
berpengaruh terhadap keseimbangan biologis dan
kelangsungan hidup komunitashutan

Isue isue global


1. Pemanasan Global
- Perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim
- Suhu bumi meningkat karena efek rumah kaca
- Mencairnya es di kutub utara dan Selatan
- Meningkatknya level permukaan laut (prediksi para ahli bila
greenland mencair maka permukaan laut naik 7 m) sehingga
akan menenggelamkan sebagian pulau pulau didunia.

20% world emission

80% world emission

2. Meningkatnya populasi penduduk dunia


Penduduk China saat ini 1,3 M jiwa, diperkirakan pada
tahun 2020 menjadi 2,5 M jiwa, begitu juga India menjadi 1,2
M jiwa,

Berpotensi meningkatkan kebutuhan Energi -- ( perlu impor


bahan baku energi seperti batubara dari negara lain )
Indonesia akan menjadi tujuan eksploitasi bahan baku energi.
(saat ini Batubara Sumatera dan Kalimantan telah di extrak dan
di eksport diantaranya china dan india)

PENDUDUK DUNIA ENAM MILYARD


(2000)

PEMBANGUNAN

NATIONAL GEOGRAPHIC

ISUE STRATEGIS

Berkaitan dg sumberdaya
alam

Pertumbuhan jumlah penduduk


Indonesia >1% per th
KEBUTUHAN DAN
PERMASALAHAN

Pangan,
Perumahan,
Energi,

Produk Industri,
Sanitasi,

Limbah

Air,
Sumber Air,
Lahan,
Udara,
SDA lainnya.

3. Keterlanjuran Pengelolaan Ruang


- Hutan dataran rendah (fakta : memiliki biodiversitas
tinggi), sudah dikonversi untuk pemukiman,
pertambangan, pertanian, perkebunan dst .
- Hampir 90 % Kws Konservasi ada di Up Land dan 10
% di down land (dataran rendah) yg merupakan
habitas spesies kunci, gajah, badak, harimau,
orangutan
- Berdampak pada : Habitat yang menyempit dan
Endagered Spesies/spesies kunci terancam serta
timbul konflik Satwa liar dengan Manusia.

4. Pemekaran Daerah

Pemekaran wilayah berakibat tekanan


institusional pada kawasan konservasi .
Contoh :
TN Bunaken. (Tata batas belum ditetapkan
karena pemekaran 2 kabupaten jadi 3 Kab.)
TN Gn Halimun Salak (Pemekaran provinsi
Banten).
Kabupaten Raja Ampat (seluruh wilayahnya
kawasan konservasi)

4 Aktivitas utama manusia


yang mengancam Biodiversity

1)Habitat Destruction
2)Introduced Species
3)Overexploitation
4)Disruption of Interaction
Networks

1. Habitat Destruction Includes:


1) Perubahan habitat
Selective Logging
Edge Effects

2)Habitat Fragmentation
3) Clear Cutting

Effects of Habitat Destruction:


1) Tebang pilih menyebabkan kesenjangan dalam kanopi sehingga
menyebabkan efek samping.
Efek samping perlahan menyebabkan degradasi yang dilakukan oleh angin,
invasi spesies, dan peningkatan sinar matahari. Degradasi ini dapat
menyebabkan fragmentasi habitat.
Beberapa spesies mungkin menjadi lebih rentan terhadap
kepunahan/dimangsa karena perlindungan menurun dari hutan.

2) Habitat terfragmentasi menyebabkan terpisahnya spesies dari


populasi yang lebih besar sehingga menyebabkan
ketidakmampuan untuk mendukung populasi yang layak.
3) Pembersihan lahan untuk pertanian dan padang rumput
Karena lahan hutan hujan tropis rendah akan kualitas nutrisi dibutuhkan
untuk penggembalaan ternak dan tanah sebelumnya dibersihkan
ditinggalkan untuk tumbuh tanaman.
Jutaan hektar hutan hujan Amazon di Brasil dihancurkan setiap tahun
karena dibakar manusia untuk digunakan pertanian dan peternak.

