You are on page 1of 2

Glomerulonefritis akut

(ICD 10:N00.9)
No. Dokumen

RSUD LANTO DG.


PASEWANG JENEPONTO
2015-2018

Tanggal terbit

Revisi

Halaman :

Ditetapkan oleh :
Direktur

PANDUAN PRAKTEK
KLINIS
1.

Pengertian (Definisi)

2.

Anamnesis

3.

Pemeriksaan Fisis

4.

Kriteria Diagnosis

5.
6.
7.
8.

Diagnosis
Diagnosis Banding
Pemeriksaan
Penunjang
Terapi

dr. H. M. Iswan Sanabi, Sp. Rad.


Nip. 19641229 200003 1 002
GNA adalah suatu bentuk peradangan glomerulus
yang secara histopatologi menunjukkan proliferasi
& Inflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi
Biasanya terdapat periode laten 1-3 minggu sejak
mengalami ISPA atau infeksi kulit. Terdapat
bengkak terutama wajah terlebih dahulu, kencing
kemerahan, sakit kepala, oligouri, malaise
Didapatkan edema terutama daerah longgar dipagi
hari, hipertensi, oligouri, hematuri
a. Anamnesis dan Pemeriksaan fisis
b. Laboratorium
i. Proteinuri (-) atau ++
ii. Hiperlipidemia (-)
iii. Hematuri mikroskopik
iv. Reaksi serologis (ASTO) meningkat
c. Biakan positif untuk streptokokus
hemolitikus grup A
GNA (ICD 10: N00.9)
Sindrom Nefrotik
Laboratorium : Darah rutin, proteinuria, lipid, ASTO
Kultur
Medikamentosa

Asma Ringan: obat pereda agonis


(salbutamol inhalasi dosis 1-2cc dalam
(akan di perbaiki dr.ahli anak)
Inhalasi(nebulisasi)/oral
- Asma Sedang: ODC (one day care): diberi
obat
diatas, Salbutamol + Ipratroprium Bromida
inhalasi dalam NaCl (dosis sama )., O2,
cairan IV, korticosteroid oral
- Asma berat: selain obat di atas, aminofillin
4-6 cc/ kgbb/hari IV. inisial
dan rumatan, kortikosteroid IV
Istirahat
PANDUAN PRAKTEK KLINIS RSUD LANTO DG. PASEWANG KAB. JENEPONTO

9.
Gizi
10.
Edukasi
(Hospital Health Promotion)
11.
Prognosis

12.
13.

Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
14.
Penelaah Kritis
15.
16.

Indikator Medis
Kepustakaan

Diet
Istirahat
Antibiotik
o Amoksisilin 50 mg/kgbb/hari
o Eritromisin 30 mg/kgbb/hari
Simptomatik
o Pada hipertensi ringan dengan
istirahat cukup dan pembatasan
cairan yang baik, tekanan darah bisa
kembali normal dalam waktu 1
minggu. Pada hipertensi sedang atau
berat tanpa tanda-tanda serebral
dapat diberi kaptopril (0,3-2
mg/kgbb/hari) atau furosemid atau
kombinasi keduanya.Pada hipertensi
berat atau hipertensi dengan gejala
serebral (ensefalopati hipertensi)
dapat diberi klonidin (0,002-0,006
mg/kgbb) yang dapat diulangi hingga
3 kali atau diazoxide 5 mg/ kgbb/hari
secara intravena (I.V).

Diet rendah garam


Langkah preventif dengan menghindari factor
pencetus
Advitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
IV
C
dr. Hj. Isnawaty Nur, Sp.A
dr. Pauzin Mupidah,Sp.A,M.Kes.
1. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus.
Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2012

PANDUAN PRAKTEK KLINIS RSUD LANTO DG. PASEWANG KAB. JENEPONTO

You might also like