Kehancuran Habitat Terganggu Siklus


Kimia Ekosistem
Hilangnya nutrisi di daerah tropis karena efek terbukanya lahan
(Nitrogen Cycle)
Hal ini menyebabkan peningkatan laju dekomposisi bahan organik

Memotong dan membakar hutan menyebabkan lepasnya


nitrogen oksida lebih besar yang berkontribusi terhadap
pemanasan atmosfer.
Kelebihan nitrogen dan limpasannya mencemari air dan
ekosistem laut.
Deforestasi menyebabkan kenaikan kadar CO2

2. Introduced Species
Spesies invasif atau eksotis
adalah spesies yang dibawa
manusia (sengaja atau tidak
sengaja) dari habitat asli
spesies ke wilayah
geografis baru
spesies pendatang dapat
mengganggu wilayah
geografis mereka
diperkenalkan untuk
menyebabkan gangguan
"interaction networks".

3. Overexploitation
Manusia memanen berlebih
tumbuhan dan hewan
Umumnya kayu berharga atau
pohon yang dieksploitasi secara
berlebihan menyebabkan
kepunahan spesies pohon
eksploitasi pohon dapat
menyebabkan efek lain karena
ekstraksi pohon. Hal ini
disebabkan karena pohon
diekstrak umumnya besar
dibandingkan dengan pohon
disekitarnya

Eksploitasi berlebihan dari Terrestrial


Hewan

Berburu adalah masalah bagi banyak


predator besar yang terancam punah
karena nilai berharga mereka
Primata dieksploitasi untuk daging
secara untuk hidup/protein bagi
penduduk lokal

4. Terganggunya Interaction Networks

Ekosistem tergantung pada


interaksi antar spesies
Gangguan seperti perusakan
habitat dan fragmentasi
menyebabkan perpindahan
ke habitat baru dan mungkin
menggusur spesies habitat
aslinya

Kepunahan satu spesies dan


terutama spesies kunci akan
langsung menyebabkan
kepunahan spesies lain

Human Impact causes


deforestation and degradation
to environments. This results in
global warming, climate
change, extinctions and a
decline in biodiversity

Peranan manusia sebagai penyebab


kerusakan hutan

Campur tangan manusia terhadap


hutan alam di Indonesia
1. 1942-1945 : pemanfaatan hutan jati menjadi lebih intensif dalam rangka
memperoleh bahan yang diperlukan selama perang (hutan alam di luar jawa
belum dimanfaatkan kecuali oleh masyarakat setempat)
2. Sampai tahun 1960: pembuatan tanaman jenis-jenis selain jati (pemanfaatan
hutan alam luar jawa masih belum juga dilakukan)
3. 1960-1970: memanfaatkan hutan alam di luar jawa (Kalimantan Timur) secara
mekanis. Sejak itu pembalakan dilakukan di hampir seluruh hutan alam
produksi di Indonesia.
4. 1970-1984: Ditetapkannya TPI (tebang pilih Indonesia), Tebang habis dengan
penanaman, tebang habis dengan permudaan alam.
5. 1984-sekarang: Dibangunnya hutan tanaman industri (HTI). Dikeluarkannya
sistem silvikultur pengelolaan hutan alam produksi - Tebang Pilih Tanam
Indonesia (TPTI)

1. Kebakaran Hutan
Pembakaran hutan dan lahan selama ini merefleksikan bahwa praktek ini dilakukan secara
sengaja. Kebakaran hutan di Indonesia dan di berbagai belahan dunia sebagian besar
disebabkan karena kelalaian manusia. Antara tahun 1942-1946 paling sedikit 85 %
kebakaran hutan di AS disebabkan oleh kelalaian manusia.
Data :
Hasil analisa yang dilakukan terhadap sebaran hotspot pada tahun 2001 hingga 2006
justru menyebutkan bahwa 81,1% kebakaran terjadi di wilayah konsesi perkebunan skala
besar (sisanya pada lahan masyarakat dan hutan lindung).
Alasan pembakaran adalah mempercepat landclearing, dan menaikkan pH tanah. Di
sebagian Kalimantan dan Sumatera pH berkisar antara 3 4 (kurang cocok untuk
komoditi perkebunan), menaikkan pH tanah menjadi 5 6 sehingga layak untuk ditanami

2. Serangan Hama dan Penyakit


Manusia juga dapat merupakan penyebab utama terjadinya serangan hama. penyakit dan
memasukan tanaman invasive yang sangat berbahaya terhadap tanaman asli yakni melalui
mendatangkan (mengimpor) jenis tanaman dari daerah luar yang mengandung bibit hama
dan penyakit pada suatu tempat.

Data : TN Baluran, pada awal tahun 1960-an didatangkan jenis Acacia nilotica untuk
tanaman sekat bakar, namun pada akhirnya menjadi tanaman invasive mengalahkan
tanaman lain dan menguasai rerumputan yang membahayakan kelestarian satwa liar yang
dilindungi yakni jenis yang merumput (seperti rusa dan banteng).

3. Penggembalaan Ternak
Aktivitas manusia dalam mengembalakan ternaknya di areal kawasan hutan menyebabkan
terjadinya kerusakan hutan dalam bentuk kerusakan lahan, kerusakan atau kematian
anakan dan menurunnya kualitas batang kayu. Aktivitas manusia lain yang menyebabkan
sempitnya habitat satwa liar seperti gajah, menyebabkan kerusakan tanaman hutan atau
pertanian.

4. Pembangunan Inftastruktur (Prasarana) Hutan


Infratruktur hutan adalah prasarana yang memungkinkan hasil hutan khususnya log dapat
dikeluarkan dari hutan memerlukan prasarana hutan yang meliputi jalan, jembatan, camp,
basecamp, dan alat komunikasi. Jalan hutan merupakan prasarana tidak hanya
memungkinkan hasil hutan dari IUPHKK tetapi memungkinkan masyarakat masuk ke
dalam hutan untuk menyerobot lahan atau mengambil hasil hutan secara illegal.

5. Kegiatan Pemanenan Hasil Hutan Kayu


Kegiatan pemanenan hasil hutan kayu umumnya menggunakan alat berat yang
memungkinkan dampak terhadap tegakan tinggal dan tanah. Kegiatan tebangan
memungkinkan tanaman dan pohon yang tinggal akan tertimpa sehingga menimbulkan
kerusakan. Kerusakan juga terjadi pada kegiatan penyaradan kayu, yakni kerusakan anakan,
pemadatan dan erosi tanah. Kemudian dalam membuat jalan hutan, tempat penimbunan
kayu sementara (TPS) di hutan mengalami kerusakan atau kehilangan yakni dengan
pembersihan lahan dan pemadatan tanah.

6. Manusia juga merupakan penyebab utama kerusakan


hutan karena adanya gas-gas beracun yang dikeluarkan dari
cerobong-cerobong asap dan pabrik-pabrik

5. Lemahnya manajemen hutan


Pemahaman pengelola hutan terhadap factor-faktor perusak hutan merupakan sumber
utama lemahnya manajemen hutan dalam pengelolaan hutan. Kemudian disamping itu,
kurangnya pengetahuan bagaimana mengatasi masalah upaya perlindungan hutan. Kedua
hal tersebut akan berdampak pada rusaknya hutan.

a. Besarnya gap antara supply dan demand dimana hutan alam dan HTI hanya mampu
mensupply 49 persen dari separuh kapasitas produksi industri kehutanan.
b. Paradigma pembangunan kehutanan di Indonesia adalah menarik investasi dalam dan
luar negeri sebesar-besarnya. Pemerintah membuka pintu kepada investor selebarlebarnya untuk melakukan konversi diatas hutan alam.

Kondisi saat ini:


Pasokan, Kapasitas, dan Konsumsi kayu tahun 2010
Jumlah pasokan (24.2 juta m3; Dephut 2011):

Hutan alam (5.7 juta m3)


Hutan tanaman industri (12.8 juta m3)
Hutan tanaman Perhutani (0.8 juta m3)
Hutan/kebun rakyat (1.3juta m3)
Areal konversi (3.6 juta m3)

Kapasitas terpasang industri (75,9 juta m3 RWE; Dephut 2011):

Industri kayu gergajian (21,0 juta m3)


Industri kayu lapis + vener +LVL (22,2 juta m3)
Blockboard +Chipwood (3.7 juta m3)
Industri bubur kertas (29,0 juta m3)

Konsumsi kayu industri (44.5 juta m3 RWE; FAO (2011), APKI (2011)):

Industri kayu gergajian (8.7 juta m3)


Industri kayu lapis + veneer (9.3 juta m3)
Woodworking+Blockboard+Particle (1.9 juta m3)
Industri bubur kertas (24.6 juta m3)
Belum termasuk industri seperti papan serat, furniture

Tingkat deforestasi masih sangat tinggi (juta


hektar/tahun)

Sumber: Statistik Kehutanan 2012, PKHI 2000-2009 (2010), KemenESDM (2010), Silvagama
(2011), KPK (2010), KemenESDM (2012), SAINS (2010)

Kerugian negara sektor kehutanan


(trilyun rupiah)

Ketidakpastian hukum atas kawasan hutan


menyebabkan tumpang tindih izin

Peranan manusia dalam upaya


perlindungan hutan

1. Penegakan peraturan dan undang-undang dalam


upaya perlindungan hutan dan kawasan hutan

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan pasal 50 ayat 3 huruf a


dan b " menyatakan; Setiap orang dilarang :a) mengerjakan dan atau menggunakan
dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah; dan b) merambah kawasan
hutan.
PP No. 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan, pasal 8 ayat 2 tentang
perlindungan hutan atas kawasan hutan yang telah menjadi areal kerja pemegang izin
pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha
pemanfaatan hasil hutan, izin pemungutan hasil hutan, dan pemegang izin pinjam
pakai kawasan hutan dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab pemegang izin yang
bersangkutan.
PP No. 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan, Pasal 47 huruf e, "
Setiap pemegang izin pemanfaatan hutan berkewajiban: melaksanakan perlindungan
hutan di areal kerjanya dari gangguan keamanan.

2. Pencegahan penularan penyakit dari luar melalui


Karantina
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 secara khusus mengatur tentang karantina
hewan, ikan dan tumbuhan untuk mencegah masuknya hama dan penyakit hewan, hama
dan penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan yang berbahaya atau menular
yang dapat merusak sumber daya alam hayati ke wilayah negara RI, mencegah
tersebarnya dari suatu area ke area lain, dan mencegah keluarnya dari wilayah negara
RI akibat dari lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan antar negara dan dari suatu area
kearea lain di dalam wilayah negara RI, baik dalam rangka perdagangan, pertukaran,
maupun penyebarannya
.

3. Kegiatan pengamanan hutan/Operasi


a) Pengamanan Hutan secara preemtif merupakan suatu upaya penyadaran kepada
masyarakat untuk menciptakan situasi yang kondusif di sekitar kawasan hutan, telah
dilakukan berbagai bentuk kegiatan seperti rapat koordinasi pamhut, sosialisasi
Undang-Undang, pembentukan Masyarakat Mitra Polhut (MMP), pembentukan
kader konservasi, pembinaan daerah penyangga, pemberdayaan masyarakat.

b) Kegiatan preventif dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap gangguan keamanan


hutan dengan bentuk kegiatan seperti anjangsana, koordinasi dengan mitra instansi terkait
(Polri, Kejaksaan, Pengadilan), penyuluhan, patroli rutin, patroli terpadu (antar resort,
seksi dan bidang), patroli gabungan baik dengan MMP atau dengan lembaga swadaya
lainnya serta pengumpulan bahan dan keterangan intelijen.

c) Kegiatan represif yang dilakukan sebagai upaya penindakan dan penegakan peraturanperaturan yang berlaku di lapangan atas adanya suatu pelanggaran/kejahatan atau tindak
pidana di bidang kehutanan yang terjadi dikarenakan situasi gangguan dan keamanan
hutan telah terjadi dan cenderung terus berlangsung atau akan meningkat bila tidak
dilakukan penindakan terhadap pelakunya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk


mengurangi deforestasi?
Recycling : Kita harus mendaur ulang semua hal yang
yang terbuat dari pohon (Kertas, tas,
furniture, dll) karena mengarah pada
kurang penebangan pohon dan juga
produk pohon akan digunakan secara bijak.
Industri perkayuan: kita harus menghentikan atau
mengurangi produksi di pabrik-pabrik yang menebang
pohon untuk bahan baku produknya (kertas,
furniture, dll)
Kebutuhan dasar masyarakat: kita semua tahu bahwa
penyebab deforestasi adalah kebutuhan masyarakat
dari hutan. Meskipun kami bergantung pada hutan,
kita harus belajar untuk mengurangi ketergantungan
kita pada hutan. Jadi kita perlu menggunakannya
secara bijak

7 juta pohon ditebang/tahun, hanya untuk membuat tissue

Rata-rata setiap orang menggunakan 6 lembar tissue/hari


atau 2.200 lembar/tahun
1 lembar tissue/hari menghasilkan 430 juta kg kertas bekas
Rata-rata keluarga menggunakan 6 pohon untuk kertas/tahun
6 rim kertas A4

1 pohon
54 kg koran

You might also like